Bagaimana cara agar kekayaan sumber daya laut dan alam Indonesia tetap terjaga dengan baik?

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia baik dalam ukuran maupun populasi, Indonesia sangat bergantung pada sumber daya laut untuk makanan, mata pencaharian, dan nilai-nilai budaya. Lautan Indonesia adalah rumah dari terumbu karang dan mangrove terbesar di dunia dan salah satu produsen makanan laut terbesar di dunia. Masyarakat pesisir merupakan ujung tombak sektor kelautan dan perikanan Indonesia, dengan sekitar 80% tangkapan makanan laut diproduksi oleh sektor perikanan skala kecil.

Gangguan pada sektor kelautan dan perikanan akan berdampak terhadap jutaan mata pencaharian, ketahanan pangan, dan ekonomi Indonesia. COVID-19 bukanlah satu-satunya gangguan. Ke depan, akan ada banyak gangguan dan krisis lain, termasuk ancaman global perubahan iklim, di antaranya kenaikan muka air laut hingga 0,46 meter yang dapat menyebabkan hilangnya pulau-pulau dan tempat tinggal masyarakat pesisir serta degradasi terumbu karang hingga 99% yang dapat mengakibatkan hilangnya habitat ikan dan objek wisata, mengancam ketahanan pangan dan sumber mata pencaharian masyarakat pesisir.

Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Sektor Kelautan dan Perikanan

Pembatasan sosial skala besar yang diberlakukan di beberapa daerah untuk memutus rantai penyebaran virus telah mengganggu aktivitas produksi makanan laut, termasuk kegiatan melaut dan budi daya. Sebagai contoh, nelayan di Jakarta Utara tidak dapat melakukan aktivitas penangkapan ikan, sehingga berdampak pada pendapatan mereka.

Selain dari sisi produksi, proses distribusi dan pemasaran makanan laut pun tersendat. Mayoritas pasar tradisional ditiadakan untuk menghindari interaksi tatap muka. Tutupnya rumah makan dan penginapan serta pembatasan sosial di negara tujuan ekspor berakibat pada turunnya permintaan komoditas makanan laut. Belum lagi sebagian besar komoditas hasil laut tidak bertahan lama, sehingga banyak yang terbuang. Dengan melimpahnya pasokan dan waktu simpan yang singkat, harga komoditas makanan laut turun hingga 50%, menurunkan penghasilan nelayan.

Tidak hanya komoditas makanan laut, kegiatan wisata bahari juga terkena dampaknya. Bali sebagai salah satu destinasi wisata bahari utama di Indonesia mengalami penurunan pengunjung penginapan hingga 60-80%. Akibatnya, banyak pengusaha pariwisata skala kecil dan medium yang pendapatannya menurun tajam.

Dengan memahami peran penting sektor kelautan dan perikanan terhadap pasokan pangan, pendapatan masyarakat, dan penopang perekonomian negara, sektor kelautan dan perikanan memerlukan sebuah transformasi sistem yang dapat menciptakan ketangguhan, terutama saat krisis terjadi. Pandemi ini memberikan kesempatan untuk memperbaiki sistem yang selama ini berjalan dan mengubahnya dengan pendekatan yang lebih keberlanjutan untuk membangun sektor kelautan dan perikanan yang lebih Tangguh (Build Back Better).

1. Menurunkan emisi dari kegiatan kelautan dan perikanan

Selain sebagai sumber emisi terbesar dalam kegiatan perikanan tangkap, bahan bakar minyak (BBM) juga mengeluarkan biaya operasional terbesar. Industri perikanan skala besar menghabiskan biaya hingga 60% dan nelayan tradisonal menghabiskan 30-50% biaya untuk BBM. Oleh karena itu, konsumsi BBM kapal dapat dikurangi, di antaranya dengan mengurangi kecepatan kapal, menjaga agar lambung serta baling-baling bebas dari kotoran bawah air, dan mengurangi waktu jelajah. Di wilayah tropis, konsumsi BBM dapat naik sebesar 7%/bulan jika lambung kapal tidak terjaga kebersihannya. Selain itu, pemasangan alat deteksi (fishfinder) dapat mengurangi waktu jelajah, sehingga mengurangi konsumsi BBM. Penggantian BBM dengan bahan bakar alternatif seperti gas alam cair, tenaga angin, dan energi matahari dapat juga dilakukan untuk mengurangi emisi. Pada tahun 2019, Kementerian Ristekdikti menguji pemasangan ‘Converter Kit Diesel Dual Fuel’ untuk kapal diatas 30GT, yang memungkinkan penggabungan solar diesel dengan bahan bakar gas sehingga dapat menghemat bahan bakar hingga 35%. Selain itu, penggunaan panel surya sebagai energi penerangan ketika melaut telah diadopsi oleh nelayan di Pantai Utara Jawa. Prototipe mesin perahu motor tempel bertenaga matahari juga telah diujicobakan.

2. Insentif finansial untuk perbaikan tata kelola sumber daya pesisir

Insentif fiskal dapat diberikan pada kawasan yang berhasil melakukan konservasi dan pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan. Secara praktis, pemberian insentif dapat diberikan kepada kawasan konservasi perairan laut (KKPL) berdasarkan kriteria pada Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K). Insentif ini dapat mendorong pengelola untuk kian memperbaiki pengelolaan kawasan sembari memberi suntikan dana bagi kawasan dan masyarakat yang telah mencapai kriteria pengelolaan tertentu.

3. Inovasi digital untuk membantu produksi dan distribusi makanan laut

Selain itu, inovasi berupa pasar digital, yang berisi informasi mengenai jenis dan harga ikan, menjadi inovasi kunci untuk menyambungkan produsen/penjual dengan pembeli. Pasar digital tidak hanya memperluas jangkauan pasar tetapi juga mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan akibat hasil tangkapan laut yang tidak bertahan lama. Kini, terdapat beberapa start-up digital yang menyambungkan ikan hasil tangkapan kepada konsumen melalui sebuah aplikasi, baik untuk pasar domestik yaitu menyambungkan langsung nelayan/pembudidaya lokal dengan konsumen di kota besar, maupun menyambungkan hasil tangkapan dengan pasar ekspor.

4. Menjadikan valuasi ekonomi sebagai instrumen pengelolaan ekosistem pesisir dan laut

Ekosistem pesisir dan laut yang sehat adalah kunci bagi rantai makanan biota laut dan merupakan daya tarik pariwisata bahari. Valuasi ekonomi, atau menghitung nilai ekonomi atas jasa lingkungan ekosistem pesisir, dapat menjadi salah satu instrumen pengelolaan ekosistem pesisir dan laut. Contoh penerapannya secara praktis yaitu menggunakan valuasi untuk menentukan harga tiket masuk lokasi pariwisata bahari. Dengan memperhitungkan jasa lingkungan, pengelola dapat menentukan peningkatan tarif seperti yang diterapkan di taman nasional di Belanda serta dapat menentukan kuota pengunjung per suatu waktu. Selain itu, valuasi juga menghasilkan analisis biaya dan manfaat dalam evaluasi alokasi ruang pesisir dan menjadi masukan terhadap Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Ketangguhan pada sektor kelautan dan perikanan perlu dibentuk karena setiap gangguan yang terjadi berdampak pada jutaan mata pencaharian masyarakat, ketahanan pangan, dan ekonomi. Kita tidak boleh melewatkan kesempatan untuk mengarahkan pemulihan pascapandemi kepada pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan, serta pengelolaan laut dan sumberdayanya secara berkelanjutan.

Bumi adalah planet yang di dalamnya memiliki banyak ekosistem. Banyaknya ekosistem di bumi akibat dari relief permukaan bumi yang tidak rata (baca: Relief Permukaan Bumi Daratan dan Lautan). Permukaan bumi menjadi tidak rata akibat adanya dua tenaga yang membentuk bumi. Dua tenaga itu adalah tenaga eksogen dan tenaga endogen. Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi (baca: Jenis Tenaga Eksogen Pengubah Muka Bumi). sedangkan tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi (baca: Macam-macam Tenaga Endogen dan Penjelasannya). akibat kedua tenaga tersebut, permukaan bumi yang juga bisa disebut sebagai kerak bumi memiliki tonjolan atau cekungan yang menjadi tempat setiap ekosistem di bumi.

Bumi sendiri terdiri dari daerah daratan dan daerah perairan. Hal ini menyebabkan bumi memiliki dua ekosistem besar, yaitu ekosistem darat dan ekosistem air. Ekosistem darat adalah ekosistem yang berada di darat atau sebagian besar daerahnya berupa daratan (baca: Ekosistem Darat : Pengertian, Ciri- ciri, Jenis dan Manfaatnya). Dalam ekosistem darat, terdapat ekosistem- ekosistem kecil yang melangkapi ekosistem di darat. Salah satu ekosistem di darat adalah ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem karst, ekosistem hutan gugur, ekosistem padang rumput, ekosistem gurun, dan ekosistem tundra.

Sedangkan ekosistem air adalah ekosistem yang sebagian wilayahnya terdiri dari air (baca: Ekosistem Air : Pengertian, Ciri-ciri, dan Jenisnya). Sebagai contoh ekosistem sungai, ekosistem rawa, ekosistem danau, ekosistem air laut, dan ekosistem terumbu karang. Setiap ekosistem memilki kegunaan dalam menjaga keseimbangan pada bumi. akan tetapi ekosistem di bumi mulai mengalami kesusakan hal akibat ulah manusia yang tidak mau hidup berdampingan dengan alam. Alam yang rusak akan menyebabkan bumi rusak, yang kelak akan mengganggu kehidupan manusia. Menjaga keseimbangan ekosistem sangat diperlukan. Karena kesimbangan ekosistem maka berdampak pada kelestarian alam. Menjaga kelestarian alam dapat dilakukan dengan menjaga laut dan lingkungan. Berikut adalah Cara Melestarikan Alam Laut dan Lingkungan :

Melestarikan Alam laut

Laut adalah salah satu daerah terbanyak di bumi. laut adalah habitat bagi ikan serta terumbu karang. Ikan adalah salah satu sumber protein bagi manusia. Selain terumbu karang menyimpan keindahan serta tempat timbuh bagi rumput laut. Rumput laut adalah salah satu jenis tumbuhan yang memilki berbagai macam manfaat bagi manusia. Selain itu laut berfungsi sebagai pengatur suhu di bumi. Laut mampu membawa udara panas dari khatulistiwa menuju kutup. Begitu juga sebaliknya.

Sehingga suhu udara di bumi seimbang. Tidak ada daerah yang terlalu panas dan daerah yang terlalu dingin. Hanya saja, akibat ulah manusia, alam laut mulai mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut akibat manusia yang membuang limbah sembarangan ke laut. Selain itu tumpahan minyak ke laut akibat kegiatan pengeboran minyak lepas pantai, juga merusak alam di laut. Nelayan dengan memakai pukat harimau dan bom menyebabkan keseimbangan ekosistem di laut menjadi terancam. Keseimbangan ekosistem penting untuk dijaga. Karena ekosistem yang seimbang sama saja dengan melesarikan alam. Cara melestarikan alam laut dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut:

  1. Tidak membuang sampah sembarangan. Di laut maupun di sungai. Sungai adalah aliran air yang akan bermuara ke laut. Jika air sungai kotor, maka laut ikut kotor.
  2. Tidak membuang limbah pabrik ke laut.
  3. Tidak memakai pukat harimau atau bom dalam menjaring ikan. Hal ini akan melestarikan dan menjaga populasi ikan tetap seimbang.
  4. Tidak membuang sampah di pantai. Pantai adalah daratan yang paling dekat dengan laut. Jika pantai kotor, akan berdampak pada kebersihan laut.
  5. Tidak menyentuh terumbu karang saat sedang menyelam di laut.
  6. Tidak membunuh hewan yang terancam punah di laut.
  7. Melakukan penanaman kembali terumbu karang.
  8. Memberikan sangsi tegas pada pelaku pengerusakan hewan laut.

Melestarikan alam laut, bererti telah melestarikan setengah ekosistem di bumi. karena laut mewakili separuh dari seluruh daerah bumi. separuh bagian dari bumi lainnya adalah daratan. Dan daratan mewakili lingkungan tempat manusia tinggal.

Melestarikan Alam Lingkungan

Manusia adalah makhluk hidup yang tinggal di darat. Oleh karena ini, darat adalah lingkungan bagi manusia. Daratan memiliki banyak manfaat. Sama seperti laut, daratan menyimpan manfaat bagi manusia. Dartan menyimpan berbagai makanan yang di butuhkan manusia untuk menjaga nutrisi manusia tetap terpenuhi. Daratan di pakai manusia untuk bekebun dan bertani.

Selain itu daratan adalah tempat manusia untuk bertenak. Akan tetapi daratan yang menjadi lingkungan manusia, juga telah dirusak oleh manusia itu sendiri. Hal ini akibat manusia yang tidak mau berbagi tempat tinggal dengan alam. Lingkungan mulai rusak akibat polusi yang dilakukan oleh manusia. Perusakan lingkungan oleh manusia terlihat dari munculnya pemanasan global yang ada di bumi. pemanasan global di bumi akibat dari pencemaran udara oleh manusia (Baca: Pemanasan Global : Pengertian – Dampak – Proses Terjadinya).

Selain itu, demi memenuhi kebutuhan manusia, banyak hutan yang digunduli, sehingga pohon sebagai produsen oksigen menjadi semakin sedikit. Pemakaian bahan bakar minyak hasil dari minyak bumi juga salah satu penyebab rusaknya alam. Salah satu cara paling buruk dalam menambang minyak bumi adalah dengan memakai pasir minyak. Pasir minyak adalah cara menambang minyak dengan cara memompa gas keluar, lalu mendinginkannya. Gas yang dingin menjadi minyak dan jatuh ke pasir. Pasir tersebut di peras dan diambil minyaknya saja. Penambangan minyak ini telah menyebabkan satu hutan di kanada menjadi tercermar. Selain itu, CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor menyebabkan udara menjadi tercemar. Dan tambang batubara juga menjadi masalah dalam pencemaran lingkungan.

Oleh karena itu, diperlukan usaha dari manusia untuk menjaga kelestarian alam lingkungan. Lingkungan yang tidak sehat, akan berdampak buruk bagi kehidupan manusia juga. Cara meletarikan lingkungan antara lain:

  1. Memakai kertas dan tissue dengan bijak dan tidak boros.
  2. Menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
  3. Melakukan penghematan dalam pemakaian listrik.
  4. Mengubah perilaku konsumsi dengan tidak membeli produk yang berbahan kelapa sawit, tetapi memakai produk alternatif yang lebih baik.
  5. Tidak menebang hutan sembarangan.
  6. Melakukan reboisasi.
  7. Memberikan pajak karbon bagi negara yang memiliki tingkat pencemaran melebihi ketentuan. Uang hasil pajak karbon digunakan untuk konservasi alam.
  8. Memakai pembangkit listrik tenaga yang berasal dari alam seperti angin atau matahari.

Melestarikan alam lingkungan penting untuk dilakukan. Karena melestarikan alam, sama saja dengan melindungi bumi. Semakin alam sehat, maka bumi akan semakin nyaman untuk di tinggali oleh manusia dengan ikut menerapkan Cara Melestarikan Alam Laut dan Lingkungan.

Baca Juga:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA