Jelaskan yang dimaksud dengan persekutuan para kudus

Jawaban: Persekutuan para kudus adalah berarti kesatuan rohani dari para anggota Gereja Kristen, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia, yakni mereka yang berada di surga dan mereka yang berada dalam keadaan pemurnian (bagi yang mempercayai adanya purgatorium).

Mengapa orang Kristen harus beribadah?

Dengan demikian, ibadah umat Kristen yang dilaksanakan pada hari Minggu, pada hakikatnya dan maknanya adalah IBADAH (UNTUK) MERAYAKAN HARI KEBANGKITAN YESUS KRISTUS dari antara orang mati. Kebangkitan Yesus Kristus yang jatuh pada hari Minggu, merupakan puncak karya kemenangan-Nya atas dosa dan maut…

Bagaimana agama Kristen memandang agama lain?

Pandangan Kristen Klasik Beberapa orang Kristen berpendapat bahwa pluralisme agama adalah tidak sah atau konsep yang berkontradiksi terhadap diri sendiri. Bentuk pluralisme agama maksimum mengklaim bahwa semua agama sama-sama benar, atau bahwa satu agama dapat berlaku untuk beberapa dan agama lain untuk orang lain.

Mengapa kita tidak boleh berputus asa dalam agama Kristen?

Jawaban. Jawaban: karna setiap maslah pasti ada jalan keluarnya.

Mengapa mereka disebut orang kudus jelaskan?

Para kudus atau orang-orang kudus adalah orang-orang yang telah meninggal dunia dan sekarang berada di surga. Hal ini ditegaskan dalam Kredo/Syahadat. Kita merupakan satu kesatuan bagian dalam Komunitas Para Kudus.

Mengapa kita harus beribadah?

Ibadah dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah karena telah menciptakan, memelihara, mengangkat manusia sebagai khilafah di bumi, serta mengizinkan manusia untuk mengambil manfaat yang disediakan oleh alam.

Mengapa orang Kristen perlu beribadah menurut Ulangan 10 12 22?

Mengapa orang Kristen perlu beribadah menurut Ulangan 10 12 22? Karena Tuhan telah menciptakan segalanya, alam semesta dan isinya termasuk langit dan bumi. Oleh karena itu, kita harus beribadah untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada-Nya atas apa yang diberi.

Apakah Allah agama Kristen sama dengan agama lain?

Ya. Muslim, Kristen, dan Yahudi menyembah Tuhan yang sama. Yang berbeda adalah persepsi mereka bagaimana nature Tuhan itu dan cara menyembahnya. Allah itu dapat dideskripsikan dalam surah Al Ikhlas: 1–4.

Bagaimana pandangan agama Kristen mengenai kerukunan umat beragama?

Alkitab menjadi sumber dasar bagi kehidupan umat Kristiani yang bertoleransi dengan orang-orang beragama lain. Dengan demikian seorang Kristen haruslah orang yang bisa hidup bertoleransi dan rukun dengan kelompok-kelompok lain yang berbeda keyakinan / agama dengannya bahkan harus berbuat baik kepada mereka.

Apa yang kita lakukan agar tidak khawatir dan putus asa?

Jika Anda kini merasa kehilangan semangat dan harapan, cobalah cara mengatasi putus asa di bawah ini.

  1. Terapkan Sugesti Positif.
  2. 2. Berhenti Sejenak.
  3. Mengatur Napas.
  4. 4. Syukuri Apa yang Anda Miliki.
  5. Kembangkan yang Anda Punya.
  6. 6. Berusaha Membantu Orang Lain.
  7. 7. Hindari Berpikir Rumit dan “Meramal” Keadaan.
  8. Bersikap Realistis.

Apa yang perlu kita lakukan agar kita tidak khawatir atau putus asa Kristen?

Jawaban:

  1. Sisihkan waktu untuk merenung.
  2. Mulailah bercerita pada orang terdekat.
  3. Memanjakan diri sendiri.
  4. Tak perlu terlalu mengkhawatirkan masa depan.
  5. Menceritakan dan mencari solusi kita dengan tawakal pada sang pencipta.

Apa yang dimaksud dengan orang-orang kudus?

Persekutuan para kudus (bahasa Latin: communio sanctorum, bahasa Inggris: communion of saints), atau disebut juga persekutuan orang-orang kudus, apabila merujuk pada orang-orang, berarti kesatuan rohani dari para anggota Gereja Kristen, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia, yakni mereka yang berada …

Apa yang dimaksud dengan kudus?

Kudus berarti terpisah (dikhususkan) atau terpotong dari, digunakan terhadap keadaan terlepasnya seseorang atau suatu benda (supaya Tuhan dapat memakainya, dan dengan demikian terhadap keadaan orang atau obyek yang di lepas itu). Kata kudus kadang-kadang diterjemahkan dengan suci.

Mengapa Gereja harus bersifat inklusif atau terbuka?

Jawaban. Gereja Katolik mengajarkan bahwa pengantaraan Kristus bersifat inklusif, yaitu melibatkan anggota- anggota-Nya sebab Sabda Allah menyatakan bahwa Kristus sebagai Kepala tidak terpisahkan dari anggota- anggota-Nya, sama seperti kepala kita tidak terpisah dari anggota- anggota tubuh kita.

Oleh: Robertus Hardiyanta, Pr – Dalam syahadat pendek Gereja (Pengakuan Iman (1)) disebutkan: Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus (‘communio sanctorum’). Pernyataan iman tersebut baru pada akhir abad ke-4 dimasukkan dalam syahadat pendek Gereja yang kemudian kita kenal dengan ‘Syahadat Para Rasul’.

“Communio Sanctorum” dalam bahasa Latin tidak hanya dapat diartikan sebagai “persekutuan para kudus”, akan tetapi juga sebagai “partisipasi dalam hal-hal yang kudus”. Partisipasi bersama dalam harta keselamatan (yang disebut “hal-hal yang kudus”) terutama dalam Ekaristi (bdk 1Kor 10:16), merupakan akar persekutuan antara orang beriman (yaitu “para kudus” menurut istilah yang lazim  dalam Kitab Suci), juga dinyatakan dalam perhatian untuk saudara dalam iman (bdk. Rom 15:26; 2Ko2 8:4; Ibr 13:16). Gereja pertama-tama “persekutuan dalam iman” (Flm 6), “persekutuan dengan Yesus Kristus” (1Kor 1:9; lih. 1Yoh 1:3), “persekutuan Roh” (Flp 2:1; lih. 2Kor 13:13).

Komunikasi iman mengakibatkan suatu persekutuan rohani antara orang beriman sebagai anggota satu Tubuh Kristus dan membuat mereka menjadi sehati-sejiwa (lih. 1Yoh 1:7). Dengan demikian “persekutuan para kudus” dapat berarti Gereja dari segala zaman.

Lebih khusus lagi dibedakan antara Gereja yang berjuang di dunia ini, Gereja yang menderita, khususnya dalam api penyucian, dan akhirnya Gereja yang mulia dalam kemuliaan surgawi (misteri ini secara khusus dirayakan oleh Gereja setiap tanggal  1 dan 2 November). Dengan rumusan “persekutuan para kudus” dari semula mau ditegaskan bahwa kesatuan atau persekutuan di dalam Gereja bukanlah sesuatu yang lahiriah atau sosial saja.

Sumber kesatuan Gereja yang sesungguhnya ialah Roh Kudus, yang mempersatukan semua oleh rahmat-Nya. Selalu ditekankan bahwa kesatuan lahiriah menampakkan dan mewujudkan kesatuan dalam Roh itu. Kesatuan organisatoris atau lahirian bukanlah penjamin kehidupan Gereja. Sebaliknya segala komunikasi dan kegiatan Gereja berasal dari Roh yang menggerakkannya dari dalam. Maka “persekutuan para kudus” akhirnya tidak lain daripada rumusan lain bagi Gereja sebagai Umat Allah, Tubuh Kristus dan Bait Roh Kudus. “Dengan berpegang teguh kepada kebenaran di dalam kasih, kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala” (Ef 4:15).

Iman akan “persekutuan para kudus” mengungkapkan keyakinan bahwa keselamatan di dalam Kristus merupakan kenyataan, bukan lagi janji. Persekutuan para kudus membuktikan bahwa benar-benar ada orang yang diselamatkan dalam iman kepada Kristus. Maka panggilan kepada kekudusan, yakni persatuan dengan Allah sebagai sumber kekudusan menjadi dasar keikutsertaan atau partisipasi kita dalam kehidupan Allah yang kudus dan keanggotaan kita dalam persekutuan para kudus. Kekudusan kita bersumber pada Allah yang memanggil kita untuk dikuduskan-Nya. Kekudusan kita bukan hasil atau buah perjuangan manusia untuk menghindari kedosaan ataupun usaha manusia untuk memurnikan dan menyucikan diri dengan segala ulah kesalehan atau tindakan moral, sebagaimana dipikirkan oleh orang yang bukan kristen.

Adanya “persekutuan para kudus” sekaligus memberi harapan kepada kita dan memberi arah hidup yang jelas. Tujuan hidup iman kita adalah masuk dalam himpunan “persekutuan para kudus”. Dengan memakai nama salah seorang dari para kudus sebagai Nama Baptis atau pelindung Sakramen Penguatan, hidup kita diarahkan kepada hidup mereka yang dengan sempurna telah tergabung dalam “persekutuan para kudus”.

“Persekutuan para kudus” juga menyatakan keyakinan imam bahwa kita diselamatkan bukan orang per orang atau sebagai individu, tetapi sebagai communio. Dimensi inilah yang juga harus mendapat wujudnya dalam kehidupan dan kegiatan Gereja. Maka keterlibatan dan kesatuan kita dalam hidup dan kegiatan Gereja bukan lagi merupakan pilihan, tetapi keharusan atau keniscayaan karena kita diselamatkan dalam persekutuan orang beriman yang dipanggil kepada kekudusan atau persekutuan orang kudus.

Rob. Hardiyanta, Pr.


Ungkapan ”persekutuan para kudus” ini juga menunjuk pada kesatuan antara orang-orang suci (sancti), yaitu antara mereka yang berkat rahmat Allah dipersatukan dengan Kristus yang mati dan bangkit. Ada yang masih berjuang di dunia ini; ada yang, sesudah meninggalkan kehidupan di dunia ini, sedang mengalami proses pemurnian yang membutuhkan bantuan doa-doa kita; dan ada pula yang sudah masuk ke dalam kemuliaan Allah dan mendoakan serta menjadi pengantara kita. Semua anggota ini bersama-sama membentuk satu keluarga di dalam Kristus, yaitu Gereja, untuk memuji dan memuliakan Allah Tritunggal.

#Aku percaya akan persekutuan para kudus

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA