Yang berfungsi untuk menghias suatu benda dan mendukung hal lain pada benda tersebut disebut

pakaian dan sebagainya termasuk arsitektur. Dari pengertian tersebut jelas menempatkan ornamen sebagai karya seni yang dibuat untuk diabdikan atau mendukung maksud tertentu dari suatu produk, tepatnya untuk menambah nilai estetis dari suatu bendaproduk yang akhirnya pula akan menambah nilai finansial dari benda atau produk tersebut. Dalam hal ini ada ornamen yang bersifat pasif dan aktif. Pasif maksudnya ornamen tersebut hanya berfungsi menghias, tidak ada kaitanya dengan hal lain seperti ikut mendukung konstruksi atau kekuatan suatu benda. Sedangkan ornamen berfungsi aktif maksudnya selain untuk menghias suatu benda juga mendukung hal lain pada benda tersebut misalnya ikut menentukan kekuatanya kaki kursi motif belalai gajahmotif kaki elang. Menurut Mikke Susanto 2011: 284 “Ornamen adalah pola hias yang dibuat dengan digambar, dipahat, dan dicetak, untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda at au karya seni”. Ornamen juga merupakan perihal yang akan menyertai bidang gambar lukisan atau jenis karya lainnya sebagai bagian dari struktur yang ada didalam. Pendapat ini agak luas, ornamen tidak hanya dimanfaatkan untuk menghias suatu bendaproduk fungsional tapi juga sebagai elemen penting dalam karya seni lukisan, patung, grafis, sedangkan teknik visualisasinya tidak hanya digambar seperti yang kita kenal selama ini, tapi juga dipahat, dan dicetak. Dalam perkembangan selanjutnya, penciptaan karya seni ornamen tidak hanya dimaksudkan untuk mendukung keindahan suatu benda, tapi dengan semangat kreativitas seniman mulai membuat karya ornamen sebagai karya seni yang berdiri sendiri, tanpa harus menumpang atau mengabdi pada kepentingan lain. Karya semacam dikenal dengan seni dekoratif lukisan atau karya lain yang mengandalkan hiasan sebagai unsur utama.Sedangkan menurut Damid Sutanto 1984: 13 “Ornamen adalah bagian dari seni rupa lazim disebut seni hias yaitu segala penciptaan dalam seni rupa yang dipergunakan untuk menambah keindahan”. Ada pu la menurut D. Dalijo 1983: 02 “Ornamen berasal dari bahasa latin Ornare yang berarti menghias, dan ornamentum yang berarti perhiasan, hiasan, kelengkapan hiasan, keindahan”. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa: ornamen adalah salah satu karya seni dekoratif yang biasanya dimanfaatkan untuk menambah keindahan suatu benda atau produk, atau merupakan suatu karya seni dekoratif seni murni yang berdiri sendiri, tanpa terkait dengan bendaproduk fungsional sebagai tempatnya. 2. Motif Dan Pola Pada Ornamen Menurut Sektiadi 2005: 2 “Motif adalah hiasan atau ornamentasi yang digunakan dalam batik”. Motif dalam batik dapat dibagi menjadi pola hias dan penyusunannya sendiri dibagi menjadi motif utana dan isen. Pola hias merupakan gabungan dari motif-motif penyusunan yang kemudian menjadi khas dan diberi nama tertentu. Pengertian motif menurut Sunaryo 2009: 14, mengemukakan bahwa Motif adalah merupakan unsur pokok sebuah ornamen. Melalui motif, tema atau ide dasar sebuah ornamen dapat dikenali, sebab perwujudan motif umumnya merupakan gubahan atas bentuk di alam atau sebagai representasi alam yang kasat mata, akan tetapi ada pula yang merupakan hasil khayalan semata, karena itu bersifat imajinatif, bahkan karena tidak dapat dikenali kembali, gubahan-gubahan suatu motif kemudian disebut bentuk abstrak. Sedangkan motif menurut Suhersono 2006: 10, yaitu: Motif merupakan desain yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam garis atau elemen-elemen yang terkadang begitu kuat dipengaruhi olah bentuk-bentuk stilasi alam benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang disebut motif adalah hiasan atau corak yang terbentuk dari hasil stilasi alam sekitar berfungsi untuk memperindah kain sehingga menjadi suatu karya seni batik yang menawan. Motif dalam konteks ini dapat diartikan sebagai elemen pokok dalam seni ornamen. Ia merupakan bentuk dasar dalam penciptaanperwujudan suatu karya ornamen. Menurut D. Dalijo 1983: 55 Motif dalam ornamen meliputi: a. Motif Geometris. Motif tertua dari ornamen adalah bentuk geometris, motif ini lebih banyak memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan lurus, lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk meander, swastika, dan lain-lain. Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti bentuk benda yang dihias, dalam perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada berbagai tempat dan berbagai teknik, digambar, dipahat, dicetak. b. Motif tumbuh-tumbuhan. Penggambaran motif tumbuh-tumbuhan dalam seni ornamen dilakukan dengan berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan senimannya, demikian juga dengan jenis tumbuhan yang dijadikan obyekinspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan alam, sosial, dan kepercayaan pada waktu tertentu tempat motif tersebut diciptakan. Motif tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang dapat dikenali dari jenis dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang digubahdistilisasi, karena telah diubah dan jauh dari bentuk aslinya. c. Motif binatang. Penggambaran binatang dalam ornamen sebagian besar merupakan hasil gubahanstilirisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil gubahan tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu tidak sepenuhnya dan dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang dijadikan obyek gubahan antara lain, burung, singa, ular, kera, gajah dll. d. Motif manusia. Manusia sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif ornamen mempunyai beberapa unsur, baik secara terpisah seperti kedok atau topeng, dan secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam pewayangan. e. Motif gunung, air, awan, batu-batuan dan lain-lain. Motif benda-benda alami seperti batu, air, awan dll, dalm penciptaannya biasanya digubah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu motif dengan karakter tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan dengan pertimbangan unsur dan asas estetika. misalnya motif bebatuan biasanya ditempatkan pada bagian bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan motif tersebut. f. Motif Kreasi khayalan yaitu bentuk-bentuk ciptaan yang tidak terdapat pada alam nyata Seperti motif makhluk ajaib, raksasa, dewa dan lain-lain. Bentuk ragam hias khayalan adalah merupakan hasil daya dan imajinasi manusia atas persepsinya, motif mengambil sumber ide diluar dunia nyata. Contoh motif ini adalah : motif kala, motif ikan duyung, raksasa, dan motif makhluk-makhluk gaib lainnya. Sedangkan yang dimaksud pola adalah suatu hasil susunan atau pengorganisasian dari motif tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu pula. Contohnya pola hias batik, pola hias majapahit, jepara, bali, mataram dan lain- lain.singkatnya pola adalah penyebaran atau penyusunan dari motif-motif. Pola biasanya terdiri dari : 1 Motif pokok. 2 Motif pendukungfiguran. 3 Isian pelengkap. Penyusunan pola dilakukan dengan jalan menebarkan motif secara berulang- ulang, jalin-menjalin, selang-seling, berderet, atau variasi satu motif dengan motif lainnya. Hal-hal yang terkait dengan pembuatan pola adalah : a. Simetris yaitu pola yang dibuat, antara bagian kanan dan kiri atau atas dan bawah adalah sama. b. Asimetris yaitu pola yang dibuat antara bagian-bagiannya kanan-kiri, atas- bawah tidak sama. c. Pengulangan yaitu pola yang dibuat dengan pengulangan motif-motif. d. Bebas atau kreasi yaitu pola yang dibuat secara bebas dan bervariasi Pola memiliki fungsi sebagai arahan dalam membuat suatu perwujudan bentuk artinya sebagai pegangan dalam pembuatan agar tidak menyimpang dari bentukmotif yang dikehendaki, sehingga hasil karya sesuai dengan ide yang diungkapkan. 3. Teknik Perwujudan penggambaran ornamen Beberapa cara atau gaya yang dijadikan konsep dalam pembuatan karya ornamen adalah sebagai berikut: a. Realis atau naturalis pembuatan motif ornamen yang berusaha mendekati atau mengikuti bentuk-bentuk secara alami tanpa melalui suatu gubahan, bentuk-bentuk alami yang dimaksud berupa bentuk binatang, tumbuhan, manusia dan benda-benda alam lainnya. b. Stilirisasi atau gubahan yaitu pembuatan motif ornamen dengan cara melakukan gubahan atau merubah bentuk tertentu, dengan tidak meninggalkan identitas atau ciri khas dari bentuk yang digubah distylir, atau dengan menggayakan bentuk tertentu menjadi karya seni ornamen. Bentuk-bentuk yang dijadikan inspirasi adalah binatang, tumbuhan, manusia, dan benda alam lainnya. c. Kombinasi atau kreasi yaitu motif yang dibuat dengan mengkombinasikan beberapa bentuk atau motif, yang merupakan hasil kreasi dari senimannya. Motif yang tercipta dengan cara ini biasanya mewakili karakter atau identitas individu penciptanya idealisme.

4. Corak Seni Ornamen

Berdasarkan periode dan ciri-ciri yang ditampilkan, karya seni ornamen memiliki beberapa corak yaitu: a. Ornamen Primitif, yaitu karya seni ornamen yang diciptakan pada zaman purba atau zaman primitif. Ciri-ciri umum dari seni ornamen primitif adalah sederhana, tegas, kaku, cendrung bermotif geometris, goresan spontan, biasanya mengandung makna simbolik tertentu. Sedangkan komposisi yang diterapkan biasanya berderet, sepotong-sepotong, berulang, berselang-seling, dan sering juga dijumpai penyusunan secara terpadu. Karya seni primitif memberi gambaran kesederhanaan dan gambaran perilaku masyarakat pada zaman itu. Seni primitif bersifat universal karena ciri-ciri umumnya adalah sama diseluruh dunia. b. Ornamen klasik adalah hasil karya seni ornamen yang telah mencapai puncak- puncak perkembangannya atau telah mencapai tataran estetis tertinggi, sehingga sulit dikembangkan lebih lanjut. Ia telah mempunyai bentuk dan pakem yang standard, struktur motif dan pola yang tetap, memiliki susunan, irama yang telah baku dan sulit untuk dirobah dalam bentuk yang lain, dan yang terpenting telah diterima eksistensinya tanpa mengalami perubahan lagi. Contohnya ornamen Majapahit, Pajajaran, Jepara, Bali, Surakarta, Madura, mataram dan lain-lain. Seni klasik bersifat kedaerahan karenanya masing- masing daerah memiliki ragam hias klasik dengan corak dan ciri-ciri tersendiri. c. Ornamen Tradisional yaitu ragam hias yang berkembang ditengah-tengah masyarakat secara turun-temurun, dan tetap digemari dan dilestarikan sebagai sesuatu yang dapat memberi manfaat keindahan bagi kehidupan, dari masa ke masa. Ornamen tradisonal mungkin berasal dari seni klasik atau seni primitif, namun setelah mendapat pengolahan-pengolahan tertentu, dilestarikan kemanfaatannya demi memenuhi kebutuhan, khususnya dalam hal kebutuhan estetis. Oleh sebab itu corak seni ornamen tradisional merupakan pembauran dari seni klasik dan primitif. Hasil atau wujud dari pembauran tersebut tergantung dari sumber mana yang lebih kuat yang akan memberi kesancorak yang lebih dominan. 5. Fungsi Ornamen Penciptaan suatu karya biasanya selalu terkait dengan fungsi tertentu. Demikian pula halnya dengan karya seni ornamen yang penciptaannya selalu terkait dengan fungsi atau kegunaan tertentu pula. Beberapa fungsi ornamen diuraikan sebagai berikut: a. Sebagai ragam hias murni, maksudnya bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat hanya untuk menghias saja demi keindahan suatu bentuk benda atau bangunan, dimana ornamen tersebut ditempatkan. Penerapannya biasanya pada alat-alat rumah tangga, arsitektur, pada pakaian batik, bordir, kerawang pada alat transportasi dan sebagainya. b. Sebagai ragam hias simbolis, maksudnya karya ornamen yang dibuat selain mempunyai fungsi sebagai penghias suatu benda juga memiliki nilai simbolis tertentu di dalamnya, menurut norma-norma tertentu adat, agama, sistem

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA