Apa yang harus dilakukan jika hewan peliharaan kita sakit

Kasus hewan peliharaan sakit akibat tertular dari majikan manusianya termasuk jarang terjadi, tapi tidak mustahil. Jenis penyakit yang paling umum ditularkan dari manusia ke hewan umumnya adalah infeksi bakteri, seperti MRSA (infeksi bakteri yang resisten antibiotik), TBC, dan infeksi parasit Giardia duodenalis, khususnya pada anjing. Infeksi TB dari manusia bahkan bisa menular pada gajah.

Sementara itu, kucing khususnya dilaporkan berisiko tertular infeksi influenza dari majikan yang sudah telanjur kena flu biasa atau flu burung (H1N1). Komplikasi flu H1N1 pada kucing dapat berisiko menyebabkan pneumonia yang mematikan.

Namun dari semua hewan, gorila dan simpanse mungkin adalah kelompok hewan yang paling rentan terhadap penularan penyakit dari manusia. Pasalnya, dua hewan primata ini memiliki susunan genetik dan fisiologis yang serupa bahkan hampir identik dengan manusia. Gorila dan simpanse diketahui rentan terhadap sejumlah penyakit manusia, seperti campak, pneumonia, influenza, serta berbagai infeksi virus, bakteri, dan parasit umum lainnya.

Uniknya, hewan-hewan yang tertular penyakit tertentu akan menampakkan gejala penyakit yang sama dengan manusia. Misalnya saja kasus seekor anjing Yorkshire terrier yang tertular TBC dari majikannya. Anjing berusia tiga tahun tersebut mengalami tanda dan gejala TBC umum seperti penurunan nafsu makan yang berujung anoreksia, muntah-muntah, dan hingga masalah pernapasan seperti batuk terus-menerus.

Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan penyakit dari manusia ke hewan?

Hewan peliharaan sakit berpotensi menjadi perantara penyebaran penyakit yang makin meluas. Namun risiko ini bisa dicegah dengan menjaga kebersihan diri sendiri saat sakit (misalnya, menutup mulut saat batuk atau bersin, dan tidak membuang ludah sembarangan), meminimalisir kontak langsung baik dengan sesama manusia maupun hewan saat sakit, dan menjaga kebersihan serta kesehatan binatang peliharaan di rumah.

Dokter hewan Dewi Rinasari dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta memberikan vaksin antirabies kepada hewan peliharaan di Kantor Kelurahan Panembahan, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta, Selasa (10/3/2020). Pemberian vaksin antirabies secara gratis untuk hewan peliharaan kucing, anjing, dan kera tersebut sebagai bentuk antisipasi penyebaran virus rabies dari hewan ke manusia. Tribun Jogja/Hasan Sakri Ghazali

TRIBUNNEWS.COM - Sejak dulu, memelihara hewan di rumah telah dilakukan oleh banyak keluarga di dunia.

Umumnya, hewan yang dipelihara adalah binatang yang tidak membahayakan manusia.

Misalnya anjing dan kucing.

Mereka termasuk binatang jinak yang mudah disayangi pemiliknya.

Hewan seperti anjing dan kucing pun banyak ditemui di toko hewan peliharaan.

Meski demikian, memungut dan merawat anjing serta kucing liar di jalanan pun tak masalah, asal dilakukan secara benar.

Perawatan hewan peliharaan wajib dilakukan.

Viral seorang satpam komplek kerap memberi makan kucing-kucing liar sampai rela berpuasa saat hanya memiliki sedikit uang. (Twitter.com/@rebornblessing)

Baca: Viral Sosok Inspiratif, Satpam Ini Beri Makan Kucing-kucing Liar yang Kelaparan Sampai Rela Berpuasa

Bila tidak, maka hewan peliharaan bisa rentan terkena penyakit.

Untuk itu, perawatan hewan amat diperlukan agar hewan yang disayangi bisa tumbuh dengan baik dan sehat.

Lantas bagaimana merawat hewan peliharaan agar tidak rentan terkena penyakit?

Merdeka.com - Setiap pemilik kucing akan melakukan semua yang bisa untuk membuat kucing merasa bahagia dan tentunya sehat. Tapi pada titik tertentu, sama seperti manusia, anabul mungkin akan menderita penyakit atau mengalami cedera. Sebelum membawanya ke dokter hewan, ada beberapa cara yang bisa bikin kucing merasa lebih nyaman.

Kenali Gejalanya

©Shutterstock

Bagaimana mengenali kucing yang sedang sakit atau terluka? Pahami dulu tanda-tanda anabul yang sehat dan bahagia, mulai dari aktif dengan mata yang tampak jernih, nafsu makan baik, buang air dengan normal, hingga bulu dan kulitnya tampak bersih.

Selain itu, hewan peliharaan juga bergerak dengan leluasa dan bernapas tanpa mengeluarkan suara yang aneh. Jika terjadi perubahan yang mendadak di satu atau beberapa tanda ini, bisa jadi itu tanda-tanda kucing sedang sakit atau terluka. Bisa konsultasi dengan dokter hewan, tapi sebelum memeriksakan kesehatannya ada beberapa cara yang bisa dilakukan.

Jaga Kenyamanan Saat Istirahat

©Shutterstock

Saat sakit atau cedera, kucing biasanya akan tidur lebih lama untuk memulihkan kesehatannya. Seperti manusia, terlalu banyak gangguan dapat mengganggu proses pemulihannya atau memicu stres. Oleh karena itu, cari tempat yang tenang dan nyaman, serta sediakan tempat tidur yang empuk. Gunakan kandang kecil dan letakkan di area yang mudah diperiksa secara teratur.

Jaga Tubuhnya Terhidrasi

©Shutterstock

Kucing dikenal jarang minum dan biasanya mendapatkan asupan cairan dari makanannya. Tapi jika anabulmu terlihat kesulitan makan, jaga kucing tetap terhidrasi dengan menyediakan air minum yang sering diganti di dekatnya. Bisa juga menambahkan rasa pada air minumnya seperti kaldu ayam untuk mendorongnya lebih banyak minum.

Belai Kucing

©Shutterstock

Ada beberapa kucing yang terus mengeong minta ditemani saat sedang sakit. Berikan belaian yang lembut untuk membuatnya merasa lebih baik dan terasa hangat. Tapi sebaiknya jangan melakukannya saat anabulmu tampak tertidur karena dapat mengganggu waktu istirahatnya.

Bisa juga mengelusnya dengan bantuan kapas lembap yang menghadirkan sensasi seolah-olah ada kucing lain yang tengah merawatnya. Pastikan untuk membersihkan mata, telinga, dan hidungnya dengan lembut.

Memberi Makan Kucing

Kucing yang sakit atau terluka membutuhkan banyak nutrisi untuk mengembalikan kesehatannya. Simpan mangkuk makanan dan air tepat di sebelah tempat tidur yang mudah dijangkau oleh anabul. Berikan dalam porsi yang lebih kecil atau suapi dengan cat food yang punya aroma kuat untuk meningkatkan selera makannya.

Selalu sediakan Muezza untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kucing, yang diambil dari bahan-bahan alami dan bebas dari bahan tambahan sintetik. Diformulasikan dengan kadar yang seimbang, brand makanan kucing kering akan membantu menjaga kesehatan anabul.

©Merdeka

Sudah mendapatkan sertifikasi halal dari The Central Islamic Committee of Thailand, tak perlu ragu memegang dan memberikan dry food pada kucing, membersihkan wadah makannya, hingga saat tanpa sengaja terkena liur kucing. Ada 4 varian rasa dengan aroma dan rasa yang disukai kucing seperti Tuna Flavor, Salmon Flavor, Mackerel Flavor, dan Ocean Fish Flavor. Dapatkan keempat variannya dengan mudah, cukup pesan Muezza di Shopee dan Tokopedia. (*/eth)

Beli Muezza di ShopeeBeli Muezza di Tokopedia

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA