Salah satu kaidah teks anekdot adalah waktu lampau yang terdapat pada teks tersebut adalah

Latihan Soal - SD/MI - SMP/MTs - SMA

Lihat versi lengkap

★ SMA Kelas 10 / PAS 1 Bahasa Indonesia SMA Kelas 10

Salah satu kaidah dalam cerita anekdot adalah penggunaan waktu lampau. berikut yang termasuk penggunaan waktu lampau adalah …

A. Pada suatu waktu ada seorang raja bermimpi

B. Sekaranglah saatnya belajar membuat anekdot

C. Besok ramai-ramai mereka berdemo

D. Mengapa semua terjadi?

E. Anekdot memang perlu dibaca agar memberi nilai tambah

Pilih jawaban kamu:
A  B  C  D  E 

Preview soal lainnya: Fungi, Jamur - Biologi SMA Kelas 10

Apakah nama alat reproduksi jamur yang ditunjukkan oleh gambar di atas?

A. zigospora

B. askospora

C. basidiospora

D. sporangium

E. konidia

Materi Latihan Soal Lainnya:

Cara Menggunakan : Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia.

Tentang LatihanSoalOnline.com

Latihan Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia.

paket-wisatabromo.com – Teks Anekdot merupakan genre teks yang harus dipelajari peserta didik kelas 10 SMA/SMK. Salah satu tujuan mempelajari teks ini adalah memahami kaidah kebahasaan teks anekdot dan contohnya yang tepat.

Pengertian kaidah kebahasaan adalah aturan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa. Kaidah kebahasaan teks anekdot merupakan aturan penggunaan bahasa dalam teks anekdot.

Menurut Yustinah (2013: 3) untuk memahami teks anekdot, dibutuhkan pengetahuan untuk mengenal kaidah anekdot. Kaidah kebahasaan teks anekdot ialah kaidahkebahasaan yang penting untuk dikaji agar teks anekdot yang disusun menjadi utuh.

Kaidah-kaidah itu meliputi:

1. menggunakan waktu lampau;

2. menggunakan pertanyaan retorik;

3. menggunakan konjungsi atau kata sambung;

4. menggunakan kata kerja;

5. menggunakan kalimat perintah.

6. Dialog (percakapan)

berikut ini adalah penjelasan mengenai enam kaidah kebahasaan teks anekdot dan contohnya yang tepat.

1. Menggunakan waktu lampau

Kaidah kebahasaan teks anekdot yang pertama adalah menggunakan keterangan waktu. Keterangan waktu yang lampau (adverb of past time ) digunakan untuk kegiatan yang (telah) terjadi di waktu lampau. Keterangan ini digunakan oleh (tenses): simple past tense, past continuous tense, dan lain-lain

Waktu lampau adalah masa dimana suatu kejadian atau kegiatan telah berlalu. dalam bahasa inggris kata lampau berarti past atau yang artinya masa lalu. Contoh: kami telah pulang liburan tadi sore.

2. Menggunakan pertanyaan retorik

Kaidah kebahasaan teks anekdot yang kedua adalah menggunakan kalimat tanya retorik.

Untuk kalimat tanya tak bertanya merupakan kalimat tanya yang sebenarnya mengandung sebuah makna pernyataan dan tidak memerlukan jawaban.

Kalimat ini merupakan kalimat tanya tetapi tidak memerlukan jawaban karena jawabannya telah diketahui dan merupakan kalimat lengkap.

Selanjutnya, kalimat ini disebut juga kalimat tanya retorik. Kalimat tanya retorik ini biasanya mengarah pada bentuk pernyataan pemberi semangat, kritik ataupun gagasan. Biasanya kalimat tanya retorik ini banyak dipakai ketika pidato dan juga orasi.

Ciri-Ciri Pertanyaan Retorik

Setelah mengetahui pengertian kalimat tanya retorik selanjutnya ciri-ciri kalimat retorik :

Tidak memerlukan jawaban.

Berbentuk pertanyaan dan juga penegasan.

Kadang-kadang menggunakan kata tanya, dan

Orang yang ditanya dan bertanya, keduanya mengetahui jawabanya.

Contoh kalimat tanya retorik :

Apalagi yang dapat kita kerjakan kecuali hanya memohon pertolongan Tuhan?

Apakah kita diam saja ketika rusak lingkungan?

Di mana kita saat mereka membutuhkan pertolongan?

Apakah ada orang mati bisa hidup kembali?

Apakah nasib kita akan berubah tanpa ada usaha?

Apa kita bisa hidup tanpa makan?

Apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan?

Siapa yang tidak jengkel melihat tingkahnya ?

Aku sendiri heran, mengapa dia masih tetap begitu ?

Siapa yang tidak susah jika memiliki adik sepertimu.

Aku tak tahu mengapa hal ini harus terjadi.

Aku sendiri tak mengerti mengapa sekarang dia jadi begitu.

3. Menggunakan konjungsi atau kata sambung

Kaidah kebahasaan teks anekdot yang ketiga adalah menggunakan konjungsi atau kata sambung.

Kata penghubung disebut juga konjungsi (kata sambung), adalah kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat atau menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam sebuah paragraf.

Kata penghubung dalam bahasa Indonesia berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan Klausa.

Sedangkan pengertian yang lain dari konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi.

Jenis-Jenis Kata PenghubungKoordinatif

Penghubung Koordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara. Contoh:

a. penanda hubungan penambahan misal: dan.

b. penanda hubungan pendampingan misal: serta.

c. penanda hubungan pemilihan misal: atau.

d. penanda hubungan perlawanan misal: tetapi, melainkan.

e. penanda hubungan pertentangan misal: padahal, sedangkan.

Subordinatif

Penghubung Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (klausa) yang kedudukannya tidak sederajat. Contoh:

a. Penghubung subordinatif atributif: yang.

b. Penghubung subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.

c. Penghubung subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.

d. Penghubung subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.

e. Penghubung subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.

f. Penghubung subordinatif konsesif: biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, kendati(pun).

g. Penghubung subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.

h. Penghubung subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.

i. Penghubung subordinatif hasil: sehingga, sampai(sampai), maka(nya).

k. Penghubung subordinatif alat: dengan, tanpa.

l. Penghubung subordinatif cara: dengan, tanpa.

m. Penghubung subordinatif komplementasi: bahwa.

n. Penghubung subordinatif perbandingan: sama …. dengan, lebih …. dari (pada).

4. Menggunakan kata kerja

Kaidah kebahasaan teks anekdot yang keempat adalah menggunakan kata kerja.

Verba atau kata kerja (bahasa Latin: verbum, “kata”) adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini umumnya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat.

Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi dua:

kata kerja transitif: kata kerja yang membutuhkan pelengkap atau objek, semisal memukul (bola)

kata kerja intransitif: kata kerja yang tidak membutuhkan pelengkap, semisal lari.

5. Menggunakan kalimat perintah.

Kaidah kebahasaan teks anekdot yang kelima adalah menggunakan kalimat perintah.

Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung makna meminta/ memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu. Arti Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.

Ciri-ciri kalimat perintah yaitu

Kalimat perintah jika dilisankan berintonasi naik di awal dan berintonasi rendah di akhir.

Kata yang berintonasi naik biasanya kata dasar.

Berpola kalimat inversi (PS).

Menggunakan partikel -lah atau -kan.

Menggunakan tanda seru (!) bila digunakan dalam bahasa tulis.

Contoh Kalimat Perintah:

Tolong matikan kran air itu!

Jangan membuat ribut, anak-anak!

Buang sampah itu!

Masukkan barang-barang ini ke dalam bagasi mobil!

Antarkan surat ini kepada Pak RT sekarang juga!

Marilah kita gunakan tekstil buatan dalam negeri demi menyukseskan program pemerintah!

Ayolah bersenam pagi setiap hari agar badan kita menjadi sehat!

Jangan buang air di sini!

Jangan makan roti itu!

Saya berharap kamu hadir pada acara ulang tahunku!

6. Menggunakan Dialog (percakapan)

Kaidah kebahasaan teks anekdot yang keenam adalah menggunakan dialog.

Dialog merupakan bentuk percakapan yang diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ragam bahasa yang ada pada dialog ada dua yaitu bahasa lisan komunikatif dan ragam bahasa tulis.

Hakikat Dialog

Komunikasi merupakan aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap hari manusia tidak dapat terlepas dari berkomunikasi dengan orang lain, baik komunikasi secara langsung maupun tidak.

Bentuk dari komunikasi langsung ialah percakapan. Percakapan itulah yang sering disebut dengan dialog.

Berikut akan dijabarkan hakikat dialog yang meliputi: (1) pengertian dialog dan (2) langkah-langkah menulis dialog.

Pengertian Dialog

Dialog adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dua orang tersebut melakukan percakapan yang membahas tentang suatu permasalahan.

Tarigan (1991: 149) menjelaskan berdialog adalah sebuah kegiatan resiprokal, maksudnya adalah kegiatan yang saling berbalasan. Percakapan yang terjadi diantara kedua orang tersebut akan menimbulkan pemecahan masalah.

Namun, dalam berdialog tidak hanya dilakukan oleh dua orang saja. Dialog dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih. Menurut Kosasih (2003: 242) dalam Rahmawati (2010: 18) dialog haruslah memenuhi 2 tuntutan, sebagai berikut:

a. Dialog harus turut menunjang gerak laku tokohnya.

b. Dialog yang diucapkan lebih tajam dari pada ujaran sehari-hari.

Tuntutan tersebut menjelaskan bahwa dialog harus menunjang gerak tokohnya. Artinya, ketika berdialog tokoh harus dapat menguasai perananya dan dapat menyesuaikan dengan karakter tokoh yang diperankannya.

Sedangkan dialog yang diucapkkan lebih tajam dari pada ujaran sehari-hari, artinya percakapan yang dilakukan tidak biasa dilakukan pada percakapan sehari-hari.

Menurut Hamzah (1985: 116) mengatakan bahwa jenis dialog dibagi menjadi 4, yaitu:

a. Dialog yang mengemukakan persoalan langsung.

b. Dialog yang menceritakan atau menjelaskan perihal tokoh perannya.

c. Dialog yang menggerakkan plot maju.

d. Dialog yang membukakan fakta atau eksposition.

Dialog yang mengemukakan persoalan langsung, artinya dalam dialog tersebut yang menjadi perbincangan merupakan suatu peristiwa yang bersifat faktual atau obyektif.

Adapun dialog yang menceritakan perihal tokoh perannya, maka dalam perbincangan yang terjadi diceritakan mengenai tokoh yang sedang melakukan percakapan.

Kemudian, dialog yang menggerakkan plot maju, alur cerita atau jalan cerita yang terjadi terus mengarah maju dan memperbincangkan ke arah plot maju.

Sedangkan dialog yang membukakan fakta atau eksposition merupakan suatu pecakapan yang memperbincangkan suatu peristiwa yang faktual dan dijelaskan secara terperinci.

Sedangkan pendapat lain mengartikan percakapan itu merupakan bentuk aktivitas kerja sama yang berupa  interaksi komunikatif. Interaksi berarti saling melakukan aksi sebagai realisasi komunikasi yang melibatkan paling sedikit dua orang.

Jadi, pengertian percakapan sebagai interaksi verbal yang berlangsung secara tertib dan teratur serta melibatkan dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu sebagai wujud peristiwa komunikasi.

Kemudian dalam percakapan atau dialog terdapat prinsip yang mengatur mekanisme percakapan antar penuturnya sehingga dapat bercakap-cakap secara kooperatif dan santun.

Prinsip percakapan tersebut terdiri atas prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan. Prinsip kerja sama berhubungan dengan hal-hal yang mengatur agar percakapan terdengar koheren.

Untuk mencapai interaksi yang searah antar peserta tutur dapat dicapai dengan tiga hal, yaitu kesamaan tujuan jangka pendek, menyatukan sumbangan partisipan sehingga antar peserta tutur saling mendukung hal yang dipercakapkan, dan memiliki konsep yang sama bahwa transaksi berlangsung dengan satu pola tertentu  kecuali hendak mengakhiri percakapan

Prinsip kesantunan berkaitan dengan strategi-strategi yang digunakan penutur agar tuturannya santun.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dialog merupakan komunikasi dua orang atau lebih untuk mengemukakan atau menjelaskan sesuatu dengan prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan.

Baca:

Demikianlah pembahasan mengenai kaidah kebahasaan teks anekdot dan contohnya yang tepat. Semoga bermanfaat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA