Bahan pangan nabati dapat diolah dari bahan dasar

tirto.id - Makanan awetan merupakan produk makanan dan minuman yang diolah agar mempunyai keawetan lebih tinggi.

Kendati demikian, belum tentu makanan tersebut memakai bahan-bahan kimia sintetis untuk media pengawetannya.

Melalui pengolahan dan pengemasan yang baik juga bisa menjadi cara mengawetkan produk makanan dan minuman.

Tujuan dari pengawetan makanan yaitu meningkatkan daya tahannya, baik dari sisi keadaan fisik atau unsur kimia di dalamnya, sehingga dapat bertahan lebih lama.

Dalam pengawetan memerlukan perhatian pada bahan yang diawetkan, keadaan bahan, cara pengawetan bahan, dan daya tarik bahan makanan.

Mengutip modul Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X (2017) terbitan Kemdikbud, jenis makanan awetan ada dua yaitu makanan awetan dari bahan pangan hewani dan makanan awetan dari bahan pangan nabati.

Dalam bahasan ini, akan dijelaskan mengenai makanan awetan dari bahan pangan nabati.

Makanan awetan dari bahan pangan nabati

Bahan pangan nabati merupakan bahan makanan yang asalnya dari beragam jenis tumbuhan.

Contohnya adalah sayur - mayur, buah-buahan, umbi-umbian, dan serealia. Bagian tumbuh-tumbuhan ini yang dimanfaatkan adalah akar, batang, dahan, daun, bunga, buah, hingga biji.

Mengutip modul Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X (2020) dari Kemdikbud, makanan awetan dari bahan nabati adalah makanan yang dibuat dari bahan pangan nabati yang melalui proses pengolahan yang tepat, sesuai, dan dikemas baik, dan dapat memakai pengawet (sesuai kriteria BPOM) atau tidak, untuk memperoleh umur simpan lebih panjang.

Tujuan memroduksi makanan awetan berbahan nabati yaitu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan dijual ke daerah lain. Termasuk, makanan ini difokuskan untuk menarik minat wisatawan atau pendatang.

Berbagai bentuk bahan pangan nabati dapat diproses sebagai makanan awetan. Makanan awetan dapat berupa makanan atau minuman.

Misalnya buah apel, dapat dijadikan makanan awetan untuk dijadikan keripik apel dan sari buah apel. Atau, dapat pula bahan sayuran seperti bayam atau pare diolah sebagai keripik yang tahan lama kadaluarsanya.

Makanan awetan dari bahan nabati sering menjadi produk khas daerah tertentu yang menjadi pembeda dengan daerah lainnya. Contohnya, sari apel hijau menjadi produk khas Malang, atau buah carica menjadi produk manisan khas dataran tinggi Dieng.

Terobosan ini diharapkan bisa membuka peluang naiknya citra makanan awetan sehingga mampu terdistribusi di pasar nasional dan ekspor.

Ketika potensi bisnis makanan awetan dari bahan nabati semakin tinggi, maka akan berdampak pada kehidupan masyarakat setempat yang menjadi wilayah tempat produksi.

Penyerapan tenaga kerja ikut naik seiring dengan besarnya permintaan pasar. Dampak lainnya adalah naiknya taraf hidup masyarakat seiring dengan peningkatan penghasilan dan terbukanya kesempatan berusaha.

Karakteristik bahan nabati

Makanan awetan dari bahan nabati memiliki bahan baku dari tumbuhan, terutama sayuran dan buah. Umumnya pemrosesan dalam pengolahannya dilakukan secara sederhana untuk skala industri rumah tangga.

Kendati demikian, makanan-makanan tersebut memiliki keawetan tinggi karena bahan baku nabati memiliki karakter khas yang mendukung hal tersebut.

Berikut ini karakteristik bahan pangan nabati:

- Memiliki daya awet cukup tinggi

- Cenderung lebih tahan dari tekanan dan tidak mudah rusak

- Sekali pun sifat bahannya spesifik, tapi masih bisa dicari sifat umumnya

- Bahan pangan nabati selain menjadi makanan sumber protein dan lemak, juga berperan sebagai sumber karbohidrat, mineral, dan vitamin

Karakter-karakter tersebut menjadi keunggulan dari bahan pangan nabati. Oleh sebab itu, ketika bahan pangan tersebut diolah menjadi makanan awetan maka masih berkontribusi pada pemenuhan gizi saat dikonsumsi.

Baca juga:

  • Mengenal Ragam Susu Nabati dan Manfaatnya Bagi Kesehatan
  • Rangkuman IPA: Contoh Sumber Daya Alam SDA Hayati Nabati dan Hewani

Baca juga artikel terkait PELAJARAN PRAKARYA atau tulisan menarik lainnya Ilham Choirul Anwar
(tirto.id - ica/adr)


Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yandri Daniel Damaledo
Kontributor: Ilham Choirul Anwar

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Bahan pangan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari tanaman, yaitu bisa berasal dari buah, daun, biji hingga akarnya. Tumbuhan merupakan organisme autotrof dimana dapat membuat makanan sendiri dengan mengubah bahan anorganik menjadi organik. Bahan organik dalam tumbuhan inilah yang dimanfaatkan sebagai sumber makanan nabati oleh manusia dan hewan. Bahan pangan nabati dapat menjadi sumber karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin bagi tubuh. Contoh bahan pangan nabati adalah serelia yang berasal dari gandum, jagung, padi menghasilkan beras. Selain itu kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau. Sayuran dapat berupa bayam, kangkung, kubis, tomat dan lain sebagainya.

Jadi, bahan pangan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuhan atau bahan makanan yang berbahan dasar dari tumbuhan. 

Bahan Nabati dan Hewani – Coba perhatikan makanan yang anda makan. Apakah terbuat dari bahan nabati atau hewani? Lalu bagaimana cara pengawetan dari makanan yang anda konsumsi tersebut? Di artikel kali ini akan dibahas tuntas tentang bahan nabati dan hewani serta contoh dan cara pengawetannya.

sumber: thetruecare.com

Pengertian Bahan Nabati dan Hewani

Bahan pangan (makanan) dibagi menjadi dua yaitu bahan pangan nabati dan hewani. Bahan nabati adalah bahan makanan yang berasal dan diolah dari bahan dasar tanaman. Jadi bahan-bahan yang didapatkan dari bagian yang ada pada tanaman entah itu buah, batang, daun atau akarnya termasuk dalam bahan nabati.

Sedangkan bahan pangan hewani adalah bahan makanan yang berasal dan diolah dari hewan. Tidak hanya dari dagingnya, produk lainnya yang didapatkan dari hewan seperti telur, susu dan lainnya termasuk dalam bahan pangan hewani.

Perbedaan Karakteristik Antara Bahan Nabati dan Hewani

Ini dia perbedaan karakteristik dari bahan pangan nabati dan hewani

1. Bahan makanan hewani daya simpannya jauh lebih pendek dibandingkan dengan bahan pangan nabati apabila dalam keadaan segar. Hal tersebut dikarenakan bahan hewani tidak memiliki jaring pelindung yang kokoh dan kuat seperti pada bahan nabati

2. Bahan hewani memiliki sifat lebih lunak dari pada bahan nabati sehingga lebih mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar

3. Kebanyakan bahan pangan hewani adalah sumber karbohidrat, protein, mineral, vitamin dan lemak.

Dapat disimpulkan dari poin-poin di atas, pengolahan sangat penting untuk memperpanjang masa simpan, meningkatkan kualitas, daya tahan dan nilai tambah dari sebuah produk. Dengan begitu, suatu produk dapat memiliki daya ekonomi lebih setelah mendapat sentuhan teknologi pengolahan

Pengolahan Makanan Nabati dan Hewani

Pengolahan makanan merupakan metode untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan yang layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Banyak langkah dan cara yang bisa dilakukan dalam mengolah makanan sesuai dari jenis bahan atau makanan yang ingin dibuat. Macam-macam pengolahan makanan adalah sebagai berikut

  • Memotong dan Mengupas
  • Pemerasan, contohnya adalah membuat jus buah
  • Pemasakan, meliputi menggoreng, merebus dan memanggang
  • Pencampuran
  • Peragian, contohnya adalah pembuatan tempe
  • Pengeringan semprot
  • Pasteurisasi (pemanasan makanan)
  • Pengepakan

Contoh Bahan Nabati dan Hewani

Ada banyak sekali contoh bahan nabati dan hewani yang bisa dijadikan olahan makanan atau produk lainnya. Ini dia contoh beberapa contoh bahan pangan nabati dan hewani.

Bahan Pangan Nabati

sumber: samuitimes.com

Bahan pangan nabati didapatkan dari sayuran dan buah-buahan. Sayuran dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok yaitu berdasarkan iklim tempat tumbuhnya. Sayuran yang tumbuh di iklim tropis adalah petai, cabai, jengkol, petai, kangkung, buncis, daun salam, sereh, ubi jalar, jahe, kunyit dan daun singkong. Sedangkan sayuran yang tumbuh di iklim sub tropis adalah wortel, kentang, brokoli, seledri, jamur dan selada.

Seperti sayuran, buah-buahan juga dibagi menjadi dua kelompok, yaitu buah-buahan tropis dan sub tropis. Buah-buahan tropis contohnya adalah jambu air, jambu biji merah, sawo, kesemek, duku, belimbing, sirsak, manggis, salak dan rambutan. Sedangkan buah-buahan sub tropis contohnya adalah cherry, strawberry, plum, persik dan kiwi.

Bahan Pangan Hewani

sumber: dairyinstitute.org
  1. Susu : Merupakan produk yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia seperti sapi, kambing, unta dan lainnya yang berbentuk berupa cairan
  2. Ikan: Hewan yang bangkainya halal untuk dimakan ini dapat diolah menjadi berbagai macam makanan
  3. Daging: Daging yang biasanya dijadikan sebagai bahan pangan adalah sapi, kambing, ayam yang diambil dengan cara pemotongan ternak
  4. Telur: Merupakan produk utama yang dihasilkan oleh ayam petelur.
  5. Produk Olahan dari Bahan-Bahan Di Atas: Bahan seperti susu dapat diolah lagi menjadi keju, krim, susu bubuk sedangkan daging dapat diolah menjadi dendeng, sosis dan lain-lain

Proses Pengawetan Bahan Pangan Nabati dan Hewani

Biasanya bahan hasil pertanian, perternakan dan perikanan mudah mengalami kerusakan setelah dipanen sehingga akan terjadi penurunan mutu. Untuk menjaga kualitas dari bahan pangan, maka diperlukan adanya sebuah proses pengawetan. Terdapat beberapa metode pengawetan pangan yaitu dengan menonaktifkan, menghambat dan mencegah penyebab kerusakan pada makanan. Setiap metode tersebut hanya akan berhasil apabila langkah-langkah yang dilakukan tetap dan sesuai.

Beberapa metode yang dilakukan untuk mengawetkan bahan pangan adalah

1. Pengawetan dengan Suhu Rendah

sumber: food.unl.edu

Teknik pengawetan makanan jenis ini memanfaatkan lemari pendingin. Suhu yang dibutuhkan dalam pengawetan jenis ini adalah antara -2 sampai 8 derajat celcius. Cara pengawetan dengan suhu rendah dibagi lagi menjadi 2 macam yaitu pendinginan dan pembekuan. Pendinginan hanya berfungsi untuk mendinginkan makanan sedangkan pembekuan bertujuan untuk membuat bahan makanan menjadi beku. Biasanya suhu yang dibutuhkan dalam proses pembekuan adalah antara -12 sampai -24 derajat celcius sedangkan untuk pembekuan cepat diperlukan suhu antara -24 sampai -40 derajat celcius.

2. Pengawetan Makanan Suhu Tinggi

sumber: reference.com

Pengawetan makanan jenis ini dilakukan dengan proses memasak seperti merebus atau menggoreng. Panas yang dibutuhkan untuk mengawetkan makanan harus tepat agar kandungan gizi yang terdapat makanan tetap dapat terjaga. Pemanasan yang baik adalah dengan kadar suhu secukupnya yang sekiranya dapat mematikan mikroba pembusuk dan panthogen dalam bahan makanan.

3. Pengawetan dengan Pengeringan

sumber: wikimedia.org

Jenis pengawetan makanan ini bertujuan untuk menghilangkan sebagian atau seluruh kandungan air dari bahan makanan yang dilakukan dengan menggunakan energi panas dari matahari supaya kandungan air menguap. Dengan berkurangnya kandungan air dari bahan makanan tersebut, maka mikroba tidak dapat tumbuh lagi.

Keuntungan lainnya dari produk yang diawetkan dengan cara pengeringan ini adalah lebih ringan dan volume menjadi lebih kecil sehingga memudahkan dalam proses penyimpanan dan transportasi. Pengeringan yang baik terjadi apabila pemanasan yang terjadi merata.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengeringan adalah suhu, luas permukaan bahan, aliran udara dan tekanan uap di udara. Selain menggunakan energi panas dari matahari, pengeringan juga dapat dilakukan menggunakan alat pengering.

4. Pengawetan dengan Bahan Kimia

sumber: bellprinters.com

Jenis pengawetan ini sering digunakan oleh industri-industri makanan skala besar yaitu dengan menambahkan bahan kimia tertentu. Penggunaan bahan kimia ini harus dalam takaran yang tepat dan sesuai dengan prosedur supaya aman untuk manusia yang mengonsumsinya. Pemberian asam dapat menurunkan pH yang terdapat pada makanan sehingga pertumbuhan bakteri pembusuk menjadi terhambat.

Itulah dia pembahasan tentang pengertian, contoh dan cara pengawetan dari bahan nabati dan hewani. Semoga bermanfaat

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA