Kekurangan hormon antidiuretika akan menurunkan permeabilitas tubulus dalam ginjal

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.

Diabetes insipidus disebabkan oleh kurangnya hormon ADH (Antidiuretic Hormone) di dalam darah sehingga penderita

Hormon antidiuretik (ADH) memengaruhi jumlah air dalam tubuh. Hormon ini bekerja untuk mengontrol jumlah air yang diserap kembali oleh ginjal saat menyaring limbah dari darah. Hormon ADH dihasilkan oleh hipotalamus, yakni sebuah area di dasar otak.. Diabetes insipidus disebabkan oleh kurangnya hormon ADH (Antidiuretic Hormone) di dalam darah sehingga penderita mengeluarkan urine yang berebihan dapat mencapai 4-10 liter setiap harinya.

ADH disebut juga hormon vasopressin merupakan salah satu hormon yang terlibat dalam keseimbangan cairan. ADH dikeluarkan sebagai respon terhadap peningkatan konsentrasi darah dan pengeluaran keringat yang berlebihan saat latihan fisik. ADH bekerja di ginjal untuk meningkatkan reabsorbsi air (Wilmore & Costill, 2004). Jika ADH menurun, tubuh akan melepaskan air, menyebabkan konsentrasi pada darah dan urin mengencer. Diabetes insipidus terjadi saat tubuh tidak cukup menghasilkan ADH atau ginjal tidak dapat beradaptasi dengan iritasi ADH.

Hormon antidiuretik (ADH) adalah hormon yang berfungsi membatasi pembuangan cairan tubuh dalam bentuk urine berdasarkan tingkat kebutuhan cairan tubuh saat itu. Jika tubuh sedang membutuhkan lebih banyak cairan, ADH akan bekerja dan tubuh akan memproduksi lebih sedikit urine.

Diabetes insipidus bisa terjadi bila tubuh kekurangan ADH atau bila kerja ADH terganggu. Dengan kata lain, semua kondisi yang menyebabkan kekurangan atau gangguan pada hormon tersebut dapat memicu diabetes insipidus.

Berikut ini adalah penyebab diabetes insipidus berdasarkan jenisnya:

Diabetes insipidus kranial

Diabetes insipidus kranial atau diabetes insipidus sentral terjadi akibat kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari. Hipotalamus adalah bagian otak yang memproduksi ADH, sedangkan kelenjar pituitari merupakan organ tempat penyimpanan ADH.

Kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari menyebabkan produksi ADH terganggu. Beberapa penyebabnya adalah:

  • Tumor otak
  • Cedera kepala berat
  • Operasi otak atau kelenjar pituitari
  • Kelainan genetik, seperti sindrom Wolfram
  • Infeksi otak, seperti ensefalitis atau meningitis
  • Kerusakan otak akibat kekurangan aliran darah atau oksigen, misalnya karena stroke dan tenggelam

Dari seluruh kasus diabetes insipidus kranial, ada sepertiga yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Kondisi ini diduga terjadi akibat proses autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan dan menyerang sel-sel sehat yang memproduksi ADH.

Diabetes insipidus nefrogenik

Diabetes insipidus nefrogenik terjadi akibat kelainan pada struktur ginjal sehingga ginjal tidak dapat merespons ADH dengan baik. Kelainan ini dapat disebabkan oleh kelainan genetik yang dialami sejak lahir (congenital nephrogenic diabetes insipidus).

Selain itu, diabetes insipidus nefrogenik juga bisa disebabkan oleh penyakit lain yang berkembang setelah dewasa (acquired nephrogenic diabetes insipidus). Contohnya adalah:

  • Efek samping penggunaan lithium jangka panjang
  • Penyumbatan saluran kemih
  • Hiperkalsemia (kadar kalsium berlebih)
  • Hipokalemia (kadar kalium berlebih)
  • Penyakit ginjal kronis

Diabetes insipidus dipsogenik

Diabetes insipidus dipsogenik disebabkan oleh gangguan pada pengiriman sinyal rasa haus dari otak. Gangguan ini yang menyebabkan penderita selalu merasa sangat haus, sehingga ia akan minum dalam jumlah yang melebihi kebutuhannya.

Sama seperti pada diabetes insipidus kranial, gangguan pada pengiriman sinyal rasa haus di otak dapat terjadi akibat kondisi berikut:

  • Cedera kepala
  • Infeksi atau peradangan
  • Tumor otak
  • Operasi otak

Selain kondisi di atas, diabetes insipidus dipsogenik atau yang juga disebut dengan polidipsia primer diduga terkait dengan penggunaan obat-obatan tertentu atau gangguan mental, seperti skizofrenia.

Diabetes insipidus gestasional

Diabetes insipidus gestasional adalah jenis diabetes insipidus yang hanya dialami oleh ibu hamil. Kondisi ini bisa terjadi ketika plasenta menghasilkan enzim yang merusak ADH. Selain itu, produksi prostaglandin yang meningkat juga bisa menyebabkan ginjal menjadi kurang sensitif terhadap ADH.

Diabetes insipidus gestasional jarang terjadi dan biasanya sembuh setelah melahirkan. Namun, kondisi ini bisa berulang pada kehamilan berikutnya.

Terakhir diperbarui: 7 September 2021

Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/MAGIC MINE

Ilustrasi ginjal.

KOMPAS.com – Hormon antidiuretik (ADH) memengaruhi jumlah air dalam tubuh. Hormon ini bekerja untuk mengontrol jumlah air yang diserap kembali oleh ginjal saat menyaring limbah dari darah.

Hormon ADH dihasilkan oleh hipotalamus, yakni sebuah area di dasar otak. Sensor di tubuh mendeteksi ketika volume darah berubah dan membutukan lebih banyak ADH.

Sensor ini “berbicara” dengan otak dan kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon ADH ke dalam darah.

Mengenal hormon ADH

Dilansir dari WebMD, hormon ADH yang disebut juga vasopresin adalah hormon yang bertugas mengontrol penyerapan kembali air oleh ginjal saat menyaring limbah dari darah.

Ketika hormon ADH berada di ginjal, hormon tersebut memberikan sinyal untuk menghemat air dan menghasilkan urin yang lebih pekat.

Baca juga: Mengapa Tidur Malam Sangat Penting untuk Keseimbangan Hormon?

Jika keseimbangan air dalam tubuh tidak dikembalikan, otak pun akan memberi sinyal rasa haus sehingga cenderung lebih banyak minum air.

Banyak kondisi kesehatan yang memengaruhi jumlah hormon ADH yang dilepaskan tubuh atau cara ginjal meresponsnya.

Seseorang mungkin memproduksi hormon ADH dalam jumlah cukup atau terlalu sedikit yang disebabkan oleh banyak faktor.

Kadar hormon ADH

Jika tubuh tidak menghasilkan hormon ADH dalam jumlah cukup, tubuh akan kehilangan terlalu banyak air melalui urin.

Adapun tanda-tanda hormon ADH yang rendah adalah rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, dehidrasi, dan kadar natrium yang tinggi.

Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Hormon Dopamin agar Tetap Bahagia

Kondisi tubuh yang tidak menghasilkan cukup hormon ADH disebut diabetes insipidus nefrogenik atau diabetes insipidus sentral.

Diabetes insipidus nefrogenik ditandai dengan ketidakmampuan ginjal untuk merespons ADH. Kondisi ini mungkin diwariskan, tetapi juga bisa merupakan gejala dari kondisi kesehatan yang lebih besar.

Sementara itu, diabetes insipidus sentral adalah kondisi ketika kelenjar pituitari tidak menghasilkan cukup hormon ADH.

Diabetes insipidus sentral mungkin disebabkan oleh cacat genetik yang diturunkan, trauma di kepala, tumor otak, dan infeksi.

Baca juga: Apa Itu Hormon, Penjelasan Dan Fungsinya

Sebaliknya, jika tubuh memproduksi terlalu banyak hormon ADH dan air tertahan, volume darah akan meningkat dan menyebabkan mual, sakit kepala, disorientasi, lelah, lesu, dan kadar natrium yang rendah.

Terlalu banyak hormn ADH adalah kondisi yang disebut sindrom hormon antidiuretik yang tidak tepat (SIDH).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

ADH atau vasopressin diproduksi di hypothalamus dan disimpan di posterior pituitary lobe. ADH mengatur kadar air yang diserap oleh hati. Tekanan osmosis pada high serum atau penurunan volume darah intravascular akan menstimulasi produksi ADH. Stres, operasi, atau beban pikiran dapat juga menstimulasi ADH. Semakin banyak ADH yang diproduksi, semakin banyak air yang diserap pada ginjal. Air akan banyak diserap pada darah dan mengentalkan urin. Jika ADH menurun, tubuh akan melepaskan air, menyebabkan konsentrasi pada darah dan urin mengencer.

Diabetes insipidus terjadi saat tubuh tidak cukup menghasilkan ADH atau ginjal tidak dapat beradaptasi dengan iritasi ADH. Kurangnya kadar sekresi ADH disebabkan tidak normalnya sistem saraf pusat (neurogenic diabetes insipidus), disebabkan oleh trauma, tumor, encephalitis (pembengkakan hypothalamus), atau pengangkatan kelenjar pituitari. Pasien diabetes insipidus melepas kadar air yang tinggi pada setiap kali urinasi. Hal ini menyebabkan darah menjadi mengental, mengakibatkan pasien mudah merasa haus.

Penyakit ginjal utama dapat menyebabkan ginjal menjadi kurang sensitif terhadap stimuli dari ADH (nephrogenic diabetes insipidus). Untuk membedakan neurogenic diabetes insipidus dan nephrogenic diabetes insipidus, dokter dapat mengadakan tes stimulasi ADH. Pada tes ini, pasien dilarang minum air dan osmolalitas urinari akan diukur sebelum dan sesudah vasopressin disuntikkan. Jika ditemukan neurogenic diabetes insipidus, osmolalitas urinari yang dengan kadar air yang konstan akan menurun, dan osmolalitas urinari akan meningkat setelah diberi vasopressin. Pada kasus nephrogenic diabetes insipidus, osmolalitas urinari tidak akan meningkat walaupun Anda mengurangi kadar air dan menggunakan vasopressin. Hasil diagnosis dapat meliputi tes serum ADH. Pada kasus neuropathic diabetes insipidus, kadar ADH rendah, sementara pada nephrogenic diabetes insipidus, kadar ADH tinggi.

Tingginya kadar serum ADH sering diasosiasikan dengan Syndrome of Inappropriate ADH (SIADH). Disebabkan sekresi ADH yang berlebih, air diserap terlalu banyak pada ginjal dibandingkan dengan kadar normal. Hal ini mengakibatkan darah menjadi encer dan urin mengental. Konsentrasi dari ion penting pada darah menurun, mengakibatkan kelainan serius pada saraf, jantung dan metabolisme. Syndrome of Inappropriate ADH ini juga sering diasosiasikan dengan penyakit paru-paru (tuberculosis, pneumonia yang disebabkan oleh infeksi), stres berlebih (operasi atau trauma), tumor otak atau infeksi. Sekresi ADH pada tumor juga dapat menyebabkan Syndrome of Inappropriate ADH. Tumor dapat menyebabkan sindrom seperti tumor epithelial, paru-paru, tumor kelenjar getah bening, kemih dan usus. Pasien hypothyroidism dan Addison’s juga dapat terkena Syndrome of Inappropriate ADH.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA