Bagaimana cara mewaqafkan bacaan jika di akhir kalimat hurufnya didahului dengan mad atau mad layyin

tirto.id - Di antara macam-macam mad dalam ilmu tajwid, terdapat jenis mad layyin. Hukum bacaannya wajib dilafalkan dengan panjang 2, 4, atau 6 harakat. Apa contoh-contohnya dalam Al-Quran?

Mad layyin hanya terjadi ketika pembaca Al-Quran berhenti atau melakukan waqaf pada huruf berhakarat fathah atau dammah bertemu dengan huruf ya (ي) atau waw (و) yang bertanda sukun. Kemudian, di depan huruf ya atau waw tadi ada lagi satu huruf yang dimatikan karena harus waqaf.

Setiap qari atau pembaca Al-Quran harus memahami bahasan mad dalam ilmu tajwid. Sebab, bacaan mad akan selalu ditemui dalam setiap surah Al-Quran.

Ketika mad layyin dilafalkan tidak sesuai tajwidnya, makna dan arti ayat akan melenceng, serta terdistorsi.

Karena itulah, para ulama menyatakan bahwa hukum mempelajari ilmu tajwid, termasuk bahasan mad iwad adalah fardu kifayah, sebagaimana dilansir NU Online.

Membaca Al-Quran dengan baik dan benar merupakan perintah Allah SWT, sebagaimana tergambar dalam surah Al-Muzzammil ayat 4:

" ... Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan," (QS. Al-Muzzammil [73]: 4).

Baca juga:

  • Macam-macam Mad dalam Ilmu Tajwid Beserta Contoh & Hukum Bacaannya
  • Pengertian Mad Wajib Muttasil dan Contohnya dalam Al Quran

Pengertian Mad Layyin dan Hukum Bacaannya dalam Ilmu Tajwid

Dari pengertiannya, mad (المد) artinya memanjangkan. Istilahnya adalah memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf-huruf mad.

Dengan kata lain, pembaca Al-Quran memanjangkan bunyi huruf atau bacaannya karena di dalam ayat tersebut terdapat salah satu huruf mad.

Salah satu jenis mad tersebut adalah mad layyin. Ia hanya terjadi dalam kondisi waqaf atau saat pembaca Al-Quran memberhentikan bacaannya.

Baca juga: Cara Membaca Tanda Waqaf dalam Al-Quran, Macam-macam, dan Contohnya

Ketika bacaan Al-Quran berhenti atau waqaf pada huruf berhakarat fathah atau dammah bertemu dengan huruf ya (ي) atau waw (و) yang bertanda sukun. Selanjutnya, di depan huruf ya atau waw tadi ada lagi satu huruf yang dimatikan karena harus waqaf, sebagaimana ditulis Imam Zarkasyi dalam Pelajaran Tajwid (1987).

Contoh kata yang memuat kaidah mad layyin adalah: قُرَيْشٍ (Dibaca: Quraiisy), ٱلصَّيْفِ (As-Shaiif), dan خَوْفٍۭ (Khauuf).

Hukum bacaan mad layyin wajib dilafalkan dengan panjang 2, 4, atau 6 harakat.

Sebagai catatan, apabila pembaca Al-Quran sudah memutuskan untuk membaca mad layyin dalam 4 harakat, pembacaan waqaf mad layyin selanjutnya juga harus 4 harakat lagi secara konsisten. Demikian juga 2 harakat atau 6 harakat.

Contoh Mad Layyin dalam Al-Quran

Terdapat banyak contoh hukum bacaan mad layyin dalam Al-Quran, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. QS. Al-Quraisy Ayat 1-4

لِإِيلَٰفِ قُرَيْشٍ

Bacaan latinnya: "Li`īlāfi quraīsy"

Artinya: "Karena kebiasaan orang-orang Quraisy," (QS. Al-Quraisy [106]: 1).

إِۦلَٰفِهِمْ رِحْلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيْفِ

Bacaan latinnya: "Ilāfihim riḥlatasy-syitā`i waṣ-ṣaīf"

Artinya: "(Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas," (QS. Al-Quraisy [106]: 2).

فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هَٰذَا ٱلْبَيْتِ

Bacaan latinnya: "Falya’budụ rabba hāżal-baīt"

Artinya: "Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah)," (QS. Al-Quraisy [106]: 3).

ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ

Bacaan latinnya: "Allażī aṭ’amahum min jụ’iw wa āmanahum min khaụf"

Artinya: "Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan," (QS. Al-Quraisy [106]: 4).

2. QS. Al-Jumuah Ayat 9

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ

Bacaan latinnya: "Yā ayyuhallażīna āmanū iżā nụdiya liṣ-ṣalāti miy yaumil-jumu'ati fas'au ilā żikrillāhi wa żarul baī' .. "

Artinya: "Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui," (QS. Al-Jumuah [62]: 9).

3. QS. Al-Baqarah Ayat 2

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ

Bacaan latinnya: "Dzālikal-kitābu lā raiba fīih ... "

Artinya: "Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," (QS. Al-Baqarah [2]: 2).

4. QS. Al-Balad Ayat 8

أَلَمْ نَجْعَل لَّهُۥ عَيْنَيْنِ

Bacaan latinnya: "A lam naj'al lahụ 'ainaīn"

Artinya: "Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata," (QS. Al-Balad [90]: 8).

5. QS. Al-Balad Ayat 9

وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ

Bacaan latinnya: "Wa lisānaw wa syafataīn"

Artinya: "Lidah dan dua buah bibir," (QS. Al-Balad [90]: 9).

Baca juga:

  • Hukum Mad Badal dan Contohnya dalam Al-Quran
  • Contoh Mad Asli dalam Al-Quran dan Cara Membacanya

Baca juga artikel terkait HUKUM BACAAN MAD atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/hdi)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Pada bab ini, admin akan menerangkan tentang cara waqaf yang baik dan benar dalam ilmu tajwid. Mengenal pengertian waqaf dan cara membaca waqaf dalam al quran disertai contoh bacaan waqaf.

Pada saat membaca al quran dan nafas tidak sampai pada ayat atau lafal terakhir lebih baik berhenti diakhir lafal. Karena jika dipaksakan akan membuat bacaan yang dibaca kurang sempurna dan bisa pula makna lafal tersebut juga tidak sempurna.

Maka dalam ilmu tajwid ada istilah waqaf. Nah, apa itu waqaf ? Waqaf adalah berhenti sejenak atau putus bunyi suara atau berganti nafas. Tempat waqaf itu berada diakhir kata atau lafal.

Baca Juga: Macam dan Tanda Waqaf dalam Al Qur’an

Keadaan huruf akhir kata atau lafal ketika hendak diwaqofkan / berhenti ada delapan yaitu:

Lafal yang berakhir dengan huruf yang bersukun

Cara membacanya harus dibunyikan mati dengan terang menurut bacaan yang semestinya, apakah qolqolah atau tidak dan seterusnya.

Contohnya : 

لِرَبِّكَ وَانْحَرْ – مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ – مِنْ رَّبِّهِمْ – فَحَدِّثْ

Lafal yang berkaitan dengan huruf berharakat Fathah ( ـَ  ), Dhommah ( ـُ  ), dan Kasrah ( ـِ  )

Membacanya harus disukunkan terlebih dahulu, kemudian dibaca mati/sukun dengan terang. Menurut masing – masing bacaan huruf, misalnya :

اِذَاوَقَبَ  dibaca  اِذَاوَقَبْ

وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ  dibaca وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمْ

مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ  dibaca  مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرْ

مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۚ  dibaca  مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهْ

Lafal yang berkaitan dengan huruf yang berharakat Dhommahtain ( ـٌ  ), dan Kasrahtain (  ـٍ )

Membacanya yaitu sama dengan cara diatas yaitu disukunkan terlebih dahulu, kemudian dibaca mati/sukun dengan jelas atau terang. Pada poin ini contoh bacaan pada masing masing lafal yaitu :

عَلَى رَجْعِهِ لَقَادِرٌ  dibaca  عَلَى رَجْعِهِ لَقَادِرْ

وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ  dibaca  وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدْ

Lafal yang berkaitan dengan Ta’marbuthoh (  ىة , ة )

Yaitu cara membacanya harus diubah menjadi ha’ sukun/mati (  ه, ىه ), dalam contoh bacaan ini yaitu :

دِيْنُ الْقَيِّمَةِ  dibaca  دِيْنُ الْقَيِّمَهْ

مَاالْحُطَمَةُ  dibaca  مَاالْحُطَمَهْ

كُتُبٌ قَيِّمَةٌ  dibaca  كُتُبٌ قَيِّمَهْ

وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً  dibaca  وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَهْ

وَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ نَّفَقَةٍ  dibaca  وَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ نَّفَقَهْ

Lafal yang terakhir berharakat sukun atau mati

Dan huruf sebelumnya juga berharakat sukun atau mati, dan apabila diwaqafkan atau berhenti maka terdapat dua huruf mati atau sukun. Cara membacanya yaitu sepenuhnya membunyikan setengah huruf yang terakhir dengan suara pendek, contohnya :

وَالْفَتْحُ  dibaca  وَالْفَتْحْ  atau dibaca  وَالْفَتْحُ pada huruf kho’ dibaca setengah suara

الْفَجْرِ  dibaca  الْفَجْرْ  atau dibaca الْفَجْرِ  pada huruf ro’ dibaca setengah suara

ذَاتِ الرَّجْعِ  dibaca  ذَاتِ الرَّجْعْ  atau dibaca  ذَاتِ الرَّجْعِ  pada huruf a’in dibaca setengah suara

بِالْهَزْلِ  dibaca  بِالْهَزْلْ  atau dibaca  بِالْهَزْلِ  pada huruf lam  dibaca setengah suara

Lafal yang berakhiran dengan huruf yang didahului Mad atau Mad Lin.

Membacanya yaitu dengan cara mematikan huruf terakhir dan dibaca panjang seperti Mad ‘Arid Lissukun yaitu 1 alif atau 2 harokat, 4 harokat ataupun 6 harokat. Contohnya :

هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ  dibaca  هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنْ

رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ  dibaca  رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنْ

مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ  dibaca  مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرْ

سَبْعَ سَمٰوٰتٍ  dibaca  سَبْعَ سَمٰوٰتْ

ذٰلِكُمْ خَيْرٌ  dibaca  ذٰلِكُمْ خَيْرْ

Lafal yang berakhiran dengan huruf yang berharokat fathahtain

Membacanya yaitu dengan cara membunyikan lafal menjadi fathah yang dibaca panjang dua harokat dan berubah menjadi Mad Iwad, Misalnya :

وَعَمِلَ صَالِحًا  dibaca  وَعَمِلَ صَالِحَا

ثَمَنًا قَلِيْلًا  dibaca  ثَمَنًا قَلِيْلَا

وَلَنْ يَّتَمَنَّوْهُ اَبَدًا   dibaca وَلَنْ يَّتَمَنَّوْهُ اَبَدَا

Lafal yang berakhir dengan huruf yang bertasydid

Membacanya yaitu dengan cara membunyikan huruf dengan ditekan kedalam, contohnya :

وَاِنَّهٗ لَلْحَقُّ  dibaca وَاِنَّهٗ لَلْحَقّْ

مِنْهُنَّ  dibaca  مِنْهُنّْ

Demikianlah ulasan mengenai cara mewaqafkan lafal diakhir kata atau ayat yang dapat admin bagikan. Mudah – mudahan dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda tentang belajar ilmu tajwid yaitu bacaan waqaf. Akhir kata sekian dan terimakasih.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA