Perwatakan dalam drama yang digambarkan menurut keadaan fisik psikis dan sosiologis disebut

Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berbentuk dialog. Drama juga terdiri atas unsur-unsur intrinsik. Unsur-unsur intrinsik drama adalah sebagai berikut.1. TokohTokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Tokoh dalam drama berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan. Tokoh-tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan seperti berikut ini.a.    Berdasarkan sifatnya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut.1)    tokoh protagonis, yaitu tokoh utama yang mendukung cerita2)    tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita3)    tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis.b.    Berdasarkan peranannya, tokoh diklasifikasikan menjadi tiga.

1)    tokoh sentral, yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral merupakan penyebab terjadinya konflik. Tokoh sentral meliputi tokoh protagonis dan tokoh antagonis

2)    tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai perantara tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis3)    tokoh pembantu, yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita. Tidak semua drama menampilkan kehadiran tokoh pembantu.2. Perwatakan atau penokohanPerwatakan disebut juga penokohan. Perwatakan atau penokohan adalah penggambaran sifat bathin seseorang tokoh yang disajikan dalam cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama digambarkan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah laku sang tokoh.

Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional) sebagai berikut.

a.    Keadaan fisik. Keadaan fisik tokoh meliputi umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa, raut muka, kesukaan, tinggi atau pendek, kurus atau gemuk, suka senyum atau cemberut

b.    Keadaan psikis. Keadaan psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran, mental, standar moral, temperamen, ambisi, psikologis yang dialami, dan keadaan emosi


c.    Keadaan sosiologis. Keadaan sosiologis tokoh meliputi: jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, dan ideologi.

3. Setting atau latar

Setting disebut juga latar cerita. Setting meliputi tiga dimensi.

a.    Setting tempat, adalah tempat terjadinya cerita dalam drama. Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. setting tempat berhubungan dengan setting ruang dan waktu


b.    Setting waktu, adalah waktu atau zaman atau periode sejarah terjadinya cerita dalam drama. Setting waktu dapat terjadi pada waktu siang, pagi, sore, ataupun malamc.    Setting suasana, adalah suasana yang mendukung terjadinya cerita. Setting suasana dapat didukung dengan tata suara atau tata lampu saat pementasan drama.4. Tema

Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Tema yang biasa diangkat dalam drama adalah masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan, ketuhanan, keluarga yang retak, patriotisme, perikemanusiaan, dan renungan.

5. Amanat atau pesan pengarang

Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton melalui karyanya (termasuk drama). Setiap pembaca atau penonton dapat berbeda-beda dalam menafsirkan amanat drama. Amanat bersifat kias subjektif dan umum, sedangkan tema bersifat lugas, objektif, dan khusus. Amanat drama selalu berhubungan dengan tema drama.

6. Dialog (Percakapan)Ciri khas naskah drama berbentuk cakapan atau dialog. Dialog inilah yang akan diucapkan pemeran di atas panggung.Beberapa hal yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama adalah sebagai berikut.a.    Dialog mencerminkan percakapan sehari-hari karena drama merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari-harib.    Ragam bahasa yang digunakan dalam dialog drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulisc.    Diksi (pilihan kata) yang digunakan dalam drama berhubungan dengan konflik dan plotd.    Dialog dalam naskah drama bersifat estetis, artinya memiliki bahasa yang mudah dimengerti dan dipahamie.    Dialog dapat mewakili watak tokoh yang dibawakan, baik secara psikologis, sosiologis, maupun fisiologis.7. KonflikKonflik adalah pertentangan antarmasalah dalam drama. Konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik eksternal dan konflik internal.a.    Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya

b.    Konflik internal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.

Page 2

oleh Sutiyem

Fisiologis, psikologi, dan sosiologi merupakan tiga dimensi yang sering digunakan untuk mengetahui karakter tokoh dalam suatu karya sastra, baik novel, cerpen,maupun drama. Apabila kita mengabaikan salah satu dari dimensi itu, peran tokoh kurang hidup atau cenderung mati.

Fisiologis adalah sesuatu yang berkaitan dengan faal (ciri-ciri tubuh), misalnya bibir, hidung, bentuk kepala, raut muka, tampang, rambut, warna kulit, aksesoris yang dipakai (kacamata, tas, sepatu, pakaian, topi), jenis kelamin, dan usia. Psikologis adalah bersifat kejiwaan, misalnya gejala dan pikiran, perasaan dan kemauannya. Adapun sosiologis adalah sesuatu yang berkaitan dengan sosiologis, misalnya tentang struktur sosial, proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial (KBBI, 2008:393).

Ketiga dimensi ini biasanya sangat berperan dalam menggali karakter tokoh dan sangat memudahkan pembaca sastra dalam mengetahui karakter tokoh. Dengan tiga dimensi tersebut kita dapat mengenali ciri-ciri tubuh tokoh dan sifat kejiwaan tokoh. Selain itu, dapat pulamengetahui sesuatu yang berkaitan dengan aspek sosiologis tokoh.

Untuk mengetahui perwatakan tokoh dalam novel Pasar karya Kuntowijoyo, dapat digunakan ketiga dimensi tersebut yaitu fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Ketiga dimensi itu digunakan untuk meninjau tokoh Pak Mantri berikut ini.

Pak Mantri adalah tokoh utama dalam novel Pasar. Dilihat dari dimensi fisiologis, Pak Mantri adalah laki-laki tua yang berumur enam puluh tahun, berambut putih, giginya masih utuh, suka memakai pakaian putih, tas kulit cokelat kehitaman, topi, kaus kaki putih, dan sepatu sandal.

Ditinjau dari dimensi psikologis, Pak Mantri merupakan seorang yang bersikap perwira dan kesatria, jujur, sabar, sopan santun, dan mulia jiwanya. Pak Mantri juga gemar menonton ketoprak. Di samping itu, Pak Mantri tidak suka menonjolkan diri (rendah hati).

Ditinjau dari dimensi sosiologis, Pak Mantri adalah seorang pegawai pasar (Mantri Pasar), suka menolong, dan tahu diri. Pak Mantri juga merupakan seorang yang bermartabat, dermawan, dan dihormati orang-orang pasar. Pak Mantri juga termasuk lingkungan terpelajar di Kecamatam Gemolong.

Melalui ketiga dimensi tersebut, kita dapat memahami karakter tokoh Pak Mantri dalam novel Pasar karya Kuntowijoyo. 

Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 1, Januari–Juni 2012

2. Perwatakan atau PenokohanPerwatakan disebut juga penokohan. Perwatakan atau Penokohan adalah penggambaran efek batin seseorang tokoh yang disajikan dalam cerita. Watak pada tokoh digambarkan dalam tigadimensi (watak dimensional). Penggambaran itu berdasarkan keadaan fisik biasanya dilukiskan paling awal, baru kemudian sosialnya. Pelukisan watak tokoh dapat langsung padadialog yang mewujudkan watak dan perkembangan lakon.a. Keadaan Fisik Yang termasuk dalam keadaan fisik tokoh adalah umur, jenis kelamin, cirri-ciri tubuh, cacat jasmani, cirri khas yang menonjol,, suku, bangsa, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus/gemuk. Misalnya seseorang yang berleher pendek mempunyai watak mudah tersinggung, seseorang yang berleher panjang mempunyai watak sabar.b. Keadaan PsikisKeadaan psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran, mental, standar moral, temperanmen, ambisi, psikologis yang dialami, dan keadaan emosi.

10c. Keadaan SosiologisKeadaan sosiologis tokoh meliputi: jabatan, pekerjaan, kelas social, ras, agama, dan ideology.Contoh penampilan pegawai bank akan berbeda dengan penampilan makelar, kendatipun keadaan social ekonominya sama. Penampilan istri bupati, akan berbeda dengan penampilan istri gubernur atau istri lurah. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama digambarkan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah laku sang tokoh.3. SettingSetting diciptakan penulis/pengarang untuk memperjelas satuan peristiwa dalam cerita agar menjadi logis atau konkretisasi sebuah tempat agar penonton, pembaca mempunyai pembayangan yang tepat terhadap berlangsungnya suatu peristiwa. Selain itu, setting juga diciptakan untuk menggerakan emosi atau kejiwaan pembaca atau penonton. Secara emottif penonton atau pembaca diharapkan mempunyai daya khayal yang lebih dalam sesuai dengan kedalaman-kedalaman pengalaman berfikirnya. Misalnya pelaku yang berada diantara deretan pedagang-pedagang kaki lima, bukan di sebuah plasa atau supermarket, pembaca ataupenonton akan menagkap kesan kesedihan, bahkan kemiskinan. Setting atau tempat kejadian cerita sering disebut juga latar cerita. Setting meliputi tiga dimensi:a. Setting tempatSetting tempat adalah tempat terjadinya cerita dalam drama. Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Setting tempat berhubungan dengan setting ruang dan waktu.b. Setting waktuSetting waktu adalah waktu atau zaman atau periode sejarah terjadinya cerita dalam drama. Setting waktu juga terjadi di waktu pagi, siang, sore, atau malam.c. Setting ruangSetting ruang juga dapat berarti ruang dalam rumah atau latar rumah, hiasan, warna, dan peralatan dalam ruang akan memberi corak tersendiri dalam drama yang dipentaskan. Misalnya di ruang tamu keluarga modern yang kaya akan berbeda dengan ruang tamu keluarga tradisional yang miskin.

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 20 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA