Bagaimana teknik pengambilan keputusan yang baik agar tidak terjadi konflik?

Pengambilan keputusan dengan memperhatikan organisasi, perorangan, dan kelompok perorangan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan dinyatakan dalam teori sistem. Dalam teori ini, suatu sistem merupakan suatu set elemen-elemen atau komponen yang tergabung bersama berdasarkan suatu bentuk hubungan tertentu. Komponen-komponen itu satu sama lain saling terkait dan membentuk suatu kesatuan yang utuh. Tingkah laku suatu organisasi sangat tergantung pada tingkah laku komponen-komponennya dan hubungan antar komponen.

Sebagai contoh suatu perusahaan sebagai suatu organisasi yang akan mencapai tujuan, misalnya jumlah penjualan maksimal (maximum revenue). Setiap pimpinan sub-unit harus mengambil keputusan guna menunjang pencapaian tersebut. Informasi utama yang diperlukan adalah besarnya jumlah permintaan produk yang akan diproduksi berdasarkan ramalan penjualan. Berdasarkan ramalan penjualan di waktu akan datang, direktur produksi memutuskan untuk memproduksi (melalui perencanaan) sejumlah yang diminta agar tidak terjadi produksi berlebihan (over production) atau produksi rendah (under production).

Setelah diketahui jumlah unit yang akan diproduksi, dapat diputuskan dengan tepat berapa jumlah bahan mentah yang harus dibeli, berapa buah mesin yang diperlukan, berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan,berapa jumlah dana yang dibutuhkan dan berapa jumlah dana yang perlu dipinjam dari bank.

Jadi, sub-sub elemen yang terkait dengan produksi tidak boleh seenaknya membuat keputusan tentang jumlah unit yang diproduksi, jumlah bahan mentah yang harus dibeli, dan sebagainya. Semua keputusan yang dibuat oleh masing-masing kepala subunit harus terkait satu sama lain, agar tujuan dapat tercapai.

Pandangan Tentang Pengambilan Keputusan

Fred Luthans dalam bukunya Perilaku Organisasi menyebutkan bahwa pengambilan keputusan didefinisikan secara universal sebagai pemilihan alternatif. Pendapat yang senada diungkapkan oleh Chester Barnard dalam The Function of the Executive bahwa analisis komprehensif mengenai pengambilan keputusan disebutkan sebagai suatu “proses keputusan… merupakan teknik untuk mempersempit pilihan”. Sementara dalam bahan ajar DR. Mohammad Abdul Mukhyi, SE., MM bahwa membuat keputusan adalah “The process of choosing a course of action for dealing with a problem or opportunity”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan erat kaitannya dengan pemilihan suatu alternatif untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah serta memperoleh kesempatan. Herbert Simon, ahli teori keputusan dan organisasi mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses pengambilan keputusan yaitu :

  1. Aktivitas intelegensi yakni penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan
  2. Aktivitas desain yakni terjadi tindakan penemuan, pengembangan dan analisis masalah
  3. Aktivitas memilih yakni memilih tindakan tertentu dari yang tersedia

Baca Juga : Kebijakan Fiskal – Pengertian, Contoh, Fungsi, Jenis Dan Bentuknya

Fungsi dan tujuan pengambilan keputusan

Fungsi pengambilan keputusan yaitu :

Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut :

  1. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional
  2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya menyangkut dengan hari depan/masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama

Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua yaitu :

  1. Tujuan bersifat tunggal yaitu tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah artinya sekali diputuskan dan tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain

  2. Tujuan bersifat ganda yaitu tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang bersifat kontradiktif atau bersifat tidak kontradiktif

Langkah dalam pengambilan keputusan

Mintzberg mengungkapkan bahwa langkah-langkah dalam pengambilan keputusan terdiri dari :

Tahap ini adalah tahap pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis dibuat. Sebab tingkat diagnosis tergantung dari kompleksitas masalah yang dihadapi.

Tahap ini merupakan aktivitas pencarian prosedur atau solusi standar yang ada atau mendesain solusi yang baru. Proses desain ini merupakan proses pencarian dan percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.

Tahap ini pilihan solusi dibuat, dengan tiga cara pembentukan seleksi yakni dengan penilaian pembuat keputusan : berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis, dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis, dan dengan tawar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada. Kemudian keputusan diterima secara formal dan otorisasi dilakukan.

Baca Juga : Tujuan UMKM : Jenis, Ciri, Kriteria, Karakteristik dan Pengertian

Seperti yang terlihat dalam skema tahap pengambilan keputusan dalam organisasi menurut Mintzberg berikut :

Dasar-dasar pendekatan pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan harus dilandasi oleh prosedur dan teknik serta didukung oleh informasi yang tepat (accurate), benar(reliable) dan tepat waktu (timeliness). Ada beberapa landasan yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang sangat bergantung dari permasalahan itu sendiri. Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :

Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaam memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisn ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.

Keuntungan :

  1. waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
  2. untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan ini akan memberikan kepuasan pada umumnya
  3. kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.

Kelemahan :

  1. Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.

  2. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya

  3. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.

Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.

Pengambilan keputusan berdasarkan fakt dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannyaatau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

Baca Juga : Perdagangan Internasional – Pengertian, Manfaat, Teori, Faktor, Jenis Dan Contohnya

Kelebihan :

  1. Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa
  2. Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
  3. Memiliki daya autentisitas yang tinggi

Kelemahan :

  1. dapat menimbulkan sifat rutinitas

  2. mengasosiasikan dengan praktik diktatorial

  3. sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan

Pengambilan keputusan yang berdasar logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

  1. kejelasan masalah
  2. orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
  3. pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
  4. preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria
  5. hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu :

  1. Internal Organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi dan sebagainya

  2. Eksternal Organisasi seperti keadaan sosial politik, ekonomi, hukum dan sebagainya

  3. Ketersediaan informasi yang diperlukan

  4. Kepribadian dan kecapakan pengambil keputusan

Baca Juga : Indeks Harga Saham – Pengertian, Jenis, Contoh Dan Datanya

Model Perilaku Pengambilan Keputusan

Berikut empat rangkaian model pengambilan keputusan :

  • Model rasionalitas ekonomi

Model ini berasal dari ekonomi klasik dimana pembuat keputusan sepenuhnya rasional dalam segala hal. Berkaitan dengan aktivitas pengambilan keputusan, terdapat asumsi :

  1. keputusan akan sepenuhnya rasional dalam hal rencana dan tujuan
  2. terdapat sistem pilihan yang lengkap dan konsisten yang memungkinkan pemilihan alternatif
  3. kesadaran penuh terhadap semua kemungkinan alternatif
  4. tidak ada batasan pada kompleksitas komputasi yang dapat ditampilkan untuk menentukan alternatif terbaik
  5. probabilitas kalkulasi tidak menakutkan ataupun misterius

Pada model rasionalitas ekonomi terdapat teknik rasional moderen yaitu pendekatan scientific management seperti ABC, EVA dan MVA. Pada teknik ABC (activity-based cosying) menentukan biaya yang berhubungan dengan aktivitas seperti memproses pesanan penjualan, mempercepat pesanan pemasok, dan atau pelanggan, memecahkan masalah kualitas pemasok dan atau masalah pengantaran, dan memperlengkapi mesin.

Untuk teknik EVA (economic value added) biaya semua kapital ditentukan misalnya biaya kapital ekuitas (uang yang disediakan pemegang saham), EVA berguna juga sebagai ukuran untuk mengambil keputusan mengenai masalah akuisisi dan pajak sampai masalah kompensasi. Sementara MVA (market value added) dapat menunjukkan keuntungan yang diperoleh perusahaan atau seberapa besar kapital yang terbuang kaitannya dengan nilai pasar saham.

  • Model rasionalitas terbatas dari Simon (Satisficing)

Model ini menyatakan bahwa perilaku pengambilan keputusan dapat dideskripsikan sebagai rasional dan maksimal tetapi terbatas dimana pembuat keputusan berakhir dengan kepuasan minimal karena tidak memiliki kemampuan untuk memaksimalkan. Hal tersebut dikarenakan informasi yang kurang sempurna, terdapat batasan waktu dan biaya, tawaran alternatif kurang disukai dan efek kekuatan lingkungan tidak dapat diabaikan.

  • Model penilaian heuristik dan bias

Model ini diprakarsai oleh ahli teori kognitif yaitu Kahneman dan Tversky yang menyatakan bahwa pembuat keputusan mengandalkan heuristik yakni penyederhanaa strategi atau metode berdasarkan pengalaman.

Meskipun heuristik kognitif menyederhanakan dan membantu pembuat keputusan, dalam situasi tertentu penggunaannya dapat menyebabkan eror dan hasil bias secara sistematis. Ada tiga bias utama yang teridentifikasi membantu menjelaskan bagaimana penilaian tersebut menyimpang dari proses rasional.

Heuristik bias tersebut ada tiga yaitu :

  1. Heuristik availabilitas
  2. Heuristik representatif
  3. Heuristik kerangka referensi dan keputusan

Sigmund freud memandang manusia sebagai sekumpulan perasaan, emosi dan naluri dengan perilaku yang dipandu oleh keinginan yang tidak disadari. Model ini adalah sisi yang berlawanan dari rasionalitas ekonomi yakni melihat dari sudut pandang psikologi. Hal ini didukung pandangan bahwa pengaruh psikologi mempunyai dampak yang signifikan pada perilaku pengambilan keputusan.

Baca Juga : Pengertian, Jenis Dan UUD Dan Pasal Mengenai Arbitrase di Indonesia

Gaya pengambilan keputusan

Selain model rasionalitas, terdapat pendekatan lain untuk perilaku pengambilan keputusan berfokus pada gaya yang digunakan manajer dalam memilih alternatif. Ada empat gaya pengambilan keputusan yaitu :

Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah terhadap ambiguitas dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat.

Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif daripada pembuat keputusan direktif.

Pembuat gaya konseptual mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan.

Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Gaya ini cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat yakni cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat serta menyukai informasi verbal daripada tulisan.

Pengambilan keputusan adalah sebuah proses menentukan sebuah pilihan dari berbagai alternative pilihan yang tersedia. Seseorang terkadang dihadapkan pada suatu keadaan dimana ia harus menentukan pilihan (keputusan) dari berbagai alternatif yang ada. Proses ini terkadang amatlah rumit karena berdampak pada dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Seorang pimpinan produksi memutuskan untuk mengurangi produksi di saat kondisi perekonomian sedang buruk, seorang jenderal memutuskan untuk melakukan serangan endadak karena tahu bahwa musuh sedang tidap siap dan siaga. Masih banyak contoh-contoh lainnya yang terkait dengan pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga : Uang Giral – Pengertian, Perbedaan, Ciri, Contoh, Keliebihan Dan Kekurangan

Dari contoh di atas terlihat adanya alternatif, misalnya pimpinan produksi menaikan jumlah produksi atau tidak, seorang jenderal harus melakukan serangan mendadak atau tidak. Minimal ada dua alternatif dan dalam praktiknya terdapat dua atau lebih keputusan yang harus diambil oleh pengambil keputusan dimana pengambil keputusan harus memilih salah satu pilihan berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu.

Setiap orang dapat membuat keputusan, akan tetapi dampak keputusan yang ditimbulkan berbeda-beda. Ada yang sempit dan ada pula yang luas ruang lingkup yang terkena dampak atau pengaruh tersebut.

Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untu memecahkan permasalahan atau persoalan (problem solving) dan setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang hendak dicapai. Hampir setiap hari, bahkan setiap saat selalu ada keputusan yang dibuat misalnya di rumah tangga, di kantor atau di dalam organisasi (departemen, dan industri pemerintah, perusahaan, perguruan tinggi) atau di masyrakat.

Keputusan dibuat oleh individu (perseorangan), organisasi, kelompok individu, negara dengan satu tujuan atau lebih yang hendak dicapai. Dalam dunia yang modern ini, kehidupan menuntut banyak sekali keputusan yang harus dibuat baik yang memiliki dampak yang luas maupun yang sempit.

Beberapa keputusan bisa dibuat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama sehingga mudah dilakukan. Keputusan-keputusan ini dapat ditempuh secara efektif dengan mengikuti peraturan-peraturan yang telah dikukuhakan dalam bentuk petunjuk pelaksanaa yang disusun berdasarkan pengalaman sebelumnya.

Misanya penyusunan anggaran tahunan perusahaan, pengaturan belanja, pengolahan data penelitian dan sebagainya. Situasi keputusan lainnya yang dihadapi mungkin serupa dengan situasi yang telah dialami masa lalu, akan tetapi suatu ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul mungkin agak berbeda dalam beberapa aspek penting bahwa mungkin unik. Intuisi dan pertimbangan (judgement) dari orang-orang yang mempunyai pengalaman seperti tipe persoalan tersebut merupakan narasumber (resource person) yang sangat penting dalam sebuah organisasi dimana keputusan akan diambil, mengingat persoalan tersebut mungkin jauh berbeda dengan permasalahan yang sebelumnya.

Inti dari pengambilan keputusan ialah terletak dalam perumusan berbagai alternatif tindakan sesuai dengan yang sedang dalam perhatian dan dalam pemilihan alternatif yang tepat setelah suatu evaluasi (penilaian) mengenai efektivitas dalam mencapai tujuan yang dikehendaki. Salah satu komponen terpenting dari proses keputusan ialah kegiatan pengumpulan informasi dari mana suatu apresiasimengenai situasi keputusan dapat dibuat.

Apabila informasi yang cukup dapat dikumpulkan guna memperoleh suatu spesifikasi yang lengkap dari semua alternatif dan tingkat efektivitasnya dalam situasi yang sedang terjadi, maka keputusan yang diambil relatif mudah. Akan tetapi dalam prakteknya, sangatlah tidak mungkin untuk mengumpulkan informasi yang secara lengkap, mengingat terbatasnya dana, waktu dan tenaga.

Dalam hal dimana data tidak lengkap atau merupakan perkiraan atau ramalan saja (just an estimate or a forecast), elemen ketidakpastian (uncertaitty) kemudian muncul di dalam proses pembuatan keputusan. Elemen ketidakpastian ini akan menimbulkan resiko bagi pembuat keputusan. Ketidakpastian merupakan ciri situasi keputusan yang paling sering dijumpai dalam manajemen modern. Hal ini disebabkan karena pengambil keputusan tidak mengetahui dari sifat-sifat alternatif yang tersedia, sehingga menimbulkan kesulitan dalam proses pengambilan keputusan.

Empat Kategori Keputusan

  • Keputusan dalam keadaan kepastian (certainty)

Apabila semua informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan lengkap, maka keputusan dikatakan dalam keadaan yang pasti (terdapat kepastian). Dengan kata lain dalam keadaan ada kepastian, kita dapat meramalkan secara tepat hasil dari tindakan (action). Misalnya dalam persoalan linear programming, kita dapat mengetahui berapa jumlah keuntungan (profit) maksimum yang bisa diperoleh setelah kita mengetahui persediaan setiap jenis bahan dan kebutuhan input bagi masing-masing jenis produk.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali keputusan yang kita ambil dalam keadaan ada kepastian. Kita tahu dengan pasti arah untuk berangkat ke kantor, restoran favorit, atau obat yang mujarab. Hal-hal semacam itu sudah rutin kita laksanakan sehingga tidak perlu pemikiran yang mendalam. Permasalahan akan berbeda ketika pemerintah harus mengatur ekspor non-migas dari sektor pertanian agar jumlah penerimaan devisa hasil ekspor maksimal dengan memperhatikan kendala-kendala yang ada. Misal, luas lahan yang tersedia, jumlah petani, jumlah benih dan modal yang tersedia, dan jumlah permintaan.

Berbagai teknik Operation Research (OR) yang tergolong ada kepastian antara lain linear programming (LP), persoalan transportasi, persoalan penugasan, net working planning. Pemecahan mengenai pemngambilan keputusan dalam keadaan / situasi adanya kepastian bersifat deterministik.

Baca Juga : Pemasaran – Menurut Para Ahli, Konsep, Manajemen, Tujuan, Contoh, Jenis & Syarat

  • Keputusan dalam keadaan resiko (risk)

Resiko terjadi bila hasil pengambilan keputusan walaupun tidak dapat diketahui dengan pasti, tetapi dapat diketahui nilai kemungkinannya (probabilitas). Misalnya, anda ingin memutuskan membeli barang. Setiap barang dibungkus dengan rapi sehingga anda tidak dapat membedakan barang yang dalam keadaan bagus maupun cacat. Seandainya penjual tersebut jujur dan anda diberitahu bahwa barang tersebut berjumlah 100 buah dan barang yang dalam keadaan rusak berjumlah 99 buah. Kemudian anda harus memutuskan apakan membeli barang tersebut atau tidak.

Bila anda termasuk orang yang normal, mungkin anda tidak akan membeli barang tersebut, sebab resikonya terlalu besar. Kemungkinan memperoleh barang rusak sebesar 99%. Namun jika sebaliknya, jumlah barang yang rusak hanya ada 1 buah. Kemungkinannya adalah anda akan membeli barang tersebut, sebab kemungkinan untuk mendapatkan barang rusak hanya 1%.

  • Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainty)

Adalah suatu keadaan dimana kita tidak dapat menentukan keputusan karena belum pernah terjadi sebelumnya (pertama kali). Dalam keadaan ini kita perlu mengumpulkan informasi sebanyak-banyak tentang suatu pemasalahan. Dengan informasi tersebut maka dapat dibuat beberapa alternatif-alternatif keputusan sehingga dapat diketahui nilai probabilitasnya.

Dengan diperolehnya nilai probabilitas baik berdasarkan informasi yang anda peroleh maupun berdasarkan pendapat anda secara subjektif. Permasalahan ini sudah tidak lagi berada dalam ketidakpastian, melainkan berada dalam kepastian karena resiko yang akan diterima telah diketahui. Walaupun nilai probabilitas yang anda peroleh cukup kasar (roughly estimate). Pohon keputusan (decision tree) bisa dipergunakan untuk memecahkan persoalan dalam ketidakpastian.

  • Keputusan dalam keadaan konflik (conflict)

Terkadang dalam pengambilan keputusan tidak selalu lancar. Banyak permasalahan-permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Apalagi bila keputusan yang diambil terdapat konflik atau dapat menyebabkan konflik. Situasi konflik dapat terjadi bila kepentingan dua pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan (ada konflik) dalam situasi yang kompetitif. Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain (player) dalam suatu permainan (game).

Sebagai contoh, pengambil keputusan (sebut A) memperoleh keuntungan dari suatu tindakan yang dia lakukan (course of action). Hal ini disebabkan karena pengambil keputusan yang lain (sebut B) juga mengambil tindakan tertentu. Dalam analisis keputusan (decision analisys), pengambil keputusan atau pemain tidak hanya tertarik pada apa yang secara individual dilakukan, tetapi juga apa yang dilakukan oleh keduanya (yaitu A dan B).

Oleh karena itu keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh masing-masing akan saling mempengaruhi baik secara positif (menguntungkan) atau negatif (merugikan). Dalam praktiknya banyak sekali situasi semacam itu, misalnya perusahaan terlibat dalam strategi pasar yang kompetitif, pengembangan produk baru, dan memikat eksekutif yang berpengalaman.

Walaupun kelihatannya sederhana, keputusan dalam situasi ada konflik sering kali dalam praktiknya menjadi sangat kompleks (ruwet). Misalnya, kita dihadapkan pada keadaan yang tidak pasti ditambah lagi adanya tindakan pihak lawan yang bisa mempengaruhi hasil keputusan. Faktor-faktor yang dipertimbangkanmenjadi lebih banyak. Keputusan dalam situasi ada konflik bisa dipecahkan dengan teori permainan (game theory).

Baca Juga : Logistik – Pengertian Menurut Para Ahli, Perusahaan, Tujuan, Konsep & Contohnya

Secara keseluruhan teknik-teknik yang dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan yang berbeda-beda dapat dilihat sebagai berikut:

  • Manajemen dan Pengambilan Keputusan

Keputusan yang kita buat menyangkut berbagai bidang seperti, ekonomi, sosial dan budaya. Lingkungan dimana kita hidup sangat kompleks dengan berbagai komponen atau faktor-faktor yang perlu diperhatikan seperti hukum, moralitas, kenyataan ekonomi, dan sebagainya. Jadi pengambilan keputusan sering tidak sederhana.

Walaupun dalam kenyataannya, kita membuat keputusan setiap hari, jarang sekali kita merenungkan sejenak tentang bagaimana sebenarnya kita membuat keputusan. Tak seorang pun sempurna sebagai pengambil keputusan, akan tetapi kita menghendaki suatu sukses paling tidak untuk keputusan-keputusan paling penting. Misalnya keputusan tentang karier, sebab akan mengarahkan jalan mana yang harus ditempuh.

Sementara orang percaya bahwa pengambila keputusan yang baik lahir dengan kemampuan khusus. Hal tersebut belum tentu sepenuhnya benar. Pengambilan keputusan yang baik dapat dicapai melalui proses belajar dan latihan serta pengalaman yang cukup. Sebetulnya pengambilan keputusan manajerial tidak begitu berbeda dengan pengambilan keputusan individual.

Akan tetapi ruang linkup dan permasalahan bagi pengambil keputusan manajerial sangat luas dan berat. Khususnya resiko yang harus ditanggung cukup berat. Ilmu manajemen (management science) dikembangkan untuk dipergunakan sebagai alat bagi pengambil keputusan manajerial agar diperoleh hasil keputusan yang rasional sebagai hasil dari pemeachan masalah (problem solving).

Darah kehidupan (lifeblood) suatu organisasi adalah manajemen. Suatu organisasi akan baik apabila manajemennya baik, dan sebaliknya. Menurut Mary Paker Follet, manajemen (management) sebagai getting things done through people, yaitu menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain.

Sebetulnya manajemen itu merupakan sistem hidup yang dinamis (a dynamic living system) yang mengintegrasikan manusia (human), uang (money), dan sumber-sumber fisik (material) sedemikian rupa sehingga dicapai hasil kerja (output) yang optimal dengan masukan (input) yang tersedia. Dengan kata lain, manajemen adalah suatu pengaturan input agar menjadi output dengan membuat rasio antara output dengan input (O/I) sebesar-besarnya. Jadi, manajemen menekankan pada hal-hal berikut:

  1. Penentuan arah yang jelas bagi organisasi (a set of objective), tujuan apa yang akan dicapai.
  2. Pencarian cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan melalui penilaian berbagai alternative yang fisibel, yang dapat dijalankan dan bukan bersifat teoritis.
  3. Analisis kendala lingkungan sebagai pembatasan, baik yang internal maupun yang eksternal.

Manajemen merupakan suatu system yang meliputi lingkungan yang terus berubah juga teknologi dan filosofi. Jadi, fungsi dasar manajemen modern telah menjadi manajemen gangguan (disturbance), pemecahan persoalan (problem solving), atau pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan fungsi manajemen yang paling dasar.

Agar dapat memperbaiki mutu pengambilan keputusan, organisasi dan manajer secara terus-menerus mencari jalan untuk lebih rasional dan sistematis di dalam pengambilan keputusan. Jadi, ilmu manajemen (management science) telah menjadi bagian yang integral manajemen modern. Ilmu manajemen merupakan suatu disiplin yang mencakup suatu pendekatan rasional tentang pengambilan keputusan manajemen. Tema pokok ilmu manajemen adalah aplikasi ilmiah dan metodelogirasional suatu proses manajemen.

Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan manajemen.

Baca Juga : Pengertian Dan Macam – Macam Sistem Perekonomian Negara Didunia

  • Rumuskan persoalan keputusan

Persoalan (problem) adalah sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan/ diharapkan. Kita harus berusaha mencari pemecahan yang baik bagi suatu persoalan yang tepat (benar) sebab pemecahan yang terbaik bagi persoalan yang salah tak ada gunanya. Maka dari itu, dalam membuat keputusan untuk memecahkan persoalan harus bisa menemukan persoalan apa yang perlu dipecahkan/ diselesaikan.

  • Kumpulkan informasi yang relevan

Memecahkan persoalan berarti suatu keputusan atau tindakan untuk menghilangkan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persoalan tersebut. Perlu dikumpulkan data atau informasi yang relevan artinya faktor-faktor yang mungkin terjadi penyebab timbulnya persoalan tersebut.

Memutuskan berati memilih salah satu dari beberapa alternatif tindakan yang tersedia berdasarkan kriteria tertentu. Singkatnya, buatlah alternatif tindakan yang fisibel sebanyak mungkin.

  • Analisis alternatif yang fisibel

Setiap alternatif harus dianalisis, harus dievaluasi baik berdasarkan suatu kriteria tertentu atau prioritas. Hasil analis memudahkan pengambil keputusan di dalam memilih alternatif yang baik.

  • Memilih alternatif terbaik

Di dalam pengambilan keputusan, pengambil keputusan harus memilih salah satu alternatif di antara banyak alternatif. Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan pada kriteria tertentu, kompromi, atau tekanan. Memang harus diakui ada hasil keputusan yang memuaskan semua pihak tetapi ada juga yang merugikan pihak lain.

  • Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya

Pengambilan keputusan berarti mengambil tindakan tertentu (taking certain action). Pelaksanaan suatu rencana tindakan, merupakan tahap akhir dari proses pengambilan keputusan. Perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan yang telah diambil. Evaluasi sangat berguna untuk memperbaiki suatu keputusan untuk mengubah tujuan semula karena terjadi perubahan.

Ilmu manajemen memungkinkan manajer memanfaatkan pendekatan ilmiah atau analisis di dalam pemecahan persoalana atau pengambilan keputusan. Ilmu manajemen memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap diterimanya manajemen berorientasi pada tujuan yang dikenal dengan management by objectives atau purpose oriented management. Peranan ilmu manajemen dalam pengambilan keputusan disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :

  1. Teknologi yang digunakan oleh suatu organisasi yang semakin lama semakin canggih.
  2. Makin berkurangnya persediaan energi dan material kritis lainnya, sehingga perlu dikelola secara efisien dan efektif
  3. Persoalan manajemen sangat kompleks, yang mencakup banyak faktor (produksi, pengendalian mutu, distribusi dan sebagainya) dan sangat penting.
  4. Persoalan yang dihadapi manajemen sering kali baru sama sekali sehingga tak ada hubungannya sama sekali dengan pengalaman yang sebelumnya.
  5. Penekanan pada perencanaan dan pencapaian tujuan jangka panjang (longranges objectives) memerlukan pengambilan keputusan dengan data hasil ramalan.

Bagi suatu perusahaan, ramalan penjualan (sales forecast) sangat penting untuk dasar perencanaan produksi, bahan mentah, tenaga kerja, dan biaya. Hal ini untuk menghindari terjadinya over production atau under production. Berbagai metode ramalan kuantitatif telah dikembangkan.

Hasil keputusan yang dibuat harus optimal dengan memperhatikan kendala yang ada. Di dalam praktir data/ informasi yang menunjukan pembatasan itu tak diketahui dengan berbagai alasan tentunya (data tak tersedia, biaya pengumpulan terlalu mahal) sehingga tidak semua kendala tercantum di dalam model matematika yang akan dipergunakan untuk membuat keputusan dalam rangka memecahkan persoalan.

Dalam kenyataanya, manajer sewaktu membuat keputusan tidak hanya didasarkan atas pemecahan yang diperoleh dari model ilmu manajemen (misal linear programming), akan tetapi juga didasarkan pada pertimbangan lain seperti: intuisi, pertimbangan politik atau mungkin tekanan dari pihak lain.

Baca Juga : Manajemen Oprasional – Pengertian, Ruang Lingkup, Tujuan Konsep Dan Contohnya

Peranan Ilmu Manajemen

Ilmu manajemen memiliki peranan sebagai berikut:

  • Pengambilan keputusan berdasarkan tujuan

Penerapan ilmu manajemen memerlukan suatu organisasi berorientasikan tujuan (purpose oriented). Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan harus direncanakan dan dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi. Jangan berdasarkan kebiasaan atau rutinitas yang telah sering dilakukan.

  • Pengambilan keputusan berdasarkan informasi dan analisis

Pengambilan keputusan berdasarkan ilmu manajemen memerlukan suatu sistem pengolahan informasi yang efisien. Dengan meningkatnya kompleksitas lingkungan dan dampaknya yang sangat penting pada kelangsungan lingkungan hidup suatu organisasi manajemen menjadi sangat penting. Informasi yang akurat dan tepat waktu harus diolah dan dianalisis agar adapat digunakan untuk meramalkan kejadian-kejadian penting yang akan datang (bersifat ekonomis) dengan tingkat keakuratan yang memadai.

  • Pengambilan keputusan unuk tujuan ganda.

Manajemen selalu dituntut untuk memperhatikan tujuan ganda, prioritas dan pemecahan pertentangan antara tujuan (objectives) berbagai kelompok kepentingan. Dengan demikian, diharapkan penerapan pendekatan sistematis yang lebih meluas di dalam menangani masalah pencapaian tujuan ganda dan untung ruginya. Pendekatan interaktif berdasarkan komputer dengan model ilmu manajemen menemukan penerapan yang lebih luas didalam memformulasikan tujuan dan pengambilan keputusan.

  • Penekanan yang meningkat pada produktivitas

Agar dapat memperbaiki efektivitas proses manajemen, yang harus diperhatikan antara lain: produktivitas sumber daya manusia, manajemen modal dan material yang efektif, dan proses pengambilan keputusan yang efisien.

  • Peningkatan perhatian pada perilaku kelompok

Perilaku pengambilan keputusan kelompok akan menjadi sangat penting peranannya apabila kita berfokus pada penggunaan sumber daya manusia yang efektif. Studi perilaku pengambilan keputusan kelompok, khususnya pentingnya perasaan membagi tujuan (share purpose) bagi keefektivan organisasi. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh kepala setiap unit organisasi harus diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi perusahaan.

  • Manajemen modal, energi, material yang efisien

Penghematan biaya melalui sumber-sumber daya (modal, energi dan material) merupakan andil seratus persen pada keuntungan perusahaan, sedangkan penghematan biaya pada hal lain seperti saluran distribusi mungkin hanya memberikan andil yang sedikit pada keuntungan.

  • Manajemen tentang segala kemungkinan yang lebih sistematis

Manajemen tentang segala kemungkinan atau lebih dikenal dengan contigency manajemen akan menjadi lebih sistematis dan teratur berkat tersedianya sistem informasi, model ilmu manajemen dan fasilitas komputasi dengan komputer.

  • Lebih berinteraksi dengan faktor eksternal

Proses manajemen adalah suatu sistem yang terbuka, harus bisa mengatasi paling tidak menyesuaikan dengan keadaan lingkungan diluar organisasi sebagai kendala misalnya kebutuhan masyarakat tentang barang dan jasa yang selalu berubah juga dibutuhkan informasi.

Jadi, ilmu manajemen mensyaratkan bahwa harus berinteraksi dengan dunia luar yang disebut faktor-faktor eksternal seperti instansi pemerintah, situasi internasional, faktor sosial, ekonomi, lingkungan, konsumen, perubahan situasi pasar, selera konsumen, saingan, dan lain sebagainya.

Teknik pengambilan keputusan partisipatif

Teknik partisipatif ada dua yaitu teknik partisipatif individu dan kelompok. Untuk individu dimana karyawan mempengaruhi pengambilan keputusan manajer. Sementara untuk kelompok menggunakan teknik konsultasi dan demokrasi.

Dalam partisipasi konsultasi, manajer meminta dan menerima keterlibatan karyawan, tetapi manajer mempertahankan hak untuk membuat keputusan. Dalam bentuk demokrasi terjadi partisipasi total an kelompok bukan per individu yaitu dengan suara terbanyak.

Studi Kasus

Kasus :

Harry Smart ?, benarkah ?

Harry Smart, eksekutif muda yang ambisius dan cerdas, lahir dan besar di boston dan lulusan universitas kecil di New England. Dia bertemu calon istrinya, Barbra, yang juga berasal dari Boston di universitas. Mereka menikah sehari setelah lulus dengan predikat cum laude. Selanjutnya, Harry memperoleh gelar MBA di Harvard, dan Barbra mendapat gelar hukum dari Harvard. Harry sudah bekerja selama tujuh tahun di Brand Corporation yang ada di Boston dan Barbra bekerja di perusahaan hukum di Boston.

Sebagai bagian dari program ekspansi, dewan direksi Brand memutuskan untuk membangun cabang baru. Presiden secara pribadi memilih Harry untuk menjadi manager kantor baru dan memberitahukan keberhasilannya dalam pekerjaan dan menjaminnya menjadi wakil presiden di perusahaan tersebut. Harry diangkat menjadi pemimpin komisi ad hoc yang memiliki hak pengambilan keputusan untuk menentukan kantor baru. Anggota komisinya adalah pakar dibidang transportasi, pemasaran, distribusi, ekonomi tenaga kerja dan humas. Dia memberi waktu sebulan untuk menentukan tiga pilihan lokasi untuk kantor baru tersebut.

Sebulan telah lewat dan komisi terkumpul kembali. Setelah menimbang semua variabel, para pakar merekomendasikan kota berikut ini dalam urutan preferensi : Kansas City, Los Angeles, dan New York. Harry melihat bahwa anggota komisi menghabiskan banyak waktu dan usaha dalam laporan dan rekomendasi mereka. Juru bicara kelompok menekankan bahwa Kansas City adalah lokasi terbaik untuk kantor baru. Harry berterima kasih atas pekerjaan baik mereka dan memberitahukan bahwa dia akan mempelajari lebih mendalam laporan tersebut sebelum membuat keputusan akhir.

Setelah makan malam, dia bertanya pada istrinya, “Sayang, apakah kamu mau pindah ke Kansas City ?” Barbra segera menjawab, “ Tentu saja tidak ! “ Ia melanjutkan, “ Aku hidup di Timur seumur hidupku, dan aku tidak akan pindah ke daerah pedalaman. Aku dengar daya tarik terbesar di Kansas City adalah peternakan.

Kehidupan itu tidak cocok untukku. “ Harry memprotes dengan pelan, “ Tetapi sayang, komisi merekomendasikan Kansas City sebagai lokasi terbaik untuk kantorku. Pilihan kedua adalah Los Angeles dan yang ketiga adalah New York. Apa yang harus kulakukan ? “ Istrinya berfikir sejenak dan menjawab, “ Baiklah, aku akan mempertimbangkan untuk menetap di New York, tetapi jika kamu tetap memaksa Kansas City, maka kamu harus pergi sendiri ! ”

Hari berikutnya, Harry memanggil komisinya dan berkata, “ Anda semua patut dihargai atas laporan yang hebat ini. Akan tetapi, setelah mempelajari dengan rinci, saya yakin New York lebih cocok untuk kantor baru kita daripada Kansas City atau Los Angeles. Oleh karena itu, keputusannya adalah membangun kantor baru di New York. Terimakasih sekali lagi untuk semua pekerjaan yang hebat ini “

  1. Apakah Harry membuat keputusan yang rasional ?
  2. Model perilaku pengambilan keputusan apa yang didukung kasus ini ?
  3. Teknik keputusan apa yang dapat digunakan oleh komisi untuk memilih lokasi kantor baru ?

Uraian Jawaban :

  • Harry tidak membuat keputusan rasional disebabkan oleh :

  1. Merujuk dari kronologis pengambilan keputusan dimana terjadi perubahan keputusan yang sebelumnya dilandasi oleh rasionalitas menjadi keputusan yang diintervensi kepentingan pribadi (istri)

  2. Pengambilan keputusan tidak dilandasi oleh pemikiran yang matang akan tetapi disebabkan oleh tekanan psikologi dan waktu pengambilan keputusan sangat pendek dimana tidak sesuai dengan beban tugas dan resikonya

  3. Adanya pengabaian proses rasionalitas dari anggota tim yang telah bekerja keras dalam mengumpulkan data aktual (informasi) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan

  • Model perilaku pengambilan keputusan yang mendukung kasus ini adalah :

Kombinasi antara model rasionalitas terbatas dengan model sosial, karena opsi yang dipilih masih jadi bagian dari rekomendasi tim yakni berada pada tingkatan “cukup”, namun dalam proses memutuskannya berasal dari tekanan psikologis (sosial).

Teknik keputusan yang dapat digunakan oleh komisi untuk memilih lokasi kantor baru adalah teknik rasional moderen yakni ABC atau activity-based costing karena teknik ini berhubungan dengan distribusi yakni dapat memperhitungkan biaya semua kegiatan/aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan memproses pesanan penjualan, mempercepat pesanan pemasok/pelanggan serta memecahkan masalah kualitas pemasok/penganrtaran (delivery), sehingga dalam pemilihan lokasi kantor teknik lebih tepat digunakan karena perusahaan Brand Corporation bergerak dibidang penjualan produk yang membutuhkan jalur distribusi yang tepat, wilayah pemasaran yang mudah dijangkau serta ditunjang oleh transportasi untuk mengantarkan/mendistribusikan produk.

DAFTAR PUSTAKA

Luthans F, 2006 Perilaku Organisasi Edisi 10, Penerbit Andi, Yogyakarta
Setiadi N J, 2008 Business Economics and Managerial Decision Making, Kencana, Jakarta

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Butuhkan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA