Mengapa bahasa indonesia disebut dengan bahasa persatuan bangsa

Bahasa Indonesia dianggap sebagai simbol penting dalam mempersatukan keanekaragaman suku bangsa, bentuk identitas nasionalisme bangsa, dan semangat menentukan nasib sendiri untuk melepaskan diri dari kolonialisme. Artikel ini hanya menjelaskan alasan mengapa bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa persatuan. Apabila pembaca ingin membaca lebih

Apa fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan?

Kenyataan sejarah itu berarti bahwa bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan telah berfungsi secara efektif sebagai alat komunikasi antarsuku, antardaerah, dan bahkan antarbudaya.

Mengapa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia?

Fungsi pemersatu ini (kebhinekaan) sudah dicanangkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang merupakan unsur ketiga bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia, rasa kesatuan dan persatuan bangsa berbagai etnis terpuruk.

Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia?

Dalam sejarahnya, bahasa Indonesia sendiri adalah sebuah proses dari perkembangan bahasa Melayu yang menjadi bahasa lingua franca di antara keberagaman etnis, bangsa, dan latar belakang sosial yang hidup di Kepulauan Nusantara.

Apakah bahasa Indonesia termasuk bahasa nasional?

Dalam hal ini, bahasa Indonesia diketahui mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara.

Pengaturan Arus Mudik Lebaran 2022 Diklaim Sukses, Evaluasinya?

Perbesar

Bahasa Indonesia Pemersatu Bangsa (Foto: Tim infografis Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Oktober dikenal bukan hanya sebagai bulan peringatan Sumpah Pemuda. Akan tetapi, pada Oktober juga diperingati sebagai Bulan Bahasa. Seperti diketahui pada poin ketiga isi Sumpah Pemuda adalah menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.

Ternyata, bahasa Indonesia dipilih menjadi bahasa persatuan bukan tanpa alasan. Hal ini mengingat kembali sejarah Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu yang sejak abad ke-18 sudah menjadi bahasa pergaulan di Indonesia (lingua franca).

Karena dikenal luas dan mudah dipelajari, maka bahasa Melayu dipilih sebagai bahasa persatuan. Selain juga karena lebih mudah dan mudah diterima oleh semua kalangan.

Usulan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan tak lepas dari tokoh Muhammad Yamin. Namun, usulan tersebut sempat ditolak oleh Tabrani, yang meminta bahasa Melayu disebut sebagai bahasa Indonesia. Setelah hadapi debat dan diskusi panjang baru, poin ketiga isi pemuda untuk menjunjung bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia, diikrarkan pada Kongres Sumpah Pemuda II 1928. Hal ini menunjukkan bagaimana para pemimpin Indonesia yang visioner mengenai bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.

Bagaimana perbincangan mengenai sejarah bahasa Indonesia? Bagaimana peranan dan jumlah bahasa daerah di Indonesia? Bagaimana melestarikan bahasa ibu? Simak di Podcast di bawah ini bersama Editor Regional Ibo dan Editor Bahasa Fadjriah Nurdiarsih

  • Wawan Isab RubiyantoAuthor
  • Fadjriah NurdiarsihEditor
  • Yosi HendrawanEditor

TOPIK POPULER

POPULER

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10

Berita Terbaru

Berita Terkini Selengkapnya

Sumber foto: Shutterstock

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”

Begitulah kira kira isi dari Sumpah Pemuda yang dideklarasikan pada 28 Oktober 1928. Untuk memperingati hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari ini, Zenius akan membahas mengapa bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa persatuan sesuai dengan isi Sumpah Pemuda. Bicara soal isi dari Sumpah Pemuda, berarti kita berbicara tentang hasil kesimpulan dari Kongres Pemuda II yang menegaskan bahwa para pemuda dari berbagai daerah di seluruh Nusantara bersumpah untuk bersatu atas nama tanah air Indonesia, berbangsa Indonesia, dan memiliki bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.

Momentum ini seolah-olah menjadi simbol berdirinya sebuah ikatan emosional yang sakral di antara puluhan suku bangsa, dimana setiap perwakilan dari masyarakat seluruh Nusantara “melepaskan” identitas kedaerahan mereka masing-masing, untuk berjanji akan bersatu dan berjuang bersama atas nama identitas kebangsaan baru, yaitu bangsa Indonesia.

Lantas, mengapa Bahasa Indonesia (Melayu Modern) menjadi bahasa persatuan?

  1. Bahasa Melayu adalah Lingua Franca. Lingua Franca atau bisa juga disebut bridge language adalah sebuah bahasa yang secara sistematik digunakan untuk sarana komunikasi antara pihak-pihak yang tidak memiliki kesamaan bahasa. Selama ribuan tahun dari era Dinasti Sailendra, bahasa Melayu mulai menggeser bahasa Sanskerta dan menjadi Lingua Franca di Asia Tenggara, khususnya di semenanjung Malaya dan sepanjang kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu modern telah menjadi bahasa pemersatu perdagangan di hampir seluruh pelosok Nusantara selama ribuan tahun. Dalam hal ini, peran saudagar perdagangan sangatlah besar dalam persebaran bahasa Melayu dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali bahkan sampai Ambon, Ternate, dan pesisir barat Pulau Papua.

  2. Prinsip bahasa pemersatu. Walaupun bahasa Melayu adalah Lingua Franca, tapi bahasa Melayu bukanlah bahasa mayoritas penduduk Nusantara. Pada saat itu, bahasa dengan penutur terbanyak adalah bahasa Jawa, yang secara demografis digunakan oleh hampir separuh populasi. Lantas, mengapa bukan Bahasa Jawa saja yang menjadi Lingua Franca? Ini dikarenakan para perintis perjuangan Indonesia sudah menyadari, bahwa prinsip untuk mempersatukan keanekaragaman bukanlah sesederhana mengikuti mayoritas. Para konseptor Sumpah Pemuda pada saat itu lebih memilih menggunakan bahasa yang sudah meluas, yang diketahui dan digunakan dari ujung barat hingga ujung timur kepulauan Nusantara yang tanpa disadari selama ratusan tahun terakhir telah menjadi pengikat tali perdagangan antar berbagai suku bangsa di seluruh Nusantara.

  3. Prinsip egalitarian atau kesetaraan yang diperjuangkan para tokoh nasional. Dalam bahasa Jawa ada tingkatan bahasa berdasarkan kesopanan seperti Ngaka (ngoko), Madya, Krama (kromo inggil), yang memiliki perbedaan kosakata serta tata bahasa. Apabila pada saat itu bahasa Jawa yang dipilih menjadi bahasa persatuan maka akan terjadi ketimpangan. Padahal sesuai prinsip bahasa pemersatu, bahasa yang digunakan haruslah menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan. Jangan sampai, ada suku bangsa tertentu yang merasa “lebih tinggi” derajatnya daripada suku bangsa yang lain. Jangan sampai juga, ada ekslusivitas dalam penggunaan tingkatan bahasa tertentu yang berpotensi menimbulkan diskriminasi dan segmentasi sosial (kasta). Maka dari itulah, diputuskan bahasa pemersatu adalah bahasa yang diketahui dan digunakan di seluruh penjuru kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu modern atau dinamakan kembali dengan nama bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia dianggap sebagai simbol penting dalam mempersatukan keanekaragaman suku bangsa, bentuk identitas nasionalisme bangsa, dan semangat menentukan nasib sendiri untuk melepaskan diri dari kolonialisme.

Artikel ini hanya menjelaskan alasan mengapa bahasa Indonesia dipilih sebagai bahasa persatuan. Apabila pembaca ingin membaca lebih lengkap full article nya dari sejarahnya secara lebih mendalam di Zenius blog, pembaca dapat mengunjungi tautan berikut.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA