Khalifah umar bin khattab mengangkat yang menjadi gubernur di mesir adalah

Lihat Foto

Mohammad Adil Rais

Makam Khulafaur Rasyidin, Umar bin Khattab, di Madina, Arab Saudi.

KOMPAS.com - Umar bin Khattab adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar.

Dikutip dari Khulafaur Rasyidin (2019), Umar memimpin dari 634-644 M atau 13-23 H.

Leluhurnya adalah pejabat duta besar dan pedagang. Ia kerap ikut orangtuanya berdagang ke luar negeri.

Ketika menginjak dewasa, Umar sering mengikuti lomba pacuan kuda. Keberaniannya membuat ia dijuluki Singa Padang Pasir.

Karena kecerdikannya berdiplomasi seperti moyangnya, ia juga mendapat julukan Abu Faiz.

Umar masuk Islam di usia 27 tahun. Sebelumnya, ia memusuhi Nabi dan para pengikutnya.

Baca juga: Nama dan Gelar Khulafaur Rasyidin

Ia bahkan tega menyiksa anggota suku Ady yang ketahuan memeluk Islam seperti Labibah dan Zinnirah.

Ia bahkan menyiksa adiknya Fatimah yang masuk Islam. Namun keteguhan Fatimah mempertahankan agamanya membuat Umar luluh.

Umar pun tergerak untuk membaca ayat Allah dan menemui Nabi. Setelah bertemu Nabi, Umar meninggalkan kebenciannya terhadap Islam dan masuk Islam.

Umar memiliki gelar Al Faruq yang artinya pembeda atau pemisah antara benar dengan salah.

tirto.id - Terjadi peristiwa penting dalam sejarah Islam pada 1 Ramadan 21 Hijriah atau tahun 641 Masehi. Saat itu, pasukan kaum muslimin untuk pertamakalinya menaklukkan Mesir di bawah pimpinan Amru bin Al-Ash yang sebelumnya berhasil merebut Suriah, Palestina, dan Yordania.

Mesir kala itu menjadi bagian dari kekuasaan Kekaisaran Bizantium atau Imperium Romawi Timur. Satu dekade sebelumnya, wilayah ini sempat dikuasai Dinasti Sasaniyah dari Persia. Namun, Bizantium berhasil merebutnya kembali sebelum akhirnya tunduk oleh serbuan pasukan muslim dari Arab.

Sebelum wafatnya Nabi Muhammad pada 632 M, Amru bin Al-Ash ditugaskan sebagai penarik zakat di kawasan perbatasan Syam atau Suriah. Pada era Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634 M), dikutip dari buku Khalid bin Al-Walid: Panglima yang Tak Terkalahkan karya Manshur Abdul Hakim (2010), Amru diberi tugas baru sebagai salah satu panglima pasukan muslim.

Peran itu berlanjut pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab (634-644 M). Sebelum menaklukkan Mesir, Amru telah berhasil menundukkan beberapa wilayah termasuk Syam, Palestina, dan Yordania. Hingga akhirnya, Umar memberikan Amru misi serupa dengan tujuan merebut Mesir yang terletak di Afrika bagian utara.

Hepi Andi Bastoni dalam Wajah Politik Muawiyah bin Abu Sufyan (2012) mengungkapkan, Amru hanya diberi 6 ribu orang prajurit (sumber lain ada yang menyebut 4 ribu) dalam misi ke Mesir tersebut. Pasalnya, pasukan inti dibutuhkan untuk berjaga-jaga dari serangan Irak yang saat itu berada di bawah kendali Dinasti Sasaniyah (Persia).

Baca juga: Yazdegerd III, Penjaga Terakhir Persia Sebelum Era Islam

Misi Penaklukan Mesir

Amru bin Al-Ash memimpin pasukan Arab, yang sebagian besar terdiri dari pasukan berkuda, menuju Mesir. Dari Suriah hingga perbatasan Palestina, rombongan prajurit ini bergerak ke Rafah lalu berbelok ke Arisy yang sudah termasuk wilayah Mesir.

Umar bin Khattab yang terus memantau pergerakan Amru sempat khawatir karena jumlah pasukan yang dibawa ke Mesir jauh lebih sedikit ketimbang angkatan perang Romawi. Khalifah Umar kemudian mengirim surat kepada Amru.

“Apabila suratku sampai kepadamu sebelum engkau memasuki Mesir, maka kembalilah. Tetapi jika engkau sudah memasukinya, lanjutkanlah dengan keberkahan dari Allah," perintah Umar kepada Amru.

Amru menerima surat tersebut sesaat setelah memasuki wilayah Arisy di pinggiran Mesir. Oleh karena itu, Amru memutuskan untuk melanjutkan misi merebut Mesir dari cengkeraman Romawi.

Dari Arisy, mereka bergerak ke selatan hingga tiba di benteng bernama Farama. Dikutip dari Buku Pintar Sejarah Islam (2014) karya Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, di sinilah terjadi pertempuran pertama antara pasukan muslim dan Romawi meletus. Perang berlangsung selama satu bulan dan dimenangkan oleh pasukan Amru.

Pasukan Amru sempat mengalami kesulitan saat hendak menyeberangi Sungai Nil. Amru pun meminta bantuan kepada Khalifah Umar dan dikirimkanlah pasukan yang menambah jumlah barisan tempur pimpinan Amru menjadi 12 ribu orang.

Baca juga: Alasan Umar bin Khattab Menolak Salat di Gereja

Strategi Amru dan datangnya tentara bantuan membuat pasukan Romawi terisolasi dan dapat dihancurkan. Benteng serta pos-pos militer terpenting Romawi pun bisa direbut oleh pasukan Arab. Misi penaklukkan Mesir pun berhasil dengan gemilang.

Berkat keberhasilan itu, Amru bin Al-Ash diangkat sebagai Gubernur Mesir dan menjadikan Kota Fustat (sekarang Kairo) sebagai pusat pemerintahan. Sebelumnya, pada 18 Hijriah atau 639 Masehi, Khalifah Umar juga telah menunjuknya sebagai Gubernur Palestina dan Yordania.

Baca juga artikel terkait SEJARAH ISLAM atau tulisan menarik lainnya Anggit Setiani Dayana
(tirto.id - asd/isw)


Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Iswara N Raditya

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

ST Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at st.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Pada masa Khalifah Umar bin Khattab Mesir berhasil menjadi salah satu wilayah yangditaklukan. Sebagai pemimpin saat itu, Umar mengangkat Amru bin Ash menjadi Gubernur.SetelahresmimenjadiGubernur (Wali) diMesir,Amru mengeluarkankebijakanuntukmemajukanMesir,yaitudengan….

This is a List of Available Answers Options :

  1. mempertahankan Iskandariyah sebagai ibukota
  2. mendirikan universitas Al-Azhar Cairo
  3.    memperingan pajak untuk masyarakat
  4. mengembalikan keamanan masyarakat
  5. mempersatukan bangsa Kopti dengan bangsa Arab


Click to See Answer

What is st.dhafi.link Site?

ST Dhafi Quiz Is an online learning educational site to provide assistance and insight to students who are in the learning stage. they will be able to easily find answers to questions at school.We strive to publish Encyclopedia quizzes that are useful for students. All facilities here are 100% Free. Hopefully, Our site can be very useful for you. Thank you for visiting.

Biografi tokoh yang masih hidup ini tidak memiliki sumber tepercaya sehingga isinya tidak dapat dipastikan. Bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan sumber tepercaya. Materi kontroversial atau trivial yang sumbernya tidak memadai atau tidak bisa dipercaya harus segera dihapus.
Cari sumber: "Amr bin Ash" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR
(Pelajari cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)

Artikel atau halaman tentang atau mungkin bertopik biografi tokoh muslim ini membutuhkan lebih banyak rujukan, kutipan, sitasi atau catatan kaki. Gunakan templatnya atau alat untuk pemastian. Anda dapat berkontribusi dalam WBI memperbaiki artikel ini dengan menambahkannya dari sumber yang tepercaya, dalam WBI ada 317 halaman sejenis ini. Silakan menghapus templat pemeliharaan ini setelahnya.

Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampilkan] di bagian kanan.

  • Artikel ini adalah bagian dari ProyekWiki Biografi.
  • Lihat pula Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim dan Kategori:Templat kutipan
  • Gunakan Wikipedia:Templat/Referensi dengan bantuan Peralatan sitasi untuk kerapian dan kemudahan dalam pengembangan atau perbaikan dari bagian bibliografi, referensi, kutipan, catatan kaki, catatan akhir, rujukan ataupun yang disebut dengan daftar pustaka pada artikel ini.

Informasi lebih lanjut: Wikipedia:Sumber tepercaya, Wikipedia:Kutip sumber tulisan, Wikipedia:Pemastian, Wikipedia:Bukan riset asli, Wikipedia:Biografi tokoh yang masih hidup dan Wikipedia:Sudut pandang netral

Amr bin al-Ash bin Wa'il bin Hisyam (bahasa Arab: عمرو بن العاص بن وائل بن هشام‎; 573-664) atau Amr bin al-Ash atau Amr bin Ash adalah sahabat Nabi Muhammad.

Beliau merupakan tokoh Quraisy yang mahir dalam urusan politik dan strategi berperang bahkan pada saat kaum Muslimin hijrah dari Mekkah ke Habasyah,beliau menjadi utusan Quraisy yang bertugas membujuk agar raja Najasyi atau Negus mengembalikan kaum Muslimin ke negerinya semula tetapi hal ini tidak berhasil. Beliau juga pernah mengambil bagian dalam peperangan menentang Nabi Muhammad. dan kaum Muslim. Ia masuk Islam bersama Khalid bin Walid. Enam bulan setelah masuk Islam, dia bersama Rasulullah menaklukan Mekkah dalam peristiwa Fathul Mekkah. Ia adalah panglima perang yang bijak dalam mengatur strategi perang.

Dia adalah panglima perang yang menaklukan Baitul Maqdis dan Mesir dari cengkraman Romawi. Ia kemudian dilantik sebagai gubernur Mesir oleh Umar bin Khattab, tetapi kemudian ia mengundurkan diri pada masa Utsman bin Affan. Selanjutnya Muawiyah bin Abu Sufyan melantik kembali dia menjadi gubernur Mesir. Panglima Amru mengerahkan tentara yang Al-Quran menjunjung diujung tombak, ia menggunakan cara ini dalam pertempuran dengan Ali bin Abi Thalib agar Ali bin Abi Thalib menghentikan serangan.

Islam tiba di Mesir dan seluruh benua Afrika pada tahun 640 M bersama Jenderal Amr bin Ash dari zaman Khulafaur rasyidin. Islam baru berusia beberapa dekade pada saat itu dan berkembang pesat dengan pengaruh Khulafaur rasyidin, yang telah dibentuk setelah kematian Nabi Muhammad saw., pada 632 M. Pada saat itu, Kristen Koptik baru-baru menguasai agama di Mesir Kuno dan menjadi agama yang dominan.

Pada 640 M, tentara Muslim mengepung benteng Romawi Babel, yang reruntuhannya masih berdiri di Koptik Kairo. Setelah menaklukkan benteng, Amr bin Ash menuju ke Alexandria pada tahun 641 M, akhirnya memaksa kota itu untuk menyerah setelah pengepungan yang lama dan meninggalkan Mesir di tangan para penakluk Muslim.[1]

Atas perintah Khalifah Umar dari ibukota Muslim di Madinah, orang-orang Kristen Mesir diperlakukan dengan baik di bawah penguasa baru mereka. Mereka diharuskan membayar pajak pemungutan suara dengan imbalan pembebasan dari dinas militer dan hak untuk menjalankan agama mereka. Sebuah sistem yang telah menjadi praktik umum di bawah kekaisaran Persia, Romawi, dan Bizantium yang memerintah Mesir sebelumnya.

Faktanya, orang Kristen Koptik Mesir telah menderita dan teraniaya selama di bawah pemerintahan Bizantium karena perbedaan teologis dengan Gereja Ortodoks, Bizantium. Dan diperkirakan bahwa sejumlah besar orang Koptik Mesir justru menyambut baik penaklukan Mesir oleh Muslim.

Amr bin Ash dianggap sebagai salah satu tokoh terpenting dalam sejarah Mesir, karena ia memperkenalkan Islam ke negara itu. Dia mendirikan sebuah kota baru di utara benteng Romawi Babel yang disebut Fustat. Saat ini, Masjid Amr bin Ash masih menandai situs kota ini. Strukturnya telah direnovasi beberapa kali dan tidak ada struktur aslinya yang tersisa sampai sekarang. Namun masih merupakan situs masjid tertua di Mesir dan seluruh benua Afrika.[2]

  1. ^ Redaksi (2021-11-07). "Amr bin Ash dan Sejarah Islam di Mesir | Ngaderes.com | Situs Berita". Ngaderes | Situs Berita Anak Muda (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-12. 
  2. ^ "Amr Ibn Al-Aas". www.memphistours.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-12. 

 

Artikel bertopik biografi tokoh Islam ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Amr_bin_Ash&oldid=19719354"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA