Menelusuri sebuah karya seni biasa juga disebut

Home / SeniBudaya / Soal

Apa yang dimaksud dengan analisis formal pada tahapan kritik sebuah karya seni?

Jawab:

Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya.

----------------#----------------

Jangan lupa komentar & sarannya

Email:

Kunjungi terus: masdayat.net OK! :)

Newer Posts Older Posts

Advertisement

Ilustrasi kritikus seni

pojokseni.com - Karya seni, sebagai objek estetis tentunya mengandung makna yang dalam, serta menarik untuk dianalisis. Namun, untuk menentukan nilainya, ada banyak filosofi tertentu baik untuk mencari atau menafsirkan maknanya, maupun untuk sekedar menikmatinya.

Ketika diciptakan, seniman melakukan riset dan perenungan yang dalam untuk melahirkan sebuah karya yang hebat. Tentu ada banyak hal yang mesti dilakukan sebelum menulis kritik terhadap karya seni, bukan?

Beruntungnya, ada seorang produser film dan akademisi asal Amerika bernama Edward S Feldman yang merumuskan cara kritik seni dengan lebih sederhana. Seniman dan produser sinematografi kelahiran 5 September 1929 tersebut membagi tahap-tahap membuat kritik seni menjadi 4 tahapan, yang di kemudian hari dikenal dengan Metode Feldman.

Cara Menganalisis Karya Seni berdasarkan Metode Feldman

Ada empat tahapan kritik seni. Keempat tahapan tersebut antara lain; deskripsi, analisis, interpretasi dan penilaian. Berikut ulasan dan penjabarannya.

Tahap 1: Deskripsi

Deskripsi yang dimaksud Feldman adalah "petunjuk" sekaligus "penunjuk". Maka deskripsi mengarahkan ke apa saja yang terlihat, terdengar, terpikir dan seterusnya setelah melihat karya seni tersebut. 

Feldman berharap kritikus seni bersifat netral dalam tahapan pertama ini. Netral yang dimaksud adalah menghindari pandangan subyektif dalam mendeskripsikan karya seni itu. Maka, sebaiknya menghindari kata-kata yang mengarahkan pembaca ke persepsi kritikus, misalnya indah, cantik, menarik, keren, dan sebagainya.

Kata-kata yang sebaiknya digunakan adalah yang menunjukkan informasi faktual dari karya tersebut. Dimulai dari pertanyaan siapa artisnya, judul dan media yang digunakan, kapan dikerjakan dan jelaskan apa yang kritikus lihat/dengar/rasakan/dapatkan ketika berhadapan dengan karya seni yang dimaksud.

Tahapan 2: Analisis

Setelah mendeskripsikan karya seni tersebut maka masuk dalam tahapan kedua yakni analisis. Dalam tahapan kedua analisis karya seni ini, maka semua pengetahuan kritikus seni terhadap karya seni dan disiplin seni (dan ilmu yang berkaitan) yang dimaksud akan sangat bermanfaat dan berpengaruh pada hasil penilaian kritikus seni.

Misalnya, kritikus seni mulai menganalisis ukuran kanvas, bentuk, warna, dan sebagainya pada karya seni rupa. Atau, meneliti pilihan chord, notasi, tempo dan sebagainya pada karya musik. Pada karya teater mungkin melihat genre, pilihan naskah, pilihan metode akting, pilihan bentuk dan sebagainya. Begitu juga karya seni lainnya seperti tari, sastra dan film.

Analisis tersebut biasanya akan dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan semacam; kenapa memilih warna itu, apa saja bentuk yang dibuat dan disusun, atau kenapa memilih genre itu, dan sebagainya.

Intinya adalah, kritikus seni akan mencoba mengungkapkan apa yang diinginkan artis sehingga mengambil keputusan tertentu. Serta mencari koneksi, hubungan dan sebagainya dari karya seni tersebut ke lingkungan sosial, kejadian, sejarah atau pemikiran seniman.

Tahapan Ketiga: Interpretasi

Setelah melewati tahapan pertama dan kedua, maka kritikus seni akan masuk ke tahapan berikutnya, interpretasi. Tentunya, di sini waktunya ide, perasaan apriori, sensasi tertentu dan perspektif estetis kritikus mulai dimunculkan. 

Bisa dikatakan, ketika masuk ke tahapan ini, maka kritikus akan mulai menyampaikan arti, gagasan dan informasi di dalam suatu karya seni berdasarkan deskripsi (tahap 1) dan analisis (tahap 2) yang sudah dilakukan sebelumnya.

Dalam tahapan ini, kritikus akan mulai dengan pertanyaan seperti; apa kaitan judul karya dengan maknanya? Atau, apakah yang sebenarnya sedang diceritakan atau disampaikan seniman? Atau, apa perasaan yang Anda dapatkan setelah melihat karya seni ini?

Tahapan Keempat: Penilaian

Di tahapan terakhir ini, semua tahapan sebelumnya akan menghadirkan satu kesimpulan. Dan dari kesimpulan itu akan muncul satu hal; penilaian. Bisa dibilang, tahapan ini yang paling ditunggu pembaca dari seorang kritikus.

Di bagian ini, kritikus akan mulai "memutuskan" bagaimana kualitas karya tersebut. Pendapat yang subyektif biasa juga masuk ke dalam tahapan ini, misalnya apakah kritikus suka atau tidak dengan karya tersebut. 

Hal yang sering salah dilakukan, menurut Feldman, adalah bagian keempat ini justru sering diletakkan di awal. Padahal, karya tersebut belum diselami sepenuhnya. Alias, sudah memutuskan sebelum memeriksa.

Maka pertanyaan untuk tahapan ini adalah, apakah seniman tersebut berhasil? Berhasil yang dimaksud adalah, berhasil membuat karya yang berkualitas, serta berhasil menyampaikan gagasannya secara utuh lewat karya seninya. Dan mungkin juga, berhasil secara materi.

Itu tadi keempat tahapan kritik seni berdasar metode Feldman. Simak artikel menarik lainnya di Pojokseni yang mungkin Anda sukai. 

Pameran seni adalah satu wadah yang mempertemukan apresiator dan seniman untuk membicarakan mengenai suatu karya seni. Sumber: Freepik.com

Karya seni adalah sebuah wujud yang diciptakan oleh seniman untuk menyampaikan ide, gagasan atau nilai yang dimiliki oleh seorang seniman. Salah satu karya seni yang banyak diciptakan oleh seniman adalah karya seni rupa.

Secara umum, seni rupa dibagi menjadi dua jenis, yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan. Kedua karya seni ini tentunya mengandung ide dan gagasan dari penciptanya.

Setiap karya seni membutuhkan apresiasi, kritik dan juga saran akar dapat dikembangkan. Untuk itu, dibutuhkan sebuah wadah yang mempertemukan para seniman dan penikmat seni. Contohnya seperti pameran seni.

Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh para penikmat seni dalam memberikan penilaian terhadap suatu karya seni, yakni teknik menganalisis suatu karya seni.

Teknik Analisis Karya Seni Rupa

Dikutip dari buku Seni Budaya (Seni Rupa) Paket C Setara SMA/MA Kelas XII yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, analisis karya seni merupakan bagian terpenting dalam melakukan sebuah apresiasi atau kritik terhadap karya seni.

Analisis karya seni yang biasa dilakukan adalah analisis formal, yaitu suatu tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya.

Pada tahap ini seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.

Dengan adanya analisis suatu karya seni, seseorang dapat memberikan pandangan atau penilaiannya terhadap suatu karya seni.

Aspek-Aspek Formal dalam Karya Seni

Analisis karya seni berfokus pada kualitas penyusunan dan aspek-aspek formal dari suatu karya seni. Sumber: Freepik.com

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, analisis karya seni sangat memperhatikan aspek-aspek formal yang dimiliki oleh sebuah karya seni.

Analisis karya seni fokus pada penilaian terhadap kualitas penyusunan (komposisi) unsur-unsur visual seperti warna, garis, tekstur, dan sebagainya yang terdapat dalam karya tersebut. Analisis ini juga berkaitan juga dengan kualitas teknik dan bahan yang digunakan dalam berkarya seni.

Adapun beberapa aspek-aspek formal dalam suatu karya seni, yakni titik, garis, raut, bidang/ruang, warna, dan gelap-terang.

Tahapan Analisis Karya Seni Rupa

Menurut Winna Mardani, M.Pd. dan Ary Trisna Oktavierasasi M.Sn dalam buku Analisa Karya Seni Rupa Tiga Dimensi, berikut beberapa tahap serta kemampuan yang dibutuhkan untuk menganalisis karya seni, yakni

1. Memperhatikan prinsip komposisi.

Seorang apresiator atau kritikus harus memiliki kemampuan menganalisis komposisi dari sebuah karya seni dan bagaimana karya seni tersebut dibuat atau disusun berdasarkan:

  • Keseimbangan baik pada warna, bentuk dan tekstur yang tersusun baik dan saling menunjang sehingga menciptakan daya efek keseimbangan atau harmonis beberapa elemen tersebut.

  • Kontras, yang dapat dijumpai dalam penggunaan berbagai bentuk atau kontur.

  • Proporsi, dengan memperhatikan beberapa ukuran elemen pada karya seni tersebut sesuai.

Seorang apresiator atau kritikus harus memiliki kemampuan menganalisis komposisi dari sebuah karya seni dan bagaimana karya seni tersebut dibuat. Sumber: Freepik.com

2. Menganalisis fokus dari suatu karya seni.

Biasanya, suatu karya seni memiliki sejumlah elemen yang menjadi fokus perhatian pandangan mata ketika memperhatikan suatu karya seni.

Seorang apresiator atau kritikus harus memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi bagian mana yang menjadi fokus dan pusat perhatian dalam karya seni tersebut

3. Menemukan tema dalam karya seni.

Penentuan tema berdasarkan analisis dan interpretasi juga sangat dibutuhkan agar maksud dan tujuan dari seorang seniman dapat diperkirakan.

Selain itu, seorang apresiator juga harus memperhatikan si senimannya dalam penggunaan elemen desain yang terkandung (warna, ruang, bentuk dan garis).

Tema biasanya mencakup dalam penggunaan skema warna yang mampu memberikan suasana atau makna tertentu juga simbolisme dan citra religius atau mitos yang terkandung dalam karya seni tersebut.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA