Mengapa kondisi paru-paru bukan perokok seperti itu

Paru-paru sehat memiliki rentang warna dari merah muda hingga abu-abu gelap dengan bintik-bintik tambalan di permukaannya. Sementara paru-paru perokok biasanya berwarna kehitaman.

Selain menghitam, ada partikel-partikel cokelat yang terlihat dengan ruang udara yang membesar.

Ketika Anda menghirup asap rokok, ada ribuan partikel kecil berbahan karbon yang dihirup. Tubuh memiliki cara khusus untuk mengeluarkan partikel-partikel ini.

Setelah seseorang menghirup asap rokok, tubuh akan menyadari bahwa ada partikel beracun yang menyerbu. Hal ini membuat sel-sel penyebab peradangan bergerak ke tempat di mana partikel ini berasal.

Salah satu jenis sel darah putih yang disebut makrofag kemudian memakan partikel jahat dalam asap rokok.

Namun, karena partikel dalam asap rokok bisa merusak sel-sel makrofag, tubuh menutupnya dalam sebuah ruang pada sel dan disimpan sebagai limbah beracun.

Semakin banyak makrofag yang menumpuk di paru-paru dan kelenjar getah bening dalam dada, akan semakin gelap warna paru-paru seseorang.

Itu sebabnya, semakin banyak dan sering seseorang mengisap rokok, semakin hitam juga paru-parunya.

Bagaimana cara membersihkan paru-paru bagi perokok?

Paru-paru adalah organ yang dapat membersihkan dirinya sendiri setelah tidak lagi terpapar polutan.

Namun, kabar baiknya, ada beberapa cara yang dapat membantu Anda membersihkannya.

American Lung Association memaparkan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membersihkan paru-paru perokok.

Berhenti merokok

Ini merupakan cara paling efektif yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kerusakan paru-paru.

Tak berpengaruh apakah Anda baru merokok selama tiga hari atau 30 tahun, berhenti merokok merupakan langkah pertama untuk mendapatkan paru-paru yang lebih sehat.

Anda bisa melakukan cara alami untuk berhenti merokok, minum obat-obatan untuk berhenti merokok, mengikuti terapi berhenti merokok, mengikuti terapi pengganti nikotin, serta menjalani terapi hipnotis.

Perbaiki pola makan

Memperbaiki asupan yang masuk ke dalam tubuh Anda juga dapat membantu membersihkan paru-paru, khususnya bagi Anda yang mengidap penyakit kronis.

Makanan kaya antioksidan dapat menjadi pilihan untuk Anda. Tak hanya itu, makanan dengan kandungan vitamin dan nutrisi penting lainnya juga mampu menjaga kesehatan fisik dan mental Anda.

Olahraga teratur

Anda perlu memasukkan olahraga sebagai kegiatan rutin, meskipun Anda mengalami penyakit kronis.

Lakukan olahraga dengan jenis dan jumlah yang tepat untuk Anda. Pastikan untuk bertanya kepada dokter terlebih dahulu sebelum menetapkan rutinitas olahraga.

Perbaiki kualitas udara

Kualitas udara merupakan faktor penting dalam kesehatan paru-paru. Oleh karena itu, bersihkan lingkungan sekitar Anda secara berkala demi mendapatkan kualitas udara terbaik.

Menjaga kesehatan paru-paru penting dilakukan untuk menjalani kehidupan yang lebih berkualitas. Jauhkan rokok secepatnya dan jangan ragu meminta bantuan jika Anda mengalami kesulitan.

Suara.com - Paru termasuk salah satu organ terpenting dalam tubuh karena menjadi tempat pertukaran udara. Oleh sebab itu, kondisi paru yang tidak sehat tentu akan mempengaruhi kualitas oksigen dalam tubuh, hingga akhirnya akan mengganggu kerja organ lain.

Untuk mengetahui apakah kondisi paru sehat atau tidak, diperlukan pemeriksaan melalui rontgen thorax. Pada hasil foto akan terlihat gambar hitam putih yang membentuk paru.

Dokter spesialis paru dr. Sita Laksmi Andarini, PhD. Sp. P., menjelaskan kondisi paru yang sehat, jika dianalogikan seperti langit, ia akan terlihat biru cerah tanpa penghalang awan putih maupun bayangan lainnya.

Akan berbeda hasilnya pada paru yang sakit, terutama jika terinfeksi Covid-19, maupun pada perokok aktif.

Baca Juga: Saturasi Oksigen Baik Meski Ada Kerusakan Paru Seperti Deddy Corbuzier, Ini Kata Dokter

"Kalau Covid-19 gambarannya langit biru dengan gambaran bercak awan putih. Kalau paru kita bersih, langit biru tanpa awan, bersih," jelas dokter Sita dalam webinar LungTalk, Minggu (22/8/2021).

Berbeda lagi dengan kondisi paru pada pasien kanker paru. Dokter Sita menganalogikannya seperti langit yang tertutup bayangan lampu dan menghalangi pandangan. Penghalang itu bisa menutupi organ paru hingga dua per tiga bagian.

Apabila pasien kanker paru juga terinfeksi Covid-19, maka hasil thorax akan menunjukan gabungan kedua hal tersebut.

"Satu nodul akan tertutup, tetapi di pinggir-pinggirnya mungkin ada gambar berawan dan itu hanya bisa kita lihat dengan biopsi, kalau sudah kanker paru mendapatkan covid," ucapnya.

Dokter Mia menyampaikan, meski hasil foto thorax mungkin telah menunjukkan adanya bercak putih atau bayangan hitam tertentu, seseorang belum tentu merasakan gejala apapun.

Baca Juga: Sempat Dikira Long Covid-19, Ternyata Wanita Ini Idap Kanker Paru-paru!

Hal itu lantaran paru termasuk organ yang luas. Bahkan jika dibuka bisa menyerupai luas lapangan sepakbola. Karena itu, jika baru sedikit gangguan pada paru, misalnya karena asap rokok, virus, maupun sel kanker, umumnya gejala timbul lebih lambat.

Perbedaan antara paru-paru perokok dan bukan perokok

TRIBUNJOGJA.com - Sebuah akun Facebook seorang perawat dengan nama akun Amanda Eller membagikan sebuah video yang cukup mengerikan.

Video itu menunjukkan dua paru-paru.

Satu berwarna hitam pekat dan yang satunya lagi berwarna merah cerah.

(Gulir ke bawah untuk melihat videonya)

Paru-paru berwarna hitam menunjukkan paru-paru milik perokok yang telah merokok selama 20 tahun dan sehari bisa menghabiskan 1 pak rokok.

Baca juga:

Inilah Lima Bahan Alami yang Ampuh Membersihkan Paru-paru Perokok

Efek Buruk Rokok Lebih Mengerikan untuk Perokok Remaja

Ngeri! Perokok Bakal Ketakutan Nonton Video Efek Rokok Pada Paru-paru Ini

Sementara paru-paru berwarna merah adalah paru-paru dari orang yang tidak pernah merokok seumur hidupnya.

Halaman selanjutnya arrow_forward

Tags:

Perbedaan Paru-paru Perokok dan Bukan Perokok

07 Desember 2016

Sudah bukan rahasia lagi, mereka yang merokok sering dihubungkan dengan kanker paru-paru, tapi para peneliti ternyata menemukan bahwa mereka yang bukan perokok bisa lebih berisiko terkena kanker paru-paru. Walaupun kanker paru-paru sering dihubungkan dengan perilaku merokok, menurut American Cancer Society, 20% yang meninggal karena penyakit kanker paru-paru di negara Amerika Serikat tiap tahunnya tak pernah menyentuh produk tembakau sama sekali. Kenapa mereka yang bukan perokok bisa terkena kanker paru-paru? Ini beberapa alasannya.

Gaya Hidup

Walaupun mereka yang bukan perokok secara signifikan menurun dalam hal risiko terkena penyakit kanker paru-paru, tanpa mereka sadari mereka bisa meningkatkan risiko karena gaya hidup yang mereka jalani. Contoh, terlalu sering menghabiskan banyak waktu di daerah yang membuat mereka terpapar asap rokok. Hal inilah yang bisa meningkatkan risiko itu. Selain itu, penelitian American Cancer Society juga mengungkapkan dengan memakan makanan yang sehat, seperti buah dan sayuran, bisa melindungi diri kita dari kanker paru-paru, baik itu pada mereka yang merokok dan mereka yang bukan perokok.

Lingkungan

Faktor lingkungan ternyata memegang peran utama dalam meningkatkan risiko kanker paru-paru. Berdasarkan info dari U.S Envrionmental Protection Agency, gas radon merupakan penyebab utama kanker paru-paru pada mereka yang bukan perokok. Gas Radon tersebut tidak punya warna, tidak berbau dan terbentuk secara alami dari peluruhan unsur-unsur radiokatif, seperti uranium. Berdasrkan penelitian oleh American Cancer Story, kita bisa terkena gas radon di rumah atau di bangungan yang sedang dalam proses pembangunan di atas permukaan tanah atau bebatuan yang mengandung radioaktif yang tinggi. Gas radon yang dilepaskan oleh permukaan tanah atau bebatuan tersebut bisa masuk ke dalam ruangan melalui retakan di dinding atau pondasinya. Karena itulah mereka yang sering berada di dalam ruang bawah tanah atau yang tinggal di tingkat terendah dari bangunan bisa memiliki risiko paling besar terpapar gas radon.

Genetika

Beberapa orang dikeahui memiliki kecenderungan genetik penyakit kanker paru-paru. Berdasarkan info dari The American Cancer Story, beberapa mutasi genetik tertentu sebenarnya lebih sering terjadi pada para pasien kanker paru-paru yang bukan perokok dibandingkan pada pasien yang memang perokok. Cancer Treatment Centers of America menemukan, mereka yang punya keluarga dekat yang menderita kanker paru-paru, baik yang perokok maupun yang bukan perokok, memiliki kemungkinan lebih besar mengembangkan penyakit kanker paru-paru ini.

Sumber: //nationalgeographic.co.id/berita/2016/11/tiga-alasan-seorang-bukan-perokok-dapat-terkena-kanker-paru-paru

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA