Sebutkan 3 manfaat dari pembangunan sosial yang ada di Indonesia

Lewati ke konten utama

Materi belajar ini memberikan pemahaman bahwa diversitas/keragaman sosial merupakan kondisi nyata yang melekat di masyarakat. Artinya masyarakat bukan hanya sekedar kumpulan individu yang sudah turun-temurun tinggal di satu wilayah, namun merekapun mengembangkan nilai dan aturan sosial yang menjadi pedoman bagi anggota masyarakat dalam bersikap, berperilaku, dan berhubungan sosial. Menariknya dalam masyarakat bisa terdapat lebih dari satu kelompok, baik berdasar latar belakang budaya, status sosial ekonomi, dan lainnya. Kondisi ini mencerminkan adanya pengelompokan-pengelompokan sosial, yang di satu sisi bisa berpotensi sebagai kekuatan, namun di sisi lain berpotensi menstimulasi gesekan/konflik sosial. Hal ini dimungkinkan terjadi jika setiap kelompok mempunyai kepentingan yang berbeda. Dampaknya dimungkinkan adanya pembangunan yang bias kepentingan terhadap kelompok tertentu, dan abai bahkan merugikan kepentingan kelompok lain. Sehingga, materi belajar ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang berbagai konsep dasar terkait dengan isu keragaman sosial, namun juga pembahasan mengenai bagaimana diversitas sosial terbentuk dan kaitannya dengan adanya inklusif serta eksklusi sosial.

Pada setiap topik materi belajar ini, tedapat aktivitas pembelajaran yang terdiri dari menonton tautan video dan video presentasi, membaca literatur, kuis dan forum diskusi di setiap topik.

Ada 3 prinsip pokok dalam SDGs, yakni universal, integrasi, dan 'No Left Behind'. Materi belajar ini terutamanya terkait dengan prinsip ke-3 bahwa pelaksanaan SDGs harus menjamin semua tanpa terkecuali mendapat manfaat dari pembangunan, terutama kelompok paling rentan dan marjinal. Prinsip ini mencerminkan pentingnya kebijakan/program pembangunan yang inklusif. Pembangunan yang tidak hanya peka, akan tetapi juga tanggap/responsif atas adanya diversitas sosial di masyarakat. Setelah mengikuti seluruh komponen materi belajar ini, partisipan akan mampu: 1. Menjelaskan prinsip-prinsip SDGs dan kebijakan inklusif dalam Pembangunan Sosial, dan dampaknya dalam pembangunan sosial; 2. Mendiskusikan konsep keragaman sosial dan contoh konkrit dalam masyarakat Indonesia, serta kaitannya dengan konsep heterogenitas, pluralitas, multikultural, integrasi sosial, disintegrasi sosial; 3. Mengidentifikasi konflik yang dapat timbul akibat keragaman sosial serta penyelesaiannya; 4. Membangun sikap dan perilaku positif dalam menghadapi perbedaan; 5. Mengintegrasikan kebijakan SDGs dalam program pembangunan yang mengedepankan inklusivitas.

1. Keragaman Sosial dan Pembangunan Berkelanjutan 1.1. Apa itu Keragaman? 1.2. Mengapa Keragaman Menjadi Penting? 1.3. Keragaman sebagai Daya Tarik 1.4. Keragaman sebagai Masa Depan 1.5. Keragaman di Indonesia 1.6. Keragaman dan SGDs 2. Kondisi Keragaman Sosial di Indonesia 2.1. Sejarah Keragaman Sosial di Indonesia 2.2. Kondisi Keragaman Sosial di Indonesia 2.3. Masalah yang Dihadapi 3. Konsep- Konsep dalam Keragaman 3.1. Konsep keragaman : Pluralitas, Multikultural atau Multikulturalisme 3.2. Masyarakat Multikultural 3.3. Faktor Pembentuk Kelompok Sosial 3.4. Struktur sosial Masyarakat Majemuk 3.5. Stratifikasi Sosial 3.6. Diferensiasi sosial 3.7. Mengapa masyarakat Indonesia beragam? 3.8. Dampak Keragaman di Indonesia 3.9. Diskriminasi 3.10. Segregasi 3.11. Integrasi 4. Potensi Konflik pada Masyarakat yang Beragam 4.1. Pengertian Konflik Sosial 4.2. Faktor Penyebab Konflik Sosial 4.3. Tahapan Konflik Sosial 4.4. Dampak Konflik Sosial 4.5. Resolusi Konflik 4.6. Konflik: Integrasi/Disintegrasi 4.7. Konflik antar Kelompok di Indonesia 5. Inklusi Sosial di Indonesia 5.1. Apa itu Inklusi Sosial? 5.2. Mengapa Inklusi Sosial Penting? 5.3. Apa itu Eksklusi Sosial? 5.4. Siapa Saja yang Bisa Tereksklusi? 5.5. Siapa Saja yang Bisa Tereksklusi? Contoh Kasus 5.6. Ancaman Eksklusi Sosial 5.7. Pembangunan Inklusif 5.8. Pentingnya Pembangunan Inklusif 6. Merawat Keberagaman 6.1. Kolaborasi dalam Merawat Keragaman 6.2. Peran Lembaga Pendidikan 6.3. Media Massa 6.4. Swasta 6.5. Lembaga Nirlaba 6.6. Masyarakat Sipil 6.7. Pentingnya Kolaborasi 6.8. Mengelola Keragaman 6.9. Kolaborasi dan SDGs 6.10. Kolaborasi yang Sudah Dilakukan

SDG Academy Indonesia, SDGs Hub Universitas Indonesia, dan Kemdikbud.

Peserta harus menyelesaikan kesemua topik dan sub topik. Peserta juga harus mendapatkan minimum kelulusan materi belajar dengan skor 60 untuk post-test/tes akhir dan keaktifan dalam forum diskusi di setiap topik.

Peserta diberi tenggat waktu selama 6 bulan

  1. Membantu Kepala Badan Dalam Merumuskan Substansi Kebijakan Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya dan Pemerintahan;
  2. Membantu Kepala Badan Dalam Pelaksanaan Program dan Kegiatan Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya dan Pemerintahan yang Meliputi Bidang Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, Tenaga Kerja, Transmigrasi, Kepegawaian, Sekretariat Daerah, Sosial, Perpustakaan, Kearsipan, Sekretariat DPRD, Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat, Administrasi Penduduk, Catatan Sipil, Persandian, dan Inspektorat;
  3. Membantu Kepala Badan Dalam Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya dan Pemerintahan yang Meliputi Bidang Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, Tenaga Kerja, Transmigrasi, Kepegawaian, Sekretariat Daerah, Sosial, Perpustakaan, Kearsipan, Sekretariat DPRD, Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat, Administrasi Penduduk, Catatan Sipil, Persandian, dan Inspektorat; dan
  4. Membantu Kepala Badan Dalam Pelaksanaan Fungsi Manajemen dan Pengelolaan Sumber Daya Manajemen Untuk Melaksanakan Tugas dan Fungsi Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial Ekonomi dan Pemerintahan.

Ilustrasi Pembangunan Sosial dan Budaya. (Foto: //pixabay.com)

Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan perubahan-perubahan keadaan yang lebih baik lagi. Dalam mewujudkan cita-cita untuk mendorong masyarakat atau sekumpulan individu ke arah yang lebih baik, negara melakukan pembangunan nasional.

Dikutip dari buku Pembangunan Nasional yang ditulis oleh Heliarta (2020: 2), pembangunan nasional adalah pembangunan dari, oleh, dan untuk rakyat. Pembangunan nasional dilaksanakan di semua aspek kehidupan masyarakat, seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan aspek pertahanan keamanan dengan perwujudan wawasan nusantara.

Nah, artikel kali ini akan membahas salah satu aspek, yaitu pembangunan sosial budaya.

Pembangunan Sosial Budaya

Ilustrasi Pembangunan Sosial dan Budaya. (Foto: //pixabay.com)

Pembangunan sosial budaya adalah pembangunan yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dilansir dari bappenas.go.id, pembangunan sosial budaya menjadi bagian integral dari prioritas pembangunan keempat, yaitu membangun kesejahteraan rakyat, meningkatkan kualitas kehidupan beragama, dan ketahanan budaya.

Adapun tujuan dan manfaat dari pembangunan sosial budaya adalah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang ditandai dengan meningkatnya kualitas hidup yang layak dan bermartabat, serta memberi perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar masyarakat. Secara garis besar, contoh kebijakan dan pembangunan sosial budaya adalah sebagai berikut:

  • Peningkatan sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung.

  • Peningkatan mutu lembaga dan pelayanan kesehatan.

Di bidang kesejahteraan sosial

  • Pengembangan ketahanan sosial.

  • Peningkatan apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran.

  • Peningkatan kepedulian terhadap penyandang masalah sosial.

  • Peningkatan aksesibilitas fisik dan nonfisik bagi penyandang cacat.

Di bidang kependudukan dan keluarga berencana

  • Peningkatan kualitas penduduk melalui pengendalian kelahiran.

  • Penurunan angka kematian.

  • Peningkatan kualitas program keluarga berencana serta pengembangan dan keserasian kebijakan kependudukan.

Di bidang kebudayaan dan peristiwa

  • Pengembangan dan pembinaan kebudayaan sosial.

  • Perumusan nilai-nilai budaya Indonesia.

  • Pengembangan sikap kritis terhadap nilai-nilai budaya.

  • Pengembangan kebebasan berkreasi dalam berkesenian.

  • Pengembangan dunia perfilman Indonesia.

  • Pelestarian apresiasi nilai kesenian dan kebudayaan tradisional.

  • Perwujudan kesenian dan kebudayaan tradisional Indonesia sebagai wahana pengembangan pariwisata.

Itulah penjelasan mengenai contoh, tujuan, dan manfaat sosial pembangunan sosial budaya. Semoga informasi ini bermanfaat! (CHL)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA