Upaya upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami sudut pandang peserta didik?

Menjadi seorang guru ataupun pendidik bukan hanya mampu dalam ranah kognitif ( pengetahuan), penguasaan materi ajar, tetapi seorang guru dituntut memiliki kemampuan yang integritas, holistik serta keahlian memahami kondisi karakter peserta didik baik secara individu (personal) maupun kelompok (collective). Ketidakmampuan seorang guru dalam menangani serta mengenal karakter peserta didik tentu itu akan berdampak pada mutu pembelajaran yang efektif dan efesien. Bahkan banyak diantara guru merasa emosional, marah, bahkan bersikap otoriter kepada pesserta didik,  itu disebabkan karena kurangnya pemahaman dan kemampuan seorang pendidik dalam menggali karakter peserta didik tersebut.

Perlu kita sadari bahwa peserta didik adalah anak yang ingin tumbuh berkembang, mereka butuh diarahkan potensinya yang mereka miliki, oleh karena itu seorang guru (teacher) ataupun pendidik (educator) harus memahami karakter peserta didiknya,  apa yang  mereka butuhkan, apa yang mereka inginkan  agar cita-cita mimpi mereka dapat tercapai. Sebab terkadang seorang guru ataupun pendidik lainnya hanya sibuk  pada aspek administrasi sebagai kelengkapan dalam pembelajaran, menyusun program rencana pembelajaran dari A-Z untuk memenuhi standar administrasi pembelajaran. Aspek ini memang penting diperadakan oleh seorang guru sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Namun perlu kita refleksi kembali bahwa penguasaan dalam pemetaan program pelaksaan pembelajaran (lesson plan), ataupun penguasaan pengetahuan (knowledge) bagi guru bukan suatu jaminan untuk dapat merubah sikap dan perilaku peserta didik.

Seorang guru perlu memahami mengenai konsep kecerdasan majemuk bahwa setiap anak itu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Tentu dalam hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang pendidik untuk selalu mengapdate kemampuannya serta belajar terus menerus beradaptasi dengan lingkungan kehidupan  peserta didik jaman now. Disini penulis akan berbagi pengalaman (experience) mengenai   pendekatan  dalam memahami karakter peserta didik yang pertama:

1. Guru seharusnya mengajar dengan sentuhan hati.

Ketika seorang pendidik mengajar dengan pendekatan sentuhan hati tentu akan akan menghadirkan rasa ikhlas, sabar dan sikap berterimah dalam menghadapi anak didiknya yang berbeda latar belakang, berbeda karakter dan pengetahuan, tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik. Pendekatan ini sangat penting dilakukan oleh seorang pendidik dalam melakukan proses belajar mengajar karena itu akan berdampak pengaruhnya  dimana mereka dapat merasakan sikap daripada keikhlasan seorang pendidik. Maka dari interaksi ini peserta didik akan membuka ruang dan dapat mempercayai gurunya dalam hal berkomunikasi, dan pendidikpun lebih mudah memasuki dan memahami sisi karakter peserta didik.

2. Guru lebih open minded ( terbuka)

Kesediaan seorang pendidik dalam menghadapi peserta didik adalah sikap keterbukaan dalam arti bahwa seorang guru atau pendidik jangan menjaga jarak, jutek, dan kurang memberi respond, namun sejatinya sikap keterbukaan yang diperlukan, kenapa? Karena puluhan bahkan ratusan anak didik kita hadapi setiap harinya yang berbeda keinginan, berbeda karakter sehingga keterbukaan dalam berkomunikasi itu penting. Sisi lain seorang pendidik harus memahami bahwa dalam proses belajar mengajar tentu kita menghadapi situasi yang sangat menantang karena ada peserta didik yang so prok aktif, diam, sehingga peranan pendidik menjadi penentu mengarahkan pembentukan karakter anak didik.

3. Jalin komunikasi dengan orang tua dalam pembinaan

Untuk memahami lebih dalam terkait pola pembinanaan atau pengasuhan agar seorang guru ataupun pendidik lainnya maka hal terpenting dilakukan adalah melakukan koordinasi, menjalin komunikasi dengan pihak oragtua sebab ini penting untuk mengetahui latar belakang anak tersebut. Karena berkomunikasi dengan pihak orangtua tentu kita akan dapat mendapatkan banyak informasi terkait dengan aspek pengasuhan dan ini bisa membantu para pendidik untuk menentukan strategy dalam memahami sikap anak asuhnya.

4. Lakukan pengamatan diluar dari pembelajaran formal

Spontanitas perilaku anak didik akan nampak  keluar secara tiba-tiba tanpa disadari bahwa yang dia lakukan itu keliru, misalnya memnggil temannya yang jauh dengan berteriak, berkata tidak sopan dan bahkan sering mengganggu temannya, kondisi seperti ini akan keluar secara emosional pada diri peserta didik, sehingga pengamatan diluar dari pembelajaran formal dapat memberikan informasi kepada pendidik untuk memahami perkembangan perilaku peserta didik tersebut.

Penulis:Satang, S.Pd., M.Hum

Guru Bahasa Inggris SMP IMMIM Putra Makassar

   GURU, PENDIDIKAN

Secara alamiah, setiap manusia pasti menyukai perbuatan dan karakter diri yang baik. Semua orang pasti menyenangi perilaku manusia yang rendah hati, dermawan, peduli, dan hal-hal baik lainnya. Begitu juga dengan karakteristik peserta didik yang baik pastilah menjadi keinginan semua orang, baik itu guru, orang tua, hingga sesama siswa dalam sekolah. Karakter yang baik akan membuat manusia memiliki hubungan sosial yang baik dengan sesama manusia lainnya. Anak yang memiliki karakter yang baik tentunya akan disenangi orang banyak dan dapat berinteraksi dengan baik serta mendapatkan timbal balik positif dari lingkungannya. Oleh karena itu, pentingnya mengenali karakter untuk kemudian diarahkan menuju karakter diri yang lebih baik.

Beberapa Cara untuk Memahami Karakteristik Peserta Didik

Memang tidak semua anak didik memiliki karakter yang baik. Dalam sebuah kelas bisa jadi ada berbagai karakteristik peserta didik dari mulai yang paling menyenangkan hingga yang paling tidak disenangi oleh orang banyak. Hal ini adalah sesuatu yang alamiah karena peserta didik datang dari berbagai macam lingkungan dan dengan berbagai macam pengalaman yang telah dilalui sehingga membentuk karakter dirinya. Guru perlu menyikapi hal ini dengan baik, salah mengenali karakter dari peserta didik akan menghambat proses belajar mengajar. Bisa jadi peserta didik akan menjadi malas, tidak memperhatikan, atau bahkan tidak mengerjakan tugas apabila sang guru tidak mampu memahami karakter siswa tersebut. Oleh karena itu, mengenali dan memahami karakter dari peserta didik sangat penting untuk dikuasai. 1. Menjadi Teladan untuk Perilaku Anak Didik Sebaik-baiknya pelajaran adalah dengan menjadi teladan. Guru harus menjadi sosok yang ditiru oleh peserta didiknya. Siswa akan lebih mudah menyerap pengetahuan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk contoh. Begitu juga dengan karakter yang baik. Hal tersebut mengharuskan guru untuk menjadi teladan perilaku baik bagi anak didik, sehingga siswa mampu mencontoh hal baik tersebut. Tujuannya adalah supaya peserta didik mampu berkarakter baik dari contoh yang setiap hari dilihatnya yaitu guru. 2. Senantiasa Mengevaluasi Diri Sebelum mengenali karakteristik peserta didik, ada baiknya seorang guru mengenali dan mengevaluasi dirinya sendiri terlebih dahulu. Jangan sampai ketika terjadi kasus siswa meninggalkan kelas, malas-malasan dalam belajar, berisik di dalam kelas, lantas dengan mudahnya guru langsung menyalahkan siswa sebagai penyebab kesalahannya. Guru harus terlebih dahulu mengevaluasi dirinya sendiri, jangan-jangan ada yang salah dalam cara mengajarnya, yang membuat siswa tidak betah dan tidak fokus untuk belajar di dalam kelas.

3. Memahami Lingkungan Sekitar Anak

Ada dua hal yang membentuk karakteristik seorang anak, yaitu lingkungan sekitar dan pengalaman yang ia alami sebelumnya. Lingkungan sekitar anak sangat berpengaruh terhadap karakter yang dimilikinya. Bisa saja seorang siswa tumbuh besar di keluarga yang broken home dan kerap mengalami kekerasan dalam rumah, mengakibatkan ia tidak mampu fokus dan berkonsentrasi di sekolah karena perlakuan di rumah. Ada juga kasus anak yang besar di lingkungan pekerja kasar, sehingga ia biasa mendengar perkataan kasar dan kotor, sehingga ia sering berkata-kata kasar dan kotor di sekolah. Hal-hal inilah yang perlu guru pahami terlebih dahulu untuk mengenali karakteristik peserta didik yang ditangani. 4. Mengenali Peserta Didik Lebih Dalam Pengertian lebih dalam di sini adalah bukan hanya sekedar mengetahui siapa orang tuanya, keluarganya seperti apa, dan lain sebagainya. Tetapi merupakan akumulasi dari proses panjang dari memahami bagaimana karakter  tersebut bisa terbentuk. Mengetahui hubungan antara detail-detail informasi serta pengalamannya dan hubungannya dengan karakteristik peserta didik tersebut saat ini adalah hal yang sangat baik untuk dikuasai seorang guru. 5. Lakukan Pendekatan Psikologis Banyak metode yang dapat digunakan untuk melakukan sebuah pendekatan psikologis pada siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan mewawancarai, bertanya tentang hal-hal yang penting dan dekat dengan anak, atau berdiskusi tentang hal-hal yang menarik bagi anak. Guru juga bisa memberikan solusi dalam pembelajaran atau hal-hal lainnya yang menjadi masalah di sekolah bagi anak. Metode klasik seperti ceramah dan tanya jawab pun bisa guru gunakan untuk melakukan pendekatan psikologis bagi peserta didik. Dari hal-hal tersebut, guru akan lebih mendapat banyak respon dan informasi untuk mengetahui karakteristik peserta didik yang diampunya. 6. Perlakukan Siswa dengan Adil Satu kelas bisa berisi banyak anak dengan latar belakang yang berbeda-beda pula. Cobalah untuk memperlakukan mereka dengan adil. Tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, dan golongan. Jangan pernah berikan perlakuan yang berbeda satu sama lain, kecuali dalam hal-hal khusus yang memang merupakan kebutuhannya. Adil tidak berarti sama rata, tetapi memberikan sesuatu sesuai porsinya dan bijaksana. Hal tersebut dapat meninggalkan kesan positif dan memperkuat hubungan guru dengan murid, juga hubungan antara sesama murid dalam satu kelas. Semangat kebersamaan dan kebaikan juga dapat ditingkatkan dengan hubungan yang baik dan perlakuan yang adil bagi masing-masing siswa dalam kelas. 7. Masuki Dunia Mereka Memasuki dunia para siswa adalah hal yang selanjutnya dapat dilakukan untuk memahami karakteristik peserta didik. Cobalah untuk bergabung bersama para siswa ketika sedang bermain, menyanyi, atau aktivitas lain yang disukai oleh para siswa. Dengan begitu guru akan paham lebih jelas bagaimana minat dan bakat dari masing-masing peserta didik. Interaksi sosial yang terjadi pun dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik masing-masing siswa. Terkadang siswa merasa sungkan dan malu apabila diminta untuk menunjukkan atau bahkan menyampaikan apa yang menjadi minat bakatnya di kelas. Oleh karena itu, guru lebih baik menerapkan pola jemput bola dengan mengobservasi sendiri apa yang menjadi minat dan bakat para murid dengan terjun langsung ke aktivitas yang disenangi murid itu sendiri. 8. Jadilah Sahabat Orang yang penting dalam hidup murid ini bisa dimaksudkan juga sebagai sahabat atau orang yang sering bercerita dengannya. Kedekatan emosional ini dapat membantu guru untuk memahami karakteristik siswa itu sendiri. Dengan adanya kedekatan emosional, siswa tidak lagi ragu untuk menyampaikan apa yang menjadi masalah atau pendapatnya tentang suatu hal. Terkadang guru hanya menilai karakteristik peserta didik hanya dari tampilan luar atau dari pengenalan sesaat saja. Akan tetapi, pasti lebih banyak hal-hal yang tidak mungkin mereka sampaikan di depan kelas atau depan orang banyak. Oleh karena itu, diperlukan inisiatif dari guru itu sendiri untuk lebih dekat dan menjadi sahabat dari sang murid, supaya lebih mengenali karakter dan perilaku dari siswanya.

Itulah beberapa uraian mengenai bagaimana caranya mengenali dan memahami karakteristik peserta didik. Hal ini sangat berguna untuk mengatur strategi belajar sekaligus menyesuaikan metode pembelajaran di sekolah. Karakter yang dikenali kemudian bisa diarahkan ke arah yang lebih baik, supaya peserta didik tidak hanya cerdas kognitif saja, tetapi juga afektif dan emosional.

Administrator

25 Juni 2019

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA