Bagaimana komitmen Muhammadiyah dalam mengembangkan pandangan dan misi Islam berkemajuan

Oleh: H. Roli Abdul Rokhman*

Islam merupakan agama samawi terakhir yang diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan terakhir-Nya Nabi Muhammad Saw, sebagai penutup para nabi dan rasul. Hal ini menjadikan ajaran Islam sebagai agama paripurna yang menyempurnakan segala konsep dan aturan dari agama-agama samawi sebelumnya. Di antara wujud paripurna Islam yang terpenting adalah sifatnya yang komprehensif, holistik, universal, dan kosmopolit.

Tiada Kami mengutus Engkau (Muhammad), melainkan untuk seluruh umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. Saba[34] : 28).  Islam merupakan agama universal, ajarannya mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia yang berlaku di setiap tempat dan masa. Islam merupakan agama yang memiliki keseimbangan orientasi hidup, yaitu kehidupan dunia dan akhirat. Penamaan Islam sebagai agama, langsung diberikan oleh Allah melalui wahyu-Nya (Al-Quran).

Universalisme Islam terintegrasi dan terkodifikasi dalam akidah, syariah, dan akhlak. Antara satu dan yang lainnya terdapat hubungan (nisbat) yang saling berkaitan dan kesemuanya berfokus dan menuju pada keesaan Allah atau bertauhid. Ajaran tauhid inilah yang menjadi inti, awal, dan akhir dari seluruh ajaran Islam. Islam itu sendiri, secara totalitas, merupakan suatu keyakinan bahwa nilai-nilai ajarannya adalah benar dan bersifat mutlak karena bersumber dari Yang Maha mutlak. Dengan demikian, segala yang diperintahkan dan diizinkan-Nya adalah suatu kebenaran, sedangkan segala sesuatu yang dilarang-Nya adalah kebatilan.

Salah satu ciri yang menonjol dalam konsep Islam universal adalah adanya prinsip keseimbangan (Yin-Yang) dan keharmonisan hidup. Islam adalah agama lahir dan batin, serta agama dunia dan akhirat. Keharmonisan ini karena Islam sesuai dengan bentuk dan jenis penciptaan alam raya yang menggambarkan keseimbangan, seperti yang diungkapkan Al-Quran dengan istilah Fithrah yang seimbang atau harmoni.

Langit dan bumi adalah ciptaan Allah yang seimbang sehingga dapat terjadi harmoni di alam raya, seperti matahari, bulan, planet-planet yang menjadikan bumi berputar secara teratur dan melahirkan iklim dan cuaca yang seimbang.

Keseimbangan ini merupakan ciri fitrah Allah pada umumnya, demikian pula dengan fitrah manusia yang seimbang antara fisik dan jiwa, lahir dan batin, akal dan hati, sebagaimana dalam alam, ada langit dan bumi, siang dan malam, dan sebagainya. Kelestarian alam dan manusia juga terletak pada keseimbangan. Bumi akan tetap ada apabila antara daratan dan lautan, dataran rendah dan gunung-gunung tetap seimbang. Keseimbangan di bumi akan menyeimbangkan pula daya tarik menariknya dengan planet-planet lain sehingga tidak terjadi benturan yang dapat menghancurkan segalanya. Manusia akan tetap terjaga kesehatannya apabila terjaga keseimbangannya antara bekerja dan istirahat, lahir dan batin, akal dan hati, bekerja dan ibadah, dunia dan akhirat.

Epistemologi Islam Berkemajuan

Sebagaimana termaktub dalam Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua hasil Muktamar ke-46 (Muktamar Satu Abad) tahun 2010 di Yogyakarta dinyatakan secara tegas tentang “Pandangan Islam berkemajuan”. Pada bagian Agenda Abad Kedua dinyatakan Muhammadiyah memandang bahwa Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai ajaran tentang kemajuan untuk mewujudkan peradaban umat manusia yang utama.

Muhammadiyah memandang Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan. Kemajuan dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang serba utama, yang melahirkan keunggulan hidup lahiriah dan ruhaniah. Adapun dakwah dan tajdid bagi Muhammadiyah merupakan jalan perubahan untuk mewujudkan Islam sebagai agama bagi kemajuan hidup umat manusia sepanjang zaman. Dalam perspektif Muhammadiyah, Islam merupakan agama yang berkemajuan (din al-hadlarah), yang kehadirannya membawa rahmat bagi semesta kehidupan.

Islam berkemajuan memancarkan pencerahan bagi kehidupan. Islam berkemajuan dan melahirkan pencerahan secara teologis merupakan refleksi dari nilai-nilai transendensi, liberasi, emansipasi, dan humanisasi yang terkandung dalam pesan Al-Quran Surat Ali Imran 104 dan 110 yang menjadi inspirasi kelahiran Muhammadiyah. Secara ideologis Islam berkemajuan untuk pencerahan merupakan bentuk transformasi Al-Ma’un untuk menghadirkan dakwah dan tajdid secara aktual dalam pergulatan hidup keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.

Transformasi Islam bercorak kemajuan dan pencerahan itu merupakan wujud dari ikhtiar meneguhkan dan memperluas pandangan keagamaan yang bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah dengan mengembangkan ijtihad di tengah tantangan kehidupan modern abad ke-21 yang sangat kompleks dan beragam.

Islam berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia. Islam yang menjunjung tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diksriminasi. Islam yang mengelorakan misi antiperang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan, antiketerbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemunkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam yang secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan umat.

Muhammadiyah berkomitmen untuk terus mengembangkan pandangan dan misi Islam berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahirannya tahun 1912. Pandangan Islam berkemajuan yang diperkenalkan oleh pendiri Muhammadiyah telah melahirkan ideologi kemajuan, yang dikenal luas sebagai ideologi reformisme dan modernisme Islam, yang muaranya melahirkan pencerahan bagi kehidupan. Pencerahan (tanwir) sebagai wujud dari Islam berkemajuan adalah jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan dari segala bentuk keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan, dan ketidakadilan hidup umat manusia.

Aktualisasi Islam Berkemajuan  Dalam Muhammadiyah

Pandangan Islam berkemajuan sebagaimana dideklarasikan Muhammadiyah merupakan ikhtiar untuk menggali kembali api pemikiran Islam yang digagas dan diaktualisasikan oleh pendiri Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan seratus tahun yang silam. Selain itu, pandangan tersebut sekaligus menjadi bingkai pemikiran bagi Muhammadiyah dalam memasuki abad kedua dalam perjalanannya ke depan, sehingga spirit pembaruan tetap berkesinambungan dalam gerakan Muhammadiyah dan seluruh komponen organisasinya.

Aktualisasi pandangan Islam berkemajuan bagi Muhammadiyah dan seluruh komponennya, memiliki relevansi yang positif atas perspektif keislaman dan gerakan yang bersifat tengahan atau moderat (wasathiyyah) di tengah perkembangan berbagai paham keagamaan yang ekstrem antara yang bercorak kanan (radikal-fundamentalis, tekstual-konservatif) maupun kiri (radikal-liberal, kontekstual-progresif) yang tumbuh mekar di era mutakhir ini sehingga warga Muhammadiyah tidak perlu terombang-ambing dan mengalami kebingungan.

Seluruh warga Muhammadiyah memiliki kepentingan yang sama untuk mengaktualisasikan gerakannya sekaligus menghadapi masalah, tantangan, dan arah masa depan abad kedua yang ditandai kehidupan modern yang bercorak tahap-lanjut (postmodern) Muhammadiyah memiliki fondasi, bingkai, dan orientasi yang kokoh pada pandangan Islam berkemajuan.

Muhammadiyah sejak kelahiran hingga perjalanannya yang berusia satu abad terus berkomitmen untuk menampilkan jati diri dan aktualisasi Islam berkemajuan. Islam yang murni (original, autentik) bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah yang yang maqbulah disertai tajdid atau ijtihad atau pembaruan yang muaranya melahirkan kemajuan sepanjang kemauan ajaran Islam. Dengan pandangan Islam berkemajuan itulah, Muhammadiyah mampu melintasi zaman dalam segala dinamika pasang-surut perjuangan yang dilalaluinya. Spirit Islam berkemajuan itulah yang kemudian memberikan inspirasi bagi kemajuan Muhammaddiyah.

Muhammadiyah dengan pandangan Islam berkemajuan telah berkiprah untuk mewujudkan cita-citanya membentuk masayarakat Islam yang sebenar-benarnya, sehingga dari umat yang terbaik itu kemudian terwujud kehidupan yang Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dalam semesta kehidupan. Namun kini dan ke depan usaha-usaha mewujudkan pandangan Islam berkemajuan itu dituntut untuk direvitalisasi sehingga mencapai keunggulan yang tinggi baik dalam pemikiran, kepribadian, maupun amaliah yang ditampilkan Muhammadiyah di tengah kehidupan yang serba kompleks dan sarat tantangan saat ini. Untuk mengaktualisasikan pandangan Islam berkemajuan dapat dilakuan langkah-langkah sebagai berikut;.

Pertama, memahamkan pandangan Islam berkemajuan. Artinya meningkatkan usaha-usaha untuk memahami dan memasyarakatkan Risalah Islamiyah dan berbagai pemikiran resmi dalam Muhammadiyah, yang mengandung pandangan Islam berkemajuan. Tidak terkecuali membaca Majalah resmi Suara Muhammadiyah dan Suara Aisyiyah, yang di dalamnya memuat pandangan-pandangan Islam berkemajuan.

Kedua, mengembangkan tradisi keilmuan. Artinya melakukan berbagai ikhtiar untuk meningkatkan tradisi keilmuan dan melakukan kajian-kajian pemikiran melalui berbagai diskusi, halaqah, seminar, dan berbagai forum sejenis untuk memperdalam dan memperluas wawsan pemikiran di lingkungan Muhammadiyah. Anggota Muhammadiyah, lebih-lebih para kader dan pimpinannya, dituntut untuk memiliki tradisi keilmuan yang tinggi sebagai wujud dari gerakan Islam berkemajuan, termasuk membudayakan gemar membaca.

Ketiga, memasyarakatkan pandangan Islam berkemajuan ke luar. Anggota Muhammadiyah penting untuk mengkomunikasikan, mendialogkan, dan memperluas sebaran pemikiran atau pandangan Islam berkemajuan ke masyarakat luas. Melalui tulisan di media massa, jejaring sosial, pengajian, pengkajian, seminar, diskusi, dan berbagai media publikasi lainnya hendaknya senantiasa dipopulerkan dan dikembangkan pandangan Islam berkemajuan.

Keempat, al-ishlah fi al-’amal, yakni selalu memperbarui amaliah Islam. Dalam hal ini bagaimana Muhammadiyah mewujudkan pandangan Islam berkemajuan dalam amaliah sebagaimana tercermin dalam aksi gerakannya. Muhammadiyah dengan seluruh majelis, lembaga, organisasi otonom, dan amal usahanya penting untuk mengaktualisasikan pemikiran-pemikiran Islam berkemajuan dalam usaha-usaha yang dilakukan oleh gerakan ini. Amal usaha, program, dan kegiatan di seluruh lingkungan Muhammadiyah haruslah mencerminkan pandangan Islam berkemajuan.

Kelima, aktualisasi dalam praksis gerakan. Terkait dengan langkah keempat, bagaimana Muhammadiyah dengan pandangan Islam berkemajuan mewujudkan amaliah praksis. Istilah praksis (praxis) dalam ilmu sosial kritis yakni tindakan emansipatoris atau tindakan pembebasan yang berbasis pada refleksi. Refleksi dalam mazhab kritis ialah teori atau perspektif berpikir yang selain dibangun di atas ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak, juga berorientasi pada tindakan yang konkret yang membebaskan kehidupan manusia dari segala bentuk belenggu. Karena itu praksis bukanlah tindakan praktis semata, tetapi praktis yang berbasis pemikiran.

Keenam, Islam diaktualisasikan sebagai wahana pembinaan kader. Misi dan orientasi perkaderan dalam Muhammadiyah pada hakekatnya untuk mewujudkan tujuan persyarikatan yaitu; “Terbinanya keluarga sakinah sebagai sendi dan syarat mutlak terwujudnya masyarakat utama”. Sedangkan dalam lingkup yang lebih luas misi dan orientasi perkaderan Muhammadiyah untuk menyiapkan kader-kader yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi dalam mengemban misi gerakan Muhammadiyah, baik secara internal ataupun eksternal sehingga tercapai tujuan persyarikatan melalui proses ynag berkesinambungan.

Sebagai gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar, Muhammadiyah menghendaki para kadernya memiliki kualitas sekurang-kurangnya sebagai berikut; 1) Alam fikiran yang berorientasi kebenaran dan dakwah, 2) Sikap mental yang pemberani dan berjiwa dakwah, 3)Kesadaran beragama dengan menginsyafi  sepenuh keyakinan  bahwa Islam harus diamalkan dan diperjuangkan dalam kehidupan masyarakat, 4) kesadaran berorganisasi, dengan mengakui Muhammadiyah sebagai wahana untuk memperjuangkan dan mengamalkan Islam, 5)Keahlian yang berkemampuan  sebagai subyek dakwah yang bersikap aktif, kreatif dan dinamis. Kualitas dimaksud harus membentuk sosok kader yang memiliki standart kompetensi yaitu; 1) Keteguhan Iman, 2) Keluasan Ilmu, 3) Kedalaman spiritual, 4) Akhlakul karimah, 5) Kreatif dan profesional, 6) Amanah dan istiqomah dalam mengemban misi persyarikatan.

Islam sebagai agama paripurna, itu sebabnya agama Islam adalah agama yang paling sempurna di bandingkan dengan agama samawi lainnya. Itu sebabnya segala gerak-gerik hati dan fisik manusia sudah diatur atau dikendalikan dengan hukum yang ada di dalam Islam. Hal ini menjadi bukti bahwa hanya Islamlah yang memiliki aturan paling baik dan paling sempurna dibandingkan dengan agama manapun juga.

Muhammadiyah dengan pandangan Islam berkemajuan tidak akan pernah berhenti menyinari negeri dan semesta kehidupan. Kemajuan senantiasa menyertai dan menjadi napas bergeliatnya gerakan Muhammadiyah sepanjang perjalanan gerakannya. Anggota, kader, dan elite pimpinan Muhammadiyah di seluruh tingkatan dan lingkungan mesti menghayati dan memahami pandangan Islam berkemajuan untuk kemudian mengaktualisasikannya dalam seluruh usaha-usaha gerakan.

Dengan spirit dan pandangan Islam berkemajuan, Muhammadiyah mencerahkan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan wujud dari ijtihad dakwah Islam sebagai Din al-Hadlarah dan menyebar risalah rahmatan lil-‘alamin untuk membangun peradaban utama di muka bumi yang dianugerahkan Allah Swt. Semoga kita tetap istiqamah dalam menebarkan nilai-nilai utama berkemajuan(RaR;11/12/2021).

————————————

* Dr. H. Roli Abdul Rokhman,, M.Ag: Ketua BPH RS-Aisyiyah Bojonegoro, Wakil Ketua Bidang Kesehatan & Kaderisasi PDM, Bojonegoro 2015-2021, Artikel disajikan untuk keperluan Syiar Muhammadiyah Berkemajuan 2021.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA