Kisah bangsa Israel keluar dari perbudakan bangsa Mesir terdapat dalam kitab

Jawaban:

d. Keluaran

penjelasan:

Peristiwa Keluar dari Mesir (atau Keluaran; bahasa Inggris: The Exodus; dari bahasa Yunani: ἔξοδος, exodos, berfaedah "pergi ke luar") adalah suatu peristiwa penting dalam sejarah bangsa Israel, di mana mereka diproduksi menjadi tidak terikat dari perbudakan selama semakin dari 400 tahun di tanah Mesir. Bangsa Israel mula-mula menetap di Mesir pada zaman Yusuf bin Yakub diproduksi menjadi perdana menteri. Yakub, ayah Yusuf, dan saudara-saudara Yusuf beserta keluarga mereka, sejumlah 75 orang, pindah dari tanah Kanaan untuk tinggal di tanah Gosyen, di delta sungai Nil, untuk menghindari bencana kelaparan yang berlangsung selama 7 tahun. Setelah Yusuf meninggal, munculnya raja-raja Mesir, yang dinamakan para Firaun, yang lupa akan perbuatan yang berguna Yusuf. Sebaliknya mereka takut untuk orang Israel yang terus berlipat ganda banyaknya dengan pesat. Akibatnya mereka memutuskan untuk menekan dan menjadikan orang-orang itu diproduksi menjadi budak untuk mendirikan kota-kota perbekalan.Di bawah pimpinan Musa, yang diutus oleh Allah untuk membebaskan umat Israel, bangsa itu keluar dari tanah Mesir dan mengembara untuk masuk ke "Tanah Perjanjian" yaitu Tanah Kanaan.

Peristiwa Keluar dari Mesir (atau Keluaran; bahasa Inggris: The Exodus; dari bahasa Yunani: ἔξοδος, exodos, berfaedah "pergi ke luar") adalah suatu peristiwa penting dalam sejarah bangsa Israel, di mana mereka diproduksi menjadi tidak terikat dari perbudakan selama semakin dari 400 tahun di tanah Mesir. Bangsa Israel mula-mula menetap di Mesir pada zaman Yusuf bin Yakub diproduksi menjadi perdana menteri. Yakub, ayah Yusuf, dan saudara-saudara Yusuf beserta keluarga mereka, sejumlah 75 orang, pindah dari tanah Kanaan untuk tinggal di tanah Gosyen, di delta sungai Nil, untuk menghindari bencana kelaparan yang berlangsung selama 7 tahun. Setelah Yusuf meninggal, munculnya raja-raja Mesir, yang dinamakan para Firaun, yang lupa akan perbuatan yang berguna Yusuf. Sebaliknya mereka takut untuk orang Israel yang terus berlipat ganda banyaknya dengan pesat. Akibatnya mereka memutuskan untuk menekan dan menjadikan orang-orang itu diproduksi menjadi budak untuk mendirikan kota-kota perbekalan.Di bawah pimpinan Musa, yang diutus oleh Allah untuk membebaskan umat Israel, bangsa itu keluar dari tanah Mesir dan mengembara untuk masuk ke "Tanah Perjanjian" yaitu Tanah Kanaan.Bagian-bagian penting dari kisah perjalanan ini dicatat dalam kitab-kitab Taurat, terutama Kitab Keluaran, Kitab Imamat dan Kitab Bilangan. Asalnya catatan ini bukanlah dimaksudkan sebagai catatan sejarah (historiografi), tetapi maksud keseluruhan memang untuk mengingat sejarah menurut pengertian para penyusunnya: guna mengenang perbuatan-perbuatan agung Allah dalam sejarah bangsa tersebut, mengingat kembali masa perbudakan dan pembebasan, serta pemenuhan perjanjian Allah dengan umat Israel.Sangat sedikit terdapat bukti arkeologis yang berhubungan langsung dengan Kitab Keluaran,sehingga banyak arkeolog yang meninggalkan penelitian tentang Musa dan peristiwa Keluaran ini sebagai "upaya yang tidak berbuah".Konsensus beberapa agung pandai Alkitab kala ini adalah dengan memandang kisah ini sebagai teologi, kisah yang menggambarkan bagaimana Allah Israel memainkan pekerjaan menyelamatkan dan menguatkan umat pilihannya, dan tidak sebagai sejarah.

#maafdanterimakasih

Peristiwa Keluar dari Mesir adalah suatu kejadian penting dalam sejarah bangsa Israel, di mana mereka menjadi bebas dari perbudakan selama lebih dari 400 tahun di tanah Mesir. Bangsa Israel mula-mula menetap di Mesir pada zaman Yusuf bin Yakub menjadi perdana menteri. Yakub, ayah Yusuf, dan saudara-saudara Yusuf beserta keluarga mereka, sejumlah 75 orang, pindah dari tanah Kanaan untuk tinggal di tanah Gosyen, di delta sungai Nil, untuk menghindari bencana kelaparan yang berlangsung selama 7 tahun. Setelah Yusuf meninggal, munculnya raja-raja Mesir, yang disebut para Firaun, yang tidak ingat akan jasa Yusuf. Sebaliknya mereka takut kepada orang Israel yang terus berlipat ganda jumlahnya dengan pesat. Akibatnya mereka memutuskan untuk menekan dan menjadikan orang-orang itu menjadi budak untuk mendirikan kota-kota perbekalan. Di bawah pimpinan Musa, yang diutus oleh Allah untuk membebaskan umat Israel, bangsa itu keluar dari tanah Mesir dan mengembara untuk masuk ke "Tanah Perjanjian" yaitu Tanah Kanaan.
Bagian-bagian penting dari kisah perjalanan ini dicatat dalam kitab-kitab Taurat, terutama Kitab Keluaran, Kitab Imamat, Kitab Bilangan, dan Al Qur'an.

Tampilkan lebih sedikitBaca lebih banyak

Wikipedia

Penyeberangan Laut Merah adalah bagian dari perjalanan bangsa Israel setelah keluar dari Mesir yang dipimpin oleh nabi Musa dicatat dalam Kitab Keluaran 13:17-14:29. Ketika itu Bani Israel baru saja meninggalkan Mesir dan mengembara ke padang gurun. Allah memerintahkan Nabi Musa dan Bani Israel keluar dari perbudakan di Mesir dan pergi ke tanah Kanaan yang telah dijanjikan kepada mereka. Allah memerintahkan mereka keluar pada waktu malam. Awalnya Firaun membiarkan mereka pergi, setelah mengalami tulah semua anak sulung orang Mesir meninggal. Tetapi kemudian, Firaun mengejar Bani Israel ini dengan kereta hingga ke Laut Merah. Orang-orang Israel ketakutan karena mereka tidak dapat melawan dan pasti akan ditawan kembali. Namun Nabi Musa menyatakan bahwa Allah bersamanya dan memberi petunjuk kepadanya.
Atas perintah Tuhan Allah, Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu Allah menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.

Tampilkan lebih sedikitBaca lebih banyak

Wikipedia

[3:12]  1 Full Life : AKU AKAN MENYERTAI ENGKAU.

Nas : Kel 3:12

Lihat cat. --> Kel 3:14,

[atau ref. Kel 3:14]

catatan berikut mengenai makna dari nama Allah "Aku adalah Aku" dalam keterkaitannya dengan kehadiran Allah bersama umat-Nya.

[12:17]  2 Full Life : HARI RAYA MAKAN ROTI YANG TIDAK BERAGI.

Nas : Kel 12:17

Ayat Kel 12:15-20 menerangkan Hari Raya Roti Tidak Beragi yang harus diselenggarakan oleh orang Israel setelah memasuki Kanaan. Hari raya ini melambangkan penyerahan umat Allah yang didasarkan pada penebusan mereka dari Mesir. Dalam konteks ini ragi, unsur yang mendatangkan fermentasi, melambangkan dosa, dan roti yang tidak beragi melambangkan pertobatan, penolakan dosa, dan penyerahan kepada Allah

(lihat cat. --> Kel 13:7).

[atau ref. Kel 13:7]

  1. 1) Semua ragi (yaitu, pencemaran dunia dan dosa) harus dibuang dari rumah orang Israel, yang menandakan bahwa hidup dan rumah tangga mereka sebagai orang percaya harus dipisahkan untuk Allah (ayat Kel 12:15-16) karena apa yang telah dilakukan Allah bagi mereka (Kel 13:8-9). PB menghubungkan Hari Raya Roti Tidak Beragi ini dengan orang percaya yang membuang "ragi keburukan dan kejahatan" serta hidup di dalam "kemurnian dan kebenaran" (1Kor 5:6-8).
  2. 2) Kegagalan untuk berbalik dari dosa dengan iman yang benar kepada Allah mengakibatkan hukuman ilahi, yaitu dilenyapkan dari janji dan keselamatan perjanjian Allah

    (lihat cat. --> Kel 12:15 sebelumnya).

    [atau ref. Kel 12:15]

  3. 3) Perjamuan Paskah menandakan Hari Raya Roti Tidak Beragi (ayat Kel 12:6,18-19), melambangkan pentingnya iman dan ketaatan kepada Anak Domba yang dikorbankan. Orang percaya menyerahkan diri mereka kepada pertobatan dan hidup bagi Allah dengan penuh rasa syukur yang rendah hati.

[18:2]  3 Full Life : YITRO ... MEMBAWA SERTA ZIPORA.

Nas : Kel 18:2

Musa mungkin telah mengirimkan istrinya Zipora dan kedua putranya kembali kepada Yitro pada waktu pertentangannya dengan Firaun.

[19:4]  4 Full Life : MENDUKUNG KAMU DI ATAS SAYAP RAJAWALI.

Nas : Kel 19:4

Sebagaimana halnya induk rajawali menangkap anak-anaknya dengan sayapnya agar tidak terjatuh ketika belajar terbang, demikian pula Allah memperhatikan Israel dan menuntun mereka bukan saja ke Sinai, tetapi juga kepada diri-Nya sendiri (bd. Ul 32:11; Yes 43:1-4). Ungkapan ini menunjukkan kasih Allah bagi Israel dan berlaku sebagai dasar dari ketaatan dan kewajiban perjanjian mereka kepada-Nya

(lihat cat. --> Kel 19:5 berikutnya).

[atau ref. Kel 19:5]

[20:2]  5 Full Life : KESEPULUH FIRMAN.

Nas : Kel 20:2

Kesepuluh hukum yang tercatat di sini (bd. Ul 5:6-21), ditulis oleh Allah sendiri di atas dua loh batu dan diberikan kepada Musa dan bangsa Israel (Kel 31:18; 32:16; Ul 4:13; 10:4). Menaati perintah-perintah ini membuka jalan bagi Israel untuk menanggapi Allah dengan benar selaku ucapan syukur karena pembebasan mereka dari Mesir; pada saat bersaman, ketaatan semacam itu dituntut agar bisa tetap tinggal di tanah yang dijanjikan (Ul 4:1,4;

lihat art. HUKUM PERJANJIAN LAMA).

  1. 1) Kesepuluh Hukum meringkas hukum moral Allah bagi Israel dan menguraikan tugas-tugas mereka kepada Allah dan sesama. Kristus dan para rasul memastikan bahwa, selaku ungkapan yang sah dari kehendak kudus Allah, perintah-perintah ini masih berlaku bagi orang percaya PB (Mat 22:37-39; Mr 12:28-34; Luk 10:27; Rom 13:9; Gal 5:14; bd. Im 19:18; Ul 6:5; 10:12; 30:6). Menurut ayat-ayat PB ini, Kesepuluh Hukum dapat disimpulkan sebagai kasih kepada Allah dan sesama; menaatinya bukanlah soal sekadar menaati peraturan-peraturan yang tampak tetapi juga menuntut tindakan hati

    (lihat cat. --> Ul 6:5).

    [atau ref. Ul 6:5]

    Jadi, hukum menuntut adanya kebenaran rohani batiniah yang terungkap dalam keadilan dan kekudusan yang tampak.
  2. 2) Hukum perdata dan hukum keupacaraan PL yang mengatur ibadah dan kehidupan sosial Israel

    (lihat art. HUKUM PERJANJIAN LAMA)

    tidak lagi mengikat orang percaya PB. Keduanya merupakan lambang dan bayangan dari hal-hal lebih baik yang akan datang; semuanya sudah digenapi di dalam Yesus Kristus (Ibr 10:1; bd. Mat 7:12; Mat 22:37-40; Rom 13:8; Gal 5:14; 6:2). Akan tetapi, hukum-hukum ini berisi prinsip-prinsip hikmat dan rohani yang dapat diterapkan pada semua angkatan

    (lihat cat. --> Mat 5:17).

    [atau ref. Mat 5:17]

[21:22]  6 Full Life : SEHINGGA KEGUGURAN KANDUNGAN

Nas : Kel 21:22-23

(versi Inggris NIV -- lahir sebelum waktunya). Sebagai tambahan atas perlindungan bagi orang yang hidup, Allah menuntut perlindungan anak yang belum lahir.

  1. 1) Ayat Kel 21:22 mengacu kepada wanita yang keguguran kandungan karena tindakan kekerasan. Jikalau terjadi kelahiran, maka yang melakukan kekerasan harus membayar denda.
  2. 2) Jikalau sang ibu atau anak cedera berat, maka pihak yang melakukan kekerasan harus membayar menurut hukum balas dendam. Perhatikan bahwa jikalau ibu atau anak meninggal, maka terdakwa dinyatakan bersalah dan harus dihukum mati (ayat Kel 21:23). Dengan kata lain, orok yang belum lahir dipandang sebagai manusia; kematiannya dianggap pembunuhan.
  3. 3) Perhatikan bahwa peraturan ini merupakan satu-satunya kasus dalam Taurat di mana kematian yang tidak disengaja dikenakan hukuman mati (bd. Ul 19:4-10). Prinsipnya jelas -- Allah melindungi pihak yang paling tidak mampu melindungi dirinya (yaitu, bayi yang belum lahir).

[23:20]  7 Full Life : SEORANG MALAIKAT.

Nas : Kel 23:20

Mungkin sekali inilah "malaikat Tuhan"

(lihat cat. --> Kel 3:2).

[atau ref. Kel 3:2]

[27:20]  8 Full Life : LAMPU AGAR TETAP MENYALA.

Nas : Kel 27:20-21

Lampu yang menyala melambangkan kehadiran Allah yang terus-menerus di tengah-tengah umat-Nya. Jemaat Israel harus penuh dengan terang, hidup, dan kehadiran Allah. Perhatikan bahwa lampu-lampu itu tidak akan terus menyala tanpa kerja sama dan ketaatan umat itu.

[28:30]  9 Full Life : URIM DAN TUMIM.

Nas : Kel 28:30

Alkitab tidak menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan Urim dan Tumim. Arti harfiahnya bisa aneka "terang" dan aneka "kesempurnaan" atau aneka "kutuk" dan aneka "kesempurnaan." Keduanya mungkin dipakai untuk membuang undi untuk menentukan jawaban "ya" atau "tidak" dalam menentukan kehendak Allah dalam kasus-kasus tertentu (bd. Im 8:8; Bil 27:21; Ul 33:8; 1Sam 28:6).

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA