Mengapa agama dan akhlak menjadi prioritas utama dalam memilih pasangan

Ilustrasi pasangan hidup. Foto; Unsplash.com/fotopettine

Menikah adalah sesuatu hal yang disunahkan dalam Islam. Bahkan, bagi setiap manusia, pernikahan adalah suatu yang diidam-idamkan.

Meskipun bukan suatu hal yang wajib, tetapi menikah adalah bentuk ibadah. Sebab, dalam Islam tujuannya adalah untuk melanjutkan keturunan, dan menghindari zina yang sangat ditentang oleh Allah SWT, sekaligus mengikuti sunah Rasulullah SAW. Maka dari itu, setiap manusia dianjurkan untuk menikah.

"Menikah adalah sunahku, barangsiapa tidak mengamalkan sunahku berarti bukan dari golonganku. Hendaklah kalian menikah, sungguh dengan jumlah kalian aku akan berbanyak-banyakkan umat." (HR Ibnu Majah)

Mencari pasangan hidup untuk membina rumah tangga bersama tidak boleh dilakukan sembarangan. Jika kamu salah memilih pasangan, bisa jadi malapetaka dunia, lho. Karena pasangan yang kamu pilih nanti adalah orang yang akan menemani dalam suka maupun duka di sepanjang menjalani hidup bersama-sama.

Jadi jika kita seorang wanita, maka pilihlah suami yang bisa menjadi imam yang baik, membimbing kita ke jalan Allah SWT. Jika kita seorang pria, maka pilihlah wanita uang baik dan patuh.

Di sisi lain, apakah ada kriteria memilih pasangan ala Rasulullah SAW? Dilansir dari beberapa sumber, setidaknya ada 5 kriteria memilih pasangan ala Rasulullah SAW berikut ini.

Buat kamu yang wanita, ada suatu hadist yang menjelaskan bahwa ada empat kriteria ini menjadi hal yang seharusnya dipilih oleh laki-laki.

"Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya (keislamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi." (HR Muslim)

Namun, hadist tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan dalam memilih pasangan hidup.

Kekayaan berupa harta benda memang sangat menarik untuk dijadikan alasan seseorang dalam memilih pasangan hidupnya. Meskipun harta bukan segalanya, namun jika memiliki harta setidaknya semua kebutuhan dapat terpenuhi.

Selain itu, memiliki kekayaan akan memberikan kebahagian bagi seseorang di dunia. Memang, uang bukan segalannya, tetapi segalanya membutuhkan uang. Meski demikian, harta bukanlah segalanya. Harta adalah titipan dari Allah SWT yang kapan saja bisa diambil dengan mudah. Maka dari itu, selagi kita memiliki harta yang cukup, berbagilah dengan mereka yang membutuhkan, bersedekahlah, dan banyak bersyukur.

Umat Islam dianjurkan memiliki keturunan yang baik dan memilih wanita yang subur agar mendapatkan keturunan. Maka dari itu, penting untuk memperhatikan keturunan atau nasabnya.

"Nikahilah wanita yang penyayang dan subur. Karena aku berbangga dengan banyaknya umatku." (HR Abu Dawud)

Memilih pasangan berdasarkan paras, tidak ada salahnya. Sebab, seseorang yang memiliki paras yang bagus, tentu akan memberikan ketenangan dan senang untuk dipandang.

Memang, memiliki paras yang cantik atau ganteng tidak akan berlangsung lama, karena semua pasti akan mengalami perubahan seiring berjalannya usia. Tapi, dengan memiliki paras yang enak dipandang akan meningkatkan kepercayaan diri.

Ketika ketiga hal di atas tidak bisa kamu dapatkan, carilah pasangan yang selalu memperhatikan agamanya. Sebab, harta, keturunan, paras, bukanlah jaminan suatu kebahagiaan, tapi agama bisa menjadi pegangan yang kokoh untuk menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 221 yang artinya:

"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran."

Jadi, keempat kriteria tersebut baik untuk diperhatikan dalam memilih pasangan hidup, ya teman-teman.

Page 2

Ingat! “ilmu agamanya” lho, bukan “agamanya”. Karena agama sesoerang itu mencakup ilmu, akhlak dan amalnya.

Kenapa sih? Bukannya ilmu agama, kan mantap tuh, apalagi ustadz dan orang yang punya ilmu agama

Memang patokan utama memilih dan tidak ada tawar-menawar lagi adalah:
AGAMA dan AKHLAK

Tetapi kalau bicara memilih jodoh, cenderung dan prioritas melihat  bagaimana akhlaknya sesama manusia dan makhluk lainnya, akhlak nan mulia, memudahkan orang lain, menjadi teman disaat susah, banyak orang yang senang dengan mulianya akhlaknya

Kenapa?

1. Karena akhlak adalah cerminan.keimanan seseorang. Jika akhlaknya baik itulah cerminan imannya dan keikhlasannya, insyaAllah baik. Walaupun mungkin ilmu agamanya tidak banyak sekali

Sebagaimana hadits:

أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا

“Mukmin yang paling sempurna Imannya adalah yang paling baik akhlaknya”
(HR At-Thirmidzi no 1162, As-Shahihah no 284)

2. Ilmu agama tinggi belum tentu imannya bagus.
(Tetapi harus husnudzan bahwa ilmu agama dengan niat yang ikhlas akan membawa kepada akhlak yang baik)

Misalnya ada ustadz, tapi akhlaknya kurang baik. Senior dalam ilmu agama tetapi sombong dan merasa tinggi (ingat, ini sangat sedikit)

3. Di zaman sekarang ini, ilmu sangat mudah didapat. Atau “terlihat/terkesan” berilmu cukup mudah (apalagi di medsos)
ada google, modal copas, telpon minta fatwa dengan cepat.

Sehingga sekedar testimoni tentang “ilmu agamanya” saja kurang cukup. Maksudnya jangan terbuai dan terlena dahulu dengan testimoni ilmu agamanya
“Ustadz”, “lulusan universitas Islam ternama”, “bahasa arab dan hapalan bagus”, “Ustadz dunia maya”

Tetapi carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang akhlaknya dan muamalah dengan sesama makhluk.

Ingat! dalam kehidupan rumah tangga nanti, kemuliaan akhlak sangat penting (silahkan tanya deh  ke mereka yang sudah berumah tangga). Rumah tangga itu susah dan senang. Saat-saat senang dan aman, semua bisa jadi teman yang baik, tetapi belum tentu di saat susah

Bagaimama mencari info tentang akhlaknya?

1. Tanya kepada keluarga dan teman dekatnya yang sudah lama bergaul
Bukan dengan pacaran/ujicoba. Mohon maaf karena pacaran itu yang ditampilkan baik-baiknya aja,Setia dan romantis padahal ada maunua, ketemunya pas cantik dan gantengnya. Padahal…

2.Tanyakan kepada teman-teman di daerah asalnya.
Karena seseorang itu bisa jadi berubah sikapnya di lingkungan baru/perantauan. Di daerah orang gak berani macam-macam dan neko-neko. Tetapi di daerah (kekuasaan) sendiri bisa jadi.. (ini hati-hati dan cek-ricek, bukan su’udzan)

3.Tanyakan kepada teman yang mungkin satu rumah/kontrakan/kos dengannya
Karena “rumah adalah aurat” disitu kelemahan dan kekurangan terlihat.

Sedangkan dalam urusan jodoh. Nabi shallallaahu alaihi wa sallam memerintahkan harus memberikan informasi yang seimbang dan terbuka kelebihan dan kekurangannya.

4. Jika dia seorang aktifis atau ikut di organisasi tertentu (termasuk.kantor tempat bekerja), anda bisa.tanyakan beberapa teman kantor dan bosnya.
Karena organisasi terkadang komplek, rumit dan butuh “otak yang dingin” menyelesaikan dan menghadapi masalah. Itu bisa menjadi cerminan awal mengarungi bahtera rumah tangga

Sebaiknya jangan juga terpaku kaku dengan testimoni ustadz -gurunya- tentang ilmu agamanya. apalagi ustadz tersebut jarang bergaul dan hanya ketemu di majelis ilmu. Di majelis ilmu insyaAllah akhlaknya terlihat baik semua

Kami yakin, anda lebih tahu bagaimana cara mencari informasi yang tepat dan akurat tentang akhlaknya

Tetapi ingat, jangan sampai kita su’udzan dengan mereka yang berilmu agama. Dalam masalah jodoh (apalagi bagi wanita) perlu cek dan ricek.

Kami menulis hal ini karena memang ada kejadiannya (ingat, sedikit). Ternyata ilmu agama tidak sesuai dengan amalnya, akhlaknya tidak “segarang” dan “setenar” di medsos.

Bagi comblang (pahala mencomblang yang sesuai syariat besar lho) yang memperantarai, sebaiknya jangan menjadi comblang atau merekomendasikan/menawarkan hanya karena tahu ilmu agamanya saja. misalnya ustadz lulusan universitas ternama, langsung ditawarkan.ke sana ke sini, padahal dia kurang tahu tentang akhlaknya atau bahkan tidak kenal.

jika iya ingin menawarkan, maka bantulah dengan mencarikan info tentang akhlak dan agamanya

Prinsip comblang: sebaiknya jangan jika tidak kenal (anjuran lho)

Mohon maaf, kami share ini berdasarkan beberapa pengalaman (bukan pengalaman pribadi hehe) semoga bisa menjadi informasi bagi kita semua.

Semoga Allah membaguskan akhlak kita dan kaum muslimin. Semoga Allah memudahkan jodoh bagi mereka yang tengah harap-menanti

@Pesawat Sriwijaya Air Jogja-Makasar

Penyusun: Raehanul Bahraen
(KABID Kemuslimahan Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari -YPIA- Yogyakarta)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA