Sebutkan contoh benda pada kerangka acuan non-inersia

You're Reading a Free Preview
Page 4 is not shown in this preview.

Dua buah kerangka acuan.

Kerangka acuan adalah suatu perspektif dari mana suatu sistem diteliti. Dalam anggota fisika, suatu kerangka acuan memberikan suatu pusat koordinat relatif terhadap seorang pengamat yang dapat mengukur gerakan dan posisi seluruh titik yang terdapat dalam sistem, termasuk orientasi obyek di dalamnya.

Jenis kerangka acuan

Terdapat dua jenis kerangka acuan, yaitu: kerangka acuan inersia dan non-inersia. Jenis yang pertama adalah jenis kerangka acuan yang sudah diisyaratkan oleh prinsip relativitas Newtonian [1].

Kerangka acuan inersia

Suatu kerangka acuan inersia bertranslasi dengan suatu kecepatan konstan, yang berfaedah kerangka acuan itu tak berotasi (hanya bertranslasi) dan pusat koordinatnya melakukan usaha dengan kecepatan konstan di sepanjang suatu garis lurus (dengan kecepatan tetap, tanpa hal telah tersedia komponen percepatan). Dalam kerangka acuan inersia, berlanjut hukum pertama Newton (inersia) dan juga hukum gerak Newton.

Beberapa aktivitas sebagai mendeskripsikan secara singkat suatu kerangka acuan inersial. Suatu kerangka acuan inersial adalah suatu kerangka acuan yang [2];

  • melakukan usaha dengan kecepatan konstan.
  • tak melakukan usaha dipercepat.
  • dimana hukum inersia berlanjut.
  • dimana hukum gerak Newton berlanjut.
  • dimana tak terdapat gaya-gaya fiktif.

Kerangka acuan non-inersia

Suatu kerangka acuan non-inersia, sebagai contoh mobil yang melakukan usaha melingkar, atau komidi putar yang sedang berputar, berakselerasi atau/dan berputar. Hukum pertama Newton tak berlanjut dalam kerangka acuan non-inersial, yang terlihat dengan hal telah tersedia percepatan pada obyek tanpa hal telah tersedia gaya yang mengakibatkannya dalam kerangka acuan tersebut. Kecepatan konstan saja tak cukup sebagai membuat suatu kerangka acuan menjadi kerangka acuan inersia, beliau juga mesti melakukan usaha dalam garis lurus. Gerak berputar atau melengkung akan mengakibatkan kerangka acuan tak lagi menjadi inersia dikarenakan munculnya percepatan sentripetal.

Beberapa aktivitas singkat sebagai mendeskripsikan kerangka acuan non-inersia, yaitu, suatu kerangka acuan non-inersia adalah suatu kerangka acuan yang; [3]:

  • kecepatannya berubah (berubah dipercepat, diperlambat atau melakukan usaha dalam lintasan tak lurus, --berbelok-belok--).
  • dipercepat.
  • dimana hukum inersia tak lagi berlanjut.
  • dimana muncul gaya-gaya fiktif agar hukum gerak Newton tetap berlanjut.

Ilustrasi kerangka acuan inersia

Secara umum apabila suatu kerangka acuan inersia sudah dipilih, maka diharapkan bahwa pengamatan yang dilakukan langsung pada obyek pengamatan itu atau hanya dari kerangka acuan relatif yang dipilih akan memberikan hasil pengamatan yang sama. Bila tak, berfaedah telah tersedia yang salah dalam proses pemilihan kerangka atau dituturkan bahwa kerangka acuan tak inersial.

Kerangka acuan yang diam

Sebagai ilustrasi di bawah ini diambil kasus suatu benda dijatuhkan tanpa kecepatan awal (gerak jatuh tidak terikat) dari atas suatu gedung [4]. Dimisalkan terdapat probabilitas tiga pilihan titik (di atas gedung, di tengah dan di bawah) dan dua arah (ke atas dan ke bawah) sebagai menentukan kerangka acuan inersial. Di sini diambil kasus khusus, yaitu sela koordinat semesta dan koordinat pengamat tak saling melakukan usaha satu sama lain (kecepatan konstan = 0).

Catatan:

  • : posisi awal.
  • : posisi belakang.
  • : percepatan.
  • : posisi pengamat di atas, dihitung dari lantai gedung.
  • : posisi pengamat di tengah, dihitung dari lantai gedung.
  • : waktu belakang, waktu yang diperlukan benda sebagai sampai ke lantai gedung.
  • : jarak belakang, jarak yang diperlukan benda sebagai sampai ke lantai gedung dihitung dari posisi mula-mula beliau dilepaskan.

Kasus 1

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di atas

ke atas

Kasus 2

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di atas

ke bawah

Kasus 3

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di tengah

ke atas

Kasus 4

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di tengah

ke bawah

Kasus 5

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di bawah

ke atas

Kasus 6

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di bawah

ke bawah

Nilai

dicari dengan menggunakan

dan

Dalam contoh ini (kasus 1 - 6) sudah dibuktikan bahwa nilai

dan
benar nilai sama, tak tergantung di mana pengamatan dilakukan dan arah y mana yang positif. Dan memang seharusnya demikian. Coba bayangkan apabila hukum-hukum yang sama tak berlanjut pada kerangka inersia, bagaimana orang dapat mengamati pergerakan awan, peredaran planet dsb-nya dari bumi. Kita mesti telah tersedia di sana sebagai mengamatinya karena hasil yang didapat akan beda dengan pengamatan yang dilakukan dari bumi. Untunglah terdapat pemikiran ini sehingga pengamatan dapat dilakukan di tempat lain dan akan tetap mendapat hasil yang sama.

Kerangka acuan yang melakukan usaha lurus memakai aturan

Ilustrasi dalam contoh ini adalah seorang pengamat

sedang telah tersedia di atas suatu bus
yang melakukan usaha lurus memakai aturan (
) terhadap pengamat lain
yang diam di suatu tempat. Suatu obyek
di-jatuhbebas-kan di atas bis. Kedua pengamat mesti mengukur jarak tempuh dan waktu tempuh yang sama (dari posisi awal dijatuhkan sampai sampai atap bis) karena kedua pengamat dilihat dan diamankan dari yang lainnya telah tersedia pada kerangka acuan inersial.

Ilustrasi kerangka acuan non-inersial

Contoh sederhana kerangka acuan non-inersial adalah apabila suatu kerangka acuan melakukan usaha lurus dipercepat atau melakukan usaha melingkar (rotasi).

Pegas dalam lift

Suatu contoh sederhana kerangka acuan non-inersia adalah kerangka acuan yang diletakkan dalam suatu lift dipercepat (baik ke atas maupun ke bawah) [5].

Suatu benda dan pegas diletakkan di dalam lift sebagai membuktikan hal tersebut. Pengamat

adalah pengamat dalam lift yang tak melakukan usaha terhadap obyek
berupa suatu massa dan pegas, sedangkan pengamat
adalah pengamat yang diam terhadap tanah.

Bila lift adalah suatu kerangka acuan inersial (

) maka panjang pegas adalah sama seperti panjang pegas mula-mula.

Akan tapi bila lift dipercepat maka panjang pegas akan berubah. Pengamat

akan menyaksikan suatu gaya fiktif melakukan pekerjaan pada pegas yang mengakibatkan panjangnya berubah, padahal tak telah tersedia gaya yang dikenakan padanya. Lain halnya dengan pengamat
yang dengan jelas melihat mengapa pegas dapat berubah panjangnya. Hal ini dikarenakan lift yang melakukan usaha dipercepat memberikan gaya normal kepada pegas sehingga panjangnya berubah.

Gerak melingkar

Gerak melingkar adalah contoh sederhana lain dari suatu tempat di mana peletakan suatu kerangka acuan padanya akan mengakibatkan kerangka acuan menjadi non-inersia [6], walapun gerak melingkar yang dimaksud benar kecepatan putar tetap (gerak melingkar beraturan). Kecepatan putaran tetap adalah kecepatan linier yang diubah selalu arahnya setiap ketika (dipercepat) dengan teratur, jadi pada dasarnya adalah suatu gerak berubah memakai aturan.

Dalam gerak melingkar berpegang pada kebenaran yang vertikal, horisontal maupun di selanya, terdapat perbedaan pengamatan sela pengamat yang diam di atas tanah

dengan pengamat yang melakukan usaha bersama obyek
yang diteliti
, Pengamat
dengan jelas melihat hal telah tersedia gaya tarik menuju pusat yang selalu mengubah arah gerak obyek sehingga melakukan usaha melingkar (tanpa hal telah tersedia gaya ini obyek akan terlempar keluar, hukum inersia Newton), akan tapi
tak menyadari hal ini.
tak mengerti mengapa beliau tak jatuh (meluncur) padahal beliau membuat sudut
dengan arah vertikal. Dalam kasus ini timbul gaya fiktif yang seakan-akan menahan pengamat
sehingga tak jatuh.

Catatan kaki

  1. ^ (Indonesia) Miftachul Hadi, A Brief of Classical Mechanics, Artikel-artikel populer. LIPI, 12 Juli 2005.
  2. ^ (Inggris) Inertial Frame of Reference
  3. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference
  4. ^ (Indonesia) Sparisoma Viridi, Himpunan Materi Kuliah FI-111 Fisika Dasar I, Lulu, 2002.
  5. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference 1
  6. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference 2


Sumber :
ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.

Page 2

Dua buah kerangka acuan.

Kerangka acuan adalah suatu perspektif dari mana suatu sistem diteliti. Dalam anggota fisika, suatu kerangka acuan memberikan suatu pusat koordinat relatif terhadap seorang pengamat yang dapat mengukur gerakan dan posisi seluruh titik yang terdapat dalam sistem, termasuk orientasi obyek di dalamnya.

Jenis kerangka acuan

Terdapat dua jenis kerangka acuan, yaitu: kerangka acuan inersia dan non-inersia. Jenis yang pertama adalah jenis kerangka acuan yang telah diisyaratkan oleh prinsip relativitas Newtonian [1].

Kerangka acuan inersia

Suatu kerangka acuan inersia bertranslasi dengan suatu kecepatan konstan, yang berfaedah kerangka acuan itu tidak berotasi (hanya bertranslasi) dan pusat koordinatnya melakukan usaha dengan kecepatan konstan di sepanjang suatu garis lurus (dengan kecepatan tetap, tanpa hal telah tersedia komponen percepatan). Dalam kerangka acuan inersia, berlanjut hukum pertama Newton (inersia) dan juga hukum gerak Newton.

Beberapa aktivitas sebagai mendeskripsikan secara singkat suatu kerangka acuan inersial. Suatu kerangka acuan inersial adalah suatu kerangka acuan yang [2];

  • melakukan usaha dengan kecepatan konstan.
  • tidak melakukan usaha dipercepat.
  • dimana hukum inersia berlanjut.
  • dimana hukum gerak Newton berlanjut.
  • dimana tidak terdapat gaya-gaya fiktif.

Kerangka acuan non-inersia

Suatu kerangka acuan non-inersia, sebagai contoh mobil yang melakukan usaha melingkar, atau komidi putar yang sedang berputar, berakselerasi atau/dan berputar. Hukum pertama Newton tidak berlanjut dalam kerangka acuan non-inersial, yang terlihat dengan hal telah tersedia percepatan pada obyek tanpa hal telah tersedia gaya yang menyebabkannya dalam kerangka acuan tersebut. Kecepatan konstan saja tidak cukup sebagai membuat suatu kerangka acuan menjadi kerangka acuan inersia, beliau juga mesti melakukan usaha dalam garis lurus. Gerak berputar atau melengkung akan menyebabkan kerangka acuan tidak lagi menjadi inersia dikarenakan munculnya percepatan sentripetal.

Beberapa aktivitas singkat sebagai mendeskripsikan kerangka acuan non-inersia, yaitu, suatu kerangka acuan non-inersia adalah suatu kerangka acuan yang; [3]:

  • kecepatannya berubah (berubah dipercepat, diperlambat atau melakukan usaha dalam lintasan tidak lurus, --berbelok-belok--).
  • dipercepat.
  • dimana hukum inersia tidak lagi berlanjut.
  • dimana muncul gaya-gaya fiktif agar hukum gerak Newton tetap berlanjut.

Ilustrasi kerangka acuan inersia

Secara umum apabila suatu kerangka acuan inersia telah dipilih, maka diharapkan bahwa pengamatan yang dilakukan langsung pada obyek pengamatan itu atau hanya dari kerangka acuan relatif yang dipilih akan memberikan hasil pengamatan yang sama. Bila tidak, berfaedah telah tersedia yang salah dalam proses pemilihan kerangka atau dituturkan bahwa kerangka acuan tidak inersial.

Kerangka acuan yang diam

Sebagai ilustrasi di bawah ini diambil kasus suatu benda dijatuhkan tanpa kecepatan awal (gerak jatuh tidak terikat) dari atas suatu gedung [4]. Dimisalkan terdapat probabilitas tiga pilihan titik (di atas gedung, di tengah dan di bawah) dan dua arah (ke atas dan ke bawah) sebagai menentukan kerangka acuan inersial. Di sini diambil kasus khusus, yaitu sela koordinat semesta dan koordinat pengamat tidak saling melakukan usaha satu sama lain (kecepatan konstan = 0).

Catatan:

  • : posisi awal.
  • : posisi belakang.
  • : percepatan.
  • : posisi pengamat di atas, dihitung dari lantai gedung.
  • : posisi pengamat di tengah, dihitung dari lantai gedung.
  • : waktu belakang, waktu yang diperlukan benda sebagai sampai ke lantai gedung.
  • : jarak belakang, jarak yang diperlukan benda sebagai sampai ke lantai gedung dihitung dari posisi mula-mula beliau dilepaskan.

Kasus 1

Kasus 2

Kasus 3

Kasus 4

Kasus 5

Kasus 6

Nilai dicari dengan menggunakan

dan

Dalam contoh ini (kasus 1 - 6) telah dibuktikan bahwa nilai dan benar nilai sama, tidak tergantung di mana pengamatan dilakukan dan arah y mana yang positif. Dan memang seharusnya demikian. Coba bayangkan apabila hukum-hukum yang sama tidak berlanjut pada kerangka inersia, bagaimana orang dapat mengamati pergerakan awan, peredaran planet dsb-nya dari bumi. Kita mesti berada di sana sebagai mengamatinya karena hasil yang didapat akan beda dengan pengamatan yang dilakukan dari bumi. Untunglah terdapat pemikiran ini sehingga pengamatan dapat dilakukan di tempat lain dan akan tetap memperoleh hasil yang sama.

Kerangka acuan yang melakukan usaha lurus memakai aturan

Ilustrasi dalam contoh ini adalah seorang pengamat sedang berada di atas suatu bus yang melakukan usaha lurus memakai aturan () terhadap pengamat lain yang diam di suatu tempat. Suatu obyek di-jatuhbebas-kan di atas bis. Kedua pengamat mesti mengukur jarak tempuh dan waktu tempuh yang sama (dari posisi awal dijatuhkan sampai sampai atap bis) karena kedua pengamat dilihat dan diamankan dari yang lainnya berada pada kerangka acuan inersial.

Ilustrasi kerangka acuan non-inersial

Contoh sederhana kerangka acuan non-inersial adalah apabila suatu kerangka acuan melakukan usaha lurus dipercepat atau melakukan usaha melingkar (rotasi).

Pegas dalam lift

Suatu contoh sederhana kerangka acuan non-inersia adalah kerangka acuan yang diletakkan dalam suatu lift dipercepat (baik ke atas maupun ke bawah) [5].

Suatu benda dan pegas diletakkan di dalam lift sebagai membuktikan hal tersebut. Pengamat adalah pengamat dalam lift yang tidak melakukan usaha terhadap obyek berupa suatu massa dan pegas, sedangkan pengamat adalah pengamat yang diam terhadap tanah.

Bila lift merupakan suatu kerangka acuan inersial () maka panjang pegas adalah sama seperti panjang pegas mula-mula.

Akan tapi bila lift dipercepat maka panjang pegas akan berubah. Pengamat akan menyaksikan suatu gaya fiktif melakukan pekerjaan pada pegas yang menyebabkan panjangnya berubah, padahal tidak telah tersedia gaya yang dikenakan padanya. Lain halnya dengan pengamat yang dengan jelas melihat mengapa pegas dapat berubah panjangnya. Hal ini dikarenakan lift yang melakukan usaha dipercepat memberikan gaya normal kepada pegas sehingga panjangnya berubah.

Gerak melingkar

Gerak melingkar merupakan contoh sederhana lain dari suatu tempat di mana peletakan suatu kerangka acuan padanya akan menyebabkan kerangka acuan menjadi non-inersia [6], walapun gerak melingkar yang dimaksud benar kecepatan putar tetap (gerak melingkar beraturan). Kecepatan putaran tetap adalah kecepatan linier yang diubah selalu arahnya setiap ketika (dipercepat) dengan teratur, jadi pada dasarnya adalah suatu gerak berubah memakai aturan.

Dalam gerak melingkar berpegang pada kebenaran yang vertikal, horisontal maupun di selanya, terdapat perbedaan pengamatan sela pengamat yang diam di atas tanah dengan pengamat yang melakukan usaha bersama obyek yang diteliti , Pengamat dengan jelas melihat hal telah tersedia gaya tarik menuju pusat yang selalu mengubah arah gerak obyek sehingga melakukan usaha melingkar (tanpa hal telah tersedia gaya ini obyek akan terlempar keluar, hukum inersia Newton), akan tapi tidak menyadari hal ini. tidak mengerti mengapa beliau tidak jatuh (meluncur) padahal beliau membuat sudut dengan arah vertikal. Dalam kasus ini timbul gaya fiktif yang seakan-akan menahan pengamat sehingga tidak jatuh.

Catatan kaki

  1. ^ (Indonesia) Miftachul Hadi, A Brief of Classical Mechanics, Artikel-artikel populer. LIPI, 12 Juli 2005.
  2. ^ (Inggris) Inertial Frame of Reference
  3. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference
  4. ^ (Indonesia) Sparisoma Viridi, Himpunan Materi Kuliah FI-111 Fisika Dasar I, Lulu, 2002.
  5. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference 1
  6. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference 2


Sumber :
ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.

Page 3

Dua buah kerangka acuan.

Kerangka acuan adalah suatu perspektif dari mana suatu sistem diteliti. Dalam anggota fisika, suatu kerangka acuan memberikan suatu pusat koordinat relatif terhadap seorang pengamat yang dapat mengukur gerakan dan posisi seluruh titik yang terdapat dalam sistem, termasuk orientasi obyek di dalamnya.

Jenis kerangka acuan

Terdapat dua jenis kerangka acuan, yaitu: kerangka acuan inersia dan non-inersia. Jenis yang pertama adalah jenis kerangka acuan yang sudah diisyaratkan oleh prinsip relativitas Newtonian [1].

Kerangka acuan inersia

Suatu kerangka acuan inersia bertranslasi dengan suatu kecepatan konstan, yang berfaedah kerangka acuan itu tak berotasi (hanya bertranslasi) dan pusat koordinatnya melakukan usaha dengan kecepatan konstan di sepanjang suatu garis lurus (dengan kecepatan tetap, tanpa hal telah tersedia komponen percepatan). Dalam kerangka acuan inersia, berlanjut hukum pertama Newton (inersia) dan juga hukum gerak Newton.

Beberapa aktivitas sebagai mendeskripsikan secara singkat suatu kerangka acuan inersial. Suatu kerangka acuan inersial adalah suatu kerangka acuan yang [2];

  • melakukan usaha dengan kecepatan konstan.
  • tak melakukan usaha dipercepat.
  • dimana hukum inersia berlanjut.
  • dimana hukum gerak Newton berlanjut.
  • dimana tak terdapat gaya-gaya fiktif.

Kerangka acuan non-inersia

Suatu kerangka acuan non-inersia, sebagai contoh mobil yang melakukan usaha melingkar, atau komidi putar yang sedang berputar, berakselerasi atau/dan berputar. Hukum pertama Newton tak berlanjut dalam kerangka acuan non-inersial, yang terlihat dengan hal telah tersedia percepatan pada obyek tanpa hal telah tersedia gaya yang mengakibatkannya dalam kerangka acuan tersebut. Kecepatan konstan saja tak cukup sebagai membuat suatu kerangka acuan menjadi kerangka acuan inersia, beliau juga mesti melakukan usaha dalam garis lurus. Gerak berputar atau melengkung akan mengakibatkan kerangka acuan tak lagi menjadi inersia dikarenakan munculnya percepatan sentripetal.

Beberapa aktivitas singkat sebagai mendeskripsikan kerangka acuan non-inersia, yaitu, suatu kerangka acuan non-inersia adalah suatu kerangka acuan yang; [3]:

  • kecepatannya berubah (berubah dipercepat, diperlambat atau melakukan usaha dalam lintasan tak lurus, --berbelok-belok--).
  • dipercepat.
  • dimana hukum inersia tak lagi berlanjut.
  • dimana muncul gaya-gaya fiktif agar hukum gerak Newton tetap berlanjut.

Ilustrasi kerangka acuan inersia

Secara umum apabila suatu kerangka acuan inersia sudah dipilih, maka diharapkan bahwa pengamatan yang dilakukan langsung pada obyek pengamatan itu atau hanya dari kerangka acuan relatif yang dipilih akan memberikan hasil pengamatan yang sama. Bila tak, berfaedah telah tersedia yang salah dalam proses pemilihan kerangka atau dituturkan bahwa kerangka acuan tak inersial.

Kerangka acuan yang diam

Sebagai ilustrasi di bawah ini diambil kasus suatu benda dijatuhkan tanpa kecepatan awal (gerak jatuh tidak terikat) dari atas suatu gedung [4]. Dimisalkan terdapat probabilitas tiga pilihan titik (di atas gedung, di tengah dan di bawah) dan dua arah (ke atas dan ke bawah) sebagai menentukan kerangka acuan inersial. Di sini diambil kasus khusus, yaitu sela koordinat semesta dan koordinat pengamat tak saling melakukan usaha satu sama lain (kecepatan konstan = 0).

Catatan:

  • : posisi awal.
  • : posisi belakang.
  • : percepatan.
  • : posisi pengamat di atas, dihitung dari lantai gedung.
  • : posisi pengamat di tengah, dihitung dari lantai gedung.
  • : waktu belakang, waktu yang diperlukan benda sebagai sampai ke lantai gedung.
  • : jarak belakang, jarak yang diperlukan benda sebagai sampai ke lantai gedung dihitung dari posisi mula-mula beliau dilepaskan.

Kasus 1

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di atas

ke atas

Kasus 2

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di atas

ke bawah

Kasus 3

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di tengah

ke atas

Kasus 4

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di tengah

ke bawah

Kasus 5

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di bawah

ke atas

Kasus 6

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di bawah

ke bawah

Nilai

dicari dengan menggunakan

dan

Dalam contoh ini (kasus 1 - 6) sudah dibuktikan bahwa nilai

dan
benar nilai sama, tak tergantung di mana pengamatan dilakukan dan arah y mana yang positif. Dan memang seharusnya demikian. Coba bayangkan apabila hukum-hukum yang sama tak berlanjut pada kerangka inersia, bagaimana orang dapat mengamati pergerakan awan, peredaran planet dsb-nya dari bumi. Kita mesti telah tersedia di sana sebagai mengamatinya karena hasil yang didapat akan beda dengan pengamatan yang dilakukan dari bumi. Untunglah terdapat pemikiran ini sehingga pengamatan dapat dilakukan di tempat lain dan akan tetap mendapat hasil yang sama.

Kerangka acuan yang melakukan usaha lurus memakai aturan

Ilustrasi dalam contoh ini adalah seorang pengamat

sedang telah tersedia di atas suatu bus
yang melakukan usaha lurus memakai aturan (
) terhadap pengamat lain
yang diam di suatu tempat. Suatu obyek
di-jatuhbebas-kan di atas bis. Kedua pengamat mesti mengukur jarak tempuh dan waktu tempuh yang sama (dari posisi awal dijatuhkan sampai sampai atap bis) karena kedua pengamat dilihat dan diamankan dari yang lainnya telah tersedia pada kerangka acuan inersial.

Ilustrasi kerangka acuan non-inersial

Contoh sederhana kerangka acuan non-inersial adalah apabila suatu kerangka acuan melakukan usaha lurus dipercepat atau melakukan usaha melingkar (rotasi).

Pegas dalam lift

Suatu contoh sederhana kerangka acuan non-inersia adalah kerangka acuan yang diletakkan dalam suatu lift dipercepat (baik ke atas maupun ke bawah) [5].

Suatu benda dan pegas diletakkan di dalam lift sebagai membuktikan hal tersebut. Pengamat

adalah pengamat dalam lift yang tak melakukan usaha terhadap obyek
berupa suatu massa dan pegas, sedangkan pengamat
adalah pengamat yang diam terhadap tanah.

Bila lift adalah suatu kerangka acuan inersial (

) maka panjang pegas adalah sama seperti panjang pegas mula-mula.

Akan tapi bila lift dipercepat maka panjang pegas akan berubah. Pengamat

akan menyaksikan suatu gaya fiktif melakukan pekerjaan pada pegas yang mengakibatkan panjangnya berubah, padahal tak telah tersedia gaya yang dikenakan padanya. Lain halnya dengan pengamat
yang dengan jelas melihat mengapa pegas dapat berubah panjangnya. Hal ini dikarenakan lift yang melakukan usaha dipercepat memberikan gaya normal kepada pegas sehingga panjangnya berubah.

Gerak melingkar

Gerak melingkar adalah contoh sederhana lain dari suatu tempat di mana peletakan suatu kerangka acuan padanya akan mengakibatkan kerangka acuan menjadi non-inersia [6], walapun gerak melingkar yang dimaksud benar kecepatan putar tetap (gerak melingkar beraturan). Kecepatan putaran tetap adalah kecepatan linier yang diubah selalu arahnya setiap ketika (dipercepat) dengan teratur, jadi pada dasarnya adalah suatu gerak berubah memakai aturan.

Dalam gerak melingkar berpegang pada kebenaran yang vertikal, horisontal maupun di selanya, terdapat perbedaan pengamatan sela pengamat yang diam di atas tanah

dengan pengamat yang melakukan usaha bersama obyek
yang diteliti
, Pengamat
dengan jelas melihat hal telah tersedia gaya tarik menuju pusat yang selalu mengubah arah gerak obyek sehingga melakukan usaha melingkar (tanpa hal telah tersedia gaya ini obyek akan terlempar keluar, hukum inersia Newton), akan tapi
tak menyadari hal ini.
tak mengerti mengapa beliau tak jatuh (meluncur) padahal beliau membuat sudut
dengan arah vertikal. Dalam kasus ini timbul gaya fiktif yang seakan-akan menahan pengamat
sehingga tak jatuh.

Catatan kaki

  1. ^ (Indonesia) Miftachul Hadi, A Brief of Classical Mechanics, Artikel-artikel populer. LIPI, 12 Juli 2005.
  2. ^ (Inggris) Inertial Frame of Reference
  3. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference
  4. ^ (Indonesia) Sparisoma Viridi, Himpunan Materi Kuliah FI-111 Fisika Dasar I, Lulu, 2002.
  5. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference 1
  6. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference 2


Sumber :
ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.

Page 4

Dua buah kerangka acuan.

Kerangka acuan adalah suatu perspektif dari mana suatu sistem diteliti. Dalam anggota fisika, suatu kerangka acuan memberikan suatu pusat koordinat relatif terhadap seorang pengamat yang dapat mengukur gerakan dan posisi seluruh titik yang terdapat dalam sistem, termasuk orientasi obyek di dalamnya.

Jenis kerangka acuan

Terdapat dua jenis kerangka acuan, yaitu: kerangka acuan inersia dan non-inersia. Jenis yang pertama adalah jenis kerangka acuan yang sudah diisyaratkan oleh prinsip relativitas Newtonian [1].

Kerangka acuan inersia

Suatu kerangka acuan inersia bertranslasi dengan suatu kecepatan konstan, yang berfaedah kerangka acuan itu tak berotasi (hanya bertranslasi) dan pusat koordinatnya melakukan usaha dengan kecepatan konstan di sepanjang suatu garis lurus (dengan kecepatan tetap, tanpa hal telah tersedia komponen percepatan). Dalam kerangka acuan inersia, berjalan hukum pertama Newton (inersia) dan juga hukum gerak Newton.

Beberapa aktivitas sebagai mendeskripsikan secara singkat suatu kerangka acuan inersial. Suatu kerangka acuan inersial adalah suatu kerangka acuan yang [2];

  • melakukan usaha dengan kecepatan konstan.
  • tak melakukan usaha dipercepat.
  • dimana hukum inersia berjalan.
  • dimana hukum gerak Newton berjalan.
  • dimana tak terdapat gaya-gaya fiktif.

Kerangka acuan non-inersia

Suatu kerangka acuan non-inersia, sebagai contoh mobil yang melakukan usaha melingkar, atau komidi putar yang sedang berputar, berakselerasi atau/dan berputar. Hukum pertama Newton tak berjalan dalam kerangka acuan non-inersial, yang terlihat dengan hal telah tersedia percepatan pada obyek tanpa hal telah tersedia gaya yang mengakibatkannya dalam kerangka acuan tersebut. Kecepatan konstan saja tak cukup sebagai membuat suatu kerangka acuan menjadi kerangka acuan inersia, beliau juga mesti melakukan usaha dalam garis lurus. Gerak berputar atau melengkung akan mengakibatkan kerangka acuan tak lagi menjadi inersia dikarenakan munculnya percepatan sentripetal.

Beberapa aktivitas singkat sebagai mendeskripsikan kerangka acuan non-inersia, yaitu, suatu kerangka acuan non-inersia adalah suatu kerangka acuan yang; [3]:

  • kecepatannya berubah (berubah dipercepat, diperlambat atau melakukan usaha dalam lintasan tak lurus, --berbelok-belok--).
  • dipercepat.
  • dimana hukum inersia tak lagi berjalan.
  • dimana muncul gaya-gaya fiktif agar hukum gerak Newton tetap berjalan.

Ilustrasi kerangka acuan inersia

Secara umum apabila suatu kerangka acuan inersia sudah dipilih, maka diharapkan bahwa pengamatan yang dilakukan langsung pada obyek pengamatan itu atau hanya dari kerangka acuan relatif yang dipilih akan memberikan hasil pengamatan yang sama. Bila tak, berfaedah telah tersedia yang salah dalam proses pemilihan kerangka atau dituturkan bahwa kerangka acuan tak inersial.

Kerangka acuan yang diam

Sebagai ilustrasi di bawah ini diambil kasus suatu benda dijatuhkan tanpa kecepatan awal (gerak jatuh tidak terikat) dari atas suatu gedung [4]. Dimisalkan terdapat probabilitas tiga pilihan titik (di atas gedung, di tengah dan di bawah) dan dua arah (ke atas dan ke bawah) sebagai menentukan kerangka acuan inersial. Di sini diambil kasus khusus, yaitu sela koordinat semesta dan koordinat pengamat tak saling melakukan usaha satu sama lain (kecepatan konstan = 0).

Catatan:

  • : posisi awal.
  • : posisi belakang.
  • : percepatan.
  • : posisi pengamat di atas, dihitung dari lantai gedung.
  • : posisi pengamat di tengah, dihitung dari lantai gedung.
  • : waktu belakang, waktu yang diperlukan benda sebagai sampai ke lantai gedung.
  • : jarak belakang, jarak yang diperlukan benda sebagai sampai ke lantai gedung dihitung dari posisi mula-mula beliau dilepaskan.

Kasus 1

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di atas

ke atas

Kasus 2

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di atas

ke bawah

Kasus 3

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di tengah

ke atas

Kasus 4

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di tengah

ke bawah

Kasus 5

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di bawah

ke atas

Kasus 6

GambarPosisi
pengamatArah y+Persamaan gerakJarak/waktu
tempuh
 di bawah

ke bawah

Nilai dicari dengan menggunakan

dan

Dalam contoh ini (kasus 1 - 6) sudah dibuktikan bahwa nilai dan benar nilai sama, tak tergantung di mana pengamatan dilakukan dan arah y mana yang positif. Dan memang seharusnya demikian. Coba bayangkan apabila hukum-hukum yang sama tak berjalan pada kerangka inersia, bagaimana orang dapat mengamati pergerakan awan, peredaran planet dsb-nya dari bumi. Kita mesti telah tersedia di sana sebagai mengamatinya karena hasil yang didapat akan beda dengan pengamatan yang dilakukan dari bumi. Untunglah terdapat pemikiran ini sehingga pengamatan dapat dilakukan di tempat lain dan akan tetap mendapat hasil yang sama.

Kerangka acuan yang melakukan usaha lurus memakai aturan

Ilustrasi dalam contoh ini adalah seorang pengamat sedang telah tersedia di atas suatu bus yang melakukan usaha lurus memakai aturan () terhadap pengamat lain yang diam di suatu tempat. Suatu obyek di-jatuhbebas-kan di atas bis. Kedua pengamat mesti mengukur jarak tempuh dan waktu tempuh yang sama (dari posisi awal dijatuhkan sampai sampai atap bis) karena kedua pengamat dilihat dan diperhatikan dari yang lainnya telah tersedia pada kerangka acuan inersial.

Ilustrasi kerangka acuan non-inersial

Contoh sederhana kerangka acuan non-inersial adalah apabila suatu kerangka acuan melakukan usaha lurus dipercepat atau melakukan usaha melingkar (rotasi).

Pegas dalam lift

Suatu contoh sederhana kerangka acuan non-inersia adalah kerangka acuan yang diletakkan dalam suatu lift dipercepat (baik ke atas maupun ke bawah) [5].

Suatu benda dan pegas diletakkan di dalam lift sebagai membuktikan hal tersebut. Pengamat adalah pengamat dalam lift yang tak melakukan usaha terhadap obyek berupa suatu massa dan pegas, sedangkan pengamat adalah pengamat yang diam terhadap tanah.

Bila lift adalah suatu kerangka acuan inersial () maka panjang pegas adalah sama seperti panjang pegas mula-mula.

Akan tapi bila lift dipercepat maka panjang pegas akan berubah. Pengamat akan menyaksikan suatu gaya fiktif melakukan pekerjaan pada pegas yang mengakibatkan panjangnya berubah, padahal tak telah tersedia gaya yang dikenakan padanya. Lain halnya dengan pengamat yang dengan jelas melihat mengapa pegas dapat berubah panjangnya. Hal ini dikarenakan lift yang melakukan usaha dipercepat memberikan gaya normal kepada pegas sehingga panjangnya berubah.

Gerak melingkar

Gerak melingkar adalah contoh sederhana lain dari suatu tempat di mana peletakan suatu kerangka acuan padanya akan mengakibatkan kerangka acuan menjadi non-inersia [6], walapun gerak melingkar yang dimaksud benar kecepatan putar tetap (gerak melingkar beraturan). Kecepatan putaran tetap adalah kecepatan linier yang diubah selalu arahnya setiap ketika (dipercepat) dengan teratur, jadi pada dasarnya adalah suatu gerak berubah memakai aturan.

Dalam gerak melingkar berpegang pada kebenaran yang vertikal, horisontal maupun di selanya, terdapat perbedaan pengamatan sela pengamat yang diam di atas tanah dengan pengamat yang melakukan usaha bersama obyek yang diteliti , Pengamat dengan jelas melihat hal telah tersedia gaya tarik menuju pusat yang selalu mengubah arah gerak obyek sehingga melakukan usaha melingkar (tanpa hal telah tersedia gaya ini obyek akan terlempar keluar, hukum inersia Newton), akan tapi tak menyadari hal ini. tak mengerti mengapa beliau tak jatuh (meluncur) padahal beliau membuat sudut dengan arah vertikal. Dalam kasus ini timbul gaya fiktif yang seakan-akan menahan pengamat sehingga tak jatuh.

Catatan kaki

  1. ^ (Indonesia) Miftachul Hadi, A Brief of Classical Mechanics, Artikel-artikel populer. LIPI, 12 Juli 2005.
  2. ^ (Inggris) Inertial Frame of Reference
  3. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference
  4. ^ (Indonesia) Sparisoma Viridi, Kumpulan Materi Kuliah FI-111 Fisika Dasar I, Lulu, 2002.
  5. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference 1
  6. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference 2


Sumber :
ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb.

Page 5

Dua buah kerangka acuan.

Kerangka acuan adalah suatu perspektif dari mana suatu sistem diteliti. Dalam anggota fisika, suatu kerangka acuan memberikan suatu pusat koordinat relatif terhadap seorang pengamat yang dapat mengukur gerakan dan posisi seluruh titik yang terdapat dalam sistem, termasuk orientasi obyek di dalamnya.

Jenis kerangka acuan

Terdapat dua jenis kerangka acuan, yaitu: kerangka acuan inersia dan non-inersia. Jenis yang pertama adalah jenis kerangka acuan yang sudah diisyaratkan oleh prinsip relativitas Newtonian [1].

Kerangka acuan inersia

Suatu kerangka acuan inersia bertranslasi dengan suatu kecepatan konstan, yang berfaedah kerangka acuan itu tak berotasi (hanya bertranslasi) dan pusat koordinatnya melakukan usaha dengan kecepatan konstan di sepanjang suatu garis lurus (dengan kecepatan tetap, tanpa hal telah tersedia komponen percepatan). Dalam kerangka acuan inersia, berlanjut hukum pertama Newton (inersia) dan juga hukum gerak Newton.

Beberapa aktivitas sbg mendeskripsikan secara singkat suatu kerangka acuan inersial. Suatu kerangka acuan inersial adalah suatu kerangka acuan yang [2];

  • melakukan usaha dengan kecepatan konstan.
  • tak melakukan usaha dipercepat.
  • dimana hukum inersia berlanjut.
  • dimana hukum gerak Newton berlanjut.
  • dimana tak terdapat gaya-gaya fiktif.

Kerangka acuan non-inersia

Suatu kerangka acuan non-inersia, sbg contoh mobil yang melakukan usaha melingkar, atau komidi putar yang sedang berputar, berakselerasi atau/dan berputar. Hukum pertama Newton tak berlanjut dalam kerangka acuan non-inersial, yang terlihat dengan hal telah tersedia percepatan pada obyek tanpa hal telah tersedia gaya yang mengakibatkannya dalam kerangka acuan tersebut. Kecepatan konstan saja tak cukup sbg membuat suatu kerangka acuan menjadi kerangka acuan inersia, beliau juga mesti melakukan usaha dalam garis lurus. Gerak berputar atau melengkung akan mengakibatkan kerangka acuan tak lagi menjadi inersia dikarenakan munculnya percepatan sentripetal.

Beberapa aktivitas singkat sbg mendeskripsikan kerangka acuan non-inersia, yaitu, suatu kerangka acuan non-inersia adalah suatu kerangka acuan yang; [3]:

  • kecepatannya berubah (berubah dipercepat, diperlambat atau melakukan usaha dalam lintasan tak lurus, --berbelok-belok--).
  • dipercepat.
  • dimana hukum inersia tak lagi berlanjut.
  • dimana muncul gaya-gaya fiktif agar hukum gerak Newton tetap berlanjut.

Ilustrasi kerangka acuan inersia

Secara umum apabila suatu kerangka acuan inersia sudah dipilih, karenanya diharapkan bahwa pengamatan yang dilakukan langsung pada obyek pengamatan itu atau hanya dari kerangka acuan relatif yang dipilih akan memberikan hasil pengamatan yang sama. Bila tak, berfaedah telah tersedia yang salah dalam proses pemilihan kerangka atau dituturkan bahwa kerangka acuan tak inersial.

Kerangka acuan yang diam

Sbg ilustrasi di bawah ini diambil kasus suatu benda dijatuhkan tanpa kecepatan awal (gerak jatuh tidak terikat) dari atas suatu gedung [4]. Dimisalkan terdapat probabilitas tiga pilihan titik (di atas gedung, di tengah dan di bawah) dan dua arah (ke atas dan ke bawah) sbg menentukan kerangka acuan inersial. Di sini diambil kasus khusus, yaitu sela koordinat semesta dan koordinat pengamat tak saling melakukan usaha satu sama lain (kecepatan konstan = 0).

Catatan:

  • : posisi awal.
  • : posisi belakang.
  • : percepatan.
  • : posisi pengamat di atas, dihitung dari lantai gedung.
  • : posisi pengamat di tengah, dihitung dari lantai gedung.
  • : waktu belakang, waktu yang diperlukan benda sbg sampai ke lantai gedung.
  • : jarak belakang, jarak yang diperlukan benda sbg sampai ke lantai gedung dihitung dari posisi mula-mula beliau dilepaskan.

Kasus 1

Kasus 2

Kasus 3

Kasus 4

Kasus 5

Kasus 6

Nilai

dicari dengan menggunakan

dan

Dalam contoh ini (kasus 1 - 6) sudah dibuktikan bahwa nilai

dan
benar nilai sama, tak tergantung di mana pengamatan dilakukan dan arah y mana yang positif. Dan memang seharusnya demikian. Coba bayangkan apabila hukum-hukum yang sama tak berlanjut pada kerangka inersia, bagaimana orang dapat mengamati pergerakan awan, peredaran planet dan sbgnya dari bumi. Kita mesti telah tersedia di sana sbg mengamatinya karena hasil yang diperoleh akan beda dengan pengamatan yang dilakukan dari bumi. Untunglah terdapat pemikiran ini sehingga pengamatan dapat dilakukan di tempat lain dan akan tetap mendapat hasil yang sama.

Kerangka acuan yang melakukan usaha lurus memakai aturan

Ilustrasi dalam contoh ini adalah seorang pengamat

sedang telah tersedia di atas suatu bus
yang melakukan usaha lurus memakai aturan (
) terhadap pengamat lain
yang diam di suatu tempat. Suatu obyek
di-jatuhbebas-kan di atas bis. Kedua pengamat mesti mengukur jarak tempuh dan waktu tempuh yang sama (dari posisi awal dijatuhkan sampai sampai atap bis) karena kedua pengamat dilihat dan diamankan dari yang lainnya telah tersedia pada kerangka acuan inersial.

Ilustrasi kerangka acuan non-inersial

Contoh sederhana kerangka acuan non-inersial adalah apabila suatu kerangka acuan melakukan usaha lurus dipercepat atau melakukan usaha melingkar (rotasi).

Pegas dalam lift

Suatu contoh sederhana kerangka acuan non-inersia adalah kerangka acuan yang diletakkan dalam suatu lift dipercepat (baik ke atas maupun ke bawah) [5].

Suatu benda dan pegas diletakkan di dalam lift sbg membuktikan hal tersebut. Pengamat

adalah pengamat dalam lift yang tak melakukan usaha terhadap obyek
berupa suatu massa dan pegas, sedangkan pengamat
adalah pengamat yang diam terhadap tanah.

Bila lift adalah suatu kerangka acuan inersial (

) karenanya panjang pegas adalah sama seperti panjang pegas mula-mula.

Akan tapi bila lift dipercepat karenanya panjang pegas akan berubah. Pengamat

akan menyaksikan suatu gaya fiktif melakukan pekerjaan pada pegas yang mengakibatkan panjangnya berubah, padahal tak telah tersedia gaya yang dikenakan padanya. Lain halnya dengan pengamat
yang dengan jelas melihat mengapa pegas dapat berubah panjangnya. Hal ini dikarenakan lift yang melakukan usaha dipercepat memberikan gaya normal untuk pegas sehingga panjangnya berubah.

Gerak melingkar

Gerak melingkar adalah contoh sederhana lain dari suatu tempat di mana peletakan suatu kerangka acuan padanya akan mengakibatkan kerangka acuan menjadi non-inersia [6], walapun gerak melingkar yang dimaksud benar kecepatan putar tetap (gerak melingkar beraturan). Kecepatan putaran tetap adalah kecepatan linier yang diubah selalu arahnya setiap ketika (dipercepat) dengan teratur, jadi pada landasannya adalah suatu gerak berubah memakai aturan.

Dalam gerak melingkar berpegang pada kebenaran yang vertikal, horisontal maupun di selanya, terdapat perbedaan pengamatan sela pengamat yang diam di atas tanah

dengan pengamat yang melakukan usaha bersama obyek
yang diteliti
, Pengamat
dengan jelas melihat hal telah tersedia gaya tarik menuju pusat yang selalu mengubah arah gerak obyek sehingga melakukan usaha melingkar (tanpa hal telah tersedia gaya ini obyek akan terlempar keluar, hukum inersia Newton), akan tapi
tak menyadari hal ini.
tak mengerti mengapa beliau tak jatuh (meluncur) padahal beliau membuat sudut
dengan arah vertikal. Dalam kasus ini timbul gaya fiktif yang seakan-akan menahan pengamat
sehingga tak jatuh.

Catatan kaki

  1. ^ (Indonesia) Miftachul Hadi, A Brief of Classical Mechanics, Artikel-artikel populer. LIPI, 12 Juli 2005.
  2. ^ (Inggris) Inertial Frame of Reference
  3. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference
  4. ^ (Indonesia) Sparisoma Viridi, Himpunan Materi Kuliah FI-111 Fisika Landasan I, Lulu, 2002.
  5. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference 1
  6. ^ (Inggris) Non-inertial Frame of Reference 2


Sumber :
ilmuwan.web.id, p2k.ptkpt.net, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dan sebagainya.

Page 6

   Job Opportunities    Manual book    Qur'an Online    Psychological Test Questions    Various Kinds Communities    Various Sponsorship    Sholat Times    Try Out Practice Questions    Regular Night Lecture    Entrepreneur Class Program    Free Tuition Fee Program    Online College in the Best 195 PTS    Online Registration    Download Brochures    Scholarship Indonesia Submission    Encyclopedists Book

Page 7

   Job Opportunities    Manual book    Qur'an Online    Psychological Test Questions    Various Kinds Communities    Various Sponsorship    Sholat Times    Try Out Practice Questions    Regular Night Lecture    Entrepreneur Class Program    Free Tuition Fee Program    Online College in the Best 195 PTS    Online Registration    Download Brochures    Scholarship Indonesia Submission    Encyclopedists Book

Page 8

Kerantungan merupakan sejenis tumbuhan penghasil buah yang mirip dengan durian. Tumbuhan ini endemik dari Kalimantan.


Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, buku.us, dsb-nya.

Page 9

Kerantungan merupakan sejenis tumbuhan penghasil buah yang mirip dengan durian. Tumbuhan ini endemik dari Kalimantan.


Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, buku.us, dsb-nya.

Page 10

Kerantungan merupakan sejenis tumbuhan penghasil buah yang mirip dengan durian. Tumbuhan ini endemik dari Kalimantan.


Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, buku.us, dsb-nya.

Page 11

   Bursa Karir    Buku Tutorial    Qur'an Online    Soal-Jawab Psikotes/TPA    Berbagai Perdebatan    Berbagai Publikasi    Jadwal Shalat    Latihan Soal Try Out    Perkuliahan Paralel    Program Kuliah Pegawai    Program Perkuliahan Gratis    Kuliah Online di 195 PTS Terbaik    Pendaftaran Online    Download Brosur    Pengajuan Keringanan Biaya Kuliah    Semua Referensi Bebas

Page 12

Kerantungan merupakan sejenis tumbuhan penghasil buah yang mirip dengan durian. Tumbuhan ini endemik dari Kalimantan.


Sumber :
p2k.kurikulum.org, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, buku.us, dsb-nya.

Page 13

Kerapatan atau rapat biasanya merujuk pada ukuran seberaba jumlah suatu entitas berada dalam suatu jumlah yang tetap dalam suatu ruang (biasanya dalam ruang tiga dimensi). Jenis-jenis kerapatan meliputi:

Di dalam fisika

Kerapatan bagi fungsi

Kerapatan tidak mutlak berwujud suatu nilai tertentu, melainkan dapat pula adalah suatu fungsi yang bergantung posisi atau pun waktu. Suatu kerapatan massa tiap satuan volum yang bergantung posisi misalnya dituliskan bagi

Dan lain halnya dengan massa bagi obyek dengan rapat massa homogen yang langsung dapat dihitung:

sedangkan bagi benda dengan rapat massa berupa fungsi, dalam menghitung massa benda perlu digunakan integral:

Contoh menghitung massa

Misalnya terdapat suatu kubus dengan ukuran 1 x 1 x 1 dalam ruang, bersedia dihitung berapa massanya, apabila dikenali fungsi kerapatan massanya yang homogen

maka terlebih dahulu dituliskan

dan dimainkan integrasi

Bagi ukuran yang lain, tinggal diwakili batas-batas dari x, y dan z. Jika obyek tidak homogen rapat massanya, maka

tidak mempunyai nilai konstan c seperti di atas, melainkan fungsi dari x, y dan z.


Sumber :
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.

Page 14

Kerapatan atau rapat pada umumnya merujuk pada ukuran seberaba jumlah suatu entitas berada dalam suatu jumlah yang tetap dalam suatu ruang (biasanya dalam ruang tiga dimensi). Jenis-jenis kerapatan meliputi:

Di dalam fisika

Kerapatan bagi fungsi

Kerapatan tidak mutlak berwujud suatu nilai tertentu, melainkan bisa pula yaitu suatu fungsi yang bergantung posisi atau pun waktu. Suatu kerapatan massa tiap satuan volum yang bergantung posisi contohnya dituliskan bagi

Dan lain halnya dengan massa bagi obyek dengan rapat massa homogen yang langsung bisa dihitung:

sedangkan bagi benda dengan rapat massa berupa fungsi, dalam menghitung massa benda perlu dipakai integral:

Contoh menghitung massa

Contohnya terdapat suatu kubus dengan ukuran 1 x 1 x 1 dalam ruang, bersedia dihitung berapa massanya, apabila dikenali fungsi kerapatan massanya yang homogen

maka terlebih dulu dituliskan

dan diterapkan integrasi

Bagi ukuran lainnya, tinggal diwakili batas-batas dari x, y dan z. Jika obyek tidak homogen rapat massanya, maka tidak mempunyai nilai konstan c seperti di atas, melainkan fungsi dari x, y dan z.


Sumber :
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.

Page 15

Kerapatan atau rapat biasanya merujuk pada ukuran seberaba jumlah suatu entitas berada dalam suatu jumlah yang tetap dalam suatu ruang (biasanya dalam ruang tiga dimensi). Jenis-jenis kerapatan meliputi:

Di dalam fisika

Kerapatan bagi fungsi

Kerapatan tidak mutlak berwujud suatu nilai tertentu, melainkan dapat pula adalah suatu fungsi yang bergantung posisi atau pun waktu. Suatu kerapatan massa tiap satuan volum yang bergantung posisi misalnya dituliskan bagi

Dan lain halnya dengan massa bagi obyek dengan rapat massa homogen yang langsung dapat dihitung:

sedangkan bagi benda dengan rapat massa berupa fungsi, dalam menghitung massa benda perlu digunakan integral:

Contoh menghitung massa

Misalnya terdapat suatu kubus dengan ukuran 1 x 1 x 1 dalam ruang, bersedia dihitung berapa massanya, apabila dikenali fungsi kerapatan massanya yang homogen

maka terlebih dahulu dituliskan

dan dimainkan integrasi

Bagi ukuran yang lain, tinggal diwakili batas-batas dari x, y dan z. Jika obyek tidak homogen rapat massanya, maka

tidak mempunyai nilai konstan c seperti di atas, melainkan fungsi dari x, y dan z.


Sumber :
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.

Page 16

Kerapatan atau rapat biasanya merujuk pada ukuran seberaba jumlah suatu entitas berada dalam suatu jumlah yang tetap dalam suatu ruang (biasanya dalam ruang tiga dimensi). Jenis-jenis kerapatan meliputi:

Di dalam fisika

Kerapatan bagi fungsi

Kerapatan tidak mutlak berwujud suatu nilai tertentu, melainkan dapat pula adalah suatu fungsi yang bergantung posisi atau pun waktu. Suatu kerapatan massa tiap satuan volum yang bergantung posisi misalnya dituliskan bagi

Dan lain halnya dengan massa bagi obyek dengan rapat massa homogen yang langsung dapat dihitung:

sedangkan bagi benda dengan rapat massa berupa fungsi, dalam menghitung massa benda perlu digunakan integral:

Contoh menghitung massa

Misalnya terdapat suatu kubus dengan ukuran 1 x 1 x 1 dalam ruang, bersedia dihitung berapa massanya, apabila dikenali fungsi kerapatan massanya yang homogen

maka terlebih dahulu dituliskan

dan dimainkan integrasi

Bagi ukuran yang lain, tinggal diwakili batas-batas dari x, y dan z. Jika obyek tidak homogen rapat massanya, maka

tidak mempunyai nilai konstan c seperti di atas, melainkan fungsi dari x, y dan z.


Sumber :
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.

Page 17

Kerapatan atau rapat biasanya merujuk pada ukuran seberaba jumlah suatu entitas berada dalam suatu jumlah yang tetap dalam suatu ruang (biasanya dalam ruang tiga dimensi). Jenis-jenis kerapatan meliputi:

Di dalam fisika

Kerapatan bagi fungsi

Kerapatan tidak mutlak berwujud suatu nilai tertentu, melainkan dapat pula adalah suatu fungsi yang bergantung posisi atau pun waktu. Suatu kerapatan massa tiap satuan volum yang bergantung posisi misalnya dituliskan bagi

Dan lain halnya dengan massa bagi obyek dengan rapat massa homogen yang langsung dapat dihitung:

sedangkan bagi benda dengan rapat massa berupa fungsi, dalam menghitung massa benda perlu digunakan integral:

Contoh menghitung massa

Misalnya terdapat suatu kubus dengan ukuran 1 x 1 x 1 dalam ruang, bersedia dihitung berapa massanya, apabila dikenali fungsi kerapatan massanya yang homogen

maka terlebih dahulu dituliskan

dan dimainkan integrasi

Bagi ukuran yang lain, tinggal diwakili batas-batas dari x, y dan z. Jika obyek tidak homogen rapat massanya, maka

tidak mempunyai nilai konstan c seperti di atas, melainkan fungsi dari x, y dan z.


Sumber :
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.

Page 18

Kerapatan atau rapat biasanya merujuk pada ukuran seberaba jumlah suatu entitas berada dalam suatu jumlah yang tetap dalam suatu ruang (biasanya dalam ruang tiga dimensi). Jenis-jenis kerapatan meliputi:

Di dalam fisika

Kerapatan bagi fungsi

Kerapatan tidak mutlak berwujud suatu nilai tertentu, melainkan dapat pula adalah suatu fungsi yang bergantung posisi atau pun waktu. Suatu kerapatan massa tiap satuan volum yang bergantung posisi misalnya dituliskan bagi

Dan lain halnya dengan massa bagi obyek dengan rapat massa homogen yang langsung dapat dihitung:

sedangkan bagi benda dengan rapat massa berupa fungsi, dalam menghitung massa benda perlu digunakan integral:

Contoh menghitung massa

Misalnya terdapat suatu kubus dengan ukuran 1 x 1 x 1 dalam ruang, bersedia dihitung berapa massanya, apabila dikenali fungsi kerapatan massanya yang homogen

maka terlebih dahulu dituliskan

dan dimainkan integrasi

Bagi ukuran yang lain, tinggal diwakili batas-batas dari x, y dan z. Jika obyek tidak homogen rapat massanya, maka

tidak mempunyai nilai konstan c seperti di atas, melainkan fungsi dari x, y dan z.


Sumber :
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.

Page 19

Kerapatan atau rapat biasanya merujuk pada ukuran seberaba jumlah suatu entitas berada dalam suatu jumlah yang tetap dalam suatu ruang (biasanya dalam ruang tiga dimensi). Jenis-jenis kerapatan meliputi:

Di dalam fisika

Kerapatan bagi fungsi

Kerapatan tidak mutlak berwujud suatu nilai tertentu, melainkan dapat pula adalah suatu fungsi yang bergantung posisi atau pun waktu. Suatu kerapatan massa tiap satuan volum yang bergantung posisi misalnya dituliskan bagi

Dan lain halnya dengan massa bagi obyek dengan rapat massa homogen yang langsung dapat dihitung:

sedangkan bagi benda dengan rapat massa berupa fungsi, dalam menghitung massa benda perlu digunakan integral:

Contoh menghitung massa

Misalnya terdapat suatu kubus dengan ukuran 1 x 1 x 1 dalam ruang, bersedia dihitung berapa massanya, apabila dikenali fungsi kerapatan massanya yang homogen

maka terlebih dahulu dituliskan

dan dimainkan integrasi

Bagi ukuran yang lain, tinggal diwakili batas-batas dari x, y dan z. Jika obyek tidak homogen rapat massanya, maka

tidak mempunyai nilai konstan c seperti di atas, melainkan fungsi dari x, y dan z.


Sumber :
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.

Page 20

Kerapatan atau rapat pada umumnya merujuk pada ukuran seberaba jumlah suatu entitas berada dalam suatu jumlah yang tetap dalam suatu ruang (biasanya dalam ruang tiga dimensi). Jenis-jenis kerapatan meliputi:

Di dalam fisika

Kerapatan bagi fungsi

Kerapatan tidak mutlak berwujud suatu nilai tertentu, melainkan bisa pula yaitu suatu fungsi yang bergantung posisi atau pun waktu. Suatu kerapatan massa tiap satuan volum yang bergantung posisi contohnya dituliskan bagi

Dan lain halnya dengan massa bagi obyek dengan rapat massa homogen yang langsung bisa dihitung:

sedangkan bagi benda dengan rapat massa berupa fungsi, dalam menghitung massa benda perlu dipakai integral:

Contoh menghitung massa

Contohnya terdapat suatu kubus dengan ukuran 1 x 1 x 1 dalam ruang, bersedia dihitung berapa massanya, apabila dikenali fungsi kerapatan massanya yang homogen

maka terlebih dulu dituliskan

dan diterapkan integrasi

Bagi ukuran lainnya, tinggal diwakili batas-batas dari x, y dan z. Jika obyek tidak homogen rapat massanya, maka tidak mempunyai nilai konstan c seperti di atas, melainkan fungsi dari x, y dan z.


Sumber :
id.wikipedia.org, m.andrafarm.com, p2k.gilland-ganesha.com, wiki.edunitas.com, dan sebagainya.

Page 21

Kereta yang ditarik oleh bagal.

Kereta atau Wagon adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang atau orang. Kereta digunakan untuk mengangkut barang, hasil pertanian atau kadang-kadang orang. Kereta biasanya ditarik oleh kuda, bagal, lembu ataupun kendaraan lain semisal lokomotif. Kereta dapat ditarik oleh satu ekor atau beberapa ekor binatang, seringkali berpasang-pasangan.

Kereta api

Kereta api di Stasiun Gambir.

Kereta api adalah sarana prasarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, benar berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang hendak ataupun sedang melakukan usaha di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga bisa memuat penumpang maupun barang dalam skala agung. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berupaya memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat benar di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.

Kereta rel tunggal

Kereta api monorel (kereta rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan lingkungan kehidupan dan dirancang mirip seperti jalan layang.

Kereta api barang

Kereta api barang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang (kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun mineral), ataupun kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas. Selain itu digunakan gerbong khusus untuk mengangkut anak, ataupun tangki untuk mengangkut minyak atau komoditas cair lainnya (bahan kimia dll).

Selain itu terdapat kereta api trailer khusus yang digunakan untuk mengangut tank dan perlengkapan militer lainnya (meriam, rudal dll).

Kereta rel listrik

Kereta rel listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang melakukan usaha dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang meladeni para komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berlainan dengan lokomotif listrik.

Kereta barang

Gerbong kereta api

Gerbong datar yang sedang mengangkut peti kemas

Gerbong adalah wagon kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang. Gerbong berebeda dengan kereta, yang berfaedah wagon kendaraan yang digunakan untuk mengangkut orang.

Angkutan barag menempuh kereta api unggul untuk jarak perjalanan menengah, dan tidak sesuai untuk jarak perjalanan pendek yang semakin sesuai untuk angkutan jalan ataupun sangat jauh yang semakin sesuai untuk angkutan laut.

Angkutan batu bara di Sumatera Selatan merupakan angkutan yang tepat yang disebut juga sebagai Babaranjang dan perlu dikembangkan di Kalimantan untuk angkutan batubara.

Kereta gandeng

Truk yang sedang menarik kereta gandeng.

Kereta gandeng adalah gerbong yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor.

Kereta kuda

Kereta kuda merupakan kendaraan beroda yang terdiri atas 1 kotak agung, setengah bundar maupun jenis lain yang ditarik oleh kuda, ditopang oleh pegas di dalamnya terdapat 2 bangku yang dapat menampung 2 orang atau semakin. Kereta kuda benar yang beroda 2 dan benar juga yang beroda 4.

Dengan perkembangan kendaraan bermotor, secara praktis kereta kuda mulai lenyap dari jalanan di kota-kota agung dan kereta kuda biasanya hanya benar untuk tujuan wisata maupun tujuan lainnya.

Delman

Delman adalah kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua, tiga atau empat yang tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan kuda sebagai penggantinya. Variasi alat transportasi yang menggunakan kuda selang lain adalah Kereta Perang, kereta Kencana dan kereta kuda.

Kereta angin

Sepeda gunung

Sepeda atau disebut juga dengan sepeda angin adalah kendaraan beroda dua atau tiga, benar setang, tempat duduk, dan berpasangan pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya.[1]

Kereta salju

Kereta salju yang ditarik seekor kuda.

Kereta salju, kereta luncur, atau kereta luncur salju (bahasa Inggris: sled, sledge, atau sleigh) adalah kendaraan yang melakukan usaha dengan kegiatan meluncur di atas salju atau es. Kendaraan ini digunakan sebagai sarana prasarana transportasi. Kereta salju tidak memiliki roda, melainkan dilengkapi alas luncur atau memiliki proses dasar yang mulus sehingga dapat meluncur. Meskipun demikian, kendaraan ini sering juga dipakai di atas permukaan lumpur, rumput, atau batu yang dapat dipakai meluncur.

Dalam bahasa Inggris Amerika, istilah yang berlainan mengacu untuk model kereta salju yang berlainan. Istilah sledge dipakai untuk kendaraan (eretan) pengangkut barang yang diproduksi kokoh untuk ditarik binatang atau anjing. Istilah sleigh dipakai untuk kereta dengan alas luncur yang ditarik oleh binatang, tertutup sebagian, dan dilengkapi kursi untuk duduk. Istilah sled mengacu untuk eretan salju berukuran kecil,[2] dan sering ditarik oleh manusia atau meluncur dampak gravitasi.

Kereta mobil

Mobil atau kereta mobil (kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunani 'autos' (sendiri) dan Latin 'movére' (bergerak)) adalah kendaraan beroda empat atau semakin yang membawa mesin sendiri. Jenis mobil termasuk bus, van, truk. Pengoperasian mobil disebut menyetir.

Kereta gantung

Kereta gantung di Zell am See di Austrian Alps.

Kereta gantung adalah sebuah kereta yang menggantung yang berjalan menggunakan kabel. Jalur kereta gantung umumnya berupa garis lurus dan hanya dapat berbelok pada sudut yang kecil di stasiun selang. Awal mulanya kereta gantung digunakan pada tempat-tempat wisata misalnya di kawasan bersalju, kawasan pegunungan seperti pegunungan Alpen, atau taman hiburan, namun kini telah juga digunakan untuk transportasi umum di kawasan perkotaan seperti misalnya di kota Medellin, Colombia.

Kapasitas kereta gantung dapat mencapai 3000 penumpang per jam, dengan kecepatan 4-6 meter per detik.

Jenis kabin yang umum digunakan adalah gondola dengan kapasitas 4 sampai 12 penumpang. Benar pula jenis kabin yang kapasitasnya semakin agung sampai dapat menampung 150 penumpang. Kabin dengan tipe khusus dapat berputar 360 derajat untuk menikmati pemandangan ke segala arah.

Catatan kaki

  1. ^ Kamus Agung Bahasa Indonesia, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
  2. ^ The Macquarie Dictionary, 2nd ed.,. North Ryde: Macquarie Library. 1991. 

Lihat pula


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 22

Kereta yang ditarik oleh bagal.

Kereta atau Wagon adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang atau orang. Kereta digunakan untuk mengangkut barang, hasil pertanian atau kadang-kadang orang. Kereta biasanya ditarik oleh kuda, bagal, lembu ataupun kendaraan lain semisal lokomotif. Kereta dapat ditarik oleh satu ekor atau beberapa ekor binatang, seringkali berpasang-pasangan.

Kereta api

Kereta api di Stasiun Gambir.

Kereta api adalah sarana prasarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, benar berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang hendak ataupun sedang melakukan usaha di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga bisa memuat penumpang maupun barang dalam skala agung. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berupaya memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat benar di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.

Kereta rel tunggal

Kereta api monorel (kereta rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan lingkungan kehidupan dan dirancang mirip seperti jalan layang.

Kereta api barang

Kereta api barang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang (kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun mineral), ataupun kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas. Selain itu digunakan gerbong khusus untuk mengangkut anak, ataupun tangki untuk mengangkut minyak atau komoditas cair lainnya (bahan kimia dll).

Selain itu terdapat kereta api trailer khusus yang digunakan untuk mengangut tank dan perlengkapan militer lainnya (meriam, rudal dll).

Kereta rel listrik

Kereta rel listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang melakukan usaha dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang meladeni para komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berlainan dengan lokomotif listrik.

Kereta barang

Gerbong kereta api

Gerbong datar yang sedang mengangkut peti kemas

Gerbong adalah wagon kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang. Gerbong berebeda dengan kereta, yang berfaedah wagon kendaraan yang digunakan untuk mengangkut orang.

Angkutan barag menempuh kereta api unggul untuk jarak perjalanan menengah, dan tidak sesuai untuk jarak perjalanan pendek yang semakin sesuai untuk angkutan jalan ataupun sangat jauh yang semakin sesuai untuk angkutan laut.

Angkutan batu bara di Sumatera Selatan merupakan angkutan yang tepat yang disebut juga sebagai Babaranjang dan perlu dikembangkan di Kalimantan untuk angkutan batubara.

Kereta gandeng

Truk yang sedang menarik kereta gandeng.

Kereta gandeng adalah gerbong yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor.

Kereta kuda

Kereta kuda merupakan kendaraan beroda yang terdiri atas 1 kotak agung, setengah bundar maupun jenis lain yang ditarik oleh kuda, ditopang oleh pegas di dalamnya terdapat 2 bangku yang dapat menampung 2 orang atau semakin. Kereta kuda benar yang beroda 2 dan benar juga yang beroda 4.

Dengan perkembangan kendaraan bermotor, secara praktis kereta kuda mulai lenyap dari jalanan di kota-kota agung dan kereta kuda biasanya hanya benar untuk tujuan wisata maupun tujuan lainnya.

Delman

Delman adalah kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua, tiga atau empat yang tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan kuda sebagai penggantinya. Variasi alat transportasi yang menggunakan kuda selang lain adalah Kereta Perang, kereta Kencana dan kereta kuda.

Kereta angin

Sepeda gunung

Sepeda atau disebut juga dengan sepeda angin adalah kendaraan beroda dua atau tiga, benar setang, tempat duduk, dan berpasangan pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya.[1]

Kereta salju

Kereta salju yang ditarik seekor kuda.

Kereta salju, kereta luncur, atau kereta luncur salju (bahasa Inggris: sled, sledge, atau sleigh) adalah kendaraan yang melakukan usaha dengan kegiatan meluncur di atas salju atau es. Kendaraan ini digunakan sebagai sarana prasarana transportasi. Kereta salju tidak memiliki roda, melainkan dilengkapi alas luncur atau memiliki proses dasar yang mulus sehingga dapat meluncur. Meskipun demikian, kendaraan ini sering juga dipakai di atas permukaan lumpur, rumput, atau batu yang dapat dipakai meluncur.

Dalam bahasa Inggris Amerika, istilah yang berlainan mengacu untuk model kereta salju yang berlainan. Istilah sledge dipakai untuk kendaraan (eretan) pengangkut barang yang diproduksi kokoh untuk ditarik binatang atau anjing. Istilah sleigh dipakai untuk kereta dengan alas luncur yang ditarik oleh binatang, tertutup sebagian, dan dilengkapi kursi untuk duduk. Istilah sled mengacu untuk eretan salju berukuran kecil,[2] dan sering ditarik oleh manusia atau meluncur dampak gravitasi.

Kereta mobil

Mobil atau kereta mobil (kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunani 'autos' (sendiri) dan Latin 'movére' (bergerak)) adalah kendaraan beroda empat atau semakin yang membawa mesin sendiri. Jenis mobil termasuk bus, van, truk. Pengoperasian mobil disebut menyetir.

Kereta gantung

Kereta gantung di Zell am See di Austrian Alps.

Kereta gantung adalah sebuah kereta yang menggantung yang berjalan menggunakan kabel. Jalur kereta gantung umumnya berupa garis lurus dan hanya dapat berbelok pada sudut yang kecil di stasiun selang. Awal mulanya kereta gantung digunakan pada tempat-tempat wisata misalnya di kawasan bersalju, kawasan pegunungan seperti pegunungan Alpen, atau taman hiburan, namun kini telah juga digunakan untuk transportasi umum di kawasan perkotaan seperti misalnya di kota Medellin, Colombia.

Kapasitas kereta gantung dapat mencapai 3000 penumpang per jam, dengan kecepatan 4-6 meter per detik.

Jenis kabin yang umum digunakan adalah gondola dengan kapasitas 4 sampai 12 penumpang. Benar pula jenis kabin yang kapasitasnya semakin agung sampai dapat menampung 150 penumpang. Kabin dengan tipe khusus dapat berputar 360 derajat untuk menikmati pemandangan ke segala arah.

Catatan kaki

  1. ^ Kamus Agung Bahasa Indonesia, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
  2. ^ The Macquarie Dictionary, 2nd ed.,. North Ryde: Macquarie Library. 1991. 

Lihat pula


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 23

Kereta yang ditarik oleh bagal.

Kereta atau Wagon adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang atau orang. Kereta digunakan untuk mengangkut barang, hasil pertanian atau kadang-kadang orang. Kereta biasanya ditarik oleh kuda, bagal, lembu ataupun kendaraan lain semisal lokomotif. Kereta dapat ditarik oleh satu ekor atau beberapa ekor binatang, seringkali berpasang-pasangan.

Kereta api

Kereta api di Stasiun Gambir.

Kereta api adalah sarana prasarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, benar berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang hendak ataupun sedang melakukan usaha di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala agung. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berupaya memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat benar di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.

Kereta rel tunggal

Kereta api monorel (kereta rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan lingkungan kehidupan dan dirancang mirip seperti jalan layang.

Kereta api barang

Kereta api barang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang (kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun mineral), ataupun kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas. Selain itu digunakan gerbong khusus untuk mengangkut anak, ataupun tangki untuk mengangkut minyak atau komoditas cair lainnya (bahan kimia dll).

Selain itu terdapat kereta api trailer khusus yang digunakan untuk mengangut tank dan perlengkapan militer lainnya (meriam, rudal dll).

Kereta rel listrik

Kereta rel listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang melakukan usaha dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang meladeni para komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berlainan dengan lokomotif listrik.

Kereta barang

Gerbong kereta api

Gerbong datar yang sedang mengangkut peti kemas

Gerbong adalah wagon kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang. Gerbong berebeda dengan kereta, yang berfaedah wagon kendaraan yang digunakan untuk mengangkut orang.

Angkutan barag menempuh kereta api unggul untuk jarak perjalanan menengah, dan tidak sesuai untuk jarak perjalanan pendek yang semakin sesuai untuk angkutan jalan ataupun sangat jauh yang semakin sesuai untuk angkutan laut.

Angkutan batu bara di Sumatera Selatan merupakan angkutan yang tepat yang disebut juga sebagai Babaranjang dan perlu dikembangkan di Kalimantan untuk angkutan batubara.

Kereta gandeng

Truk yang sedang menarik kereta gandeng.

Kereta gandeng adalah gerbong yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor.

Kereta kuda

Kereta kuda merupakan kendaraan beroda yang terdiri atas 1 kotak agung, setengah bundar maupun jenis lain yang ditarik oleh kuda, ditopang oleh pegas di dalamnya terdapat 2 bangku yang dapat menampung 2 orang atau semakin. Kereta kuda benar yang beroda 2 dan benar juga yang beroda 4.

Dengan perkembangan kendaraan bermotor, secara praktis kereta kuda mulai lenyap dari jalanan di kota-kota agung dan kereta kuda biasanya hanya benar untuk tujuan wisata maupun tujuan lainnya.

Delman

Delman adalah kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua, tiga atau empat yang tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan kuda sebagai penggantinya. Variasi alat transportasi yang menggunakan kuda selang lain adalah Kereta Perang, kereta Kencana dan kereta kuda.

Kereta angin

Sepeda gunung

Sepeda atau disebut juga dengan sepeda angin adalah kendaraan beroda dua atau tiga, benar setang, tempat duduk, dan berpasangan pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya.[1]

Kereta salju

Kereta salju yang ditarik seekor kuda.

Kereta salju, kereta luncur, atau kereta luncur salju (bahasa Inggris: sled, sledge, atau sleigh) adalah kendaraan yang melakukan usaha dengan kegiatan meluncur di atas salju atau es. Kendaraan ini digunakan sebagai sarana prasarana transportasi. Kereta salju tidak memiliki roda, melainkan dilengkapi alas luncur atau memiliki proses dasar yang mulus sehingga dapat meluncur. Meskipun demikian, kendaraan ini sering juga dipakai di atas permukaan lumpur, rumput, atau batu yang dapat dipakai meluncur.

Dalam bahasa Inggris Amerika, istilah yang berlainan mengacu untuk model kereta salju yang berlainan. Istilah sledge dipakai untuk kendaraan (eretan) pengangkut barang yang diproduksi kokoh untuk ditarik binatang atau anjing. Istilah sleigh dipakai untuk kereta dengan alas luncur yang ditarik oleh binatang, tertutup sebagian, dan dilengkapi kursi untuk duduk. Istilah sled mengacu untuk eretan salju berukuran kecil,[2] dan sering ditarik oleh manusia atau meluncur dampak gravitasi.

Kereta mobil

Mobil atau kereta mobil (kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunani 'autos' (sendiri) dan Latin 'movére' (bergerak)) adalah kendaraan beroda empat atau semakin yang membawa mesin sendiri. Jenis mobil termasuk bus, van, truk. Pengoperasian mobil disebut menyetir.

Kereta gantung

Kereta gantung di Zell am See di Austrian Alps.

Kereta gantung adalah sebuah kereta yang menggantung yang berjalan menggunakan kabel. Jalur kereta gantung umumnya berupa garis lurus dan hanya dapat berbelok pada sudut yang kecil di stasiun selang. Awal mulanya kereta gantung digunakan pada tempat-tempat wisata misalnya di kawasan bersalju, kawasan pegunungan seperti pegunungan Alpen, atau taman hiburan, namun kini telah juga digunakan untuk transportasi umum di kawasan perkotaan seperti misalnya di kota Medellin, Colombia.

Kapasitas kereta gantung dapat mencapai 3000 penumpang per jam, dengan kecepatan 4-6 meter per detik.

Jenis kabin yang umum digunakan adalah gondola dengan kapasitas 4 sampai 12 penumpang. Benar pula jenis kabin yang kapasitasnya semakin agung sampai dapat menampung 150 penumpang. Kabin dengan tipe khusus dapat berputar 360 derajat untuk menikmati pemandangan ke segala arah.

Catatan kaki

  1. ^ Kamus Agung Bahasa Indonesia, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
  2. ^ The Macquarie Dictionary, 2nd ed.,. North Ryde: Macquarie Library. 1991. 

Lihat pula


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 24

Kereta yang ditarik oleh bagal.

Kereta atau Wagon adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang atau orang. Kereta digunakan untuk mengangkut barang, hasil pertanian atau kadang-kadang orang. Kereta biasanya ditarik oleh kuda, bagal, lembu ataupun kendaraan lain semisal lokomotif. Kereta dapat ditarik oleh satu ekor atau beberapa ekor binatang, seringkali berpasang-pasangan.

Kereta api

Kereta api di Stasiun Gambir.

Kereta api adalah sarana prasarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, benar berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang hendak ataupun sedang melakukan usaha di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala agung. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berupaya memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat benar di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.

Kereta rel tunggal

Kereta api monorel (kereta rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan lingkungan kehidupan dan dirancang mirip seperti jalan layang.

Kereta api barang

Kereta api barang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang (kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun mineral), ataupun kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas. Selain itu digunakan gerbong khusus untuk mengangkut anak, ataupun tangki untuk mengangkut minyak atau komoditas cair lainnya (bahan kimia dll).

Selain itu terdapat kereta api trailer khusus yang digunakan untuk mengangut tank dan perlengkapan militer lainnya (meriam, rudal dll).

Kereta rel listrik

Kereta rel listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang melakukan usaha dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang meladeni para komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berlainan dengan lokomotif listrik.

Kereta barang

Gerbong kereta api

Gerbong datar yang sedang mengangkut peti kemas

Gerbong adalah wagon kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang. Gerbong berebeda dengan kereta, yang berfaedah wagon kendaraan yang digunakan untuk mengangkut orang.

Angkutan barag menempuh kereta api unggul untuk jarak perjalanan menengah, dan tidak sesuai untuk jarak perjalanan pendek yang semakin sesuai untuk angkutan jalan ataupun sangat jauh yang semakin sesuai untuk angkutan laut.

Angkutan batu bara di Sumatera Selatan merupakan angkutan yang tepat yang disebut juga sebagai Babaranjang dan perlu dikembangkan di Kalimantan untuk angkutan batubara.

Kereta gandeng

Truk yang sedang menarik kereta gandeng.

Kereta gandeng adalah gerbong yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor.

Kereta kuda

Kereta kuda merupakan kendaraan beroda yang terdiri atas 1 kotak agung, setengah bundar maupun jenis lain yang ditarik oleh kuda, ditopang oleh pegas di dalamnya terdapat 2 bangku yang dapat menampung 2 orang atau semakin. Kereta kuda benar yang beroda 2 dan benar juga yang beroda 4.

Dengan perkembangan kendaraan bermotor, secara praktis kereta kuda mulai lenyap dari jalanan di kota-kota agung dan kereta kuda biasanya hanya benar untuk tujuan wisata maupun tujuan lainnya.

Delman

Delman adalah kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua, tiga atau empat yang tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan kuda sebagai penggantinya. Variasi alat transportasi yang menggunakan kuda selang lain adalah Kereta Perang, kereta Kencana dan kereta kuda.

Kereta angin

Sepeda gunung

Sepeda atau disebut juga dengan sepeda angin adalah kendaraan beroda dua atau tiga, benar setang, tempat duduk, dan berpasangan pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya.[1]

Kereta salju

Kereta salju yang ditarik seekor kuda.

Kereta salju, kereta luncur, atau kereta luncur salju (bahasa Inggris: sled, sledge, atau sleigh) adalah kendaraan yang melakukan usaha dengan kegiatan meluncur di atas salju atau es. Kendaraan ini digunakan sebagai sarana prasarana transportasi. Kereta salju tidak memiliki roda, melainkan dilengkapi alas luncur atau memiliki proses dasar yang mulus sehingga dapat meluncur. Meskipun demikian, kendaraan ini sering juga dipakai di atas permukaan lumpur, rumput, atau batu yang dapat dipakai meluncur.

Dalam bahasa Inggris Amerika, istilah yang berlainan mengacu untuk model kereta salju yang berlainan. Istilah sledge dipakai untuk kendaraan (eretan) pengangkut barang yang diproduksi kokoh untuk ditarik binatang atau anjing. Istilah sleigh dipakai untuk kereta dengan alas luncur yang ditarik oleh binatang, tertutup sebagian, dan dilengkapi kursi untuk duduk. Istilah sled mengacu untuk eretan salju berukuran kecil,[2] dan sering ditarik oleh manusia atau meluncur dampak gravitasi.

Kereta mobil

Mobil atau kereta mobil (kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunani 'autos' (sendiri) dan Latin 'movére' (bergerak)) adalah kendaraan beroda empat atau semakin yang membawa mesin sendiri. Jenis mobil termasuk bus, van, truk. Pengoperasian mobil disebut menyetir.

Kereta gantung

Kereta gantung di Zell am See di Austrian Alps.

Kereta gantung adalah sebuah kereta yang menggantung yang berjalan menggunakan kabel. Jalur kereta gantung umumnya berupa garis lurus dan hanya dapat berbelok pada sudut yang kecil di stasiun selang. Awal mulanya kereta gantung digunakan pada tempat-tempat wisata misalnya di kawasan bersalju, kawasan pegunungan seperti pegunungan Alpen, atau taman hiburan, namun kini telah juga digunakan untuk transportasi umum di kawasan perkotaan seperti misalnya di kota Medellin, Colombia.

Kapasitas kereta gantung dapat mencapai 3000 penumpang per jam, dengan kecepatan 4-6 meter per detik.

Jenis kabin yang umum digunakan adalah gondola dengan kapasitas 4 sampai 12 penumpang. Benar pula jenis kabin yang kapasitasnya semakin agung sampai dapat menampung 150 penumpang. Kabin dengan tipe khusus dapat berputar 360 derajat untuk menikmati pemandangan ke segala arah.

Catatan kaki

  1. ^ Kamus Agung Bahasa Indonesia, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
  2. ^ The Macquarie Dictionary, 2nd ed.,. North Ryde: Macquarie Library. 1991. 

Lihat pula


Sumber :
andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Page 25


FootballFormula One

BadmintonTennis

Olympics


Some Countries Portal


Other Portal


GodMuhammad
Qur'anPillars of Islam
Pillars of FaithSchool
History


Jesus ChristTrinity
BibleHistory



Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiNodaku Islands : Nodaku | North NodakuPapua : Papua | West Papua



Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China (People's Republic of China) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands (Keeling) (Australia) | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island (Australia) | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste (East Timor) | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam |
Yemen | Jordan


Countries in South America

Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | Venezuela


State and Territory in North America

United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |
Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland
Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles
French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon
USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico
Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands |
British Virgin Islands | Montserrat


North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena


Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos (Keeling) | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu |
Wallis and Futuna


List Portal

Page 26


FootballFormula One

BadmintonTennis

Olympics


Some Countries Portal


Other Portal


GodMuhammad
Qur'anPillars of Islam
Pillars of FaithSchool
History


Jesus ChristTrinity
BibleHistory



Sumatera : Bengkulu | Jambi | Bangka Belitung Islands | Riau Islands | Lampung | NAD (Nanggro Aceh Darusalam) | Riau | West Sumatra | South Sumatra | North SumatraJava : Banten | DKI Jakarta | West Java | Central Java | East Java | Yogyakarta | Kalimantan : West Kalimantan | South Kalimantan | Central Kalimantan | East Kalimantan | North KalimantanNusa Tenggara Islands : Bali | West Nusa Tenggara | East Nusa TenggaraSulawesi : Gorontalo | West Sulawesi | South Sulawesi | Central Sulawesi | Southeast Sulawesi | North SulawesiNodaku Islands : Nodaku | North NodakuPapua : Papua | West Papua



Afghanistan | Saudi Arabia | Armenia | Azerbaijan | Bahrain | Bangladesh | Bhutan | Brunei | China (People's Republic of China) | Georgia | Hong Kong | India | Indonesia | Iran | Iraq | Israel | Japan | Cambodia | Kazakhstan | Cocos Islands (Keeling) (Australia) | South Korea | North Korea | Kuwait | Kyrgyzstan | Laos | Lebanon | Macau | Malaysia | Maldives | Mongolia | Myanmar (Burma) | Nepal | Oman | Pakistan | Palestine | Christmas Island (Australia) | Qatar | Russia | Singapore | Sri Lanka | Syria | Taiwan | Tajikistan | Thailand | Timor Leste (East Timor) | Turkey | Turkmenistan | United Arab Emirates | Uzbekistan | Vietnam |
Yemen | Jordan


Countries in South America

Argentina | Bolivia | Brazil | Chile | Ecuador | Guyana | Colombia | Paraguay | Peru | Suriname | Uruguay | Venezuela


State and Territory in North America

United States | Antigua And Barbuda | Bahamas | Barbados | Belize | Dominican | El Salvador | Grenada | Guatemala | Haiti | Honduras | Jamaica | Canada | Costa Rica | Cuba | Mexico | Panama | Saint Kitts and Nevis | Saint Lucia |
Saint Vincent and the GrenadinesDenmark Region : Greenland
Netherlands Region : Aruba | Netherlands Antilles
French Region : Guadeloupe | Martinique | Saint Pierre and Miquelon
USA Region : United States Virgin Islands | Puerto Rico
Region United Kingdom : Anguilla | Bermuda | Cayman Islands | Turks and Caicos Islands |
British Virgin Islands | Montserrat


North Africa : Algeria | Libya | Morocco | Egypt | Sudan | TunisiaWest Africa : Benin | Burkina Faso | Gambia | Ghana | Guinea | Guinea | Liberia | Mali | Mauritania | Niger | Nigeria | Ivory Coast | Senegal | Sierra Leone | Cape Verde | TogoCentral Africa : Central Africa | Angola | Chad | Gabon | Equatorial Guinea | Cameroon | Democratic Republic of the Congo | Republic of Congo | Sao Tome and PrincipeEast Africa : Burundi | Djibouti | Eritrea | Ethiopia | Kenya | Comoros | Madagascar | Malawi | Mauritius | Mozambique | Rwanda | Seychelles | Somalia | Tanzania | Uganda | Zambia | ZimbabweSouth Africa : South Africa | Botswana | Lesotho | Namibia | SwazilandTerritorial and Regional Dependency : Melilla | Reunion | Western Sahara | Saint Helena


Australasian :Australia | Cocos Islands Cocos (Keeling) | Christmas Island | Norfolk Island | New Zealand | Micronesia :Guam | Mariana Mariana Islands | Marshall Islands | Kiribati | Micronesia | Nauru | PalauMelanesia :Fiji | New Caledonia | Solomon Islands | Papua New Guinea | VanuatuPolynesia :Cook Islands | Pitcairn Islands | French Polynesia | Samoa | American Samoa | Tokelau | Tonga | Tuvalu |
Wallis and Futuna


List Portal

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA