Jelaskan teknik pengolahan tanah untuk budidaya tanaman pangan

Sebelumnya Anda perlu membaca artikel Pengolahan Tanah Lahan Pertanian, karena sudah barang tentu tanaman tidak bisa hidup tanpa adanya media tanam yang sudah diolah terlebih dahulu agar tanah tersebut subur dan mampu menjadi media tanam yang baik untuk tanaman.

Perlu untuk diketahui bahwa setiap upaya pengolahan lahan akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat tanah. Tingkat perubahan yang terjadi sangat ditentukan oleh cara atau metode pengolahan tanah yang digunakan.

Berikut terdapat 3 jenis teknik olah tanah pertanian yang sering digunakan oleh petani di Indonesia.

Teknik olah tanah TOT (Tanpa Olah Tanah/Zero Tillage)

Pengolahan lahan tanpa olah tanah merupakan sistem pengolahan tanah yang merupakan adopsi dari sistem perladangan dengan memasukkan konsep pertanian modern. Tanah dibiarkan tidak terganggu, kecuali alur kecil atau lubang untuk penempatan benih atau bibit.

Sebelum proses tanam dilakukan, sisa tanaman atau gulma dikendalikan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu penempatan benih atau bibit tersebut. Seresah gulma yang mati, dapat dihamparkan dipermukaan tanah untuk digunakan sebagai mulsa yang nantinya dapat menekan pertumbuhan gulma baru dan pada akhirnya dapat memperbaiki sifat dan tata air tanah.

Keuntungan yang di dapatkan dari sistim tanpa olah tanah ini adalah kepadatan perakaran yang lebih banyak, penguapan lebih sedikit, serta air tersedia bagi tanaman yang juga lebih banyak.

Teknik olah tanah minimum (Minimum Tillage)

Olah tanah minimum merupakan suatu pengolahan lahan yang dilakukan seperlunya saja (seminimal mungkin), disesuaikan dengan kebutuhan pertanaman dan kondisi tanah. Pengolahan minimum bertujuan agar tanah tidak mengalami kejenuhan yang dapat menyebabkan tanah sakit dan untuk menjaga struktur tanah.

Dalam sistem pengolahan minimum, tanah yang diolah hanya dilakukan pada spot-spot dimana tanaman budidaya akan ditanam. Pengolahan tanah biasanya dilakukan pada bagian perakaran tanaman saja (sesuai kebutuhan tanaman), sehingga bagian tanah yang tidak diolah akan terjaga struktur tanahnya karena agregat tanah tidak rusak dan mikroorganisme tanah berkembang dengan baik.

Selain itu, mikroorganisme akan mengimmobilisasi logam-logam berat sisa pemupukan yang ada dalam tanah sperti Al, Fe dan Mn.

Teknik olah tanah maksimum (Maximum Tillage)

Pengolahan lahan secara maksimal merupakan pengolahan lahan secara intensif yaang dilakukan pada seluruh lahan yang akan ditanami. Ciri utama pengolahan lahan maksimal ini antara lain adalah membabat bersih, membakar atau menyingkirkan sisa tanaman atau gulma serta perakarannya dari areal penanaman serta melalukan pengolahan tanah lebih dari satu kali baru ditanami.

Pengolahan lahan maksimum mengakibatkan permukaan tanah menjadi bersih, rata dan bongkahan tanah menjadi halus. Hal tersebut dapat mengakibatkan rusaknya struktur tanah karena tanah mengalami kejenuhan, biologi tanah yang tidak berkembang serta meningkatkan biaya produksi.

Demikian penjelasan terkait teknik olah tanah pertanian yang biasa digunakan oleh petani. Harapannya setelah ini, Anda dapat dengan bijak menentukan jenis olah tanah pertanian seperti apa yang tepat untuk diterapkan di lahan pertanian Anda.

Sumber: 8Villages

Budidaya tanaman pangan merupakan suatu kegiatan menanam tanaman yang menjadi sumber karbohidrat utama dan protein pada lahan, kemudian dapat dikonsumsi sendiri atau dijual kembali sebagai sumber penghasilan bagi petani. Pada budidaya tanaman pangan ini memiliki berbagai macam tanaman, yaitu padi, jagung, kedelai, kacang dan tanaman pangan lainnya.

1. Padi

Budidaya tanaman pangan ini dimulai dari pemilihan bibit varietas unggul, benih yang digunakan biasanya memilki sertifikat dan bermutu. Kemudian benih akan diseleksi sebelum proses penyemaian agar benih memiliki kondisi yang baik dan bebas dari penyakit bawaan. Setelah itu dilakukan proses penyiapan lahan dengan cara mengolah lahan yang akan ditanami padi. Pengolahan tanah disesuaikan dengan kondisi tanah dan ketersediaan air. Pengolahan tanah bertujuan untuk :

  • Meratakan tanah untuk digenangi;
  • Menekan pertumbuhan gulma yang dapat menggangu pertumbuhan tanaman padi
  • Membenamkan dan menghancurkan jerami, gulma, dan bahan organik lain
  • Pengolahan tanah telah menggunakan traktor dilakukan dengan 1 kali pembajakan dan satu kali perataan.

Proses selanjutnya yaitu persemaian, dalam hal ini tanaman harus dalam keadaan sehat bebas hama penyakit. Persemaian sebaiknya tidak terlalu rapat, dengan luasan 5% dari luasan lahan benih yang digunakan 25 kg/Ha. Pindah tanam dari persemaian ke lahan sebaiknya dilakukan pada saat tanaman masih muda kurang dari 20 hari, ini penting supaya tanaman lebih cepat beradaptasi, pertumbuhan akar dan tunas dapat optimal sehingga tanaman lebih sehat.

2. Jagung

Budidaya tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi bagus. Tanaman jagung biasanya ditanam pada awal musim penghujan (labuhan), marengan dan musim kemarau. Jenis tanaman jagung yang ditanam oleh petani sebagian besar (98%) menanam jenis jagung hibrida dengan alasan kualitas benih bagus, produktivitas jagung hibrida tinggi dan benih mudah didapat. Teknik penanaman jagung varietas ini pada dasarnya sama dengan teknik penanaman jagung secara umumnya. Pembuatan parit untuk pengolahan jagung diperlukan agar pengairan air dapat terjaga secara optimal. Kemudian sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu dibersihkan.

Ilustrasi teknik budi daya tanaman pangan. Dok: Pexels

Dalam teknik budi daya tanaman pangan, terdapat rangkaian proses yang perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan produk tanaman pangan yang baik dan sesuai harapan.

Di samping penyediaan sarana seperti media tanam, bibit, nutrisi dan air, teknik yang digunakan menentukan keberhasilan suatu budi daya.

Budi daya tanaman pangan terdiri dari enam tahapan, antara lain pengolahan tanah atau lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama, dan pemanenan.

Menyadur buku Prakarya dan Kewirausahaan karya Hendriana Werdhaningsih dkk., berikut penjelasan mengenai teknik budi daya tanaman pangan dan prosesnya.

Proses dan Teknik Budi Daya Tanaman Pangan

Kegiatan ini dilakukan untuk menyiapkan lahan hingga siap untuk digunakan sebagai media tanam. Cara pengolahan yang dilakukan bisa dengan cara dibajak atau dicangkul, lalu dihaluskan agar tanah menjadi gembur.

Dalam standar penanaman, berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan:

  • Penanaman benih dilakukan dengan mengikuti teknik budi daya yang dianjurkan. Jarak tanam dan kebutuhan benih per hektare disesuaikan dengan persyaratan spesifik bagi setiap jenis tanaman, varietas, dan tujuan penanaman.

  • Penanaman dilakukan pada musim tanam yang sesuai dengan jadwal tanam dalam manajemen produksi tanaman.

  • Pada saat penanaman, lakukan antisipasi agar tanaman tidak kekeringan, kebanjiran, tergenang, atau terancam faktor abiotik lainnya.

  • Untuk menghindari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada daerah endemis dan eksplosif, benih atau bahan tanaman dapat diberi perlakuan yang sesuai sebelum ditanam.

  • Melakukan pencatatan tanggal penanaman pada buku kerja, guna memudahkan jadwal pemeliharaan, penyulaman, pemanenan, dan hal-hal lainnya. Jika benih memiliki label, penanda tersebut harus disimpan.

Ilustrasi teknik budi daya tanaman pangan. Dok: Pexels

Dalam pemupukan usahakan untuk dapat menimbulkan manfaat sebanyak-banyaknya dengan dampak seminimal mungkin. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pemupukan, antara lain tepat jenis, tepat mutu, tepat waktu, tepat dosis, dan tepat cara aplikasi.

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyulaman, dan pembumbunan. Penyiraman berfungsi untuk menjaga kelembapan tanah.

Penyulaman adalah upaya menanam kembali untuk mengganti benih atau bibit yang tidak tumbuh atau tidak normal. Sedangkan pembumbunan berguna untuk menutup pangkal batang dengan tanah.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) kerap dilakukan agar kegiatan budi daya tanaman menjadi lebih produktif. Upaya ini dilakukan dengan teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman maupun teknik lainnya. Tujuannya agar tidak menimbulkan kerugian atau kerusakan pada hasil tanaman di masa depan.

Panen adalah tahap terakhir dalam proses dan teknik budi daya tanaman pangan. Setelah panen, hasil panen akan memasuki tahapan pascapanen.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA