Mengapa asam urat ureum kreatinin dijadikan sebagai pemeriksaan fungsi ginjal

“Fungsi ginjal bisa dilihat melalui beberapa jenis pemeriksaan. Biasanya, pemeriksaan ini ditujukan untuk orang-orang yang mengalami kondisi tertentu seperti nyeri saat buang air kecil, hematuria, edema, tekanan darah tinggi, diabetes dan batu ginjal.”

Halodoc, Jakarta - Ginjal merupakan sepasang organ yang terletak di belakang rongga perut dan berfungsi untuk membuang zat sisa serta kelebihan cairan dari dalam darah. Selain menjaga keseimbanagn cairan, ginjal juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan kadar mineral dalam tubuh, serta membantu proses pembentukan vitamin D, hormon yang mengatur tekanan darah, dan sel darah merah. 

Seseorang harus menjalani pemeriksaan fungsi ginjal untuk memastikan ginjalnya dalam keadaan baik-baik saja. Yuk, cari tahu beberapa jenis pemeriksaan fungsi ginjal. Pemeriksaan fungsi ginjal merupakan prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik fungsi ginjal dalam bekerja. Prosedur ini juga akan mendeteksi adanya gangguan pada organ tersebut. Pada prosedur pemeriksaan ginjal ini, urine dan darah akan diambil dan diamati di laboratorium.

Indikasi Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Pemeriksaan ini disarankan pada seseorang yang diduga mengidap gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronis. Gejala pada seseorang yang mengalami kerusakan ginjal, yaitu:

  • Mengalami kesulitan dan rasa nyeri saat buang air kecil.
  • Hematuria, yaitu adanya darah pada urine.
  • Urine berbusa.
  • Meningkatnya frekuensi buang air kecil dengan kurangnya produksi urine.
  • Edema, yaitu pembengkakan pada tangan dan kaki akibat adanya penumpukan cairan.
  • Mengalami sesak napas.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Penurunan kesadaran atau pingsan.
  • Aritmia, yaitu gangguan pada detak jantung.

Selain seseorang yang mengalami kerusakan ginjal. Ada beberapa kondisi kesehatan yang diharuskan untuk menjalani pemeriksaan fungsi ginjal. Kondisi kesehatan tersebut, antara lain:

  • Penyakit jantung, yaitu kondisi ketika jantung mengalami gangguan, seperti gangguan pada pembuluh darah jantung, irama jantung, katup jantung, atau gangguan akibat bawaan lahir.
  • Diabetes.
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
  • Batu ginjal, yaitu gangguan pada saluran air kencing akibat adanya garam atau bahan kimia di dalam air kencing yang berbentuk kristal.

Jenis-Jenis Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Pemeriksaan fungsi ginjal ada yang dilakukan secara rutin, dan ada juga yang sifatnya hanya pemeriksaan tambahan. Beberapa jenis pemeriksaan fungsi ginjal, antara lain:

  • Ureum atau blood urea nitrogen (BUN), yaitu tes yang digunakan untuk menentukan kadar urea nitrogen dalam darah yang merupakan sisa zat metabolisme protein, dan zat ini seharusnya dibuang melalui ginjal.
  • Tes urine yang dilakukan untuk mengetahui adanya protein dan darah dalam urine yang menandakan adanya penurunan fungsi ginjal.
  • Glomerulo filtration rate (GFR), yaitu tes yang digunakan untuk melihat kemampuan ginjal dalam menyaring zat sisa metabolisme dalam tubuh.
  • Kreatinin darah, yaitu tes untuk menentukan kadar kreatinin dalam darah. Kreatinin merupakan zat sisa hasil pemecahan otot yang akan dibuang melalui ginjal. Kadar kreatinin yang tinggi dalam darah dapat menjadi tanda adanya gangguan pada ginjal.

Selain yang harus dilakukan secara rutin, ada beberapa tes tambahan yang harus dilakukan, seperti biopsi ginjal, tes kandungan albumin dalam darah, tes kandungan elektrolit dalam darah dan urine, dan sistoskopi atau ureteroskopi. Seseorang yang akan menjalani pemeriksaan fungsi ginjal biasanya akan diminta untuk menghentikan konsumsi obat-obatan tertentu agar hasil pemeriksaan ginjal tidak terpengaruh.

Jika kamu ingin melakukan tes ini, pastikan kamu sudah mengetahui dengan jelas apa saja tahapan-tahapan yang harus kamu jalani. Kamu bisa bertanya seputar prosedur ini dengan dokter ahli Halodoc, melalui Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download Halodoc di Google Play atau App Store!

Referensi:National Kidney Foundation. Diakses pada 2021. Tests to Measure Kidney Function, Damage and Detect Abnormalities.Healthline. Diakses pada 2021. Kidney Function Tests.National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease. Diakses pada 2021. Chronic Kidney Disease Tests & Diagnosis.

Ginjal kita, yaitu sistem penyaringan alami tubuh kita, melakukan banyak fungsi penting. Fungsi ini termasuk menghilangkan bahan ampas sisa metabolisme dari aliran darah, mengatur keseimbangan tingkat air dalam tubuh, dan menahan pH (tingkat asam-basa) pada cairan tubuh. Kurang lebih 1,5 liter darah dialirkan melalui ginjal setiap menit. Dalam ginjal, sisa senyawa kimia disaring dan dihilangkan dari tubuh (bersama dengan air berlebihan) sebagai air seni. Penyaringan ini dilakukan oleh bagian ginjal yang disebut sebagai glomeruli. Untuk informasi lebih lanjut mengenai penyakit ginjal, lihat Lembaran Informasi (LI) 651.

Banyak kerusakan dapat berpengaruh pada kemampuan ginjal kita dalam melakukan tugasnya. Beberapa dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara cepat (akut); yang lain dapat menyebabkan penurunan yang lebih lamban (kronis). Keduanya meng- hasilkan penumpukan bahan ampas yang toksik (racun) dalam darah.

Adalah sulit mengukur kerusakan ini secara langsung. Oleh karena itu, dibentuk beberapa tes laboratorium yang memberi gambaran mengenai kesehatan ginjal. Tes ini disebut sebagai tes fungsi ginjal atau faal ginjal, dan dapat membantu menentukan penyebab dan tingkat masalah ginjal. Tes dilakukan pada contoh air seni dan darah.

Bila dokter mencurigai kita mempunyai masalah atau penyakit ginjal, dia akan meminta kita melakukan tes fungsi ginjal untuk membantu diagnosis. Kemudian, tes fungsi ginjal dapat dilakukan untuk me- mantau ginjal kita, agar melihat apakah kerusakan dapat menjadi lebih berat atau pun pulih.

Kecepatan Penyaringan Glomeruli Tes ini, yang umumnya disebut sebagai GFR (glomerular filtration rate) atau LFG (laju filtrasi glomerulus), mengukur jumlah darah yang disaring oleh ginjal setiap menit. Walau GFR ini dapat diukur, prosesnya rumit dan hanya dilakukan dalam sarana penelitian.

Tes Keluaran Kreatinin

Sebagai alternatif yang lebih mudah, GFR dapat diperkirakan berdasarkan keluaran kreatinin (creatinine clearance). Tes keluaran kreatinin mengukur tingkat salah satu bahan ampas, yaitu kreatinin, “dibersihkan” dari darah oleh ginjal. Kreatinin dihasilkan dari metabolisme protein ketika otot membakar energi. Kemudian kebanyakan kreatinin disaring dari darah oleh ginjal dan dibuang dalam air seni.

Pengukuran keluaran kreatinin dilakukan dengan mengumpulkan semua air seni yang dibuang dalam 24 jam. Jumlah kreatinin yang ada dalam air seni tersebut diukur dan dibandingkan dengan jumlah kreatinin yang

beredar dalam darah. Jika jumlah kreatinin yang dikeluarkan oleh ginjal tidak cukup, tingkat kreatinin dalam air seni akan menurun. Akibatnya tingkat kreatinin dalam darah akan meningkat.

eGFR

Tes keluaran kreatinin membutuhkan waktu, dan dapat muncul keraguan apakah semua air seni yang dikeluarkan dalam 24 jam benar-benar dikumpul oleh pasien. Oleh karena itu, sekarang umumnya GFR diesti- masikan (eGFR) berdasarkan tingkat kreati- nin dalam darah. Kemudian, eGFR dihitung dengan memakai salah satu dari beberapa rumusan, yang memakai variabel terkait usia, jenis kelamin dan (kadang) ras dan/atau berat badan. Juga ada rumusan khusus untuk anak, yang memakai variabel lain. Hasil diungkap sebagai volume darah yang disaring dalam mL/menit. Namun ada keraguan mengenai rumusan terbaik untuk rangkaian dan ras yang berbeda, dan untuk Odha.

Tes Lain yang Penting

Ada beberapa tes lain yang penting untuk memastikan fungsi hati:

  • Analisis air seni: Contoh air seni diperiksa secara fisik untuk ciri termasuk warna, bau, penampilan, dan kepadatan; diperiksa secara kimia untuk unsur termasuk protein, glukosa, dan pH; dan di bawah mikroskop untuk keberadaan unsur sel (sel darah merah dan putih, dll.), bakteri, kristal, dsb.
  • Tekanan darah: Tekanan darah tinggi dapat menjadi salah satu faktor yang mene- kankan penyakit ginjal. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa ginjal sudah di- rusakkan.
  • Keberadaan protein dalam air seni: Ginjal yang sehat menyaring semua protein dari darah dan menyerapnya kembali, sehingga tingkat protein dalam air seni tetap rendah. Ditemukan protein dalam air seni adalah tanda penyakit ginjal.

Tes Penunjang

Ada beberapa tes lain yang dapat dilakukan:

  • Keluaran urea. Urea adalah bahan ampas dari metabolisme protein, dan dikeluarkan dalam air seni. Seperti keluaran kreatinin, tes ini mengukur jumlah urea yang dikeluar- kan ke air seni selama beberapa jam, dan juga membutuhkan pengukuran tingkat urea dalam darah.
  • Osmologi air seni. Tes ini mengukur jumlah partikel (bibit) yang dilarutkan dalam air seni, untuk menilai kemampuan ginjal untuk mengatur kepekatan air seni sebagaimana konsumsi air meningkat atau menurun.
  • Nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/ BUN). Darah mengangkut protein ke sel di seluruh tubuh. Setelah protein dipakai oleh sel-sel, sisa produk buangan dikembalikan ke darah sebagai urea, yang mengandung

nitrogen. Ginjal yang sehat menyaring urea dari darah dan mengeluarkannya ke air seni. Bila ginjal tidak berfungsi dengan baik, urea ini yang disebut sebagai BUN) akan tetap ditahan dalam darah. Oleh karena itu, tingkat BUN yang tinggi dalam darah dapat menandai masalah ginjal. Namun masalah ini juga terpengaruh oleh fungsi hati (lihat LI 135), sehingga tes BUN harus dilaku- kan bersamaan dengan pengukuran kreati- nin, yang lebih khusus menandai masalah ginjal.

  • Tes lain. Pengukuran tingkat zat lain, yang seharusnya diatur oleh ginjal, dalam darah dapat membantu menilai fungsi hati. Zat ini termasuk zat natrium, kalium, klorida, bikarbonat, kalsium, magnesium, fosforus, protein, asam urat dan glukosa.

Dalam keadaan tertentu, mungkin dokter akan mengusulkan dilakukan tes peng- amatan, termasuk ultrasonik (USG), dan MRI atau CT scan, atau pun biopsi ginjal.

Hasil Tes

LI 120 menunjukkan nilai normal atau nilai rujukan untuk beberapa tes di atas. Harus dite- kankan bahwa nilai ini berbeda tergantung pada alat yang dipakai pada laboratorium yang melakukan tes dan cara penggunaannya. Laporan laboratorium yang kita terima setelah melakukan tes menunjukkan nilai rujukan yang berlaku. Bila kita ingin dapat komentar mengenai hasil tes, sebaiknya kita menyebut hasil tes serta nilai rujukan.

Apa Arti Hasil Tes?

Hasil tes GFR menunjukkan kerusakan pada ginjal, sebagaimana berikut:

Tahap Penyakit Ginjal Kronis

Stadium

GFR

Gambaran

1

t90

Normal

2

60-89

Fungsi ginjal sedikit berkurang

3

30-59

Penurunan fungsi ginjal sedang,

± bukti kerusakan lain

4

15-29

Penurunan fungsi ginjal berat

5

<15

Kegagalan ginjal

Karena dipengaruhi oleh masalah lain, tingkat BUN yang tinggi secara sendiri tidak tentu menandai masalah ginjal, tetapi memberi kesan adanya masalah. Sebaliknya, tingkat kreatinin yang tinggi dalam darah sangat spesifik menandai penurunan pada fungsi ginjal.

Ketidakmampuan ginjal untuk mengatur kepekatan air seni sebagai tanggapan pada perubahan dalam konsumsi cairan, yang ditandai oleh tes osmologi dapat menandai penurunan pada fungsi ginjal. Karena ginjal yang sehat tidak mengeluarkan protein pada air seni, tetap ada protein dalam air seni juga menandai beberapa jenis penyakit ginjal.

Diperbarui 1 Juni 2013 berdasarkan beberapa

sumber, termasuk HATIP 171 27 Januari 2011

Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat // //www.aidsinfonet.org/" style="color:blue; text-decoration:underline">www.aidsinfonet.org

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA