Mengapa politik Mercusuar bertentangan dengan politik luar negeri bebas aktif

Dhafi Jawab

Cari Jawaban dari Soal Pertanyaan mu, Dengan Mudah di jwb4.dhafi.link Dengan Sangat Akurat. >>



Klik Disini Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by ### on Mon, 22 Aug 2022 05:34:45 +0700 with category Sejarah

#

Karena untuk menunjukkan kemajuan Indonesia ke dunia.

Penjelasan:

Penyimpangan politik luar negeri yang dilakukan presiden Soekarno pada masa Demokrasi Ter pimpin adalah dengan melakukan kebijakan diplomatik yang dekat dengan negara-negara Komunis dan bertentangan dengan asas "bebas aktif", seperti:

  1. Keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa
  2. Menyelenggarakan GANEFO
  3. Mendirikan CONEFO
  4. Melakukan politik mercusuar
  5. Membentuk Poros Jakarta Peiking Pyongyang Moscow

==============================

Detail Jawaban:

Kelas: IX

Mata pelajaran: Sejarah

Materi: Demokrasi Terpimpin

Kata kunci: Ganefo, Conefo

Baca Juga: Jika persamaan (m +2 )x² + 2mx +(m – 1) = 0 mempunyai dua akar kembar,maka m=...


Apa itu jwb4.dhafi.link?

jwb4.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Dalam sejarah demokrasi pemerintahan Indonesia, sistem demokrasi terpimpin pernah diterapakn oleh presiden terdahulu yakni Ir. Soekarno pada tahun 1959 – 1965. Demokrasi terpimpin di artikan sebagai sistem yang seluruh keputusan dan pemikiran dipusatkan pada pemimpin dari negara yakni Presiden Soekarno itu sendiri. Kondisi penerapan demokrasi terpimpin tersebut menyebabkan banyak dampak penyimpangan pada UUD 1945 dan Pancasila termasuk juga politik luar negeri Indonesia. Berikut beberapa penyimpangan politik luar negeri pada masa demokrasi terpimpin yang harus dipahami.

  1. Pembagian kekuatan politik dunia menjadi dua

Keputusan yang terpusat dari presiden Soekarno sangat menentukan arah politik bangsa Indonesia di dunia internasional saat itu dengan maksud dan tujuan demokrasi terpimpin diterapkan. Salah satu keputusan yang dianggap menyimpang adalah pembagian kekuatan politik dunia menjadi dua yakni Nego (New Emerging Forces) untuk negara negara yang menentang kapitalisme dan imperialisme, serta Oldefo (Old Estabilished Forces) untuk negara lama yang menerapkan dua paham kapitalisme dan imperialime yang ditentang negara negara baru.

  1. Pembentukan poros Jakarta – Peking

Poros Jakarta sebagai ibu kota di Indonesia dan Peking atau beijing yang merupakan ibu kota Republik Rakyat China. Poros tersebut menandakan adanya kerjasama antara Indonesia dan Republik Rakyat China. Menjadi sebuah penyimpangan politik karena Tiongkok merupakan negara komunis. Indonesia menjadi negara yang pertama kali berhubungan secara erat dengan Tiongkok pada tahun 1950 dan menjadi sahabat erat. Pembentukan poros Jakarta – Peking ini didasarkan karena negara Indonesia baru merdeka, adanya konfrontasi malaysia, dan perlakuan PBB yang tidak adil pada negara baru.

Politik mercusuar merupakan politik yang dijalankan oleh presiden Soekarno untuk menjadikan Negara Indonesia sebagai mercusuar bagi negara negara baru penentang kapitalisme dan imperialisme. Dengan politik mercusuarnya, ada banyak pembangunan infrastruktur ambisius yang dilakukan di Jakarta sebagai pusat pemerintahan Indonesia. Puncak dari politik luar negeri Soekarna terkait keinginannya untuk menjadikan Indonesia sebaga mercusuar adalah pelaksanaan Asian Games 1962.

  1. Indonesia keluar dari PBB

Perserikatan bangsa bangsa merupakan organisasi persatuan antar bangsa di seluruh Dunia. Dalam pidato yang bersejarah dengan judul “membangun dunia kembali” yang disampaikan oleh Presiden Soekarno pada Sidang umum PBB 1965, Indonesia memutuskan untuk keluar dari PBB akibat dari keputusan diterimanya Malaysia sebagai anggota tidak tetap dewan keamanan PBB. Sikap yang sebenarnya merugikan Indonesia tersebut merupakan salah satu bentuk penyimpangan politik luar negeri pada masa demokrasi terpimpin.

Dalam sejarahnya, Indonesia dan Malaysia pernah saling berkonfrontasi. Keadaan tersebut terjadi karena Presiden Soekarno menganggap bahwa federas Malaysia merupakan bentukan proyek neo kolonialisme imperialisme atau Nekolim yang membahayakan revolusi Indonesia. Presiden Soekarno ingin mencegah berdirinya negara Malaysia tersebut karena ancaman yang berbahaya bagi Indonesia. Konfrontasi Malaysia mungkin menjadi salah satu bentuk penyimpangan pada masa demokrasi terpimpin di Indonesia.

Dwikora atau dwi komando rakyat merupakan bentuk respon Indonesia terhadap penolakan berdirinya federasi Malaysia. Isi Dwikora tersebut ada dua yakni memperkuat ketahanan revolusi Indonesia dan pengagalan pembentukan negara Neolim yang harus didukung terutama untuk rakyat yang sedang berjuang di daerah Federasi Malaysia tersebut. Setelah Dwikora, ada pembentukan komando penyerangan yang dipimpin oleh Marsekal Madya Oemar Dhani dengan nama Komado Mandala Siaga atau kolaga.

Itulah beberapa bentuk penyimpangan politik luar negeri pada masa demokrasi terpimpin selama masa pemerintahan Presiden Soekarno. Sejauh ini memang banyak disadari ada kelebihan dan kekurangan demokrasi terpimpin di Indonesia yang diterapkan pada saat itu.

Lihat Foto

kemdikbud.go.id

Demokrasi Terpimpin

KOMPAS.com - Pada tahun 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno menerapkan sistem pemerintahan Demokrasi Terpimpin di Indonesia.

Demokrasi Terpimpin dijalankan berdasarkan Dekret Presiden Soekarno 5 Juli 1959 dan Tap MPRS No. VIII/MPRS/1965.

Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan sesuai dengan UUD 1945.

Namun, Soekarno sendiri menjelaskan bahwa Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi kekeluargaan. Maksudnya adalah demokrasi yang berlandaskan musyawarah mufakat.

Meski begitu, Soekarno pernah melakukan beberapa penyelewengan, termasuk penyimpangan politik luar negeri.

Berikut ini penyimpangan kebijakan politik luar negeri yang pernah terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin.

Baca juga: Kegagalan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin

Proyek Mercusuar

Awal dimulainya Proyek Mercusuar yaitu saat Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games tahun 1962.

Mengetahui hal itu, Presiden Soekarno ingin mengagung-agungkan kemegahan Indonesia di mata dunia luar.

Untuk itu, melalui Proyek Mercusuar, Presiden Soekarno menjalankan enam proyek pembangunan, yakni:

  1. Stadion Gelora Bung Karno
  2. Hotel Indonesia
  3. Jembatan Semanggi
  4. Monumen Selamat Datang
  5. Monas
  6. Gedung DPR/MPR

Semua proyek ini membuat beban anggaran melonjak tajam hingga terjadi krisis ekonomi di Indonesia.

Baca juga: Proyek Mercusuar Soekarno

Presiden Soekarno membuat Poros Jakarta-Peking tahun 1964 untuk menjalin kerjasama antara Indonesia dengan Tiongkok.

Hal ini dilakukan supaya Indonesia menjadi negara yang besar dan terhormat. Namun, langkah ini dianggap sebagai sebuah penyimpangan politik karena Tiongkok merupakan negara komunis.

Beberapa faktor yang membuat Presiden Soekarno membuat Poros Jakarta-Peking adalah:

  • Terjadi Konfrontasi dengan Malaysia yang membuat Indonesia membutuhkan bantuan dari negara militer hingga logistik
  • Indonesia yang baru saja merdeka membutuhkan banyak bantuan modal asing

Konfrontasi Indonesia-Malaysia

Antara tahun 1962-1966, terjadi sengketa wilayah antara Indonesia dengan Malaysia terkait penggabungan wilayah Sabah, Brunie, dan Sarawak.

Untuk menyelesaikan masalah ini, Indonesia mengupayakan diplomasi dengan Malaysia.

Baca juga: Konfrontasi Indonesia-Malaysia: Penyebab, Perkembangan, dan Akhirnya

Sejak tanggal 7 hingga 11 Juni 1963, diadakan pertemuan Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri di Manila, Filipina, antara Indonesia dengan Malaysia dan Filipina.

Hasil dari pertemuan ini adalah Filipina dan Indonesia sebenarnya menyetujui pembentukan Negara Federasi Malaysia apabila dilakukan referendum yang diorganisasi PBB.

Namun, Malaysia justru melanggar kesepakatan dan membuat Indonesia murka hingga memutuskan hubungan diplomatik dengan negara tersebut.

Operasi Dwikora

Keluarnya perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) didasari oleh peristiwa Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia.

Pada saat itu, tengah terjadi demonstrasi besar-besaran di Kuala Lumpur, di mana para demonstran menyerbu kantor Kedutaan Besar RI pada 17 September 1963.

Mereka merobek foto-foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan PM Tuanku Abdul Rahman dan diinjak-injak.

Aksi itu lantas membuat Soekarno marah, sehingga ia melancarkan aksi Ganyang Malaysia.

Baca juga: Kabinet Dwikora I, II, dan III: Susunan, Kebijakan, Kejatuhan

Kemudian, pada 3 Mei 1964, dalam rapat di Jakarta, Presiden Soekarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora).

Isi Dwikora adalah:

  • Pertinggi ketahanan Revolusi Indonesia
  • Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak, dan Sabah, untuk melumpuhkan Malaysia.

Keluar dari PBB

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) merupakan organisasi persatuan antarbangsa di seluruh dunia.

Dalam pidatonya di depan Sidang Umum PBB pada 1965 dengan judul "Membangun Dunia Kembali", Presiden Soekarno menyatakan Indonesia keluar dari PBB.

Baca juga: Pengakuan PBB terhadap Kemerdekaan Indonesia

Penyebab utamanya adalah diterimanya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Keluarnya Indonesia dari PBB kemudian dinyatakan secara resmi oleh Menteri Luar Negeri Subandrio.

Sikap ini merupakan salah satu bentuk penyimpangan politik luar negeri pada masa Demokrasi Terpimpin.

Pasalnya, keputusan untuk keluar dari PBB membuat Indonesia semakin terkucil dari pergaulan internasional dan sangat merugikan negara.

Referensi: 

  • Heuken, Adolf. (2008). Medan Merdeka, Jantung Ibukota RI. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA