Jelaskan awal kedatangan ekspedisi bangsa Belanda ke Indonesia

ilustrasi kapal Belanda tiba di Indonesia (screenshoot Kemdikbud)

puti aini yasmin Rabu, 16 Februari 2022 - 13:00:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Belanda pertama kali datang ke Indonesia dipimpin oleh siapa sering menjadi materi yang ditanyakan. Untuk itu, ada baiknya membaca informasinya di sini.

Siapa yang memimpin ekspedisi Belanda ke Indonesia?

Belanda pertama kali datang ke Indonesia dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia terjadi pada tahun 1596 di pelabuhan Banten.

Adapun, tujuan Belanda datang pertama kali ke Indonesia adalah melakukan misi dagang. Namun, mengutip dari buku ‘Explore Sejarah Indonesia Jilid 2’ terbitan Penerbit Duta, misi dagang pertama ini mengalami kegagalan karena sikap arogan para awak kapal.

BACA JUGA:
3 Tujuan Belanda Mendirikan VOC pada Tahun 1602 Adalah Apa?

Akibatnya, awak dan siapa pemimpin penjelajah Belanda saat datang di Banten tahun 1596 adalah Cornelis de Houtman diusir oleh Sultan Banten. Meskipun begitu, pelayaran tetap membawa keuntungan.

Sebab, pihak Belanda mendapatkan informasi mengenai kekayaan alam Nusantara, terutama rempah-rempah. Bahkan, dalam lima tahun sudah ada 65 kapal yang datang ke Indonesia.

BACA JUGA:
Mengenal Gubernur Jenderal VOC yang Pertama dan Sejarahnya

Pada tahun 1598, ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Jacob van Heemskerck tiba di Pelabuhan Banten. Kemudian, ia melanjutkan perjalanan ke Maluku dipimpin oleh Jacob van Neck.

Keberhasilan Belanda membawa rempah-rempah dari Indonesia membawa banyak kapal dagang Belanda dan Eropa lainnya datang. Sehingga adanya persaingan antarpedagang.

Akibat hal itu, didirikannya East India Company (EIC) oleh Inggris pada tahun 1600. Kemudian, disusul oleh Inggris dengan mendirikan Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada tahun 1602.

Selamat belajar sejarah Belanda pertama kali datang ke Indonesia dipimpin oleh Cornelis de Houtman!


Editor : Puti Aini Yasmin

TAG : VOC Penjajahan Belanda penjajahan

​ ​

Awal Kedatangan Bangsa Belanda dan Bangsa Inggris di Indonesia, Sebab khusus dari bangsa Belanda melakukan penjelajahan samudera disebabkan adanya larangan mengambil rempah-rempah di Lisabon oleh pemerintah Portugis karena Belanda terlibat dalam perang 80 Tahun.

Kondisi ini membuat Belanda harus mencari sendiri sumber rempah-rempah di dunia Timur. Dalam pelayarannya, bangsa Belanda banyak dibantu dengan adanya pedoman dari buku Iti-nerario near Oost ofte Portugaels Indien yang dikarang oleh Jan Huygen van Linschoten yang bekerja pada maskapai perniagaan Portugis.

Awal Kedatangan Bangsa Belanda, pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.

Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika – Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten.

Belanda harus menempuh rute melalui Samudera Hindia dan tepian barat pulau Sumatera hingga akhirnya sampai Selat Sunda dikarenakan pada saat itu Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan dikuasi oleh Portugis.

Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman (1596), pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten.

Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehinggaorang Belanda kemudian diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke Timur akhirnya sampai di Bali.

Kejadian tersebut menyebabkan adanya ekspedisi berikutnya yang dipimpin oleh Jacob van Neck (1598) dan mendapat sambutan yang baik dari kerajaan Banten. Satu hal berbeda dari pelayaran yang dilakukan oleh Portugis adalah Belanda mendirikan satu titik kekuasaan di Pulau Jawa.

Pada tahun 1602, Belanda mendirikan kongsi dagang yang bernama Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) dengan tujuan agar tidak terjadi persaingan sesama pedagang Belanda.

Untuk mengumpulkan modal yang besar guna bersaing dengan kongsi dagang lainnya. VOC dibekali dengan Hak Istimewa yang dikenal dengan nama Hak Ooctroi, antara lain:

  1. Monopoli perdagangan
  2. Mencetak mata uang
  3. Mendirikan benteng
  4. Membentuk pasukan
  5. Membuat perjanjian dengan penguasa setempat

Pelayaran bangsa Inggris masih berkaitan dengan kekacauan yang diakibatkan oleh perang Belanda-Spanyol dalam perdagangan dengan Asia Tenggara dan adanya gangguan Spanyol dan Portugis di Selat Giblartar.

Penjelajah samudera dari Inggris antara lain:

  1. Sir Francis Drake yang berhasil mengelilingi dunia tahun 1577-1580. Pada tahun 1579, Drake berlabuh di KerajaanTernate
  2. James Lancester pada tahun 1602 berhasil mendarat di Aceh dan kemudian dilanjutkan ke Banten.
  3. Sir Henry Middleton tahun 1604 memimpin ekpedisi EIC ke wilayah Nusantara antara lain Sumatera, Banten dan Kepulauan Maluku.
  4. JamesCook

Pada tanggal 31 Desember 1600, Inggris membentuk kongsi dagang EastIndia Company yang berpusat di India. Tujuan didirikannya ialah untuk menolong hak perdagangan di India.

Royal Charter (Piagam Kerajaan) secara efektif memberikan EIC sebuah monopoli dalam seluruh perdagangan di daerah Hindia Timur.

Baca juga Kedatangan Bangsa Portugis dan Bangsa Spanyol di Indonesia

EIC berubah dari sebuah gabungan perdagangan komersial ke lembaga yang memerintah India ketika perusahaan ini mengambil fungsi pemerintahan dan militer tambahan, sampai pembubarannya pada 1858. Jalur pelayaran Portugus, Spanyol, Inggris, dan Belanda.

Ekspedisi Pertama Belanda ke Indonesia adalah sebuah ekspedisi yang berlangsung dari 1595 hingga 1597. Ekspedisi ini sangat penting dalam pembukaan perdagangan rempah-rempah Indonesia bagi para pedagang yang akhirnya membentuk Perusahaan Hindia Timur Belanda, dan menandai berakhirnya dominasi Imperium Portugis di kawasan tersebut.

Selama abad ke-16, perdagangan rempah-rempah sangat menguntungkan, namun Imperium Portugis mencengkeram sumber rempah-rempah, Indonesia. Untuk sementara waktu, para pedagang Belanda merasa puas menerima ini dan membeli semua rempah mereka di Lisboa, Portugal, karena mereka masih bisa menghasilkan keuntungan yang layak dengan menjualnya kembali ke seluruh Eropa. Namun, pada tahun 1590-an Spanyol, yang berperang dengan Belanda, berada dalam uni dinasti dengan Portugal, sehingga membuat perdagangan berkesinambungan hampir menjadi tidak mungkin.[1] Hal ini tidak dapat ditolerir, dan Belanda dengan senang hati menghindari monopoli Portugis dan langsung pergi ke Indonesia, tetapi petunjuk perjalanan yang dibutuhkan untuk mencapai Indonesia dijaga ketat oleh Portugis.

Namun, pada 1592, pembuat peta Petrus Plancius menerbitkan serangkaian peta, yang menunjukkan secara rinci, rute ke Hindia.[2]

Segera setelah peta-peta ini diterbitkan, tiga pedagang Amsterdam mulai bertemu secara rahasia, merencanakan sebuah ekspedisi ke Indonesia. Nama mereka adalah Jan Jansz Carel, Hendrick Hudde, dan Reynier Pauw.[3] Salah satu hal pertama yang dilakukan pria-pria ini adalah mengirim sepupu Paulus, Cornelis de Houtman ke Lisbon, berkedok sebagai pedagang. Tugasnya adalah untuk mengonfirmasikan peta Plancius dan melihat apakah dia dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang Hindia Timur.[2] Kemudian, pada bulan September 1592, Jan Huyghen van Linschoten kembali dari perpanjangan tinggal di Goa, India, dan segera setelah itu, bekerja sama dengan penjelajah terkenal Bernardus Paludanus, dia menerbitkan sebuah laporan dari perjalanannya yang mencakup sejumlah besar informasi tentang Hindia Timur yang mengonfirmasikan semua peta Plancius dan menambahkan lebih banyak lagi.[4] Pada awal 1594, de Houtman kembali dari Lisboa.[5]

Para pedagang Amsterdam sekarang memiliki semua informasi yang mereka butuhkan, dan mereka mulai mengumpulkan modal untuk mendanai ekspedisi tersebut. Mereka merekrut enam pedagang lainnya dan bersama mereka membentuk Compagnie van Verre: Pieter Hasselaer, Jan Poppen, Hendrick Buick, Dirk van Os, Syvert Sem, dan Arend ten Grootenhuys.[6] Compagnie mampu mengumpulkan 290.000 guilder, dan menggunakannya untuk membangun dan melengkapi empat kapal: Mauritius, Amsterdam, Hollandia, dan Duyfken.[7]

Semua mengatakan, ada 248 petugas dan pria dalam ekspedisi tersebut.[8] Pengelolaan kapal harus dilakukan oleh Dewan Kapal yang terdiri dari nakhoda kapal, pedagang yang ditugaskan ke setiap kapal, dan beberapa orang lainnya.[8] Beberapa memiliki status pilihan, yang memungkinkan mereka berbicara lebih dulu mengenai sebuah isu dan memutuskan ikatan; Cornelis de Houtman adalah salah satunya.[8] Sebelum kapal berangkat, semua navigator dilatih oleh Petrus Plancius.[9] Kepala navigator adalah Pieter Dirkszoon Keyser.[10]

Armada ini berlayar dari pelabuhan Texel pada 2 April 1595.[8] Mereka mencatat waktu yang baik pada awalnya, melintasi Kepulauan Canaria pada 26 April dan mendarat di Isla de Mayo pada 19 April, tetapi tak lama kemudian angin mati, dan mereka hanya bisa membuat kemajuan yang lambat.[11] Mereka tidak melintasi khatulistiwa hingga 4 Juni, dan tidak melihat Afrika hingga 2 Agustus.[11] Pada Oktober, mereka mendarat di Madagaskar, di mana mereka terpaksa tinggal selama enam bulan, kehilangan banyak awak kapal karena penyakit; pada saat mereka pergi, 71 awak kapal telah meninggal.[12] Di antara yang tewas adalah nakhoda Hollandia, Jan Dignumsz.[11]

  •  

    Armada Cornelis de Houtman.

  •  

    Kesultanan Banten.

  •  

    Penyerangan kota Banten dan kano.

  •  

    Mural La réception de Cornelis de Houtman a Java en 1595 oleh Paulides di paviliun Belanda di Pameran Kolonial di Paris, foto KIT.

  • Ekspedisi Kedua Belanda ke Indonesia
  • Perusahaan Hindia Timur Belanda di Indonesia

  1. ^ Masselman, p. 62-64
  2. ^ a b Masselman, p. 68
  3. ^ Masselman, p. 64-65
  4. ^ Masselman, p. 71
  5. ^ Masselman, p. 86
  6. ^ Masselman, p. 87
  7. ^ Masselman, p. 88
  8. ^ a b c d Winchester, p. 15
  9. ^ Masselman, p. 90
  10. ^ Masselman, p. 89
  11. ^ a b c Masselman, p. 92
  12. ^ Milton, p. 59

  • Masselman, George (1963). The Cradle of Colonialism. New Haven & London: Yale University Press. 
  • Milton, Giles (1999). Nathaniel's Nutmeg or, The True and Incredible Adventures of the Spice Trader Who Changed the Course of History. New York: Penguin Books. ISBN 0-374-21936-2. 
  • Mutch, T.D. (1942). The First Discovery of Australia With an account of the Voyage of the "Duyfken" and the Career of Captain Willem Jansz. Sydney. Diakses tanggal 2009-12-26. 
  • Winchester, Simon (2003). Krakatoa: The Day the World Exploded, August 27, 1883. New York: HarperCollins. ISBN 0-06-621285-5. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ekspedisi_Pertama_Belanda_ke_Nusantara&oldid=18721739"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA