Artikel tentang semangat generasi muda dalam konsep wawasan nusantara

Samarinda- Ruang media Heart of Borneo menjadi tempat pelaksanaan acara webinar “Penguatan pendidikan wawasan kebangsaan bagi pelajar SLTA di kabupaten Kutai Barat, kabupaten Mahakam Ulu, kabupaten Berau“ yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Timur (Kebangpol) menggunakan layanan Daring/online. Isran Noor, Gubernur Kalimantan Timur membuka acara tersebut via zoom di ruang kerjanya . (25/02/2021)


Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Prov. Kaltim, Sufian Agus dalam laporannya mengatakan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan, bahwa kegiatan Penguatan Pendidikan Wawasan Kebangsaan ini ditujukan antara lain kepada Organisasi Politik (anggota dewan), Organisasi Kemasyarakatan (LSM, Ormas, Paguyuban dll), Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Guru/ Pendidik, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pelajar dan Mahasiswa.


Maksud dari diselenggarakannya acara tersebut untuk memberikan pemahaman dan pengertian tentang pentingnya Pendidikan Wawasan Kebangsaan bagi Pelajar SLTA di Kab/kota se Kaltim dalam rangka mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga dapat mencegah tantangan dan ancaman yang akan mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Dalam sambutannya Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan seiring dengan laju modernisasi dan perkembangan teknologi informasi yang semakin kompleks dan memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia, berbagai pengaruh negatif juga terdapat di dalamnya, seperti maraknya penyalahgunaan dan peredaran narkoba, bullying, perkelahian antar pelajar dan berbagai kasus lainnya.


Untuk menangkal terjadinya degradasi moral anak bangsa ini, diperlukan adanya pemahaman dari generasi muda tentang wawasan kebangsaan. “Setiap generasi adalah masyarakat baru yang harus memperoleh pengetahuan, mempelajari keahlian dan mengembangkan karakter atau watak publik maupun privat yang sejalan dengan demokrasi, sikap mental ini harus dipelihara dan dipupuk melalui perkataan dan pengajaran serta kekuatan keteladanan” ujar orang nomor satu di Benua Etam.

pembinaan terhadap generasi muda menjadi warga negara yang baik harus menjadi perhatian utama kita bersama, karena tidak ada tugas yang lebih penting dari pengembangan warga negara yang bertanggung jawab, efektif dan terdidik .

Untuk kita ketahui bersama, bahwa wawasan kebangsaan merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya, yang didasari oleh falsafah cita-cita dan tujuan nasional, namun sampai saat ini pemahanan wawasan kebangsaan dalam dini generasi muda masih kurang.


“Oleh karena itu perlu adanya pemberian pemahaman wawasan kebangsaan pada generasi muda. Dengan semakin kuat dan kokohnya pemahaman tentang wawasan kebangsaan diyakini dapat menjadi benteng kokoh dari pengaruh pengaruh negatif yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi dan informasi tersebut “.lanjut Isran.


Kegiatan ini diadakan dalam rangka meningkatkan rasa nasionalisme, kesadaran berbangsa dan bernegara serta nilai-nilai patriotisme pada generasi muda dan Pelajar di kabupaten Kutai Barat. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan pengetahuan dan kecintaan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta memupuk mental dan keberanian para generasi muda untuk berkompetisi secara jujur dan sehat.


Harapannya dengan diselenggarakannya kegiatan ini, dapat menghasilkan generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI serta generasi muda yang memiliki sikap mental dan fisik yang berani bersaing dan berkompetisi secara sportif. Serta dapat meningkatkan kecintaan dan ketentraman terhadap NKRI, dengan pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan.( BGS/ty )

Gunung Mas – Sosialisasi yang diprakarsai Badan Kestuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Gunung (Gumas) dihadiri langsung Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Muhamad Rusdi, Pabung 1016/PLK Mayor Inf Wiyanto, perwakilan Kepala SMAN 1 Kurun, perwakilan Kepala SMKN 1 Kurun, perwakilan dari Kepala SMA Katholik Kurun bertempat di GPU Tampung Penyang, Senin (24/2/2020).

Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Gumas HM Rusdi (duduk kiri ketiga) dan lainnya berfoto bersama usai membuka sosialisasi wawasan kebangsaan bagi generasi muda, di GPU Tampung Penyang, Senin (24/2/2020).

Disampaikan HM Rusdi, perkembangan yang terjadi di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini terdapat fenomena yang cukup memprihatinkan, baik disadari atau tidak fenomena tersebut telah menjadi sebuah ancaman serius bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

“Seperti yang telah kita sepakati bersama bahwa Pancasila adalah Idiologi Bangsa kita, Idiologi yang tidak bisa ditawar-tawar lagi sebagai pandangan hidup dalam berbangsa dan bernegara, karena didalam Pancasila terkandung nilai-nilai yang akan memberi tuntunan dalam membentuk karakter bangsa kita, yang tentunya akan berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” kata Muhamad Rusdi.

Ditambahkan, tantangan bagi kita semua pada saat ini yaitu mencegah masuknya idiologi lain yang daapat mempengaruhi Nilai-nilai Idiologi Pancasila maka dari itu saya sampaikan, untuk menghadapi tantangan tersebut marilah kita bersama-sama mengaktualisasikan kembali nilai-nilai yang terkandung dari sila-sila Pancasila dan mengamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Beliau mengajak semua peserta untuk mengikuti kegiatan ini sampai selesai, dan diharapkan agar dapat menjadi motivator juga menjadi pelopor dalam memelihara keamanan dan kerukunan dalam keberagaman ras, suku, etnik dan budaya demi kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya Kabupaten Gunung Mas,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Idiologi, Wawasan Kebangsaan, dan Ketahanan Ekonomi Sosial Budaya dan Agama Tenung selaku ketua panitia mengatakan, kegiatan ini bertujuan memberikan bekal, pengetahuan dan kemampuan kepada peserta agar dapat memahami pentingnya wawasan kebangsaan dan semangat bela Negara demi keutuhan NKRI.

Peserta yang mengukuti sosialisasi berjumlah 40 (empat puluh) peserta terdiri dari siswa siswi SMA Negeri 1 Kurun SMK 1 Kurun dan SMA Katholik Serta dari unsusr generasi muda yang ada di Kecamatan Kurun.

“Sebagai narasumber yang menyampaikan materi Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Gunung Mas HM Rusdi, PABUNG 1016/PLK Mayor Inf Wiyanto,” pungkasnya.

Lihat Foto

Fabian Januarius Kuwado

Tarian Beku. Tarian ini merupakan salah satu atraksi pembuka Hari Nusantara 2016 di Pelabuhan Lewoleba, Lembata, NTT, Selasa (13/12/2016).

TANGGAL 13 Desember diperingati sebagai Hari Nusantara. Peringatan Hari Nusantara pertama kali dicanangkan Presiden Abdurrhaman Wahid tahun 1999.

Dua tahun setelahnya, Presiden Megawati Soekarnoputri menerbitkan Surat Keputusan Presiden Nomor 126 tahun 2001 yang isinya menetapkan tanggal 13 Desember sebagai Hari Nusantara.

Peringatan Hari Nusantara ditujukan untuk mempererat ikatan persatuan dan rasa persaudaraan sebangsa. Selain itu, peringatan dimaksudkan agar rakyat Indonesia mengetahui jati diri geografisnya yang menyandang predikat sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Predikat ini sangat prestisius dan tidak diperoleh secara instan, melainkan melalui perumusan pemikiran dan perjuangan diplomasi panjang yang asal-usulnya dapat dilacak dari Deklarasi Juanda pada 13 tanggal Desember 1957.

Baca juga: Penguatan Budaya Bahari Jadi Fokus Utama Peringatan Hari Nusantara 2020

Deklarasi Juanda berperan besar dalam memperjuangkan prinsip negara kepulauan dengan mengubah status perairan antar pulau di luar 3 mil yang semula berstatus laut bebas (berdasarkan warisan hukum Hindia Belanda), menjadi perairan teritorial Indonesia.

Dibutuhkan waktu sekitar 25 tahun bagi Indonesia untuk memperoleh pengakuan dunia atas konsep negara kepulauan, yang puncaknya terjadi pada konferensi hukum laut internasional ketiga tahun 1982.

Pengakuan terhadap asas negara kepulauan merupakan prestasi besar dalam sejarah Indonesia sejak menjadi negara merdeka. Wilayah Indonesia menjadi berlipat ganda. Laut tidak lagi menjadi pemisah, melainkan menjadi penghubung dan perekat kesatuan negara Indonesia.

Di sini, dapat pula dikatakan bahwa para diplomat kita telah berhasil mendeklarasikan ulang Nusantara. Nusantara kita kembali seperti semula, yakni menjadi luas dan tak terpisahkan.

Kedaulatan wilayah yang membentang luas ini harus kita jaga dengan semangat persatuan.
Karena itu, pemaknaan kita tentang Hari Nusantara hendaknya jangan berhenti pada kekaguman dalam sudut pandang perluasan wilayah NKRI yang diperjuangkan sejak tahun 1957. Melainkan juga pada kekaguman terhadap realitas kemajemukan yang harus dipelihara sebagai identitas bangsa Indonesia.

Tanpa kesadaran dan kekaguman terhadap keberagaman yang terdapat di bumi Nusantara, kita hanya akan terperosok pada pandangan sempit yang berujung pada pertikaian antar saudara sebangsa. Kita juga akan terus menerus membingkai perbedaan dalam pengkotakan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA