Orang yang suka memanfaatkan orang lain disebut

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Karena itulah manusia saling membutuhkan satu sama lain. Dan sebagai seorang yang baik, sudah sepatutnya kita menolong orang yang kesusahan.

Hanya saja, jangan sampai niat baik kita malah dimanfaatkan orang lain. Demi menolong orang lain, kamu sampai mengesampingkan kepentingan dirimu sendiri. Orang lain bahagia, tapi malah kamu yang sengsara.

Supaya kamu nggak terus dimanfaatkan orang lain, di bawah ini beberapa tips yang bisa kamu praktikkan.

1. Jangan selalu berkata “iya”

Saat seseorang minta pertolongan, mungkin awalnya mereka merasa nggak enak. Tapi lama-lama jadi ketergantungan dan selalu mengandalkanmu.

Karena itu, kamu sekali-kali harus menolak. Untuk menyadarkan mereka bahwa waktumu itu berharga dan bukan milik mereka.

2. Luangkan waktu untuk dirimu sendiri

Jangan sampai saking sibuknya menolong atau menerima ajakan orang lain, kamu sampai lupa meluangkan waktu untuk dirimu sendiri. Padahal kamu pun perlu waktu untuk istirahat dan memulihkan diri. Hal tersebut sebagai wujud respek terhadap diri kamu sendiri.

3. Berikan alasan masuk akal saat menolak permintaan seseorang

Salah satu penyebab seseorang mudah dimanfaatkan orang lain karena sifatnya yang tidak enakan. Mudah merasa bersalah saat harus menolak permintaan seseorang.

Nah, kamu harus berani untuk berkata “tidak” ketika kamu memang tidak bisa. Dan kemukakan alasanmu yang masuk akal supaya kamu nggak merasa bersalah sudah melakukan penolakan.

4. Jika menyangkut urusan pekerjaan, maka selalu berpegang pada job desc

Sesekali membantu rekan kerja melakukan tugasnya sih memang harus. Tapi jika kamu melakukannya terlalu sering, akan membuka peluang orang lain memanfaatkan kebaikan dirimu.

Supaya rekan kerja tidak semena-mena, jadikan job desc sebagai acuan. Kamu nggak perlu merasa tidak enak, karena job desc sudah sesuai dengan ketentuan bersama.

5. Jaga jarak

Jika orang yang sering memanfaatkanmu tidak juga sadar, sebaiknya kamu mulai jaga jarak. Untuk apa berhubungan dengan orang yang egois dan hanya membuatmu tidak nyaman.

Sebagai manusia, kita memang diharuskan menjadi orang baik. Tapi kebaikan itu, tetaplah harus realistis. Jika yang kamu lakukan malah dimanfaatkan, maka jangan ragu untuk tinggalkan.

Dalam lingkaran pertemanan dan lingkungan di mana pun Anda berada terkadang sulit untuk menemukan orang yang tulus. Tulus dalam artian berteman tanpa ada maksud dan tujuan apa pun selain karena kecocokan di antara masing-masing.

Pasalnya, di antara orang-orang yang memang tulus berteman dengan Anda, ada beberapa orang yang mungkin memanfaatkan diri Anda untuk kepentingannya semata. Jangan sampai Anda terjebak dalam lingkaran orang yang seperti ini. Yuk kenali ciri-ciri saat Anda sedang dimanfaatkan orang lain.

Ciri-ciri Anda sedang dimanfaatkan orang lain

Berikut ini berbagai ciri atau tanda yang menjadi penanda bahwa Anda sedang dimanfaatkan orang lain.

1. Memulai percakapan hanya saat butuh sesuatu

Coba perhatikan, seberapa sering Anda diberikan kesempatan bicara atau diajak untuk berbincang-bincang santai oleh rekan kantor atau pun teman sepermainan? Jika ternyata jawabannya hampir tidak pernah atau jarang sekali maka Anda perlu mulai waspada.

Jika Anda menyadari bahwa teman Anda ternyata hanya menghubungi atau berbicara dengan Anda hanya di saat ia membutuhkan bantuan tandanya Anda tidak dihargai sebagai teman. Bahkan bisa jadi, Anda sedang dimanfaatkan.

Apakah nama Anda selalu diikutsertakan ke dalam rencana yang telah dibuat oleh rekan-rekan Anda? Apakah pendapat Anda selalu didengarkan? Jika tidak, mungkin mereka tidak begitu memedulikan keberadaan Anda.

Namun dalam kehidupan sehari-hari Anda selalu menjadi orang yang paling direpotkan dan diberi tanggung jawab besar ketika yang lainnya bahkan hanya bersantai ria.

Jika Anda merasa bahwa rekan-rekan Anda bersikap baik hanya karena membutuhkan tenaga atau ide Anda, pikirkan ulang untuk tetap berada dalam kondisi diam tanpa bersikap apa pun.

3. Tidak memprioritaskan diri sendiri

Dikutip dari Huffington Post, orang yang sering dimanfaatkan adalah orang yang selalu ingin membuat orang lain senang tanpa memikirkan dirinya. Sekarang coba Anda pikirkan, apakah Anda termasuk orang yang demikian?

Misalnya, Anda rela menjemput teman di siang yang terik padahal Anda sendiri sedang beristirahat dan teman Anda hanya menghubungi saat ia membutuhkan bantuan.

Jika iya, tandanya Anda sedang dalam hubungan tidak sehat. Pasalnya, Anda rela memprioritaskan orang lain yang bahkan Anda sadari bahwa ia hanya menghubungi jika mengalami kesulitan saja.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber

BincangSyariah.Com – Islam tidak hanya meminta umatnya untuk berbuat kebaikan. Lebih dari itu seorang muslim diminta untuk berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Tak heran jika kita sering mendapati mental seseorang yang selalu berlomba-lomba menebar kebaikan dalam hidupnya, entah kebaikannya dalam bentuk sedekah, senyum, ibadah, atau kebaikan-kebaikan lainnya. Mental yang terlatih dengan demikian akan membuahkan warna yang teratur, optimisme, serta kesungguhan dan senantiasa menyegerakan segala sesuatu yang berurusan dengan Allah atau syariat-Nya. (Baca: Doa Agar Dimudahkan Berbuat Baik)

Namun ada yang salah jika kita mengambil manfaat dari orang lain untuk kepentingan pribadi. Yang demikian disebut oleh al Ghazali sebagai salahs satu bentuk akhlak yang tidak baik. Sebagaimana penjelasan beliau dalam kitab Ayyuhal Walad:

وحسن الخلق مع الناس ألا تحمل الناس على مراد نفسك بل تخمل نفسك على مرادهم مالم يخالفوا الشرع

Akhlak baik kepada orang lain itu adalah tidak memanfaatkan mereka untuk kepentinganmu, namun manfaatkanlah dirimu untuk kepentingan mereka, selagi tidak melanggar ajaran agama.

Abu Hamid al Ghazali dalam Ayyuhal walad:

Jika memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadi adalah merupakan akhlak yang tidak baik, maka baiknya adalah tidak memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadi. Alangkah indahnya jika bisa memberikan manfaat secara pribadi kepada orang lain daripada sebaliknya.  Jika kita berhasil menjadi pribadi yang bisa bermanfaat untuk orang lain, maka kita pun termasuk dalam kategori yang disebutkan Rasulullah dalam hadis di bawah ini:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ, ةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

“Barang siapa yang memudahkan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).

Tidak hanya tersebut sebagai akhlak yang baik, namun jika kita memiliki asuransi pertolongan Allah ketika kita berhasil masuk dalam kategori manusia yang mau membantu dan bermanfaat untuk orang lain. Banyak persoalan hidup yang kadang rasanya tak mungkin bisa dipecahkan, namun semuanya akan mudah dan baik-baik saja ketika hadir pertolongan Allah. Yang demikian tidak hanya urusan dunia, melainkan juga akhirat. Masih kurang menarik ganjaran yang luar biasa tersebut untuk mendorong kita menjadi pribadi yang banyak memberikan manfaat dan membantu orang lain? (Baca: Ini Akhlak Mulia Nabi Muhammad yang Disebutkan dalam Kitab Taurat)

Dengan disebutkannya akhlak yang baik adalah sikap manusia yang tidak memanfaatkan orang lain untuk urusan pribadi, maka menjadi pribadi baik yang berhiaskan akhlak yang baik adalah manusia yang tidak memanfaatkan orang lain untuk kepentigan pribadi. Jikalau bisa dan berkenan, baliklah keadaan dengan kita yang memberikan manfat untuk orang lain. Tidak baik untuk orang lain saja, melainkan dengan sikap yang demikian menjadikan kita mendapatkan jaminan pertolongan Allah, pertolongan yang terbaik di dunia dan akhirat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA