Apa dampak cuaca mendung dan hujan terhadap kegiatan penerbangan

CUACA PENERBANGAN 3

Dampak cuaca (buruk) terhadap penerbangan

       Peran cuaca dalam penerbangan sangat besar. Cuaca mempunyai dua peran. Disatu sisi informasi cuaca mempunyai andil dalam peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan dan keselamatan penerbangan, di sisi lain mempunyai potensi yang membahayakan sampai dapat menimbulkan kematian. Namun demikian tidak mudah untuk mengatakan cuaca yang mana yang membahayakan, karena dampak cuaca bergantung pula kepada faktor lain.
Khusunya dalam penerbangan, selain kadar atau intensitas unsur cuaca, jenis pesawat, kondisi pesawat, dan posisi penerbangan juga merupakan faktor yang menentukan sensitifitasnya terhadap cuaca.

            Misalnya angin silang (cross wind) di landasan terbang yang bekecepatan 20 knot, mungkin dapat menimbulkan bahaya bagi pesawat kecil yang melakukan pendaratan, tetapi tidak ada pengaruhnya bagi pesawat terbang besar dan modern. 

            Dari posisi terbang, angin 20 knot pada paras penerbangan 30.000 kaki tidak terasakan bagi pesawat besar yang terbang pada paras tersebut, tetapi bila terjadi pada paras rendah sangat berarti bagi pesawat terbang kecil yang terbang pada paras tersebut.

Cuaca Buruk pada saat penerbangan dapat disebabkan karena :

Turbulensi adalah golakan udara yang umumnya tidak dapat dilihat. Hal ini dapat terjadi apabila langit cerah dan secara tiba-tiba tanpa diprediksi sebelumnya .

Penyebab Turbulensi :

      a.       Suhu

Pemanasan dari matahari menyebabkan masa udara panas naik dan sebaliknya masa udara dingin turun, turbulensi jenis ini sering disebut dengan ”turbulensi thermis”.

      b.      Jet Stream

Pergerakan yang sangat cepat arus udara pada level ketinggian yang tinggi, dan mempengaruhi udara disekitarnya.

      c.       Pegunungan

Massa udara yang melewati pegunungan dan mengakibatkan turbulensi pada saat pesawat terbang diatasnya pada sisi yang lain. Turbulensi jenis ini sering disebut dengan “turbulensi mekanis”.

      d.      Wake turbulence

Turbulensi yang terjadi dekat dengan permukaan yang dilewati pesawat atau helikopter

  1. UPDRAFT DAN DOWNDRAFT PADA AWAN CB

Adalah pergerakan vertikal dari massa udara sebagai bagian dari fenomena cuaca.

Hal ini dikarenakan perbedaan massa udara panas dengan massa udara dingin sehingga mengakibatkan massa udara yang lebih panas dari sekitarnya naik hingga suhunya sama dengan suhu sekitar, sedang massa udara yang suhunya lebih dingin turun.

Keadaan ini mengakibatkan pesawat yang sedang berada di dalam dan di bawah badan awan Cb menjadi tidak stabil posisinya dan jika updrfat dan downdraft yang terjadi sangat kuat, akan mengakibatkan pesawat mengalami kejadian yang sering disebut dengan “turbulence”.

Apabila kekuatan downdraft dari awan Cb sangat besar, maka kejadian ini disebut ”downburst”, dimana dapat menghasilkan angin vertikal turun yang sangat kencang dengan kecepatannya mencapai 240 km/jam.

Dengan kecepatan vertikal yang lebih besar lagi hingga mencapai lebih dari 75 m/dtk atau 270 km/jam dan dirasakan dalam wilayah yang lebih besar dari 4 km, maka downdraft ini disebut dengan ”microbust”. Downdraft dan micobust harus dihindari oleh pilot karena dapat menyebabkan kecelakaan pesawat pada saat lepas landas maupun pendaratan.

kodisi icing merupakan kondisi dimana terbentuk es di permukaan badan pesawat, atau ketika karburator di dalam mesin pesawat membeku.

Icing terjadi ketika uap air membeku di bawah titik beku.

Fenomena ini tidak membahayakan penerbangan dengan seketika namun secara perlahan-lahan apabila kondisi ini dibiarkan terus-menerus hal ini akan mengakibatkan kerusakan mesin , pengurangan daya kerja , penambahan berat pesawat, mengganggu arus udara, dan meningkatkan kecepatan stall pesawat yang nantinya akan mengganggu kerja pesawat.

Sambaran kilat pada pesawat terbang akan merusakkan peralatan navigasi, juga sistem peralatan yang lainnya dalam pesawat. Selain itu sinar yang silau yang dipancarkan oleh kilat secara terus-menerus akan mengganggu pilot dalam menerbangkan pesawat, dalam hal ini pesawat yang digunakan bukanlah pesawat otomatis.

Page 2

NAIK pesawat saat hujan turun atau cuaca buruk terkadang menjadi ketakutan sebagian orang.

Meski demikian, penumpang tak perlu takut karena maskapai sudah membuat prosedur keamanan untuk menghadapi kondisi cuaca yang buruk.

Melansir Conde Nast Traveller, pesawat tetap aman untuk mengudara meski hujan. Hujan lebat dan angin kencang yang kamu alami saat dalam perjalanan ke bandara, bukan berarti ini akan membuat penerbangan mengalami kecelakaan.

Maskapai tentu sudah memprediksi hal ini. Perusahaan pembuat pesawat pun telah mendesain pesawat yang bisa beroperasi saat hujan bahkan ketika salju turun. Maskapai penerbangan pun sudah membuat prosedur keamanan untuk menghadapi kondisi cuaca tertentu. Apalagi untuk memutuskan pesawat bisa mengudara.

Air Traffic Controller (ATC) yang berada di bandara tak akan mengizinkan pesawat mengudara jika kondisi cuaca membahayakan. Namun, apabila saat cuaca hujan pesawat tetap diberangkatkan, tak perlu khawatir, itu berarti kondisi memang memungkinkan untuk pesawat mengudara.

Selain itu, pesawat tidak akan tersambar petir saat hujan karena dilengkapi dengan Static Discharge (SD) pada badannya.

Static Discharge berfungsi untuk membuang listrik statis ke udara, sehingga petir tidak akan menyambar pesawat. Kalaupun pesawat terkena petir, itu tidak akan menggangu penumpang dan juga perangkat elektroknik.

Untuk meminimalisasi guncangan, kamu bisa memilih posisi duduk di bagian tengah pesawat. Jika guncangan terjadi, cobalah menenangkan diri dengan melihat awak kabin yang tetap proesional menjalankan tugasnya dan tak terpengaruh oleh guncangan. (nia)

  • #pesawat
  • #Seputar Aviasi
  • #Aviasi
  • #Naik Pesawat Saat Hujan
  • #pesawat

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mewanti-wanti stakeholder di sektor penerbangan untuk berjaga dari cuaca ekstrem. Hal ini akibat dari perubahan iklim yang turut membawa fenomena La Nina.

Mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Drektur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Dadun Kohar menyampaikan stakeholder penerbangan perlu melakukan mitigasi. La Nina sendiri diprediksi akan terjadi di wilayah Indonesia pada akhir 2021 dan awal 2022.

"Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa saat ini dunia penerbangan sedang dihadapkan pada berbagai disrupsi diantaranya perubahan iklim global yang berdampak timbulnya fenomena anomali cuaca dan iklim global diantaranya Fenomena La Nina, pertumbuhan bibit-bibit siklon tropis di berbagai wilayah. Dan ini semua harus kita antisipasi bersama baik pemerintah sebagai regulator ataupun stakeholeder penerbangan sebagai operator," kata Dadun dalam keterangan resmi, Rabu (8/12/2021).

Ia berharap antara regulator dan operator melakukan diskusi proaktif yang berkelanjutan dalam menumbuhkan maupun meningkatkan kewaspadaan, kesiapan dan kesiapsiagaan (situational awareness). Itu ditujukan bagi pemangku kepentingan sektor transportasi udara terutama pada dampak fenomena anomali cuaca dan iklim dimana untuk selanjutnya diharapkan mampu menetapkan langkah-langkah mitigasi global yang efektif, sistematis dan komprehensif.

"Kami juga mengharapkan ini semua tidak hanya sebagai inisiasi kewaspadaan, kesiapan dan kesiapsiagaan terhadap dampak perubahan iklim global namun secara berkelanjutan mampu merumuskan kerangka aturan maupun kebijakan mitigasi untuk menjamin keselamatan operasi penerbangan dalam rangka mendukung upaya pemulihan dan ketahanan penerbangan sipil global," katanya.

Dadun juga mengatakan dalam mengelola momentum libur Nataru 2021/2022 dengan baik, agar tidak merusak kondisi saat ini yang sudah cukup membaik dalam upaya pemulihan dan ketahanan penerbangan sipil global.

Serta bercermin dari musibah erupsi Gunung Semeru dimana resiko–resiko perubahan iklim global yang melahirkan beberapa fenomena anomali cuaca termasuk pertumbuhan bibit siklon di seluruh wilayah Indonesia sangat berdampak baik langsung maupun tidak langsung bagi operasi penerbangan di Indonesia.

"Saya berharap adanya komitmen bersama diantara Regulator dengan para pemangku kepentingan sektor transportasi udara dalam hal menumbuhkan bahkan meningkatkan kewaspadaan, kesiapan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan dampak perubahan iklim global tersebut khususnya bagi keselamatan penerbangan maupun keberlangsungan operasi penerbangannya," pungkasnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA