Apa yang menjadi dasar dan motivasi pelayanan Yesus brainly

  • Cara hidup berkeluarga bukanlah satu-satunya pilihan hidup. Walaupun di dalam masyarakat pada umumnya hidup dalam lembaga perkawinan yang lebih banyak dipilih.
  • Panggilan hidup bakti dan imamat/selibat merupakan panggilan hidup yang khas. Mereka memberikan hidup dan dirinya secara total kepada Tuhan untuk menjadi alat-Nya dan menjadi partner bagi Allah sendiri dalam mewartakan kerajaan Allah di dunia.
  • Seseorang berkenan untuk memenuhi panggilan-Nya untuk hidup selibat, bukan karena mereka tidak laku atau karena mereka tidak dapat berbuat apa-apa, melainkan karena kemauan sendiri demi kerajaan Allah. Seperti yang difirmankan dalam Matius 19:12; “…Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti.” Jadi mereka memilih cara hidup sendiri dan tanpa paksaan tetapi atas kerelaan dan kesadarannya untuk melayani Tuhan secara penuh dalam hidup sebagai seorang imam.
  • Pilihan hidup imamat/selibat dipahami oleh Gereja Katolik sebagai panggilan Allah. Hidup imamat merupakan panggilan khusus. Panggilan khusus itu oleh Gereja Katolik dimeteraikan sebagai sakramen, yakni Sakramen Imamat yang disebut dengan Sakramen Tahbisan.
  • Dengan Sakramen Imamat/Tahbisan seseorang diangkat/diwisuda  untuk menggembalakan Gereja dengan Sabda dan Roh Allah. Sakramen Tahbisan ini melantik seseorang untuk ikut serta dalam tugas perutusan Yesus Kristus.
  • Mereka diangkat dan diakui sebagai wakil Kristus. “Barangsiapa yang mendengar kamu, mendengar Aku” [Lukas 10: 16]. Mereka bertindak atas nama Kristus untuk menghadirkan Ekaristi. Yesus pernah berkata, “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” [Lukas 22: 19].
  • Yesus juga mengutus orang-orang yang dipanggil-Nya secara khusus untuk membaptis semua orang yang percaya [lihat. Matius 28: 19-20], mengampuni dosa orang atas nama-Nya [lihat. Yohanes 20: 22], dan membangun umat beriman sebagai satu tubuh [lihat. Efi sus 4: 11-12].
  • Menjadi seorang imam adalah merupakan panggilan khusus, oleh karenanya untuk menjadi seorang imam pun ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi. Syarat untuk menjadi seorang imam antara lain: 1] Seorang pria normal yang telah menerima inisiasi Katolik. 2] Belum dan tidak akan beristri seumur hidup. 3] Menyelesaikan pendidikan fi lsafat, teologi, moral, dan hukum Gereja, [pendidikan Seminari yaitu pendidikan bagi calon imam]. 4] Seseorang yang ingin menjadi imam harus sehat secara jasmani dan rohani.

    5] Mempunyai hidup rohani yang baik serta memiliki motivasi dan cita-cita yang kuat untuk menjadi imam.

  • Imam/Biarawan/Biarawati mengucapkan 3 kaul, yaitu Kaul Ketaatan, Kaul Kemiskinan, dan Kaul Kemurnian. Ketiga kaul ini diucapkan dan ditaati oleh para imam, biarawan/biarawati agar pelayanan yang dijalankan dapat dijalankan secara penuh dan secara total.
  • Para imam memiliki tugas pokok yaitu ikut ambil bagian dalam tri tugas Yesus sebagai raja, nabi, dan imam yaitu mengajar, menguduskan, dan memimpin. Hal ini diungkap dalam KHK Kanon 1008 yang berbunyi: ”Dengan sakramen imamat yang diadakan oleh penetapan Ilahi, seorang beriman diangkat menjadi pelayan-pelayan rohani dengan ditandai oleh materai yang tak terhapuskan, yakni dikuduskan dan ditugaskan untuk selaku pribadi Kristus Sang Kepala, menurut tingkatan masing-masing, menggembalakan umat Allah dengan melaksanakan tugas mengajar, menguduskan dan memimpin.”

Dukung website ini dengan subscribe Channel YouTube Aendy Da Saint:

Sakramen Imamat adalah sakramen yang dengannya seseorang dijadikan uskup, imam, atau diakon, sehingga penerima sakramen ini dibaktikan sebagai citra Kristus [In persona Christi]. Hanya uskup [termasuk juga patriark dan paus] yang berhak dan boleh melayankan sakramen ini.

Orang-orang yang berkeinginan menjadi imam dituntut oleh Hukum Kanonik [Kanon 1032 dalam Kitab Hukum Kanonik] untuk menjalani suatu program seminari yang selain berisi studi filsafat dan teologi sampai lulus, juga mencakup suatu program formasi yang meliputi pengarahan rohani, berbagai retret, pengalaman apostolat [semacam Kuliah Kerja Nyata], dst.[1] Proses pendidikan sebagai persiapan untuk pentahbisan sebagai diakon permanen diatur oleh Konferensi Wali Gereja [Konferensi Uskup] terkait; yaitu Konferensi Waligereja Indonesia [KWI] kalau di Indonesia.

Salah satu ciri Gereja Katolik adalah "apostolik" [berasal dari para Rasul]. Sehingga seluruh tahbisan dalam Gereja Katolik dapat ditelusuri sejak dari zaman para rasul, yang mana diutus oleh Yesus Kristus sendiri. Perutusan Yesus tersebut dilanjutkan oleh Gereja sampai akhir zaman melalui tahbisan dalam tiga tahap:[2]

  • Episkopat: uskup [penerus para Rasul]
    Pentahbisan seseorang menjadi uskup menganugerahkan kegenapan sakramen Imamat baginya, menjadikannya anggota badan penerus [pengganti] para rasul, dan memberi dia misi untuk mengajar, menguduskan, dan menuntun, disertai kepedulian dari semua Gereja.
  • Presbiterat: pastor [presbiter]
    Pentahbisan seseorang menjadi imam mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Kepala Gereja dan Imam Agung, serta menganugerahkan baginya kuasa, sebagai asisten uskup yang bersangkutan, untuk merayakan sakramen-sakramen dan kegiatan-kegiatan liturgis lainnya, teristimewa Ekaristi.
  • Diakonat: diakon
    Pentahbisan seseorang menjadi diakon mengkonfigurasinya menjadi Kristus selaku Hamba semua orang, menempatkan dia pada tugas pelayanan uskup yang bersangkutan, khususnya pada kegiatan Gereja dalam mengamalkan cinta-kasih Kristiani terhadap kaum papa dan dalam memberitakan firman Allah.

Imamat bersama [umum]

Melalui Sakramen Baptis, semua umat awam Kristiani diharuskan juga menjadi 'imam'; yaitu dengan menjadi saksi Kristus yang baik, hidup menurut iman, pengharapan, dan kasih. Kesaksian hidup umat diharapkan menjadi pancaran terang kasih Kristus kepada sesamanya.

Dalam ritus tahbisan, setelah uskup menahbiskan, para imam juga menumpangkan tangan kepada para tertahbis.

Sakramen Imamat disebut juga "Sakramen Tahbisan" atau "Sakramen Penahbisan". Pada dasarnya panggilan sebagai imam berlaku untuk semua orang yang sudah dibaptis, namun Tuhan menunjuk orang-orang pilihan-Nya untuk menjadi imam tertahbis [imam jabatan]. Yesus menunjuk secara khusus imam yang ditahbiskan untuk melanjutkan karya-Nya di dunia sampai akhir zaman, dan juga untuk melayani imam bersama.

Berikut beberapa kutipan dari dokumen Gereja yang menyatakan mengenai tugas 'khusus' tersebut:

Dalam tugas para Rasul ada satu bagian yang tidak dapat diserahkan: tugas sebagai saksi-saksi terpilih kebangkitan Tuhan dan dasar Gereja. Tetapi di dalamnya juga terletak sekaligus satu tugas yang dapat diserahkan. Kristus menjanjikan kepada mereka bahwa ia akan tinggal bersama mereka sampai akhir zaman.Bdk. Mat 28:20 Karena itu "perutusan ilahi yang dipercayakan Kristus kepada para Rasul itu, akan berlangsung sampai akhir zaman. Sebab Injil yang harus mereka wartakan, bagi Gereja merupakan asas seluruh kehidupan untuk selamanya. Maka dari itu dalam himpunan yang tersusun secara hierarkis itu para Rasul telah berusaha mengangkat para pengganti mereka” [LG 20].[3]
Dalam menjalankan tugas pelayanan sucinya, para Imam yang ditahbiskan berbicara dan bertindak bukan atas wewenang mereka sendiri, bukan pula karena mandat atau delegasi komunitas tertentu, tetapi atas nama Pribadi Kristus Sang Kepala dan atas nama Gereja. Karena itu, imamat jabatan ini berbeda secara esensial dan tidak hanya dalam tingkatan dengan imamat umum seluruh umat beriman. Untuk pelayanan umat beriman, Kristus menetapkan Sakramen ini."[4]
  • Ordinatio Sacerdotalis [dokumen mengenai penahbisan dalam Sakramen Imamat]
  • Vestimentum [busana beserta kelengkapannya yang dikenakan oleh para petugas dalam liturgi]
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Holy Orders.

  1. ^ "Kitab Hukum Kanonik 1032". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-06. Diakses tanggal 2014-12-05. 
  2. ^ Katekismus Gereja Katolik 1536
  3. ^ Katekismus Gereja Katolik 860
  4. ^ Kompendium Katekismus Gereja Katolik 336

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sakramen_Imamat_[Gereja_Katolik]&oldid=18409648"

Video yang berhubungan

 Kupang, BKD.NTTPROV.GO.ID - Pembinaan rohani gabungan anggota KORPRI Lingkup Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur 25 September 2020 dengan tema ""Memiliki Kerendahan Hati dan Menjadi Teladan Dalam Berkarya"

Rohaniwan :

1. Pdt. Venty Nalle-S, S.Th.

Nats Alkitab : Filipi 2: 1-4

Syalom, salam kasih dalam Tuhan Yesus Kristus

Pertanyaannya mengapa sikap kerendahan hati perlu di miliki oleh kita manusia khususnya orang beriman dalam menjalankan karya-karya kita dalam hidup ini ?

Bunda Teresa berkata : kerendahan hati adalah Ibu dari semua sifat yang baik, dalam kerendahan hati kasih kita menjadi nyata. Kerendahan hati adalah sikap terdamai yang memiliki makna dan dampak yang luar biasa.

Firman Tuhan menekankan bahwa persekutuan hidup bersama semakin berarti dan berdampak jika semua yang ada didalamnya memiliki sikap kerendahan hati, yang merupakan buah teladan dari Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus menunjukkan kepada kita teladan terbesar tentang kerendahan hati, Ia rela menjalankan misi Allah Bapa dengan memberi diriNya mati tersalib sebagai wujud totalitas kasihNya agar kita manusia di selamatkan.

Filipi 2 ayat 6-7, Firman Tuhan berkata : yang walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus di pertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Tuhan Yesus memberi teladan tentang sikap kerendahan hati yang teragung, Ia mengesampingkan kepentingan diriNya, kemuliaan diriNya hanya demi manusia. Dari apa yang telah Tuhan Yesus teladankan bagi kita maka ada beberapa hal yang dapat kita renungkan :

a. Sikap kerendahan hati mengarahkan kita untuk menyadari bahwa kita hanya tidaklah berarti apa-apa tanpa Tuhan. Keberadaan diri kita yang masih dapat menikmati hidup sampai dengan saat ini, apa yang kita miliki, yang banggakan ada dalam hidup kita semuanya bersumber dari Tuhan.

- Orang yang rendah hati adalah orang yang tahu bersyukur dalam keadaan apapun.

- Orang yang rendah hati adalah orang yang mempertaruhkan hidup dan masa depannya dalam kuasa dan kehendak Tuhan.

- Orang yang rendah hati adalah orang yang mengandalkan Tuhan serta hidup takut dan hormat kepada Tuhan.

- oang yang rendah hati selalu menyakini bahwa hidup ini dipenuhi dengan sukacita apapun keadaannya.

- orang yang rendah hati selalu menaruh pengharapannya dalam rencana Tuhan yang baik.

​​​​​​​b. Dalam menjalankan setiap karya atau pekerjaan, Pribadi yang memiliki sikap kerendahan hati selalu bahwa ia tidak dapat hidup dan berkarya sendiri tanpa kehadiran orang lain. Kehadiran orang lain dalam huidupo dan karya adalah bagian yangn penting yang turut berperan dalam berbagai pencapaian-pencapaian dan kemajuan.

Keberadaan orang lain tidak hanya sekedar ada atau kita tidak hanya sekedar ada bagi orang lain tetapi hadir dan memberi arti. Karena itu......

- orang yang rendah hati adalah orang yang dapat membangun dan menjaga relasi hidup bersama dengan orang lain dalam keseharian atau di tempat bekerja. Sikap kerendahan hati mengasihilah persekutuan kasih, kasih mesra, belas kasihan, sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu tujuan.

- orang yang rendah hati adalah orang yanbg tidak merasa paling baik, paling bisa, paling tau, paling pintar, dll, kerendahan hati tidak bersikap meremehkan orang lain tetapi justru mengarahkan kita untuk mengenal diri dan menyadari bahwa ada banyak juga kekurangan-kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam dirinya, dan mampu melihat, mengakui serta menghargai orang lain dalam berbagai kelebihan dan kekurangannya. Orang yang rendah hati akan menempatkan orang lain lebih utama dari pada dirinya.

- Orang yang rendah hati adalah orang yang berintegritas, tidak ada dalam kepura-puraan dan kemunafikan dalam bersikap dan bertindak tetapi melakukan semua karya-karya atas dasar kebenaran dan keadilan yang pada akhirnya memberi dampak kebaikan bagi banyak orang.

- Ketiks kita memiliki sikap kerendahan hati kita akan melakukan semua pekerjaan tanpa melihat siapa yang akan mendapatkan pujian, melainkan yang perlu kita lakukan adalah bekerja dengan penuh tanggungjawab dan mempersembahkannya untuk kemegahan dan kemuliaan nama Tuhan dan bukan untuk puji-pujian yang sia-sia.

Dalam hidup ini banyak orang bisa menyatakan kebaikan atau bertindak yang baik ( prang jahatpun dapat berbuat baik) tetapi hanya sedikit saja orang yang dapat menjaga hatinya agar tetap tulus dan memiliki kerendahan hati.

Amsal 18:12 Tinggi hati mendahului kehancuran tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan. Amin.

2. Drs. Lukman Sara, M.Pd.

Panorama / indahnya kehidupan dunia membuat kita silau memandang sesuatu pergumulan kehidupan dunia kita bisa tertipu dengan kemewahan dunia tantangan kehidupan semakin berat, kehidupan semakin sempit – kehidupan semakin sukar zaman kompetitif persaingan yang semakin ketat.

Jika kita kalah bersaing akan tergilas dengan orang yang punya rekan bisnis yang sangat kokoh.

Lapangan kehidupan semakin sukar ini yang menyebabkan orang semakin bringas- kejam- ganas dan sadis.

Orang saling :

- Tipi menipu

- Bohong dan dusta

- Iri dan dengki

- Kasud dan adu domba

Hampir hilang tali cinta kasi sesama umat manusia maka diperlukan sosok individu yang rendah hati seperti Allah ingatkan kita dalam Ai-quran Surah Al-Furkan : 63:

Dan hamba Tuhan yang maha penyayang itu ialah :

Orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapanya mereka mengucap kata-kata yang mengandung keselamatan.

  • Kerendahan hati itu akan menampilkan sikap hidup :

  • Sabar dalam ketaatan

  • Kelembutan hati dalam memberikan maaf

  • Kelembutan hati selalu bertawadhu/ bertasbi bersujud

  • Kerendahan itu akan menampilkan sikap hidup.

  • Sabar dalam ketaatan sesusah apapun ia tidak akan pernah lalai ketaatannya kepada Allah, walau ia dalam keadaan susah terjepit – tertindas ia selalu sabar dalam beribadah kepada Allah;

  • Kelembutan hati memberikan maaf pada teman, sahabat, orangtua, kakak, paman.

Kelembutan hati dalam mentaati perintah Allah zikir yang selalu ia lakukan dengan hati yang tulus, mampu meredam amarah mampu memendam nafsu ia dengan hati yang iklas membuka pintu maaf buat orang lain karena ia sadar dimana bumi dipijak/ bumi mana yang dipijak tersebut tidak bersahabat dengan kita.

- Gunung meletus mengeluarkan lahar panas

- Angin badai memporak porandakan rumah kediaman kita.

- Banjir bah menghancurkan rumah pekarangan kita nyawa kita terancam.

- Air laut tsunami, air laut naik sapuh bersih bumi mana yang dipijak kalau semua isi alam ini tidak bersahabat dengan kita.

Sama halnya dengan kehidupan kita manusia:

- Saya ke timur orang tidak menyapa dengan saya;

- Saya ke barat orang tidak menyapa dengan saya;

- Saya ke utara orang tidak menyapa dengan saya;

- Saya ke selatan orang tidak menyapa dengan saya;

Maka saya hidup terkungkung, tersiksa tidak memperoleh kebahagiaan.

  • Kelembutan hati itu selalu menampilkan pribadi yang selalu bertasbih, bersujud menmyembah kepada Allah membuat ia congkak berbusung dada, sombong, membanggakan diri tetapi ia selalu ti siapakah aku ini apakah aku ini makhluk yang kebetulan ada ? kemudian mencari mkakan – minum mati dan habis perkara Ia selalu muhasabah merenungkan siapa sesungguhnya aku ini;

  • Kelembutan hati ini juga akan menampilkan insan yang gemar berzikir kepada Allah/ ingat kepada Allah dalam setiap aktifitas dan langkah dalam setiap denyut nadi dan getaran jantung kita.

Karena seorang muslim didalam aktifitas dan pekerjaannya selalu bergelut dengan hal-hal yang tercela maka imannya akan menjadi lemah, rapuh, redup dan suram.

Dalam aktifitas kita sehari-hari harus selalu mengingat Allah sehingga hati kita – lisan kita dan tindakan kita akan selalu terkontrol dengan baik.

3. I Wayan Wira Susena, SE.

Pendahuluan

Manusia sebagai makluk yang mempunyai derajat tertinggi memiliki Sabda,Bayu,

idep. Juga terdiri dari unsur Panca Maha Bhuta yaitu : Tanah,Air,Api,Udara ,Eter.

Manusia juga memiliki sifat dasar yaitu Triguna yang terdiri dari :

1. Satwam

Sifat sattwam yakni sifat tenang, suci, bijaksana, cerdas serta rendah hati. Orang yang dikuasai sifat Sattwam biasanya berwatak tenang, dan berhati damai

2. Rajas

Sifat rajas yakni sifat lincah, gesit, tergesa-gesa, bimbang, iri hati, angkuh dan bernafsu. Orang yang dikuasai sifat Rajas biasanya selalu gelisah, keinginannya bergerak cepat, mudah marah, senang terhadap yang memujinya dan bencih orang yang merendahkannya.

3. Tamas.

Sifat tamas yakni sifat tamak,paling malas, kumal, rakus dan suka berbohong. Orang yang dikuasai sifat Tamas, biasanya berifikir, berkata, dan berbuat sangat lamban.

Disamping itu juga agama Hindu memiliki keyakinan yang disebut dengan Panca Sradha yaitu :

  1. Percaya dengan adanya Brahman/Tuhan Yang Maha Esa

  2. Percaya dengan adanya

Atman

Samkara/Punarbawa

Hukum Karma Phala

  1. Percaya dengan adanya Moksa.

Pembahasan

Pustaka Ramayana ( perjalanan, kisah suci Sri Rama Awatara / Juru Selamat) dan Mahabharata, termasuk Pustaka Ithiasa yakni : sebelum umat Hindu lebih mendalam belajar Pustaka Suci Veda, hendaknya terlebih dahulu mempelajari dan mendalami Pustaka Ramayana dan Mahabharata ( kisah para pahlawan dan orang2 suci yang sangat panjang dan menarik serta universal yang menceritrakan kronologi peristiwa Leluhur Pandawa dan Korawa yakni : Prabu Yayati, Yadu, Puru, Kuru, Duswanta, Sakuntala dan Bharata, sampai kisah diterimanya para Pandawa di Surga.

Mahabharata terdiri dari 18 Parwa ( kitab) dimana salah satu Parwa yakni Bhisma Parwa mengisahkan turunnya Wahyu Suci Awatara / Juru Selamat Sri Krishna kepada Arjuna yang kemudian kita kenal dengan Bhagavadgita ( Nyanyian Suci Tuhan) atau disebut Panchama Veda , Veda kelima Kerendahan hati dalam agama hindu banyak tercantum dalam kitab suci Bhagavad

Gita diantaranya Bhagavad Gita Bab II. Sloka 7

karpanya-dosopahata-svabhavah

prcchami tvam dharma-sammudha-cetah

yac chreyah syan niscitam bruhi tan me

shishyas te ’ham sadhi mam tvam prapannam

“Kesadaran Hamba menjadi sangat lemah dan kalut dipenuhi kebingungan tentang kewajiban hamba, maka hamba bertanya kepada anda, beritahukanlah dengan pasti kepada hamba yang mana yang lebih baik? Hamba adalah murid Anda, berikanlah pelajaran kepada hamba, dan hamba menyerahkan diri sepenuhnya kepada Anda”

Bhagavad Gita Bab II, sloka 47

Karmany evadhikaras te

Ma phalesu kadacana

Ma karma-phala-hetur bhur

Ma te sango’stv akarmani

“Hakmu hanyalah pada pelaksanaan tugas kewajiban, dan sama sekali tidak pada pahala dari tugas kewajiban yang engkau lakukan. Jangan beranggapan engkau menjadi penyebab dari hasil perbuatan, dan jangan terikat untuk tidak melakukan tugas kewajibanmu”.

Selain itu terdapat juga tokoh-tokoh hindu yang terkenal dengan kerendahan hatinya yaitu :

1. Mahatma Gandhi

Mohandas Karamchand Gandhi,Seorang laki-laki tanpa kekayaan, tanpa barang-barang berharga. sungguh betapa luar biasa prinsip hidup dan perjuangan Gandhi yang mampu menyatukan orang India dari berbagai kasta dan agama dengan konsep “satyagraha”, perlawanan tanpa kekerasan dengan keredahan hati.

2. Gede Prama

Gede Prama seorang tokoh Hindu yang terkenal di Bali dengan kerendahan hatinya. Kutipan kata kata Gede Prama :“Kebahagian itu bisa dibeli, bukan dengan uang, melainkan dengan sikap rendah hati.”

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Kita sebagai manusia dalam kehidupann bermasyarakat baik di lingkungan pekerjaan ataupun di lingkungan keluarga hendaknya selalu mengedepankan sikap rendah hati karena sikap rendah hati termasuk kedalam sifat Sattwam dalam Tri Guna yang akan menuntun kehidupan kita menjadi lebh baik. Selain termasuk dalam sifat Sattwam dalam Tri Guna sikap rendah hati juga termuat dalam sloka Bhagavad Gita yang menjadi tuntunan umat hindu untuk mengajalani kehidupan yang lebih baik.

4. Romo Fransiskus Amandus Ninu, Pr. S.Fil

Injil Yohanes 13:4-20

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus, dunia kita saat ini sedang terancam karena adanya virus covid-19, terkhususnya di wilayah kita saat ini. Namun, ditengah keterbatasan yang kita alami saat ini, janganlah kita menjadikan ini sebagai suatu alasan dan teladan yang harus kita tunjukan dalam berkomunikasi dengan sesama kita tanpa harus melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Karena percayalah kasih dan rencana Tuhan selalu yang terindah untuk hidup kita di tengah keterbatasan ini, dan semuanya itu akan terasa baik-baik saja jika kita menjalaninya penuh dengan optimis, kesabaran dan kerendahan hati untuk saling melayani, saling menolong dan saling berbagi dalam berbagai hal.

Saudara-saudariku yang terkasih, kerendahan hati merupakan suatu sifat yang harus dimiliki oleh setiap pribadi dalam mebangun suatu hubungan yang baik, harmonis, penuh kedamaian dan terjauh dari sifat iri hati dan dengki terhadap sesama. Kerendahan hati juga merupakan suatu sifat yang mencerminkan kepribadian seseorang yang dengan tulus menerima segala kekurangan maupun kelebihannya, tanpa membanding-bandingkan apa yang dimilikinya dengan apa yang dimiliki oleh orang lain dan tidak menyombongkan diri atas apa yang dimiliki atau atas apa yang dicapat dalam hidup ini, baik itu suatu kedudukan ataupun jabatannya, tetapi dengan diam dan penuh kerendahan hati, ia mensyukuri itu sebagai suatu anugerah dan kasih Tuhan dalam hidupnya. Seperti Firman Tuhan yang telah kita dengarkan bersama-sama dalam Injil Matius hari ini, dalam bacaan ini kita tahu bahwa Yesus Kristus Putra Bapa Yang Maha Kuasa, dengan penuh kerendahan hati membasuh kaki murid-murid-Nya, tanpa membeda-bedakan yang baik dan yang jahat kepada-Nya. Kerendahan hati Yesus inilah yang mencerminkan kesederhanaan dan keagungan-Nya, bukan kemewahan ataupun kekuasaan yang ditunjukkan-Nya, dan kerendahan hati Yesus inilah yang menjadi teladan bagi murid-murid-Nya untuk saling mengasihi, saling menghargai, saling menolong dan merendahkan hati terhadap sesama sebagai murid Yesus, seperti teladan yang ditinggalkan Yesus kepada mereka, sesuai dengan Firman Tuhan yang mengatakan bahwa ; “jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Ku perbuat kepadamu”. Dan didalam bacaan ini juga, Yesus mengatakan bahwa : “sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya”, Firman Tuhan ini ingin mengingatkan kepada kita, bahwa sesungguhnya dalam kehidupan ini, suatu kedudukan atau jabatan yang kita miliki bukanlah suatu hal yang harus kita jadikan sebagai alasan atau alat untuk meninggikan diri dan berkuasa atas orang lain, tetapi sebaliknya, kasih karunia Tuhan yang telah diberikan kepada kita melalui apa yang kita miliki ini, patut kita syukuri dan menjalaninya dengan sebaik mungkin dengan penuh kerendahan hati untuk saling berbagi kepada saudara-saudari disekitar kita yang masih hidup dalam kekurangan, seperti teladan yang diberikan oleh Yesus Kristus kepada murid-muridnya, karena dengan kerendahan hati kita dapat menempatkan posisi kita sama dengaan orang lain apapun kedudukan ataupun pekerjaan dan statusnya karena dimata Tuhan kita adalah sama-sama citra-Nya dan sama kodratnya. Karena pada dasarnya apa yang kita miliki dalam hidup ini merupakan anugerah dari Tuhan Sang Juruslamat, sebagai bentuk cinta kasih-Nya kepada kita umat pilihan-Nya, oleh karena itu semua yang kita miliki dalam hidup ini hanya merupakan titipan Tuhan yang bersifat sementara.

Oleh karena itu, saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan, dalam kesempatan ini marilah kita merenungkan kembali betapa besarnya kasih Tuhan kepada kita, betapa besar cinta-Nya kepada kita, dan betapa besar karunia yang Tuhan limpahkan atas diri kita hingga sampai saat ini. Anugerah yang Tuhan limpahkan kepada kita dalam bentuk apapun, dalam kedaan apapun dan dimanapun kita berada, kita patut untuk mensyukuri semuanya itu sebagai ucapan terimakasih atas segala kebaikan dan kemurahannya dalam hidup ini, karena sesuatu yang indah akan datang pada waktunya, dan juga jalan setiap pribadi telah ditakdirkan oleh Tuhan. Kita hanya perlu percaya kepada-nyadengan penuh iman dan selalu sabar dan penuh kerendaahan hati, karena dengan kerendahan hati kita dapat menjadi pelita bagi orang-orang yang berada disekitar kita. Saudara-saudariku yang terkasih, mampukah kita meninggalkan segala kesombongan dan segal kemewahan dalam dunia ini? Dan hidup dalam kesederhanaan, dan penuh kerendahan hati menjadi sahabat bagi mereka yang berada di sekitar hingga waktu tiba kita kembali pada Sang Pencipta. 

Penulis : Florina Selfiana Mandala

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA