Tarian yamko rambe yamko merupakan salah satu contoh tari yang berasal dari Singapura

Tarian khas yang populer di negara Singapura ialah Bharatnatyam. Bharatnatyam sendiri sebenarnya tidak berasal asli dari Singapura. Tarian ini merupakan tarian lawas yang berasal dari India. Di India, tarian ini disebut sebagai Tarian Veda Kelima. Tari Bharatnatyam memiliki ciri khas yang unik.
Jawaban

  • 1.tari kontemporer.
  • tari male.
  • 3.tari bharatanatyam.
  • Apa yang dimaksud dengan tarian tortor?

    Tari Tor Tor adalah tarian daerah yang berasal dari Sumatra Utara, tepatnya daerah Danau Toba di Tapanuli. Tarian suku Batak ini biasanya dilakukan pada ritual-ritual tertentu, yakni pesta pernikahan, kematian, syukuran, sampai upacara penyembuhan orang sakit. Tarian ini biasanya juga diiringi oleh alat musik tradisional, yakni Magondangi.

    Apa yang dimaksud dengan tarian Piring?

    Tari piring adalah tarian daerah yang berasal dari Minangkabau yang memiliki ciri khas dimana penari membawa piring saat menari. Tarian ini biasanya terdiri dari 3 sampai 5 orang dengan diiringi alunan alat musik tradisional Minangkabau, Bonang dan Saluang.

    Apa yang dimaksud dengan tarian Pendet?

    Tari Pendet Asal Bali Tari Pendet adalah tarian daerah yang berasal dari Bali yang sekarang banyak dipentaskan untuk menyambut tamu atau turis yang datang ke tempat wisata di Bali. Dahulu tarian ini hanya dipentaskan untuk ritual di pura saja.

    Apa tarian khas Malaysia?

    Tari Zapin Malaysia atau tepatnya Tarian Zapin Johor merupakan sejenis tarian rakyat Melayu tradisional. Tarian Zapin ini dipercayai berasal dari Tanah Arab yang gerakannya adalah cepat dan tidak banyak gerakan tarinya.

    Apa nama tarian di Filipina?

    Tarian Tradisional Philipina yang melegenda dan telah menjadi kebanggan warga Philipina, yaitu Tarian Sarimanok.

    Apa tari vietnam?

    Tari Perut. 2. Tari Buffelo. 3. Tari lampion (lục cúng hoa đăng). 4. Tari caping (múa nón).

    Apa nama tarian Thailand?

    Tari Pong Lang merupakan tarian khas Timur Laut Thailand. Tarian ini biasanya diperagakan secara berpasangan oleh pria dan perempuan. Namun, Tari Pong Lang juga dapat dibawakan dalam bentuk kelompok. Misalnya dua orang pria dan dua orang perempuan.

    Apa Makanan Khas dari Malaysia?

    40 Makanan Malaysia Terenak Versi CNN, Ada Mee Goreng Mamak dan Laksa

  • Mee goreng mamak. Hidangan bernuansa Muslim India ini merupakan sajian mi kuning dengan irisan daging sapi atau ayam.
  • 2. Apam balik.
  • 3. Nasi kerabu.
  • 4. Ayam percik.
  • Nasi Lemak.
  • 6. Roti John.
  • 7. Rendang.
  • Kuih.
  • Dari mana asal tari Apsara?

    Tari Dewi Apsara (របាំទេពអប្សរា: Robam Tep Apsara) adalah sebuah tarian klasik Khmer yang diciptakan oleh Sendratari Kerajaan Kamboja pada pertengahan abad ke-20 di bawah perlindungan Ratu Sisowath Kossamak.

    Apa makanan khas Filipina?

    Berikut 12 makanan Khas Filipina yang sangat menggambarkan Filipina:

    You might be interested:  Hal Yang Menarik Dari Negara Vietnam?

  • Adobo. Hidangan ini berbahan dasar daging yang ditambahi dengan cuka, minyak goreng, kecap dan rempah-rempah yang kaya aroma seperti merica dan daun salam.
  • Lechon.
  • Puso.
  • Tuslob-Buwa.
  • Balut.
  • Nilarang.
  • Sisigo.
  • Kare-kare.
  • Dari mana asal tari Tinikling?

    Tari Tiniklingini berasal dari Leyte. Tarian ini juga umum ditemukan di Indonesia bagian timur. Tarian ini juga sebagai tiruan dari burung tikling yang menghindari perangkap bambu yang ditetapkan oleh petani padi. Philippine Arena mendadak ramai tatkala kontingen Flipina memasuki panggung pembukaan SEA Games 2019.

    Apa nama tarian yang terkenal di Vietnam?

    Tarian barongsai, singa dan naga merupakan satu kesenian tradisional di Vietnam dan juga merupakan aktivitas yang tidak bisa kurang dalam aktivitas-aktivitas tradisional, khususnya sehubungan dengan Hari Raya Tet dan Festival Medio Musim Rontok.

    Apa makanan khas Vietnam?

    Sehat dan Segar, Ini 5 Kuliner Khas Vietnam yang Wajib Kamu Coba

    1. Pho, makanan Vietnam paling populer. Pho, Kuliner khas Vietnam. (
    2. Bun, makanan dengan kandungan nutrisi yang seimbang. Bun, Kuliner khas Vietnam. (
    3. Papaya Salad, cocok untuk kamu yang sedang diet.

    Apa nama tarian Myanmar?

    Jawaban: Tarian tradisional Myanmar yaitu: Maung Me’ Sonenyi Pweoo Ka Kyoe Thi, Tharyar Hlapa Minthar Aka (tarian tradisional khusus laki-laki), dan Pwint Thaw Pan Myar Lanyar Myay.

    Apa nama pakaian daerah Thailand?

    Thailand

    Baju adat Thailand biasanya disebut chut thai. Para wanita umumnya akan mengenakan pha nung (menyerupai rok), sin, sabai (kain sutera), serta chong kraben yang dililitkan di tubuh.

    Apa nama makanan khas Thailand?

    8 Makanan Khas Thailand yang Terkenal

    1. Tom Yum Goong (Sup Udang Pedas) Sumber Gambar: Pixabay.
    2. 2. Tom Kha Gai (Ayam Kuah Santan) Sumber Gambar: Bon Appetit.
    3. Khao Pad (Nasi Goreng) Sumber Gambar: Pixabay.
    4. 4. Gaeng Daeng (Kari Merah)
    5. Som Tum (Salad Pepaya Hijau)
    6. 6. Pad Thai (Mie Goreng Ala Thailand)
    7. 7. Mango Sticky Rice.

    You might be interested:  Where To Go Malaysia?

    Apa saja alat musik Thailand?

    Apa saja alat musik tradisonal dari negara Thailand?

  • jakhe.
  • sawduang.
  • grajabpi.
  • kim instrument.
  • thon rammana.
  • Apa yang dimaksud dengan tari-tarian yang khas?

    Setiap negara anggota ASEAN mempunyai tari-tarian yang khas. Dan tari-tarian ini memanifestasikan kehidupan materiil dan spirituil masing-masing bangsa. Melalui setiap tarian, para penonton bisa lebih mengerti ciri budaya yang indah dari masing-masing negara.

    Apa yang dimaksud dengan tarian saman?

    Tari Saman: merupakan tarian berasal dari suku Gayo, provinsi Aceh yang sering dipertunjukkan pada acara peringatan event-event penting. Tari ini memanifestasikan pendidikan, keagamaan, perilaku, kepahlawanan dan kebersamaan.

    Lihat Foto

    Twitter

    Tangkapan layar twit yang viral soal lagu Yamko Rambe Yamko bukan dari Papua

    KOMPAS.com - Lagu Yamko Rambe Yamko belakangan ini ramai dibicarakan para warganet.

    Sebuah unggahan di media sosial Twitter dari akun @PapuaItuKita bahkan mengunggah twit yang mempertanyakan asal muasal lagu tersebut.

    Dalam twit tersebut disebutkan bahwa orang Papua tidak mengenal bahasa lagu tersebut dan mempertanyakan siapa yang memaksa itu menjadi lagu Papua.

    Baca juga: Viral Unggahan soal Lagu Yamko Rambe Yamko, Ini Berbagai Versi Asal Muasalnya

    Setelah itu warganet mulai membuka suara.

    Banyak yang juga menyatakan bahwa lagu tersebut tak berasal dari Papua. Lantas benarkah demikian?

    Dosen Antropologi Universitas Cenderawasih (Uncen) Agus Samori menyatakan lagu Yamko Rambe Yamko merupakan lagu yang tumbuh dan berkembang di Papua.

    "Lagu itu tumbuh dan berkembang dari Papua. Melodi dan tempo dari Papua, tapi bahasa mana belum diketahui," katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/7/2020).

    Pemerhati seni musik di Papua itu menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat membuktikan lagu tersebut asli Papua.

    Belum diketahui bahasa yang digunakan itu dari suku mana di Papua.

    Baca juga: Mengenal Putra-putra Papua di Pemerintahan Jokowi

    Yamko Rambe Yamko: Dari 'modifikasi' lagu Afrika hingga identitas yang 'disematkan' pada orang Papua

    Sumber gambar, ADEK BERRY/AFP via Getty Images

    Keterangan gambar,

    Bagi sebagian besar warga Papua, meski mengaku tak mengerti makna lirik Yamko Rambe Yamko,, namun lagu itu sudah menjadi bagian dari seni dan budaya Papua.

    Lagu Yamko Rambe Yamko yang selama puluhan tahun identik dengan identitas Papua, diklaim oleh tokoh dan seniman Papua sebagai bukan lagu daerah mereka sebab lirik lagu tersebut dianggap bukan dari bahasa Papua.

    Etnomusikolog menyebut lagu ini sebagai bagian dari diplomasi musik yang dilakukan pemerintah di masa lalu dan menekankan perlunya pelurusan sejarah terkait asal-usul lagu yang samar.

    Tokoh Papua, Simon Patric Moran, mengklaim dirinya sebagai saksi sejarah ketika lagu itu pertama kali diperkenalkan oleh warga Papua di Biak pada 1963, ketika Papua — yang kala itu bernama Irian Barat — baru saja diserahkan oleh UNTEA, lembaga PBB yang memediasi penyerahan Papua dari Belanda, ke Indonesia. Dia menyebut lagu itu hanya serangkaian kata tanpa makna.

    Sementara, Ketua Dewan Kesenian Tanah Papua, Nomensen Mambraku, memastikan tak ada satupun suku di Papua yang mengakui lagu itu sebagai bahasa mereka, merujuk pada penelitian yang dilakukan badan tersebut, Menurutnya, kemungkinan lagu itu merupakan modifikasi lagu berbahasa Afrika.

    Iklan

    • 'Hinaan rasis' yang dialami mahasiswi Papua: Semangat membanggakan Papua 'lebih besar' dari cercaan
    • Papua waspadai gelombang kedua Covid-19, 'Ini bukan kutukan Tuhan'
    • Monumen Kapsul Waktu di Papua, kedua kalinya Presiden Jokowi sebut 'Avengers'

    BBC News Indonesia melakukan penelusuran asal-usul lagu tersebut hingga Afrika. Meski sejumlah kata dalam lagu itu diakui bagian dari bahasa Swahili, wartawan BBC Swahili, Caroline Karobia, memastikan bahwa lagu itu bukanlah berbahasa Swahili.

    Bahasa Swahili adalan bahasa yang digunakan oleh lebih dari 100 juta orang di setidaknya 12 negara di Afrika bagian tengah dan timur.

    Menindaklanjuti temuan ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah melakukan penelusuran dan pengkajian untuk mengklarifikasi asal-usul lagu Yamko Rambe Yamko.

    'Bukan lagu milik orang Papua'

    Perdebatan tentang asal-usul lagu Yamko Rambe Yamko mencuat setelah unggahan akun Twitter @PapuaItuKita tentangnya banyak diperbincangkan di dunia maya pada akhir Juni lalu.

    Dalam unggahan pada Jumat (26/06), akun itu menyebut lagu yang identik dengan Papua, tak hanya di kancah nasional, tapi juga internasional itu "dipaksa" sebagai lagu Papua padahal "orang Papua tidak tahu dan tidak mengakui itu sebagai lagu daerah".

    Hentikan Twitter pesan, 1

    Lompati Twitter pesan, 1

    Lewati Podcast dan lanjutkan membaca

    Podcast

    Investigasi: Skandal Adopsi

    Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

    Episode

    Akhir dari Podcast

    Sejak saat itu, diskusi tentang asal-usul lagu ini terus bergulir, hingga kini.

    Simon Patric Morin adalah salah satu warga Papua yang meyakini bahwa lagu itu bukanlah berasal dari Papua.

    Sebagai warga asli Papua, sejak kecil dia tak pernah mendengar lagu itu dalam kehidupan sehari-harinya. Hingga pada suatu saat, rombongan kesenian dari Jakarta yang datang ke Biak.

    Di sebuah aula sekolah menengah, mereka menyanyikan lagu itu di hadapan warga Papua, termasuk dirinya yang merupakan siswa sekolah tersebut. Itulah kali pertama dia diperkenalkan dengan lagu tersebut.

    Dalam ingatan Simon, rombongan itu antara lain terdiri dari penyanyi Rita Zahara, Kris Biantoro, serta Soerjono, atau biasa dikenal sebagai Pak Kasur. Dia dikenal sebagai tokoh pendidikan Indonesia dan pencipta lagu anak-anak.

    "Waktu itu tanggal 1 Mei penyerahan Irian Barat kepada Indonesia oleh badan pemerintahan sementara PBB yang namanya UNTEA. Jadi boleh kita katakan itu sekitar tahun 1963," tutur Simon.

    Sumber gambar, Bettman/Getty Images

    Keterangan gambar,

    UNTEA dibentuk karena terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda dalam permasalahan status Irian Barat

    Lebih jauh pria yang pernah menjabat sebagai anggota DPR sejak 1992 - 2009 ini menuturkan setelah penyerahan Papua ke Indonesia, banyak rombongan kesenian yang dikirim ke Papua untuk "membuat suasana jadi rileks sesudah konfrontasi Belanda Indonesia".

    Sejak saat itu, lagu itu disematkan sebagai bagian dari identitas Papua.

    Meski demikian, banyak orang — termasuk warga Papua sendiri — bertanya-tanya makna dari lirik lagu tersebut. Keragaman bahasa di Papua, menjadi alasan di balik kebingungan akan makna lirik lagu ini.

    "Di Papua ada sekitar 250 bahasa Papua," kata Simon.

    "Bahasa-bahasa di Papua itu baru diinventarisasi dan didokumentasi oleh suatu badan yang namanya Summer Institute of Linguistics sekitar dekade 80-an, sehingga bahasa lokal tidak banyak yang menguasai," jelasnya kemudian.

    Sumber gambar, ADEK BERRY/AFP via Getty Images

    Keterangan gambar,

    "Di Papua ada sekitar 250 bahasa Papua," kata Simon

    Oleh sebab itu, Mambesak, kelompok musik dari Papua yang mendokumentasikan lagu rakyat di Papua, tak pernah memasukkannya ke dalam dokumentasi mereka.

    "Karena mereka verifikasi, apakah bahasa orang Sentani, atau bahasa Biak, atau bahasa dari Asmat, jadi ada semacam inventarisasi, ada semacam dokumentasi tentang penutur bahasa itu sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Yamko Rambe Yamko tidak ada," jelas Simon.

    Mambesak adalah kelompok musik pertama di Papua yang dibentuk pada 1978 dan diketuai oleh Arnold Ap, budayawan, antropolog dan kurator museum Universitas Cendrawasih.

    Setidaknya mereka telah merilis empat volume berisi lagu daerah Papua, disertai asal daerah, bahasa yang digunakan, dan arti lagu tersebut.

    Studi dan pementasan budaya musik Mambesak kala itu dipandang oleh banyak pihak sebagai tantangan terhadap tudingan bahwa pemerintah Indonesia berupaya menggerus identitas Papua.

    Proses dokumentasi mereka terhenti ketika pada 1983 pihak keamanan Indonesia mulai memantau kegiatan mereka yang berujung pada penangkapan dan penahanan Arnold Ap.

    'Serangkaian kata tanpa makna'

    Lantaran lirik dari lagu itu tak identik dengan bahasa Papua, Simon berkesimpulan lagu Yamko Rambe Yamko adalah "serangkaian kata-kata yang di-compose (dikarang) oleh Pak Kasur untuk menciptakan kegembiraan, walaupun kata-katanya tidak bermakna".

    Dia menambahkan, sebagian besar bahasa Papua lebih banyak huruf mati, "tidak seperti untaian kata-kata" dalam lagu itu.

    Simon menambahkan ada teori bahwa kemungkinan lagu ini jiplakan dari lagu Afrika.

    Teori ini diperkuat oleh Nomensen Mambraku, Ketua Dewan Kesenian Papua yang pada 1990an--ketika Nomensen menjabat sebagai wakil ketua dewan kesenian Papua--membentuk tim yang terdiri dari sejumlah seniman Papua untuk menelusuri sejarah lagu tersebut.

    Sumber gambar, AHMAD ZAMRONI/AFP via Getty Images

    Keterangan gambar,

    Seorang warga Papua menyaksikan kompetisi panjat pinang yang biasanya digelar ketika perayaan kemerdekaan Indonesia

    "Kesimpulan kita, setelah didiskusikan, kami tidak menemukan lagu itu sebagai lagu milik orang Papua," kata dia.

    Dalam penelitian tersebut, didapat fakta bahwa lagu tersebut pertama kali dinyanyikan oleh Corry Rumbino seorang penyanyi Papua yang melantunkan lagu itu di istana saat peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, pada awal 1960an.

    "Ternyata lagu itu lagu yang dimodifikasi dari Afrika dan Corry Rumbino yang melantunkan lagu itu pertama di Indonesia dan kemudian dipopulerkan di Papua," jelas Nomensen.

    "Tapi sesungguhnya ketika kita telusuri, lagu itu bukan dari Papua, bukan bahasa Papua," tegasnya.

    Apakah benar berasal dari Afrika?

    Dalam komentar unggahan yang kemudian viral, seorang pengguna Twitter menunjukkan ketika dirinya menerjemahkan lirik lagu itu menggunakan Google Translate, platform itu secara mendeteksinya sebagai bahasa Swahili, bahasa yang digunakan oleh negara-negara di Afrika Timur dan Tengah.

    Hentikan Twitter pesan, 2

    Lompati Twitter pesan, 2

    Yamko Rambe Yamko dimaknai sebagai selamat datang selalu dalam bahasa Swahili.

    Meski demikian hipotesis ini dianggap tidak valid karena hanya berlandaskan platform penerjemah bahasa. BBC News Indonesia lantas berupaya untuk mengkonfirmasinya kepada wartawan BBC Swahili, Caroline Karobia.

    "Saya telah memeriksa liriknya, ada sejumlah kata dari bahasa Swahili tapi [lagu] itu bukan bahasa Swahili," ujar Caroline.

    Sumber gambar, ADEK BERRY/AFP via Getty Images

    Keterangan gambar,

    Meski sejumlah kata dalam lirik Yamko Rambe Yamko merupakan frasa bahasa Swahili, namun secara keseluruhan lagu itu bukan berbahasa Swahili

    Wartawan BBC yang bertugas di ibu kota Kenya, Nairobi, Omega Rakotomalala, menyebut lirik lagu itu juga bukan berbahasa Malagasi.

    "Saya telah memeriksa liriknya dan secara pasti dapat mengatakan bahwa itu bukan bahasa Malagasi karena alfabet kami tidak memiliki huruf 'U' atau 'W'," ujarnya.

    "Ada kesamaan dengan bahasa Komoro, tetapi tidak," tambahnya kemudian.

    Bahasa Malagasi adalah cabang bahasa Austronesia yang dituturkan oleh orang Madagaskar.

    Sementara Komoro merupakan kepulauan di timur Afrika yang terletak di Samudra Hindia.

    Identitas yang disematkan pemerintah?

    Terlepas dari asal-usul yang samar, lagu itu senantiasa dilekatkan dengan masyarakat Papua dan dinilai sebagai representasi identitas Papua. Dalam daftar lagu daerah — yang menjadi salah satu parameter mengenal ragam budaya di Indonesia — Yamko Rambe Yamko diklaim sebagai lagu daerah Papua.

    Bahkan, lagu ini sering dibawakan oleh kelompok paduan suara dalam kompetisi internasional.

    Etnomusikolog dan peneliti musik, Resa Setodewo, menganggap itu sebagai "masalah besar".

    "Jangan-jangan selama ini kita membiarkan identitas itu menjadi representasi mereka justru karena itu konstruksi sosial yang dibangun oleh orang-orang yang bukan berasal dari Papua, kemudian itu menjadi identitas mereka," jelas Seto.

    Sumber gambar, Agung Parameswara/Getty Images

    Keterangan gambar,

    Anak-anak Suku Dani tengah bermain di sungai di desa Soroba, Wamena, Papua

    "Kalau misalnya seperti itu, ada masalah besar bahwa ternyata identitas teman-teman Papua, representasi orang-orang Papua ini, kemudian bukan dari teman-teman Papua sendiri, tapi oleh orang-orang di luar masyarakat Papua," imbuhnya kemudian.

    Seto yang meneliti tentang diplomasi musik ketika studi di School of Asian and African Studies (SOAS), University of London, Inggris, mengungkapkan musik kerap digunakan sebagai alat diplomasi oleh pemerintah di masa lalu.

    Apa yang terjadi pada lagu Yamko Rambe Yamko, menurut Seto, berkaitan dengan "adanya framing yang dibangun pemerintah, yang kemudian itu disematkan sebagai representasi masyarakat Papua," kata dia.

    Kendati begitu, dia menegaskan hal itu perlu dikaji lebih jauh dari sisi sejarah. Sebab, mengutip apa dituturkan oleh tokoh Papua, Simon Patric Morin, lagu ini dibawa oleh seniman Jakarta yang pada waktu itu datang ke Biak untuk menghibur orang-orang Papua pada awal 1960an.

    Sumber gambar, Agung Parameswara/Getty Images

    Keterangan gambar,

    Tak ada satu pun suku di Papua yang mengklaim Yamko Rambe Yamko sebagai lagu mereka

    Apalagi, tak ada satu pun suku di Papua yang mengklaim lagu itu sebagai lagu mereka.

    "Ini kan berarti ada yang aneh dan menurut saya ada hal yang harus diluruskan. Kalau memang benar itu bukan bahasa Papua dan tidak merepresentasi orang Papua, maka kita harus siap bahwa ketika orang Papua meminta simbol representasi itu kemudian diubah," ungkap Seto.

    Akan tetapi, Agastya Rama Listya, etnomusikolog sekaligus dosen program studi seni musik di Universitas Kristen Satya Wacana, tak sependapat.

    Agastya menyebut "pencarian asal-usul bukan sesuatu yang esensial", jika komunitas etnis Papua sudah menganggap lagu tersebut sebagai representasi di tingkat nasional maupun internasional, maka "itu bukan suatu masalah".

    "Kalau komunitas Papua akan melakukan diskusi menerima atau tidak menerima, atau mengubah, atau mungkin mempertahankan melodinya dan mengubah dengan teks baru. Menurut saya yang paling relevan menjawab adalah etnis Papua sendiri," jelas Agastya.

    Dia menyarankan, jika komunitas Papua menolak lagu ini sebagai lagu daerahnya, maka yang semestinya dilakukan kemudian ada menghapus segala klaim bahwa lagu ini lagu daerah Papua dari buku teks dan materi pembelajaran yang selama ini beredar.

    Bagaimana tanggapan komunitas Papua?

    Ketua Dewan Kesenian Tanah Papua, Nomensen Mambraku, mengungkapkan meski mengaku tak mengerti makna lirik lagu tersebut, namun lagu itu sudah menjadi bagian dari seni dan budaya Papua.

    "Seni untuk seni," tegasnya.

    "Soal sejumlah seniman Papua mengklaim lagu itu bukan lagu orang Papua, saya setuju. Tetapi dia [lagu Yamko Rambe Yamko] sudah memberikan warna bahwa di seluruh Indonesia orang menyanyikan lagu itu dengan jiwa dan napas orang Papua, meskipun lagunya bukan dari Papua," ujar Nomensen.

    "Dari aspek kultur, lagu itu harus diakui bahwa dia mewakili nilai-nilai dan aspek dasar kehidupan seni dan budaya orang Papua, karena memang lagu itu dibesarkan di tanah Papua," jelasnya kemudian.

    Hal serupa juga terjadi pada seni budaya yang lain. Dia mencontohkan tari Gale-Gale kini identik dengan budaya Papua, padahal tarian itu berasal dari Maluku Utara.

    Sumber gambar, Agung Parameswara/Getty Images

    Keterangan gambar,

    Lagu Yamko Rambe Yamko yang selama puluhan tahun identik dengan identitas Papua, diklaim oleh tokoh dan seniman Papua sebagai bukan lagu daerah mereka

    "Seni tidak perlu dipolitisir. Biarkan seniman pada lahannya dan politik pada lahannya sendiri-sendiri," kata dia.

    Senada, tokoh Papua, Simon Patric Moran, pun tak menganggap lagu Yamko Rambe Yamko "secara paksa" disematkan sebagai identitas Papua, meski bukan berasal dari Papua.

    Namun begitu, dia menegaskan bahwa budayawan Papua perlu mengklarifikasi asal-usul lagu ini.

    "Secara positif saya melihat, niat Pak Kasur itu hanya untuk membawa kegembiraan. Sehingga saya menganggap itu sekedar diciptakan dari serangkaian kata-kata."

    "Saya kira budayawan perlu klarifikasi tentang hal ini karena lagu pernah dibawa ke forum internasional," ujar Simon.

    Keterangan video,

    Rasisme, pengalaman dan harapan mahasiswa Papua

    Sejumlah kelompok paduan suara kerap membawakan lagu Yamko Rambe Yamko yang diaransemen oleh Agustinus Bambang Jusana dalam kompetisi paduan suara internasional.

    Paduan suara anak Indonesia, The Resonanz Children's choir meraih gelar juara ketika melantunkan lagu ini di sebuah kompetisi yang digelar di Venesia, Italia, pada 2016.

    Tahun lalu, lagu ini juga dibawakan oleh paduan suara Telkom University Choir ketika meraih kemenangan dalam kompetisi di Taipei, Taiwan.

    Bahkan, kelompok paduan suara dari negara lain juga kerap membawakan lagu Yamko Rambe Yamko, yang mereka anggap sebagai lagu dari Papua.

    Etnomusikolog, Agastya Rama Listya, yang juga kerap mengaransemen lagu untuk paduan paduan suara, menyebut bahwa "dunia paduan suara tak ambil pusing dengan latar belakang lagu yang dinyanyikan".

    "Dan itu kan sudah dinyanyikan oleh paduan suara dari luar. Jadi kalau kita bilang 'Lagu ini kami tarik karena bukan lagu Papua', sebenarnya kita justru mempermalukan diri," jelasnya.

    Namun begitu, Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ahmad Mahendra, mengungkapkan pemerintah tengah melakukan penelusuran dan pengkajian resmi terkait asal-usul lagu ini.

    "Sementara ini sedang ditelusuri dan dikaji oleh unit pelaksana teknis Ditjen Kebudayaan, yakni Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua," ujar Mahendra.

    Hasil penelusuran ini, nantinya dijadikan dasar untuk mengklarifikasi asal-usul lagu Yamko Rambe Yamko yang selama puluhan tahun disematkan sebagai bagian dari identitas Papua.

    Video yang berhubungan

    Postingan terbaru

    LIHAT SEMUA