Sebutkan 5 jenis pekerjaan yang tidak terdampak dengan adanya otomatisasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Seiring berkembang dan majunya teknologi, memberikan dampak yang signifikan dalam gaya hidup manusia. Sejak kemunculan internet, gaya hidup manusia membuat banyak perubahan di dunia.

Hal-hal yang tidak pernah terpikirkan atau dianggap remeh dulunya, sekarang malahan banyak dicari orang-orang. Salah satunya, muncul pilihan bidang pekerjaan baru selain dari pekerjaan yang umum atau yang lazim dipilih orang.

Selain bekerja menjadi karyawan baik di bank, sekertaris, arsitek, dokter, pilot, berikut pilihan-pilihan pekerjaan baru yang bisa dijadikan pilihan kamu di era digital ini.

1.    Web Content Writer

Seorang content writer atau penulis konten bertugas mengisi konten atau isi sebuah situs, sehingga terlihat lebih menarik dan banyak dibaca oleh para pengunjung.  Pekerjaan ini bisa berupa pekerjaan tetap atau pekerjaan lepas (freelance)

2.    Youtuber

Youtuber merupakan sebutan bagi pengguna Youtube yang membuat setiap orang dapat mengunggah video yang dimilikinya. Saat ini, para Youtuber dapat menghasilkan uang melalui konten yang mereka bagi, seperti videoklip, komedi, film pendek hingga games-games menarik.

3.    Pembuat Aplikasi Mobile

Siapa yang tak mengenal aplikasi transportasi online saat ini, seperti go-jek, grab dan uber? Semakin banyak orang yang menggunakan aplikasi transportasi online, maka prospek jasa pembuatatan aplikasi mobile banyak dibutuhkan.

4.    Video journalist

Kini, semua orang bisa menjadi wartawan dengan bantuan teknologi, seperti Youtube. Hanya dengan bantuan video kamera dari handphone maka peluang untuk menjadi wartawan terbuka lebar.

5.    Online Editor

Era digital telah mendorong minat masyarakat terhadap media bisa bergeser dari media cetak ke media online. Akibatnya, peluang bekerja online menjadi terbuka, salah satunya dengan menjadi seorang Online Editor.

Bagi Kamu yang menginginkan untuk mendalami salah satu dari kelima profesi di atas.

Tribunnews.com, salah satu portal online terbesar di Indonesia  yang tergabung dalam kelompok Kompas Gramedia, memiliki 25 kanal berita online tersebar di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Tribun Network.

Senantiasa memperkaya diri dengan inovasi untuk mendukung perkembangan perusahaan sesuai tuntutan zaman, Tribun Network membentuk Tribunwow.com.


Di Era digital muncul pilihan bidang pekerjaan baru selain dari pekerjaan yang umum atau yang lazim dipilih orang.

Kini, Tribun Network membuka lowongan pekerjaan bagi para profesional yang kompeten, dinamis, kreatif, dan jujur  untuk dua posisi, seperti di bawah ini :

1.    Reporter

Mencari dan melaporkan berita Selebriti/Travel/Gadget/Lifestyle/Sosial Media/Olahraga dengan mengolah informasi dari berbagai sumber.

2.    Online Editor

Memproduksi berita dengan memeriksa, menyadur, mengoreksi, dan memperkaya isi berita untuk mendukung tercapainya target kuantitas dan kualitas pemberitaan.

Untuk yang berminat, Tribun Network mensyaratkan pelamar bersedia ditempatkan di area Solo, Jawa Tengah.

Bagi kamu yang tertarik melamar posisi ini,  silahkan kirim CV (Curicullum Vitae) beserta Foto  berukuran (3x4) terbaru  ke alamat email : dengan subjek REPORTER atau ONLINE EDITOR.

Temukan peluangmu karier jurnalis di era digital ini bersama Tribunnews.com.

Semarang, Gatra.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyebut kondisi ketenagakerjaan mendatang ada 23 juta jenis pekerjaan di Indonesia terdampak otomatisasi dari transisi revolusi industri 4.0.

Akibatnya, akan ada rata-rata terdapat 248 ribu pekerja terkena PHK (pemutusan hubungan kerja), selama lima tahun kedepan.

Kondisi tersebut juga terbebani pada angka serapan tenaga kerja di Indonesia didominasi pada sektor informal 55,72 persen dan mayoritas pendidikan tenaga kerja hanya lulusan SD dan SMP sebanyak 57,54 persen.

"Memang terjadi penurunan tenaga pengangguran terbuka (TPT) menjadi 0,06 persen, dari 5,34 persen menjadi 5,28 persen di Agustus 2019, namun tantangan kedepan adanya PHK dan terdampak otomatisasi," kata Menaker, disela penutupan Rakor Bidang Pelatihan dan Produktivitas 2019, di BBPLK Semarang, Jawa Tengah, Selasa (26/11).

Namun begitu, dampak otomatisasi industri juga berperan dalam mencetak lapangan kerja sebanyak 27 hingga 46 juta jenis pekerjaan baru, sampai dengan 2030.

Diproyeksikan pula ada 6 sampai 29 juta orang di Indonesia harus mengikuti pelatihan lagi untuk jenis pekerjaan baru tersebut (re-skilling dan up-skilling).

"10 juta diantaranya adalah jenis pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya," jelasnya.

Oleh karenanya, Menaker mendorong peran dari kepala daerah untuk memaksimalkan peran Balai Latihan Kerja (BLK) yang dimiliki tiap kabupaten dan kota.

"Ini penting, BLK sebagai garda terdepan kompetensi tenaga kerja," tandasnya.

Melalui BLK, diharapkan mampu menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang kondusif bagi pengusaha dan pekerja, serta dapat memperluas lapangan pekerjaan.

"Selain itu, perlindungan tenaga kerja melalui Jaminan Kehilangan Pekerjaan (Un-emplyment benefit) dan Jaminan Pelatihan dan Sertifikasi (skills development fund) juga harus didorong untuk menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang fleksibel dan kompetitif," terangnya.

Merdeka.com - Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, membeberkan sejumlah tantangan sektor ketenagakerjaan di era digital. Memasuki industri 4.0, Menteri Ida menyebutkan banyak jenis usaha dan pekerjaan yang tidak berkembang bahkan hilang.

"Kemanaker sendiri tahun 2017 telah melakukan kajian pasar kerja dan memperkirakan bahwa industri teknologi informasi dan telekomunikasi akan menjadi industri yang paling tinggi pertumbuhannya untuk beberapa waktu ke depan," kata Menteri Ida dalam Kompasianival 2020, Jumat (4/12).

Kajian ini juga memproyeksikan jenis pekerjaan seperti programer, analisis data, dan perancang kecerdasan buatan, diperkirakan akan menjadi pekerjaan yang akan tumbuh sangat pesat. Sementara, industri padat karya akan tergantikan oleh proses otomatisasi.

"Sementara pekerjaan tradisional yang perannya dapat digantikan oleh teknologi digital, seperti tukang cetak, pengantar surat dan resepsionis, akan semakin menurun permintaannya di masa yang akan datang,” kata Menteri Ida.

Sementara, untuk di Indonesia sendiri, Menteri Ida menjelaskan bahwa McKinsey memprediksi akan ada 23 juta jenis pekerjaan yang terdampak oleh otomatisasi. Serta akan ada puluhan juta pekerjaan baru yang muncul dalam kurun waktu tersebut.

“World Economy Forum, dalam laporan terbarunya memperkirakan akan ada 95 juta pekerjaan baru yang tumbuh bersamaan dengan 85 juta pekerjaan yang akan berkurang," ujar Menteri Ida.

2 dari 2 halaman

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan ASEAN maupun Indonesia memiliki potensi digital yang sangat besar. Kendati begitu, hal ini membuat sejumlah lapangan pekerjaan di beberapa negara ASEAN terancam hilang akibat otomatisasi.

Dia menyampaikan bahwa pada tahun 2025, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan berada pada kisaran USD 200 miliar. Sementara di Indonesia, diperkirakan mencapai USD 133 miliar.

"Namun, tantangan transformasi digital masih sangat banyak. Pertama, banyak jenis usaha dan pekerjaan lama yang tutup. Sekitar 56 persen pekerjaan di lima negara ASEAN terancam hilang akibat otomatisasi," kata Jokowi melalui video yang diunggah di YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (14/11).

Jokowi menyampaikan hal itu saat memberi sambutan dalam ASEAN Bussiness and Investment Summit secara virtual, Jumat 13 November 2020. Tantangan lainnya yakni, kesenjangan digital yang masih sangat besar di negara ASEAN.

Penyebabnya, internet sebagai infrastruktur utama ekonomi digital belum merata di seluruh negara ASEAN. Jokowi mengungkap dari 10 negara ASEAN, hanya 3 negara yang memiliki tingkat penetrasi internet di atas 80 persen.

Dia menekankan perlunya terobosan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Jokowi menilai Indonesia harus mempercepat transformasi digital.

"Apalagi saat ini kegiatan ekonomi digital ASEAN masih kecil, hanya sebesar tujuh persen dari total PDB ASEAN," jelasnya.

Untuk itu, terdapat sejumlah hal yang harus terus didorong oleh negara-negara ASEAN. Pertama, memastikan bahwa revolusi digital berjalan secara inklusif dengan memperhatikan aspek access, affordability, dan ability.

Dia menuturkan infrastruktur digital harus merata baik di perkotaan maupun pedesaan dengan harga yang terjangkau. Kedua, ASEAN juga harus bergerak agar menjadi pemain besar dalam ekonomi berbasis digital sekaligus menjadikan ekonomi digital.

Jokowi menegaskan ASEAN tidak boleh hanya menjadi sekadar pasar digital. Namun, juga harus tumbuh menjadi kekuatan besar yang mampu membantu UMKM di ASEAN masuk ke dalam rantai pasok global.

Dia meyakini percepatan transformasi digital UMKM akan mendorong bangkitnya roda perekonomian kawasan. Oleh sebab itu, pemerintah masing-masing negara ASEAN perlu memiliki andil yang lebih besar dalam mendorong transformasi digital.

Menurut dia, Indonesia memiliki ekosistem digital yang menjanjikan. Jumlah startup yang ada di Indonesia mencapai 2.193 pada 2019, yang mana kelima terbesar di dunia.

"Indonesia juga memiliki 1 decacorn dan 4 unicorn," ucap Jokowi.

Selain itu, Indonesia mengembangkan peta jalan Making Indonesia 4.0 sejak 2018. Pemerintah pun memberikan insentif fiskal berupa super tax deduction kepada industri yang berinvestasi di riset dan pengembangan.

Ketiga, Jokowi menyebut sinergi kuat antara negara-negara ASEAN sangat dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem digital yang kondusif di kawasan. Dia ingin ASEAN bekerja sama mengeliminasi hambatan perdagangan digital, membangun kepastian hukum, hingga memperkuat kemitraan dengan swasta untuk memperkuat konektivitas digital.

"Sinergi ini harus bersifat inklusif. Tidak ada satupun yang boleh tertinggal. Itulah prasyarat jika kita ingin menjadikan kawasan ASEAN sebagai pemenang dalam era transformasi digital ini. No one left behind," tutur Jokowi.

Reporter: Pipit Ika Ramadhani

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)

Baca juga:
Upaya Pemprov Jabar Maksimalkan Potensi SMK di Dunia Siber
Pemberdayaan Lulusan SMK Terhadap Peningkatan Keamanan Siber
Pemerintah Tak Ingin Potensi Ekonomi Digital RI Rp1.800 T Hanya Dinikmati Asing
BI: Potensi Ekonomi Digital Indonesia Sangat Besar
Ahok Dorong Pertamina Manfaatkan Teknologi Demi Subsidi Energi Tepat Sasaran
Mengenal Perbedaan Bitmap dan Vektor, Wajib Diketahui
Pemerintah Segera Pungut Pajak Penghasilan Perusahaan Digital Asing di Indonesia

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA