Apa tujuan diciptakannya jin dan setan

Hidup manusia di dunia tidak hanya hubungan antar manusia. Namun, manusia juga hidup dengan mahluk lain. Siapakah dia?

Saudaraku, apa yang ada di benak kita mengenai dunia yang berisi makhluk berakal yang hidup bersama kita di bumi, tinggal dengan kita dalam satu rumah, makan dan minum bersama kita? Kadang kerusakan pikiran dan hati kita, menyebabkan kita menghancurkan satu sama lain, serta menyebabkan kita saling menumpahkan darah. Di antara makhluk itu ada juga yang memperbudak kita untuk dirinya atau makhluk lainnya untuk memancing kemurkaan Allah, sehingga kemarahan Allah pun ditimpakan kepada kita. Kemudian pada akhirnya mereka lari dari Rabb mereka dan menuju api yang menyala-nyala. Siapakah dia? Dia adalah Syaithan. Mengapa dia ada dalam kehidupan kita?
Siapa Jin, Setan dan Iblis?

Jin

Jin adalah makhluk Allah Ta’ala selain manusia dan malaikat. Jin dan manusia memiliki titik persamaan, yakni sama-sama memiliki sifat berakal dan kemampuan dalam memilih jalan kebenaran dan keburukan.

Jin dan manusia diciptakan dengan tujuan yang sama, oleh karena itu jin mendapatkan beban yang sama untuk melaksanakan berbagai perintah Allah dan menjauhi larangan syari’at. Siapa saja yang taat kepada Allah, maka Allah akan ridha terhadapnya dan memasukannya ke surga, sebaliknya barang siapa yang durhaka dan membangkang terhadap perintah tersebut, dia akan memasuki neraka. Berikut dalil yang menerangkan bahwa syari’at Allah telah datang kepada bangsa Jin dalam surat al-Zariyat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku”

Tapi, asal-usul jin berbeda dengan asal-usul manusia. Jin diciptakan lebih dulu dari manusia dan Jin diciptakan dari api sedangkan manusia dari tanah.

قالَ أَنا خَيرٌ مِنهُ ۖ خَلَقتَني مِن نارٍ وَخَلَقتَهُ مِن طينٍ

“Aku lebih baik daripadanya, karena engkau ciptakan aku dari Api, sedangkan dia engkau ciptakan dari tanah” (QS. Shad: 76)

Setan

Setan juga makhluk Allah, setan itu juga sebangsa dengan jin dan banyak di dalam Al-Qur’an menyatakan bahwa setan termasuk bangsa jin. Pada awalnya setan menyembah Allah, tinggal di langit bersama malaikat dan bisa masuk surga. Namun kemudian setan durhaka kepada Allah saat diperintahkan untuk sujud kepada Adam, dia tidak mau sujud karena sombong, merasa lebih tinggi dan iri. Maka Allah pun menjauhkannya dari rahmatNya.

Setan dalam bahasa Arab biasa digunakan untuk menyebut apa saja yang membangkang dan tidak mau diatur. Mereka disebut setan karena pembangkang terhadap Rabbnya. Setan disebut juga dengan Thaghut, Allah Ta’ala berfirman :

الَّذِيْنَ آمَنُوْا يُقَاَتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذَيْنَ كَفَرُوْا يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ الطَّاغُوْتِ فَقَاتِلُوْا أَوْلِيَآءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كانَ ضَعِيْفًا

 “Orang-orang yang berperang di jalan Allah, sedangkan orang-orang kafir berperang di jalan tahghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena tipu daya setan itu lemah.” (QS. An-Nisa: 76).

Iblis

Setan telah melampaui batas dan membangkang terhadap Rabbnya. Jadi mahluk ini sebenarnya telah putus asa dari Allah, maka Allah menyebutnya dengan ‘Iblis’. Sebab “balasa” dalam bahasa Arab berarti orang yang tidak memiliki kebaikan sama sekali, sedangkan “ublisa” berarti putus asa dan pusing.

Asal-usul makhluk ini semua diciptakan oleh Allah dari api, dan setan atau iblis di sini berasal dari bangsa jin. “Kecuali Iblis, dia berasal dari golongan jin”.

Jelaslah mengenal sedikit identitas jin, setan dan Iblis.

Sebab Setan Bermusuhan dengan Manusia

Permusuhan antara setan dan manusia memiliki akar sejarah yang sangat panjang yaitu ketika Allah membentuk tubuh Nabi Adam sebelum ruh ditiupkan ke jasadnya. Tatkala Allah meniupkan ruh dalam jasad Nabi Adam, Allah memerintahkan kepada malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam, saat itu iblis dan malaikat yang di langit  masih sama-sama beribadah kepada Allah dan perintah ini berlaku untuk mereka semua, namun iblis merasa dirinya lebih tinggi dan sombong, ia enggan untuk sujud kepada Nabi Adam ‘Alaihissalaam. Ia berkata :

قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ ۖ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِيْنٍ

“Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah” (QS. Shad : 76)

Karena kesombongannya Allah mengusir setan dari surga yang kekal. Setan mendapatkan janji dari Allah bahwa ia akan dibiarkan hidup hingga hari kiamat dan dia berjanji pada dirinya bahwa ia akan menyesatkan manusia dan memperdaya mereka, Allah Ta’ala berfirman :

قالَ أَنظِرني إِلىٰ يَومِ يُبعَثونَ . قالَ إِنَّكَ مِنَ المُنظَرينَ .

“Iblis berkata. ‘Tangguhkanlah aku hingga waktu mereka dibangkitkan.’ Allah berfirman, ‘Sesungguhnya engkau termasuk makhluk yang ditangguhkan. ‘” (Q.S Al-‘Araf: 14-16).

Inilah awal dari permusuhan setan yang tidak akan pernah berubah dan tidak pernah berhenti, sebab ia menilai alasannya diusir, dilaknat dan dikeluarkan dari surga adalah karena bapak kita, yaitu Nabi Adam. Sehingga ia harus membalas dendam kepada Nabi Adam dan keturunan setelahnya.

Referensi :

  • Al-Qur’an dan terjemah
  • Alam Jin dan Setan (terjemah), oleh Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar

Penulis: Lusiana

Artikel Muslimah.or,id

Sahabat muslimah, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini. Jazakallahu khairan

🔍 Asal Usul Jin, 3 Pertanyaan Di Alam Kubur, Ciri Hadits Shahih, Arti Az Zikr, Gambar Wanita Memakai Cadar, Hadits Tentang Mencari Nafkah, Jilboobs Tembus Pandang, Nama Anak Yang Dilarang Dalam Islam, Alasan Yahudi Membenci Islam, Bayi Meninggal Masuk Surga Atau Neraka

Dalam nalar manusia modern, perbincangan tentang jin, setan, dan malaikat dianggap sebagai omong kosong. Ini bisa dipahami karena keberadaan wujud-wujud yang tersembunyi ini tidak terdeteksi oleh metodologi keilmuan mereka – yang popular disebut metode ilmiah. Karena tidak terdeteksi, maka wujud-wujud tersembunyi itu dianggap tidak ada, dan perbincangan tentangnya dianggap omong kosong belaka. Padahal sesuatu atau wujud yang tidak tertangkap secara indriawi dan rasional bukan berarti wujud tersebut tidak ada. Benarkah jin, setan, dan malaikat itu memang tidak ada? Al-Qur’an menginformasikan bahwa jin, setan, dan malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah. Bahkan, mereka diciptakan lebih dahulu daripada manusia, dan pengakuan terhadap keberadaan salah satu dari mereka, yaitu malaikat, ditempatkan sebagai pilar keimanan agama Islam. Jadi, persoalannya bukan terletak pada ada atau tidaknya wujud-wujud tersebut, tetapi lebih pada bagaimana menyikapi keberadaan mereka dengan cara yang benar. Buku ini menyoal tentang keberadaan jin, setan, dan malaikat dalam kaitannya dengan kehidupan manusia. Di dalamnya diuraikan pelbagai hal yang berkaitan dengan wujud-wujud yang tersembunyi ini, yang cakupannya meliputi: • Jin: dari keberadaan, unsur kejadian, jenis dan macam, makanan dan cara makan, tempat dan waktu yang disukai, kemampuan, hingga tugas keagamaan jin. • Setan dan Iblis: dari asal usul kejadian, pengertian, nama-nama, kekuatan dan kelemahan, metode yang digunakan untuk mengganggu manusia, hingga nasib akhir setan dan iblis. • Bacaan-bacaan yang dianjurkan agar tak mudah tergoda rayuan setan. • Malaikat: dari mulai mengimani keberadaannya, jumlah dan kemampuan, jenis dan fungsinya, hingga hubungan malaikat dengan manusia.

Semua uraian tentang wujud-wujud yang tersembunyi tersebut didasarkan pada penafsiran penulis – yang dikenal luas sebagai ahli tafsir – atas keterangan Al-Qur’an. Sunnah, dan pendapat para ulama masa lalu maupun sekarang. Cukup beralasan jika penulis berharap apa yang disampaikan dalam buku ini bisa meluruskan kekeliruan pemahaman sebagian orang dan mencegah kesesatan lebih jauh sebagian lagi yang sudah terlanjur salah kaprah. Buku ini memang sangat pantas dijadikan rujukan sehingga pemahaman dan sikap kita terhadap keberadaan wujud-wujud yang tersembunyi itu bisa sejalan dengan apa yang difirmankan Allah.

BPP00001651297.1 QUR yBadan Penelitian Pengembangan KemdagriTersedia

Lentera Hati : Jakarta., 2000

Tidak tersedia versi lain


Assalamu'alaikum wr wb, bahwa Al Quran menjelaskan, Allah SWT menciptakan alam semesta dan semua yang ada di dalamnya, satu pun tidak ada yang batil atau sia-sia (QS Ali Imran : 191). Oleh karena itu Allah menciptakan iblis atau makhluk yang disebut setan Itu, bila dilihat dari sisi nilai ibadah, pada hakikatnya juga ada hikmahnya.

Imam Al-Ghazali pernah menyatakan; jika ingin melihat kesalahan/kelemahan kita, carilah pada sahabat karib kita, karena sahabat kitalah yang tahu kesalahan/ kelemahan kita. Jika kita tidak mendapatkannya pada sahabat kita, carilah pada musuh kita, karena musuh kita itu paling tahu kesalahan/kelemahan kita. Sifat musuh adalah selalu mencari kelemahan lawan untuk dijatuhkan.

Demikian pula setan. la selalu mencari kesalahan/kelemahan orang-orang beriman untuk kemudian digelincirkan dengan segala macam cara.

Nah, jika kita telah mengetahui kesalahan/kelemahan kita, entah dari kawan, lawan, bahkan dari setan, lalu kita memperbaiki diri, insya Allah kita akan menjadi orang baik dan sukses. Jadi, kalau kita berpikir positif, ada juga hikmahnya setan itu buat orang-orang beriman.

Lebih rinci, di antara tujuan dicipta-kannya setan ialah :

1. Untuk menguji keimanan dan komitmen manusia beriman terhadap perintah Allah. Karena setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah pasti akan diuji (QS. 29:2). Jika dengan godaan setan seorang mukmin tetap istiqamah dengan keimanannya, maka derajatnya akan ditinggikan oleh Allah dan hidupnya akan bahagia. Tetapi jika ia tergoda dan mengikuti ajakan setan, derajatnya akan jatuh, hina kedudukannya dan dipersulit hidupnya oleh Allah. (QS. 41 : 30-31).

2. Menguji keikhlasan manusia beriman dalam mengabdi kepada Allah,

Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menciptakan jin dan manusia tidak lain supaya mereka mengabdi kepada-Nya (QS. 51 : 56). Kemudian setan datang menggoda manusia, membangkit-bangkitkan syahwat kepada kenikmatan duniawi, rnembisikkan ke dalam hatinya angan-angan kosong dan keraguan, supaya manusia lupa terhadap tujuan dan tugas hidupnya di dunia. Jika manusia tetap sadar akan tujuan dan tugas hidupnya di dunia, dia akan tetap ridha menjadi hamba Allah dan mengabdi kepada-Nya. Terhadap hamba Allah seperti ini, setan tidak akan rnampu menggodanya (QS. 15 : 40). Tetapi jika manusia tergoda, pada gilirannya ia akan menjadi hamba setan.

3. Untuk meningkatkan perjuangan di jalan Allah.

Sebab tanpa ada setan yang memusuhi kebenaran, maka tidak akan ada semangat perjuangan (jihad) untuk mempertahankan kebenaran. Sedangkan jihad di jalan Allah juga merupakan bukti penting manusia beriman dan ridha sebagai hamba Allah.

4. Allah hendak memberi pahala yang lebih besar kepada para hamba-Nya.

Semakin besar godaan setan kepada manusia dan dia mampu menghadapinya dengan baik, maka semakin besar pahalanya di sisi Allah (QS. 3 : 195).

5. Agar manusia waspada setiap saat, selalu memperbaiki kesalahan, meningkatkan kualitas ibadah dengan bertaqarrub kepada Allah.

Karena setan senantiasa mengintai kelengahan manusia. Sekejap saja manusia lengah, setan akan masuk, lalu mengacaukan hati dan syahwat. Tapi orang yang selalu waspada, akan senantiasa ingat kepada Allah sehingga setan tidak punya kesempatan untuk mengganggunya.

Jadi, bagi orang yang sudah kuat imannya, gangguan setan itu tidak akan merusak ibadahnya. tetapi malah mempertinggi kualitas iman dan ibadahnya. 

Demikianlah Informasi hari ini semoga bermanfaat buat kita semua, aaamiiin.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA