Apa yang dimaksud budaya politik parokial

Pada hakekatnya tipe-tipe budaya politik parokial, kaula, dan partisipan dapat dilihat sebagai evolusi alami dalam pertumbuhan pendekatan perilaku dalam analisis sistem sosial perpolitikan yang ada di suatu negara. Hal ini dikarenakan menjadi upaya untuk menerapkan masalah agregat atau analisis sistemik jenis wawasan dan pengetahuan yang dikembangkan.

Pada awalnya dengan mempelajari perilaku politik individu dan kelompok kecil. Lebih khusus, konsep budaya politik dikembangkan sebagai tanggapan terhadap arti kebutuhan untuk menjembatani kesenjangan sosial yang tumbuh dalam pendekatan perilaku antara tingkat analisis mikro, berdasarkan interpretasi psikologis dari perilaku politik individu, dan tingkat analisis makro, berdasarkan variabel umum untuk memahami arti sosiologi politik.

Budaya Politik

Dalam ilmu politik, definisi budaya politik dapat diartikan sebagai seperangkat pandangan bersama dan penilaian normatif yang dipegang oleh masyarakat mengenai sistem politiknya. Gagasan budaya politik tidak mengacu pada sikap terhadap aktor tertentu, seperti presiden atau perdana menteri, tetapi lebih menunjukkan bagaimana orang memandang sistem politik secara keseluruhan dan keyakinan mereka pada legitimasi yang diterapkan.

Tujuan atas legitimasi tersebut tak lain ialah untuk memberikan keteraturan sosial di masyarakat sehingga masyarakat akan mengikuti perkembangan negara secara aktif, terutama persoalan pembangunan yang dijalankan.

Tipe Budaya Politik

Terdapat bermacam-macam tipe budaya politik yang berkembang di dalam suatu negara. Termasuk juga Indonesia yang notebene masuk dalam karakteristik negara berkembang. Jenis budaya politik tersebut, antara lain adalah sebagai berikut;

Pengertian budaya politik parokial yaitu suatu budaya dimana tingkat partisipasi politik masyarakatnya masih sangat rendah. Tipe yang satu ini sering ditemukan pada masyarakat tradisional yang sifatnya masih sangat sederhana.

Bahkan dalam Moctar Masoed dan Colin Mc. Andrew berpendapat bahwa budaya politik parokial terjadi karena masyarakat tidak mengetahui atau tidak menyadari tentang adanya pemerintahan dan sistem politik yang dijalnakan. Kaidah ini memberikan arti bahwa pada budaya politik parokial masyarakat hanya bisa menerima kebijakan tanpa bisa ikut andil dalam pembangunan yang dijalankan.

Adapun ciri-ciri budaya politik parokial yaitu sebagai berikut:

  1. Ruang lingkupnya kecil dan sempit.
  2. Masyarakatnya apatis.
  3. Pengetahuan masyarakat tentang politik masih sangat rendah.
  4. Masyarakat cenderung tidak perduli dan menarik diri dari wilayah politik.
  5. Masyarakatnya sangat jarang berhadapan dengan sistem politik.
  6. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang adanya pusat kewenangan dan kekuasaan di suatu negara.

Contoh dalam budaya politik parokial ini untuk di Indonesia misalnya saja yang ada di Suku Baduy (Provinsi Banten) yang dulu menjadi wilayah Jawa Berat. Pada masyarakat Baduy politik parokial masih berlaku, dimana masyarakat bersifat apatis dengan pemilihan presiden ataupun pembilan lembaga legitatif yang dilakukan.

Budaya politik kaula yang dikenal dengan budaya politik subjek yaitu suatu pembentukan unsur budaya dimana masyarakatnya cenderung lebih maju di bidang ekonomi maupun sosial. Meskipun dalam budaya politik ini masyarakat masih relatif pasif, tapi mereka sudah mengerti tentang adanya sistem politik serta mematuhi undang-undang dan para aparat pemerintahan.

Adapun ciri-ciri politik kaula/subjek yaitu sebagai berikut:

  1. Adanya kesadaran penuh masyarakatnya terhadap otoritas pemerintahan.
  2. Masyarakatnya masih bersikap pasif terhadap politik.
  3. Beberapa warga memberikan masukan dan permintaan terhadap pemerintah, namun telah mau menerima aturan dari pemerintah.
  4. Masyarakatnya mau menerima keputusan yang tidak dapat dikoreksi ataupun ditentang.
  5. Masyarakatnya telah menyadari dan memperhatikan sistem politik umum dan khusus pada objek output, tapi kesadaran pada input dan sebagai aktor politik masih cukup rendah.

Contoh yang masuk dalam tipe budaya politik kaula atau subjek ini misalnya saja untuk di negara Kore Utara yang noteben menganut sistem pemerintahan komunis. Dalam menjalakan pemerintahannya ia memberikan kesadaran penuh tentang pentinya pembangunan kepada masyarakat akan tetapi semuanya itu tidak mempengaruhi kebijakan subjek yang dilakukan pemerintahan.

Jikalau di Indonesia penerapan dalam kasus budaya politik kaula atau subjek ini berlaku ketika mas demokrasi terpimpin ataupun pada massa orde baru. Era ini masyarakat sadar tentang pentingnya politik akan tetapi sepenuhnya dikendalikan secara ketat oleh pemerintah pusatnya.

Budaya politik partisipan yaitu suatu budaya dimana masyarakatnya telah mempunyai kesadaran yang tinggi tentang suatu sistem politik, struktur proses politik, dan administratif.

Adapun ciri-ciri politik yaitu sebagai berikut:

  1. Adanya kesadaran masyarakatnya tentang hak dan tanggungjawab terhadap kehidupan berpolitik.
  2. Masyarakat tidak langsung menerima keadaan, tapi memberikan penilaian secara sadar pada objek-objek politik.
  3. Kehidupan politik di tengah-tengah masyarakat berperan sebagai sarana transaksi.
  4. Masyarakatnya telah memiliki kesadaran tinggi sebagai warga negara yang aktif dan berperan dalam politik.

Contoh penerapan dalam budaya politik partisipan ini sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja ketika dalam perpolitikan di Indonesia pada saat ini, masyarakat bisa urug rembung melakukan kotribusi atau masukan kepada pemerintah.

Bahkan pada saat ini juga masyarakat dapat memilih pemimpinnya dengan selektif yang dianggap mampu mewakili apa yang menjadi kehendak atau keinginannya.

Untuk keseharian, yang masuk dalam budaya politik partisipan ini, antara lain;

  1. Pemilihan Ketua Osis di Sekolah
  2. Pemilihan Presiden BEM di Kampus
  3. Pemilihan Ketua RT di masyarakat
  4. Proses pemilihan Ketua RW di masyarakat

Nah, itulah tadi artikel yang memberikan penjelasan terkait dengan tipe budaya politik parokial, kaula/subjek, partisipan, disertai dengan ciri dan contohnya di masyarakat secara umum. Semoga adanya tulisan ini memberikan wawasan serta memberikan edukasi mendalam bagi segenap pembaca sekalian.

Keberadaan masyarakat dalam sifat kebudayaan memang tidak bisa dipisahkan, apa yang dilakukan dengan terus menurus dan berjalan secara konsisten mengalami perubahan termasuk juga kebudayaan yang ada dalam masyarakat yang menyangkut pada politik, salah satu diantaranya ialah politik parokial.

Budaya politik parokial biasanya berlangsung dalam masyarakat tradisional yang menyangkut sistem kehidupan tidak terlalu rumit dan kurang mengenal dengan keberadaan teknologi. Meski demikian, penerapan atas kebudayaan ini sendiri memiliki kelebihan dan juga kekurangan di dalamnya.

Politik Parokial

Budaya politik parokial yang dikenal dalam Bahasa Inggris parochial political culture pada hakekatnya mempunyai kecenderungan dimana setiap penduduk tidak memiliki perhatian khusus mengenai apa yang sedang terjadi di dalam sistem politik negaranya, tidak mengetahui seluk beluk pengetahuan tentang sistem politik dan sangat jarang atau bahkan tidak pernah membahas masalah-masalah politik.

Sehingga arti budaya politik parokial ini juga menunjukkan bahwa masyarakatnya sama sekali tidak mempunyai ketertarikan atau minat untuk ikut serta dalam kehidupan berpolitik. Oleh sebab itu, segala bentuk perasaan kompetensi politik maupun keberdayaan politik tidak muncul sama sekali, dan membuat kehidupan politik pada masyarakat ini sangatlah pasif.

Pengertian Budaya Politik Parokial

Budaya politik parokial adalah sistem pemerintahan masyarakat yang masih relatif sederhana dengan identitas tradisional pemerintahan dijalankan meskipun menganggap penting partisipasi masyarakat akan tetapi pada umumnya masyarakat tidak menjalankan peran dan fungsinya. Realitas sosial ini didasari pada sikap masyarakat yang masih apatisme terhadap politik yang terjadi.

Pengertian Budaya Politik Parokial Menurut Para Ahli

Pengertian Budaya Politik Parokial menurut Para Ahli

Adapun untuk definisi pengertian budaya politik parokial menurut para ahli, antara lain;

Budaya politik parokial adalah budaya politik masyarakat yang memiliki tingkatab partisipasi rendah, hal ini didasarkan pada penyebab utamanya yakni pengetahuan serta wawasan masyarakat yang kurang, istilah lainnya faktor kognitif. Penyebab adanya tingkatan partisipasi masyarakat yang rendah lantaran pendidikan yang mereka peroleh terbatas serta menutup diri pada perubahan sosial yang terjadi.

Ciri Politik Parokial

Karakteritik yang melekat pada masyarakat dengan sistem penganutan dalam budaya politik parokial ini antara lain;

  1. Terbentuknya sikap apatisme dalam masyarakat, kondisi ini menyebabkan mereka kurang tahu dan tidak mau tahu terhadap fenoemana sosial yang ada.
  2. Dilakukan oleh masyarakat tradisional, pada umumnya budaya politik parokial dijalankan oleh masyarakat yang masih menganut sistem tradisional dengan pemikiran polanya belum terpengaruhi dengan berbegai dampak positif dan dampak negatif galobalisasi.
  3. Banyak dijalankan oleh negara berkembang, karektristik negara berkembang yang hidup dama masyarakat seringkali menjalankan sistem budaya politik parokial ini, lantaran pendidikan mereka kurang hingga menyebabkan adanya sikap kurang tertarik dan ingin mengindari dari dunia politik.
  4. Belum terlihat peran sosial kepada tokoh pemerintahan, hal ini biasanya di dasari pada sikap masyarakat yang masih merasa kurang peduli terhadap pembangunan yang akhirnya menjadikan mereka tidak mengenai pada tokoh-tokoh dalam dunia politik setempat.
  5. Budaya Politik Parokial menjalankan politik identitas yang masih sangat kuat. Pengertian politik identitas ini adalah politik yang ditentukan sesuai dengan kriteria keturunan, jenis kelamin, dan hal-hal lainnya.

Contoh Politik Parokial

Contoh yang nyata terhadap budaya politik parokial ini misalnya saja;

Masyarakat yang berasal dari Suku Baduy di Provinsi Banten, mereka menutup diri dari kemajuan yang ada, serta tidak ingin terlibat. Masyarakat disana menjalankan politik dari keterunan dan tidak ingin dikenal orang bahkan mengenalkan diri pada orang.

Karektristik masyarakat seperti ini masihl ekat dengan menjelasakan budaya politik parokial, berdasarkan kajian sosial apa yang mereka lakukan ialah bagian realitias sosial yang dipengaruhi terhadap kepercayaan budaya yang berkembang.

Contoh lainnya mengena fenomena penerapa dalam budaya politik parokial ini juga terjadi di sebagian wilayah yang ada di Pulau Papua dengan kurangnya tingkat pendidikan tinggi wilayah ini saat terjadi proses pemilihan presiden hanya dilakukan secara keterwakilan melalui kepada sukunya.

Padahal hal ini sangat merugikan baik untuk masyarakat sendiri ataupun untuk pemerintahan, hal ini berdasarkan pada kurangnya serta kegagalan pemerintahan dalam memeberikan pendidikan politik.

Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa budaya politik parokialialah kebudayaan masyarakat menyangkut pada tingkatan politik yang rendah yang bisanya didasari atas pengetahuan serta wawasan mereka terhadap kekuarangan edukasi dalam berpolitik.

Disisi lain, budaya politik parokial masih banyak dijumpai pada karakteristik negara-negara berkembang atau miskin, bahkan Indonesia sebagai negara berpendudukan terbesar di Asia Tenggara masih seringkali ditemukan kasus dalam budaya politik parokial.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian budaya politik parokial menurut para ahli, ciri, dan contohnya. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa memberikan wawasan serta pengetahuan bagi segenap pembaca yang sedang mendalami materinya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA