Bagaimana melakukan penyelidikan ilmiah IPA?

Ilustrasi penyelidikan IPA. Foto: Freepik

Penyelidikan IPA memungkinkan seorang ilmuwan untuk memahami berbagai hal di sekitar dan menyelesaikan masalah melalui cara berpikir logis dan kritis. Dalam praktiknya, peneliti harus memperhatikan metode ilmiah, yakni langkah-langkah terencana dan sistematis sehingga memperoleh informasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara utuh.

Mengutip Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII terbitan Kemdikbud (2017: 32), metode ilmiah dalam penyelidikan IPA meliputi proses pengamatan, menginferensi, dan mengomunikasikan. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya:

Langkah awal dalam penyelidikan IPA adalah pengamatan atau observasi. Pengamatan adalah cara menghimpun keterangan atau data dengan menggunakan pancaindra, termasuk melakukan pengukuran dengan alat ukur yang sesuai.

Dalam melakukan observasi, seseorang harus peka terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitar. Oleh sebab itu, ia harus mengamati dengan memanfaatkan semua indra, yakni penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan pembauan. Sementara itu alat ukur digunakan untuk mendapatkan angka atau nilai dari objek yang diamati.

Ilustrasi pengamatan. Foto: Freepik

Observasi memiliki peran penting karena hasil dari penelitian haruslah bersifat fakta dan ilmiah. Observasi ini didasarkan pada fakta-fakta lapangan maupun teks tanpa menggunakan manipulasi apapun.

Mengutip jurnal Tenik-teknik Observasi tulisan Hasyim Hasanah, pada penelitian kualitatif observasi melahirkan teori dan hipotesis, sedangkan pada penelitian kuantitatif digunakan untuk menguji teori dan hipotesis.

Inferensi artinya merumuskan penjelasan berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan secara teliti. Penjelasan tersebut digunakan untuk menemukan pola dan hubungan antar aspek yang diamati serta membuat dugaan sementara atau hipotesa awal.

Contohnya seseorang melihat tanaman padi di suatu petak sawah mati. Inferensi yang mungkin diajukan adalah bahwa ulat menyebabkan tanaman padi mati.

Setelah penelitian dirumuskan dengan baik, langkah berikutnya adalah mengomunikasikan hasil penyelidikan kepada teman sejawat. Baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Data-data pendukung yang dapat dikomunikasikan misalnya tabel, bagan, gambar, dan grafik.

Surel :

Alamat Kantor :

Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta Pusat 10270

refleksi


sumber ilustrasi : //tester-uji.com/faktor-pertumbuhan-tanaman/

Skenario pembelajaran dirancang seminimalis mungkin menggunakan platform WhatsApp disesuaikan dengan kondisi siswa. Di awal saya memberikan pertanyaan pemantik tentang apa itu IPA dan objek yang dipelajari. Kemudian siswa memberikan respon berupa jawaban melalui chat di WAG. Selanjutnya guru mengirimkan materi singkat tentang IPA dan objek yang dipelajari, manfaat, serta cabang-cabang ilmu IPA melalui voice note. Saya menguatkan pengetahuan siswa bahwa mempelajari IPA juga menjadi salah satu amalan wahyu Allah SWT yaitu dalam Q.S. Al-Alaq 1-5. Ayat pertama berbunyi Iqra yang artinya bacalah, yang bila diperluas maka ayat pertama juga menjadi landasan seorang muslim mempelajari sains.

Pada pembelajaran inti, LKS berupa aktivitas penyelidikan dikirimkan melalui WAG. Aktivitas penyelidikan dilakukan selama satu minggu untuk membandingkan pertumbuhan biji kacang hijau. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa dapat menjelaskan komponen keterampilan proses/metode ilmiah penyelidikan IPA dan menyajikan hasil penyelidikan ilmiah dalam bentuk laporan tertulis.

Aktivitas siswa dalam penyelidikan meliputi kegiatan mengamati, merumuskan masalah, membuat dugaan, melakukan percobaan, mencatat data, menganalisis data/diskusi, dan membuat simpulan.

Sebelum berpraktik siswa disajikan masalah dan harus membuat dugaan mengurutkan media tanam yang akan membuat biji kacang hijau tumbuh paling cepat. Hari pertama, siswa menanam biji kacang hijau pada 3 media tanam berbeda yaitu tanah, pasir, dan kapas. Langkahnya, siswa menyiapkan 3 botol gelas bekas air mineral bening dan mengisinya masing-masing dengan tanah, pasir, dan kapas yang sudah dibasahi air. Beberapa biji kacang hijau diletakkan di ketiga botol dengan jumlah yang sama. Selama satu minggu siswa mengamati dan mencatat hasil pengamatannya dalam tabel. Selain itu siswa juga diharapkan bisa mendokumentasikan dengan berfoto saat melakukan pengamatan kepada guru setiap harinya.

Setelah satu minggu melakukan pengamatan siswa menjawab pertanyaan diskusi dan membuat simpulan bahwa biji kacang hijau yang ditanam di media tanam berbeda juga mengalami pertumbuhan yang berbeda. Simpulan satu siswa dengan siswa lainnya pun bervariasi, ada yang menemukan pertumbuhan tercepat bila ditanam di tanah, ada pula yang menemukan pertumbuhan tercepat bila ditanam di pasir.

Selanjutnya siswa  belajar dan bisa menulis laporan percobaan dengan bimbingan guru. Laporan percobaan yang sudah selesai selanjutnya difoto dan dikirim melalui pesan WhatsApp kepada guru secara pribadi.

Pembelajaran yang dilakukan menerapkan pembelajaran yang aktif untuk mengembangkan keterampilan eksperimen, berkomunikasi, interaksi, dan melakukan refleksi. Siswa melakukan praktikum menggunakan alat dan bahan sederhana yang mudah didapat di lingkungan sekitar, melakukan pengamatan, dan mengukur. Siswa juga menjalin komunikasi kepada guru maupun teman saat percobaan maupun pembuatan laporan. Siswa membuat laporan secara tertulis yang kemudian dikirimkan melalui chat WA. Refleksi pembelajaran dilakukan di akhir. “Pertumbuhan biji kacang yang ditanam pada media berbeda tanah pasir, dan kapas menghasilkan pertumbuhan yang berbeda. Pertumbuhan kacang hijau paling hijau paling cepat pada media pasir. Saya senang bisa belajar IPA dengan cara menaman kacang hijau”, ungkap Arizka Rahmad salah satu siswa kelas VII. Selain itu, Alfi Lailatun juga mengatakan, “Saya menjadi lebih mengerti tentang pertumbuhan kacang hijau di media yang berbeda”.

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/MAMA BELLE AND THE KIDS

Ilustrasi.

KOMPAS.com - Penyelidikan IPA adalah mempelajari apa yang diselidiki dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mengutip Kemdikbud RI, berikut ini penjelasannya:

Apa yang dimaksud dengan penyelidikan IPA?

Penyelidikan IPA adalah bagaimana cara melakukan pengamatan dan mempelajari pengukuran sebagai bagian dari pengamatan.

Langkah awal untuk mempelajari benda-benda di sekitar kita dapat dilakukan melalui pengamatan (observasi).

Menurut KBBI, obervasi adalah peninjauan secara cermat. Mengobservasi adalah mengawasi dengan teliti atau mengamati.

Keterampilan melakukan pengamatan dan mencoba menemukan hubungan-hubungan yang diamati secara sistematis sangat penting.

Dengan keterampilan ini, kamu bisa mengetahui cara mengumpulkan fakta dan menghubungkan fakta-fakta untuk membuat suatu penafsiran atau kesimpulan.

Keterampilan ini adalah keterampilan belajar sepanjang hayat yang bisa digunakan untuk mempelajari berbagai ilmu, serta dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Pengukuran dalam IPA

Manfaat penyelidikan IPA

Apa saja kegunaan mempelajari IPA? Kegunaan belajar IPA antara lain membuat kamu mampu untuk:

  1. Memahami berbagai hal di sekitar kita. Contoh, mengapa matahari bersinar, apa itu bulan, mengapa bintang bersinar di malam hari, dan lain-lain;
  2. Berpikir logis dan sistematis. Contoh, jika menemukan suatu data, apa kesimpulannya;
  3. Menyelesaikan masalah. Contoh, bagaimana mendapatkan air bersih dari air keruh;
  4. Meningkatkan kualitas hidup. Contoh, apakah bunga yang ditanam akan tumbuh.

Obyek IPA

Obyek yang dipelajari dalam IPA meliputi seluruh benda di alam dengan segala interaksinya untuk dipelajari pola-pola keteraturannya.

Obyek tersebut dapat berupa benda yang sangat kecil (renik), contoh bakteri, virus, partikel penyusun atom; juga benda-benda berukuran sangat besar seperti lautan, bumi, matahari, bulan hingga alam semesta.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA