Jelaskan tentang kerajaan Sriwijaya sebagai pusat agama budha

Dibaca 15533 kali

Friday 26, Feb 2016 05:10 AM / AW

Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan bahari, tetapi dikenal juga sebagai salah satu pusat penyebaran agama Buddha dan pengajaran bahasa Sansekerta. Karena itulah Sriwijaya banyak dikunjungi oleh para bhiksu dari mancanegara. Namun, akibat dari hubungan­nya dengan kerajaan lain, tidak mustahil di Sriwijaya juga ada kelompok masyarakat yang beragama lain [Hindu, Tantris, dan bahkan Islam].

Sriwijaya bukan saja menjadi pusat kekuasaan yang besar, melainkan menjadi pusat kebudayaan, peradaban, dan pusat ilmu pengetahuan agama Buddha. Para bhiksu yang melawat ke Sriwijaya mempunyai tempat yang khusus. Mereka sangat dihormati oleh para penguasa dan rakyat Sriwijaya. Bhiksu yang datang ke Sriwijaya bukan hanya untuk sekadar singgah untuk beberapa saat, melainkan mereka tinggal untuk waktu yang lama dan mempelajari agama Buddha.

Dalam agama Buddha terdapat bermacam-macam mazhab, antara lain Mahayana dan Hinayana. Sumber tertulis dan arca-arca yang ditemukan mengindika­sikan bahwa agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya bermazhab Mahayana. Akan tetapi, para bhiksu Buddha yang mempelajari agama Buddha di Sriwijaya bukan saja mem­pelajari agama Buddha Mahayana saja, melainkan agama Buddha dari mazhab lain.

Pusat pengajaran agama Buddha yang terbesar pada masa itu adalah Nalanda. Namun, beberapa sumber Tiongkok juga menyebutkan bahwa di Sriwijaya juga terdapat suatu perguruan tinggi Buddha yang cukup baik. Mengenai perguruan tinggi Buddha di Sriwijaya, I-tsing memberitakan tentang kehidupan keagamaan di Sriwijaya dan banyaknya bhiksu di kota.

Dikenalnya Sriwijaya sebagai pusat agama Buddha tidak lain adalah peranan dari Dharmakrti, seorang bhiksu Buddha yang pengetahuannya cukup luas. Ia adalah salah seorang bhiksu tertinggi di Sriwijaya yang menyusun kritik atas isi kitab Abhisamayalamkara. Demikian dikenalnya hingga pada tahun 1011 hingga 1023 Masehi, seorang bhiksu dari Tibet yang bernama Atisa [Dipamkararsjñana] datang ke Swarnna­dwipa untuk belajar agama pada Dharmakrti.

Aktivitas keagamaan pada masyarakat di wilayah Kadatuan Sriwijaya bukan hanya agama Buddha Mahayana saja, agama lain juga berkesempatan untuk berkem­bang. Bukti-bukti arkeologis berupa arca batu yang mewakili agama Hindu dan Tantris, juga ditemukan di wilayah Kadatuan Sriwijaya. Sebuah berita Arab menyebutkan adanya surat menyurat antara Maharaja Sriwijaya dan Khalifah Umar bin Abdul Azis. Dalam surat itu disebutkan permintaan kepada Khalifah untukmengirimkan mubaligh ke Sriwijaya.

[BBU]

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan bercorak Budha di Indonesia, kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-7 M. Berdasarkan catatan I-Tsing, Sriwijaya merupakan kerajaan Budha Mahayana yang makmur dan memiliki sekolah agama budha. Sekolah agama budha tersebut diperuntukan untuk para peziarah belajar sebelum ke India, salah satu guru yang ternama saat itu adalah Sakyakirti.  

Dengan demikian Sriwijaya menjadi tempat belajar para peziarah sebelum menuju India.

Pusat agama Buddha Selain menjadi pusat perdagangan, Kerajaan Sriwijaya juga menjadi pusat ilmu dan agama Buddha di Asia Tenggara dan Asia Timur.

Apa buktinya bahwa Sriwijaya sebagai pusat pendidikan agama Buddha?

Bukti Bukti Yang Menunjukkan Kerajaan Sriwijaya Sebagai Pusat Agama Budha. -> Adanya Prasasti Nalanda Di Kerajaan Sriwijaya. Prasasti Nalanda ini Berisikan/menceritakan tentang Raja Sriwijaya, yaitu Balaputra Dewa yang Mengirimkan Pelajar Pelajar Ke India.

Tuliskan di kerajaan manakah pusat pembelajaran agama Buddha di Indonesia?

Berdasarkan catatan I-tsing, Sriwijaya merupakan rumah bagi sarjana Buddha, dan menjadi pusat pembelajaran agama Buddha.

Apa peranan kerajaan Sriwijaya bagi agama Buddha?

Sriwijaya pernah dikenal sebagai kerajaan maritim yang besar. Kerajaan ini juga pernah menjadi pusat penyebaran agama Buddha dan pengajaran bahasa Sansekerta. Dari abad ke-7 hingga permulaan abad ke-11 Masehi, Kedatuan Sriwijaya merupakan pusat pengajaran agama Buddha.

Dimana letak kerajaan Sriwijaya dan jelaskan mengapa Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perkembangan agama Budha *?

Diketahui bahwa kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim bercorak Hindu – Buddha yang terbesar di Indonesia. Sriwjaya berdiri sekitar abad ke-7 M dan terletak di tepi sungai Musi Palembang, Sriwijaya terkenal sebagai pusat pengajaran agama Buddha di Asia Tenggara.

Siapa pendeta Budha yang terkenal?

Pendeta yang terkenal adalah Sakyakirti.

Peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya yang penting adalah prasasti. Prasasti-prasasti itu ditulis dengan huruf pallawa dengan bahasa Melayu Kuno. Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang. Prasasti ini berangka tahun 605 Saka [683 M].

Alasan berikutnya mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut kerajaan maritim yaitu adanya penguasaan lautan atau wilayah perairan yang luas dari Kerajaan Sriwijaya ini. Gambar kapal bercadik Ganda pada salah satu arcanya dengan jelas menunjukan bahwa alat transportasi perairan ini merupakan alat transportasi utama mereka.

Bagaimana peranan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Hindu Buddha di Indonesia?

Kerajaan sriwijaya merupakan salah satu kerajaan budha tertua di nusantara. Karajaan sriwijaya terkenal dengan kerajaan maritim yang mebuat kerjaan tersebut menjadi pusat persebaran agama budha di asia tenggara saat itu karena lokasinya yang sangat strategis.

Kerajaan apa yang dijadikan sebagai pusat pendidikan agama Budha se Asia Tenggara di Indonesia?

Pada masanya Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat agama Buddha di Asia Tenggara dan Asia Timur.

Bagaimana perkembangan agama Buddha di Indonesia?

Agama Buddha sendiri telah masuk ke Indonesia sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Proses penyebaran Agama Buddha di Indonesia dimulai melalui perdagangan melalui jalur laut. Hal ini dapat dilihat pada catatan sarjana dari China bernama I-Tsing ketika beliau melakukan perjalanan ke India dan Nusantara.

Berapa persen agama Buddha di Indonesia?

Dikutip dari tirto.id, pada sensus terakhir Badan Pusat Statistik, yaitu pada 2010, jumlah penduduk yang beragama Buddha 1,7 juta jiwa atau sekitar 0,72 persen dari populasi.

Apa sajakah peninggalan sejarah kerajaan Sriwijaya?

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

  • Baca juga: Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut Kerajaan Maritim?
  • Prasasti Kedukan Bukit.
  • Prasasti Kota Kapur.
  • Prasasti Telaga Batu.
  • Baca juga: Prasasti Kedukan Bukit: Sejarah, Isi, dan Artinya.
  • Prasasti Karang Berahi.
  • Prasasti Palas Pasemah.
  • Prasasti Talang Tuo.

Bagaimanakah kedudukan kerajaan Sriwijaya dalam penyebaran agama Budha di Nusantara dan Asia Tenggara?

Sriwijaya juga diketahui sebagai pusat pengembangan agama Buddha di nusantara. Jawabannya adalah karena letak Sriwijaya sangat strategis dan mempertemukan Jemaah agama Buddha yang berangkat dari Cina ke India dan dari India ke Cina.

Lihat Foto

indonesia.go.id

Kerajaan Sriwijaya

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7. Dikenal sebagai kerajaan maritim terbesar di Nusantara. 

Kerajaan Sriwijaya juga termasuk salah satu kerajaan bercorak Buddha dan menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara dan Asia Timur. 

Dalam buku Strategi dan Pertahanan Maritim Nusantara: Maritim Nusantara [2018] oleh Dickry Rizanny Nurdiansyah, sejak berdirinya di abad ke-7, Kerajaan Sriwijaya sudah aktif melakukan perdagangan.  Para saudagar China melakukan transaksi perdagangan dengan Kerajaan Sriwijaya. 

Kedatangan pendeta Buddha dari China melambungkan ketenaran Kerajaan Sriwijaya sebagai kota dagang terbesar di Nusantara.

Sebagai kerajaan maritim berpengaruh, Kerajaan Sriwijaya meluaskan ekspansi kekuasaannya dengan menaklukkan Laut Jawa, Indonesia Timur, dan beberapa daerah di Nusantara. 

Hal ini membuat Kerajaan Sriwijaya terus berkembang, terlebih dari segi ekonomi. Dengan perkembang secara pesat, masyarakat di Kerajaan Swirijaya memperoleh pendidikan yang layak. 

Baca juga: Dampak jika Balaputradewa Tidak Memimpin Sriwijaya

Menjalin hubungan luar negeri

Tak hanya dengan pedagang China, Kerajaan Sriwijaya juga menjalin kerja sama dengan India, Burma, Melayu Kalimantan, Siam, Kamboja, Filipina, Persia, Arab, atau Afrika.

Dengan angkatan lautnya yang besar dan kuat, jalur-jalur utama kegiatan pelayaran dan perdagangan dikontrol secara ketat. Sehingga kapal-kapal yang masuk dipaksa berlabuh di Bandar Sriwijaya. 

Dengan penguasaannya jalur pelayaran penting membuat Kerajaan Sriwijaya menjadi satu-satunya kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara.

Banyak kapal-kapal dagang dari berbagai negara yang berlabuh membawa keuntungan tidak sedikit bagi Kerajaan Sriwijaya.

Video yang berhubungan

Lihat Foto

indonesia.go.id

Kerajaan Sriwijaya

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7. Dikenal sebagai kerajaan maritim terbesar di Nusantara. 

Kerajaan Sriwijaya juga termasuk salah satu kerajaan bercorak Buddha dan menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara dan Asia Timur. 

Dalam buku Strategi dan Pertahanan Maritim Nusantara: Maritim Nusantara (2018) oleh Dickry Rizanny Nurdiansyah, sejak berdirinya di abad ke-7, Kerajaan Sriwijaya sudah aktif melakukan perdagangan.  Para saudagar China melakukan transaksi perdagangan dengan Kerajaan Sriwijaya. 

Kedatangan pendeta Buddha dari China melambungkan ketenaran Kerajaan Sriwijaya sebagai kota dagang terbesar di Nusantara.

Sebagai kerajaan maritim berpengaruh, Kerajaan Sriwijaya meluaskan ekspansi kekuasaannya dengan menaklukkan Laut Jawa, Indonesia Timur, dan beberapa daerah di Nusantara. 

Hal ini membuat Kerajaan Sriwijaya terus berkembang, terlebih dari segi ekonomi. Dengan perkembang secara pesat, masyarakat di Kerajaan Swirijaya memperoleh pendidikan yang layak. 

Baca juga: Dampak jika Balaputradewa Tidak Memimpin Sriwijaya

Menjalin hubungan luar negeri

Tak hanya dengan pedagang China, Kerajaan Sriwijaya juga menjalin kerja sama dengan India, Burma, Melayu Kalimantan, Siam, Kamboja, Filipina, Persia, Arab, atau Afrika.

Dengan angkatan lautnya yang besar dan kuat, jalur-jalur utama kegiatan pelayaran dan perdagangan dikontrol secara ketat. Sehingga kapal-kapal yang masuk dipaksa berlabuh di Bandar Sriwijaya. 

Dengan penguasaannya jalur pelayaran penting membuat Kerajaan Sriwijaya menjadi satu-satunya kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara.

Banyak kapal-kapal dagang dari berbagai negara yang berlabuh membawa keuntungan tidak sedikit bagi Kerajaan Sriwijaya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA