Apa yang dimaksud dengan limbah pertanian

Limbah dalam pengertian buidaya pertanian bisa diartikan sebagai bahan yang dibuang di sektor pertanian. Misalnya dalam hal ini tempurung tanaman kelapa, jerami padi, dedak padi, kulit, tulang pada jenis hewan ternak potong serta jeroan dan darah pada ikan.

Oleh karena itulah secara garis besar limbah pertanian itu dibagi ke dalam limbah pra serta saat panen serta limbah pasca panen. Limbah pasca panen juga dapat terbagi dalam kelompok limbah sebelum diolah serta limbah setelah diolah atau limbah industri pertanian.

Limbah Pertanian

Limbah pertanian bisa dikatakan sangat melimpah keberadaannya saat suasana panen raya. Khususnya pada golongan jenis tanaman serealia yang dibudidayakan para petani, dalam ini untuk populer di Indonesia antara lain padi, tanaman jagung, dan sorgum.

Sebenarnya limbah pertanian tersebut masih dapat diolah menjadi bahan bakar langsung, difermentasi menjadi gas bio, media atau campuran media jamur, campuran makanan ternak lainnya. Seperti misalnya pemanfaatan limbah pertanian pada peternakan sistem longyam atau peternakan di atas kolam ikan.

Pengertian Limbah Pertanian

Limbah pertanian adalah bagian material biologi yang terkumpul sebelum atau sementara hasil utamanya diambil untuk keperluan konsumtif. Sehingga barang sisaan ini biasanya hanya dikumpulkan sebagai sampah serta ditangani dengan cara dibakar saja.

Pengertian Limbah Pertanian Menurut Para Ahli

Adapun defnisi limbah pertanian menurut para ahi, antara lain;

  1. S Karyaningsih (2021), Limbah pertanian adalah bagian sisa yang terbuang dari proses produksi pertanian yang bisa berbentuk kotoran dan jerami.

Jenis Limbah Pertanian

Jenis Limbah Pertanian

Berdasarkan macam serta wujud limbah pertanian terutama limbah industri pertanian dikelompokkan menjadi tiga kelompok, Yaitu;

Bahan-bahan buangan baik dari limbah pra panen, limbah panen, limbah pasca panen serta limbah industri pertanian yang wujudnya padat dikelompokkan pada limbah padat, contohnya daun-daun kering, jerami, sabut serta tempurung kelapa, kulit dan tulang dari ternak potong, bulu ayam, ampas tahu, jeroan ikan serta lain sebagainya.

Limbah-limbah tersebut di atas apabila dibiarkan menumpuk saja tanpa penanganan tertentu akan menyebabkan atau menimbulkan keadaan tidak higienis karena menarik serangga (lalat, kecoa) serta tikus yang seringkali merupakan pembawa berbagai jenis kuman penyakit. Limbah padat bisa diolah menjadi pupuk dan makanan ternak.

Limbah cair yang berasal dari industri pertanian banyak mengandung bahan-bahan organik (karbohidrat, lemak serta protein) karena itu mudah sekali busuk dengan menimbulkan masalah polusi udara (bau) serta polusi air. Pengelolaan limbah cair yang umum dilakukan ialah perlakuan primer, sekunder serta tersier (penjelasannya pada pokok bahasan mengelola limbah secara fisik).

Limbah cair industri pada pertanian sangat banyak, akan tetapi disisi lainnya. Limbah ini dapat dimanfaat untuk membersihkan bahan pangan serta peralatan pengolahan serta menghanyutkan bahan-bahan yang tidak dapat dikehendaki (kotoran).

Limbah gas ialah limbah berupa gas yang dikeluarkan pada saat pengolahan hasil-hasil pertanian, misalnya yaitu gas yang timbul berupa uap air pada proses pengurangan kadar air selama proses pelayuan teh serta proses pengeringannya. Limbah gas ini supaya tidak dapat menimbulkan bahaya harus disalurkan lewat cerobong.

Dampak Limbah Pertanian

Dampak yang terjadi akibat adanya limbah pertanian pada lingkungan dan mahluk hidup, antara lain;

Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan dapat menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan dapat menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan dapat mengurangi perkembangannya.

Selain kematian kehidupan di dalam air yang disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air bisa juga disebabkan karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut.

Selain matinya ikan serta bakteri-bakteri di dalam air juga bisa menimbulkan kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan sendiri yang seharusnya dapat terjadi pada air limbah menjadi terhambat.

Sebagai akibat selanjutnya ialah air limbah akan sulit untuk diuraikan. Selain bahan-bahan kimia yang bisa mengganggu kehidupan di dalam air, maka kehidupan di dalam air juga bisa terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti adanya temperatur tinggi yang dapat dikeluarkan oleh industri yang memerlukan proses pendinginan.

Panasnya air limbah ini bisa mematikan semua organisme apabila tidak dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah.

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang oleh perusahaan yang dapat memproduksi bahan organik seperti tapioka, maka setiap hari akan dihasilkan air limbah yang berupa bahan-bahan organik dalam jumlah yang sangat besar.

Ampas yang berasal dari pabrik ini juga perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang sangat lama.

Selama waktu tersebut maka air limbah dapat mengalami proses pembusukan dari zat organik yang ada di dalamnya. Sebagai akibat selanjutnya ialah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organik yang sangat menusuk hidung.

Di samping bau yang ditimbulkan, maka dengan menumpuknya ampas akan dapat memerlukan tempat yang banyak dan mengganggu keindahan tempat di sekitarnya. Pembuangan yang sama akan dapat dihasilkan juga oleh perusahaan yang menghasilkan minyak serta lemak.

Selain menimbulkan bau juga dapat menyebabkan tempat di sekitarnya menjadi licin. Selain bau serta tumpukan ampas yang mengganggu, maka warna air limbah yang kotor akan dapat menimbulkan gangguan pemandangan yang tidak kalah besarnya.

Keadaan yang demikian akan lebih parah lagi, Jika pengotoran ini dapat mencapai daerah pantai di mana daerah tersebut adalah daerah tempat rekreasi bagi masyarakat sekitarnya.

Limbah cair sangat bisa berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang bisa ditularkan melalui air limbah. Limbah cair ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti yaitu penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, dan skhistosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam limbah cair itu sendiri banyak terdapat bakteri patogen dengan penyebab penyakit seperti :

Virus, dapat menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus penularannya masih belum diketahui serta banyak terdapat pada air hasil pengolahan (effluent) pengolahan air limbah.

Vibrio Kolera, dapat menyebabkan penyakit kolera dengan penyebaran utama melalui limbah cair yang telah tercemar oleh yaitu kotoran manusia yang mengandung vibrio kolera.

Salmonella Typhosa a serta Salmonella Typhosa b,  adalah penyebab tiphus abdominalis dan para tiphus yang banyak terdapat di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya ialah melalui air dan makanan yang telah tercemar oleh yaitu manusia yang berpenyakit tiphus.

Penanganan Limbah Pertanian

Solusi pencemaran air akibat limbah pertanian, antara lain adalah sebagai berikut;

Hal pertama yang bisa dilakukan adalah mencipatakan kesadaran dari semua lapisan masyarakat khususnya para  petani supaya berlaku bijak dengan limbah pertanian yang bisa dihasilkannya. Dan semua itu hanya dapat diwujudkan dengan sebuah tindakan kecil sebagai awalnya ialah dengan memulai dari diri sendiri.

Pertanian adalah sektor yang masih luas terhampar di wilayah Indonesia. Gencarnya pembangunan di sektor industri serta pemukiman penduduk belum mampu menggeser sektor pertanian sebagai icon Indonesia yang terkenal sebagai negara agraris. Pembangunan pertanian saat ini sudah mencapai pengembangan agribisnis dan agroindustri.

Pengembangan tersebut sudah mendorong pertumbuhan sektor pertanian tetap terjadi peningkatan. Sama halnya yang terjadi pada subsektor peternakan, meskipun saat ini Indonesia tengah menghadapi krisis, peternakan Indonesia masih tetap eksis bahkan dapat menunjukkan peningkatan, diantaranya produksi daging meningkat 4,01% per tahun, telur menigkat 5,6% per tahun, serta susu meningkat 2,69% per tahun (Direktorat Jenderal Peternakan, 2005).

Peningkatan produksi yang didorong untuk bisa memenuhi permintaan dalam maupun luar negeri disisi lain menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Diantaranya penggunaan bahan agrokimia seperti pupuk dalam pertanian akan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan menurunkan kualitas lahan dengan hilangnya lapisan subur akibat erosi serta pencucian hara.

Selain itu, tersedianya banyak sisa hasil dari bercocok tanam, seperti yaitu jerami yang berlimpah dan gulma yang belum dimanfaatkan bisa menjadi masalah. Kegiatan petani yang selama ini cenderung untuk bisa membakar sisa hasil pertanian seperti jerami dan gulma tentu akan menyumbang banyak karbondiokasida yang ditengarai sebagai salah satu penyebab pemanasan global.

Sementara itu, peningkatan di subsektor peternakan bisa meninggalkan berbagai masalah berupa limbah. Limbah ternak bisa berupa sisa buangan dari kegiatan usaha pemeliharaan ternak, rumah potong ternak, serta pengolahan produk ternak. Adapun limbah tersebut bisa ditemukan dalam jenisa padat serta cair, antara lain feses, urin, darah, tanduk, bulu, kuku, serta kulit telur.

Selama ini belum ada upaya yang maksimal dalam penanganan limbah serta dampak negatif dari usaha pertanian, sehingga perlu dikaji pengangannya melalui sistem integrasi tanaman dan ternak. Konsep sistem integrasi tanaman-ternak ini yaitu hadir sebagai salah satu bentuk pertanian terpadu.

Pola integrasi antara tanaman serta ternak muncul sebagai kegiatan pertanian dan peternakan yang saling melengkapi. Pola ini akan dapat menjadi solusi bagi usaha pertanian. Salah satu contoh integrasi yang terjadi antara hewan ternak serta tanaman ialah limbah ternak berupa kotoran diolah menjadi pupuk cair dan kompos serta kemudian diaplikasikan pada lahan pertanian.

Manfaat pupuk kompos yang bisa memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah serta sumber zat makanan bagi tanaman tentu akan berpengaruh besar bagi pertanian.

Contoh Limbah Pertanian

Adapun untuk beberapa contoh dalam limbah pertanian, antara lain adalah sebagai berikut;

  1. Limbah padat ialah limbah yang berwujud padat. Limbah padat bersifat kering, tidak bisa berpindah kecuali ada yang memindahkannya. Limbah padat ini misalnya yaitu, sisa makanan, sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, serta logam
  2. Limbah cair ialah limbah yang berwujud cair. Limbah cair terlarut dalam air, selalu berpindah, serta tidak pernah diam. Contoh limbah cair ialah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna pakaian, dan sebagainya.
  3. Limbah gas ialah limbah zat (zat buangan) yang berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu bergerak sehingga pada penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas ialah gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyak juga dapat menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.

Nah, demikianlah serangkaian materi atas penjelasan tentang pengertian limbah pertanian menurut para ahli, jenis, dampak, penanganan, dan contohnya. Semoga saja melalui artikel ini bisa memberikan referensi bagi segenap pembaca.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA