Pengikisan tanah oleh air hujan disebut dengan istilah

Gerakan air baik yang berada di permukaan tanah maupun di dalam tanah, dapat menyebabkan terbawanya lapisan tanah. Terutama ketika terjadi hujan. Lapisan tanah paling atas dapat terbawa oleh air hujan. Proses terbawanya lapisan tanah karena pengaruh air hujan termasuk salah satu fenomena erosi, yaitu pemindahan massa batuan atau tanah dari suatu wilayah ke wilayah lain yang dalam hal ini diangkut oleh tenaga air. Jenis erosi air yang paling umum terjadi saat turun hujan adalah erosi percik, yaitu lepasnya butiran tanah karena percikan air hujan.  

Erosi dan abrasi, keduanya sama-sama pengikisan, kan? Tetapi ternyata abrasi dan erosi itu beda. Dimanakah perbedaan keduanya? Kita kulik satu per satu, yuk!

Erosi

Yang dimaksud dengan erosi adalah proses pengikisan batuan, tanah, maupun padatan lainnya yang disebabkan oleh gerakan air, es, atau angin. Kadangkala banyak yang menyebut erosi sebagai pelapukan. Akan tetapi antara pelapukan karena cuaca dan erosi tidaklah sama. Pelapukan merupakan terjadinya penghancuran mineral batuan baik karena suatu proses fisik, kimiawi, atau kedua-duanya. Erosi yang dialami oleh padatan sebenarnya disebabkan oleh alam (air, angin, dan sebagainya), tapi ulah manusia membuat erosi yang sudah terjadi kian parah.

Penyebab Erosi

Aktivitas manusia yang memperburuk kondisi lahan yang telah erosi antara lain :

  • Penebangan hutan liar yang menyebabkan hutan gundul tanpa diimbangi penanaman pohon kembali,
  • konstruksi yang tak tertata,
  • alih fungsi hutan jadi lahan pertambangan, perkebunan, maupun pertanian, membangun jalan.
  • Hutan yang telah beralih fungsinya menjadi berbagai lahan untuk bercocok tanam, pertanian, perkebunan, dan lainnya menambah resiko erosi tanah dikarenakan tanaman yang dibudidayakan di lahan pertanian atau perkebunan memiliki akar yang lemah, sehingga tidak dapat menjaga struktur tanah tetap kuat.

Berbeda dengan tanaman/pepohonan yang biasa tumbuh di hutan-hutan, memiliki akar kuat dan dapat mengikat tanah, jadi strukturnya tetap terjaga dan kokoh (terhindar dari erosi).

Arikel Erosi dan Penyebabnya

Tahapan Erosi

  1. Detachment. Yaitu proses lepasnya batuan dari massa induk.
  2. Transportasi. Yaitu perpindahan batu yang sudah terkikis dari suatu wilayah/kawasan ke wilayah lainnya.
  3. Sedimentasi. Yaitu mengendapnya batu yang terkikis.

Faktor Penyebab Erosi

  1. Tumbuhan
  2. Alih fungsi lahan
  3. Iklim
  4. Jenis dan sifat tanah
  5. Topografi (kemiringan dan panjangnya lereng).

Dampak Terjadinya Erosi

  1. Lapisan tanah atas semakin tipis. Erosi yang terus menerus mengikis tanah akan berefek pada permukaan tanah atas yang makin tipis.
  2. Penyebab Banjir. Erosi merupakan salah satu penyebab terjadinya bencana banjir. Dikarenakan lahan yang erosi akan menurun kemampuannya dalam menyerap air ke tanah. Air yang meluap dan sukar terserap dengan cepat berdampak pada bencana banjir yang melanda suatu daerah.
  3. Tanah tidak bisa menyerap air dengan baik. Intinya sama dengan poin sebelumnya. Tanah yang erosi, tentu tidak dapat menyerap air dengan baik. Ini menyebabkan air di permukaan akan melimpah dan meluap.
  4. Sedimentasi sungai. Tanah yang terangkut oleh air yang mengikisnya (pengikisan tanah akibat erosi oleh air), akan masuk ke sungai dan mengendap di sana, sehingga terjadi pendangkalan sungai.

Ablasi atau erosi air sungai merupakan suatu proses pengikisan tanah di sekitar aliran air. Kecepatan air, banyaknya air, dan pasir yang diangkut dalam air dapat mempengaruhi cepat lambatnya pengikisan. Aliran dari air sungai yang terus menerus mengikis permukaan atau sisi-sisi sungai akan berdampak pada terbentuknya ngarai,  jurang, maupun lembah.

Erosi yang kemungkinan bisa terjadi sepanjang aliran sungai adalah :

  • Erosi mudik. Adalah pengikisan yang terjadi pada dinding air terjun dan lama kelamaan akan mempengaruhi letak air terjun jadi mundur ke hulu.
  • Erosi tebing sungai. Adalah pengikisan dinding sungai yang berdampak pada meluasnya lembah.
  • Erosi badan sungai. Adalah pengikisan yang terjadi di dalam badan sungai dan berdampak pada sungai yang makin dalam.

Berdasarkan tingkatan/tahapan kerusakan tanah yang kikis, dapat dibagi menjadi :

  • Erosi aliran (splash erosion)
    Erosi aliran dapat membuat partikel-partikel tanah di permukaan jadi hanyut bersama aliran air. Ada beberapa cara air tersebut bisa membuat partikel tanah hanyut. Pertama adalah saltasi (turbulensi air membuat tanah lompat dan tersapu oleh air seraya gerak ke arah bawah), kedua adalah dengan cara rayapan (tanah yang sudah banyak mengandung air itu merayap turun dari lereng, ketiga suspensi (saat tanah halus bercampur dengan air).
  • Erosi percik
    Erosi percik yaitu pengikisan yang terjadi saat percikan air jatuh ke tanah. Misalnya ketika terjadi hujan yang mengikis tanah sedikit demi sedikit.
  • Erosi saluran
    Adalah saat air lewat tanah yang lebih rendah dan menghasilkan cekungan. Air yang mengalir dan terus mengikis tanah akan membentuk alur air (rill) atau erosi alur/rill erosion, selanjutnya apabila prosesnya lama akan terbentuk parit (gully) atau erosi parit/gully erosion.

Bentang alam hasil dari ablasi antara lain :

  • Oxbow lake (danau tapal kuda). Adalah danau yang terjadi dari sungai yang dahulu belok, lalu menerobos.
  • Meander. Adalah sungai berliku yang lama-lama dapat membentuk oxbow lake.

2. Abrasi

Abrasi yang biasa disebut dengan erosi gelombang laut atau erosi marin adalah proses pengikisan pantai oleh gelombang laut. Penyebab abrasi adalah permukaan air laut yang naik, dikarenakan mencairnya es di kutub. Sehingga berdampak pada pengikisan daerah permukaan yang lebih rendah.

Abrasi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah besar atau kecilnya gelombang laut dan cepat lambat gelombang tersebut. Sementara kekuatan abrasi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : besar kecil gelombang laut, tingkat kekerasan batuan (makin keras batu, kian tahan terhadap abrasi), dalamnya laut pada muka pantai (semakin dalam, kekuatan abrasi makin besar), banyaknya materi yang dibawa oleh gelombang (banyaknya materi yang sebagian besar berupa pasir atau kerikil akan menambah kekuatan abrasi jadi kian besar juga).

Bentang alam hasil dari abrasi antara lain :

  • Cliff (tebing pantai)
    Merupakan pantai yang mempunyai batuan keras juga terjal dan curamnya pegunungan. Tebing bagian bawah yang lama  kelamaan mengikis akan membentuk wave cut platform. Termasuk cekungan yang terbentuk di dinding cliff atau disebut relung
  • Cave, arch, stack, stump
    Cave atau sebutan gua yang ada di tebing pantai, apabila terobosan gua sampai dua sisi tebing akan jadi arch, arch yang terkena pengikisan atau erosi dan menyisakan tiang yang jauh dari cliff akan membentuk stack, sementara jika stack mengalami erosi dan gugur masuk ke bawah air laut dinamakan stump.
  • Dataran abrasi. Adalah wilayah dataran yang sudah terkena abrasi dan dapat dilihat secara jelas saat air laut surut.

3. Eksharasi

Eksharasi dinamakan juga dengan erosi es atau gletser. Pengikisan ini disebabkan oleh es yang mencair atau gerakan lapisan es. Batuan yang terkikis akan masuk ke bawah dan akhirnya mengendap. Materi yang mengendap disebabkan terjadinya erosi es atau gletser disebut dengan morena. Bentang alam hasil dari eksharasi adalah fyord atau wilayah pantai yang menjorok ke darat, sekelilingnya ada tebing curam dan terbentuk karena erosi es/gletser saat jaman es.

4. Deflasi/Korosi

Deflasi atau korosi disebut juga dengan erosi angin. Erosi ini terjadinya kebanyakan di daerah gurun. Pengikisan pasir oleh angin dan membuat pasir itu mengendap akan membentuk bukit pasir. Angin pun akan mengikis bebatuan yang ia lewati. Hasil dari deflasi adalah tanah loess yang terdapat di daerah Cina Utara. Ini hasil deflasi yang berasal dari gurun Gobi.

Berdasarkan kecepatannya dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

  • Erosi tanah
    Adalah proses pengikisan/hancurnya batuan atau tanah terjadi lebih cepat dibandingkan dengan proses terbentuknya. Banyak mengakibatkan kerusakan lahan karena erosi tanah ini kebanyakan tidak hanya disebabkan alam saja, melainkan juga campur tangan manusia yang mengelola lahan tanpa peduli kelestarian alam.
  • Erosi geologi
    Adalah proses pengikisan/hancurnya batuan atau tanah seimbang dengan proses terbentuknya. Kebanyakan erosi ini tidak menimbulkan rusaknya lahan dan lingkungan.

Kesimpulannya perbedaan abrasi dan erosi adalah daerah yang mengalami pengikisan dan penyebab terkikis daerah tersebut. Sementara erosi terjadi pada batuan atau tanah (Padatan) dan pengikisan disebabkan oleh air, angin, atau es. Abrasi terjadi pada wilayah pesisir dan pengikisan disebabkan oleh gelombang air laut.

Perbesar

Erosi di Gampong Alue Keumang, Kecamatan Panteu Ceureumen, Aceh Barat (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Erosi adalah proses alami pengikiran tanah lapisan atas oleh air, angin atau es. Erosi berasal dari bahasa latin erosionem yang berarti menggerogoti. Secara ilmiah, erosi adalah pengikisan material permukaan tanah secara bertahap, terutama batuan, endapan (sedimen), dan tanah akibat air, angin atau es.

Erosi juga dapat diartikan pengangkutan material yang terkikis dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari puncak gunung ke lembah terdekat atau dari bagian hulu sungai ke bagian hilir. Erosi dapat terjadi secara almi maupun perbuatan dari manusia.

Proses erosi melibatkan tiga peristiwa secara berurutan, yaitu pengelupasan, pengangkutan, dan pengendapan. Saat semua yang ada di alam masih berjalan seimbang, erosi secara alami biasanya tidak sampai menimbulkan bencana, kecuali dalam kasus-kasus ekstrem. Sebab, partikel tanah yang terangkut seimbang dengan banyaknya tanah yang terbentuk. Namun, berbeda kondisi di mana saat manusia mulai merusak alam, maka proses erosi akan menimbulkan banyak kerugian. Lapisan atas tanah menjadi lebih tipis. Akibatnya, lebih banyak lapisan tanah ikut hanyut bersama dengan air.

Berikut ini ulasan mengenai pengertian erosi menurut para ahli, penyebab, jenis-jenis, hingga dampaknya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (10/10/2021).

Perbesar

Petugas pemadam kebakaran mengamati lubang besar (sinkhole) di wilayah Brooklyn, New York, Selasa (4/8/2015). Lubang yang terbentuk di persimpangan pemukiman Sunset Park itu disebabkan erosi dan merusak pipa air serta aspal jalan. (AFP/Kena Betancur)

Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KKBI), erosi adalah sebuah kondisi pengikisian permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda-beda seperti air mengalir, es, angin, dan gelombang atau arus. Namun, ada beberapa pendapat lain mengenai pengertian erosi dari para ahli berikut ini:

Encyclopaedia Britannica

Dikutip dari situs Encyclopaedia Britannica, erosi adalah pemindahan material permukaan dari kerak bumi terutama puing-puing tanah dan batu dan pengangkutan material yang terkikis oleh agen alami (seperti air atau angin) dari titik pemindahan.

Sitanala Arsyad

Menurut Arsyad, erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah terkikis dan terangkut kemudian diendapkan di tempat lain.

Suripin

Menurut Suripin, menerangkan bahwa erosi adalah proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Proses erosi ini dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah, daya dukung tanah dan kualitas lingkungan hidup.

Sarwono Hardjowigeno

Menurut Hardjowigeno, menjelaskan bahwa erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, sungai atau gravitasi.

AG Kartasapoetra dan MM Sutedjo

Menurut Kartasapoetra dan Sutedjo, menjelaskan bahwa erosi adalah proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin. Desakan ini bisa berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan atau perbuatan manusia.

Perbesar

ilustrasi hujan. (Liputan6)

Berikut ini ada beberapa penyebab erosi tanah, diantaranya:

a. Faktor Iklim

Penyebab erosi tanah yang pertama adalah karena faktor iklim. Intensitas curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan erosi. Hal ini karena buliran hujan yang jatuh ke tanah menyebabkan agregat tanah pecah dan menghasilkan energi kinetik yang besar. Terlebih jika curah hujan lebat dan terjadi dalam waktu singkat. Kemungkinan terjadinya erosi semakin meningkat.

b. Topografi

Faktor erosi tanah yang selanjutnya karena topografi. Unsur topografi juga ikut memengaruhi terjadinya erosi karena berkaitan dengan kemiringan lereng dan panjang lereng. Semakin besar kemiringan lereng, maka intensitas erosi air akan semakin tinggi.

c. Vegetasi

Faktor erosi tanah yang berikutnya adalah karena vegetasi. Vegetasi adalah lapisan pelindung antara atmosfer dan tanah. Vegetasi yang baik berupa rumput tebal atau hitam rimba akan mengurangi pengaruh hujan dan topografi terhadap erosi. Sebaliknya, penebangan hutan akan merusak lapisan permukaan dan menyebabkan erosi.

d. Tanah

Tanah menjadi faktor penyebab berikutnya. Kerusakan pada tanah atau tempat terjadinya erosi bisa dikarenakan oleh sifat kimia dan fisika tanah seperti kehilangan unsur hara, bahan organik, meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah, hingga menurunnya kapasitas tanah saat menahan air.

e. Manusia

Kegiatan manusia yang menyebabkan erosi adalah penggundulan hutan, mengubah lahan pertanian untuk pemukiman, terasering, hingga penggunaan pupuk yang berpengaruh pada struktur tanah. 

Perbesar

Kondisi sisa tanggul yang mengalami abrasi akibat terjangan ombak pasang di Karanghawu, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Minggu (29/7). Gelombang pasang selama beberapa hari ini menyebabkan puluhan bangunan hancur. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Berikut ini ada beberapa jenis-jenis erosi tanah, diantaranya :

1. Erosi Air atau Ablasi

Pengikisan ini terjadi karena adanya pengaruh dari air sungai dan hujan. Intensitas dan curah hujan yang tinggi akan semakin meningkatkan peluang terjadinya ablasi. Setidaknya ada empat jenis ablasi yang bisa terjadi.

a. Erosi percik

Yaitu disebabkan oleh air hujan yang jatuh ke dalam tanah dan menghanyutkan tanah tersebut.

b. Erosi lembar

Yaitu terjadi di tanah pada daerah lereng gunung. Lapisan bagian atas tanah akan hanyut bersama air hujan.

c. Erosi alur

Yaitu pengikisan pada tanah yang sudah berlangsung dan menyebabkan terbentuknya alur yang nantinya menjadi tempat air mengalir.

d. Erosi parit

Yaitu pengikisan yang terjadi ketika alur yang terbentuk sudah memiliki kedalaman lebih dari 0,3 meter.

2. Erosi korasi atau Deflasi

Deflasi merupakan pengikisan yang disebabkan oleh angin. Biasanya terjadi di daerah gurun. Angin di tempat tersebut akan menyebabkan pasir berpindah ke tempat lain secara konstan.

3. Abrasi

Abrasi adalah pengikisan yang terjadi di daerah pantai. Pengikisan tersebut terjadi karena adanya gelombang laut dan arus laut yang merusak.

4. Eksarasi

Yaitu pengikisan yang disebabkan oleh adanya gerakan es yang mencair. Pencairan ini membuat bebatuan ikut bergerak ke bawah kemudian mengendap. Hasil dari pengikisan tersebut dikenal dengan nama fjord. Kejadian ini biasanya ada di pegunungan bersalju.

Perbesar

Bagian belakang rumah warga tergerus erosi (Ist)

Berikut ini dampak erosi tanah bagi kehidupan dibagi manjadidua, yaitu.

Dampak erosi di tempat terjadinya (on-site) antara lain:

1. Kehilangan unsur hara dan kerusakan struktur tanah.

2. Kemerosotan produktivitas tanah atau bahkan menjadi tidak dapat dipergunakan untuk berproduksi.

3. Kerusakan bangunan konservasi dan bangunan lainnya.

4. Pemiskinan petani.

Dampk erosi di luar tempat kejadian (off-site) antara lain:

1. Pelumpuran dan pendangkalan waduk, sungai, saluran dan badan air lainnya.

2. Tertimbunnya lahan pertanian, jalan, dan bangunan lainnya.

3. Hilangnya mata air dan memburuknya kualitas air.

4. Kerusakan ekosistem perairan.

5. Kehilangan nyawa dan harta akibat banjir.

6. Meningkatnya frekuensi dan masa kekeringan.

7. Kerugian akibat memendeknya umur waduk.

8. Meningkatnya frekuensi dan besarnya banjir.

Perbesar

Terasering Panyaweuyan, Argapura, Majalengka, Jawa Barat. (holid.aljaber/Instagram)

Peristiwa ini dapat dicegah dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara mencegah erosi, diantaranya :

1. Konservasi Tanah

Cara pertama yang bisa dilakukan yakni dengan melakukan konservasi tanah. Upaya ini dilakukan untuk mencegah dan menghambat terjadinya pengikisan tanah. Pemilihan vegetasi yang tepat menjadi kunci suksesnya upaya konservasi. Pastikan menggunakan vegetasi yang memiliki kemampuan untuk bertahan pada berbagai kondisi cekaman.

2. Terasering

Cara mencegah erosi yang berikutnya adalah dengan melakukan terasering. Sistem terasering yang biasanya dijumpai pada lahan pertanian di dataran tinggi. Terasering ini sebenarnya memiliki peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga agar air hujan tidak langsung mengalir ke bawah dan menyebabkan pengikisan. Dengan lahan berbentuk teras, maka tanah akan lebih stabil dan tanaman juga tumbuh lebih baik.

3. Countor Farming

Upaya selanjutnya untuk mencegah terjadinya pengikisan tanah yaitu dengan countor farming atau penanaman berdasarkan garis kontur. Cara becocok tanamn seperti ini akan membuat akar tanaman lebih kuat, sehingga bisa menahan tanah agar tidak mudah terkikis saat hujan deras.

4. Reboisasi

Cara mencegah erosi yang berikutnya yaitu dengan reboisasi atau penanaman kembali hutan yang telah gundul. Cara ini sangat penting untuk dilakukan sebab pohon di hutan merupakan penghasil oksigen sekaligus penahan air. Dengan ekosistem hutan yang terjaga maka bercana alam lain seperti banjir juga bisa dicegah.

Lanjutkan Membaca ↓

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA