Ilmuwan yang terkenal di bidang kedokteran pada masa Dinasti mamluk adalah

JAKARTA - Sejarah mencatat, banyak ilmuwan Muslim yang memiliki kontribusi nyata terhadap dunia pengetahuan, salah satunya di bidang kedokteran. Tokoh Muslim seperti Al Zahrawi bahkan memperkenalkan penggunaan benang jahit bedah dalam operasi.

Berikut 3 ilmuwan Muslim yang paling berpengaruh dalam bidang kedokteran.

Ibnu Sina

Ibnu Sina merupakan dokter, filsuf, dan ilmuwan Muslim yang lahir di Uzbekistan (dahulu Persia) pada tahun 980. Dalam jurnal berjudul ‘Mendidik Anak Dalam Persepektif Ibnu Sina’, pria yang disebuh Avicenna oleh dunia Barat ini banyak menulis buku seputar pendidikan, filsafat, dan pengobatan atau kedokteran. Karya Ibnu Sina yang paling terkenal adalah al-Qanun Fith Thibb, yang kemudian dijadikan referensi dunia kedokteran selama berabad-abad lamanya.

Banyak versi menyebut usia Ibnu Sina saat menjadi dokter. Ada yang menyebut, Ibnu Sina menjadi dokter pada usia 16 tahun. Ada pula yang mengatakan, 17 tahun dan 18 tahun. Akan tetapi, merujuk pada jurnal bertajuk ‘Ibnu Sina: Pemikiran Filsafatnya Tentang Al-Fayd, Al-Nafs, Al-Nubuwwah dan Al-Wujud’, disebutkan bahwa Ibnu Sina sudah menjadi dokter di usia 16 tahun.

Kala itu, ia berhasil mengobati Sultan Bukhara hingga sembuh. Sebagai dokter dan ilmuwan yang sangat cerdas, ada beberapa penemuan Ibnu Sina yang sangat membantu dunia kedokteran. Contohnya adalah teori penularan TBC dan manfaat etanol.

Al Razi

Abu Bakr Muhammad Ibn Zakariya Al Razia atau Al Razi adalah seorang ilmuwan Muslim asal Teheran, Iran. Ia lahir pada abad ke-9 atau tahun 865 Hijriyah. Ia dikenal luas sebagai penemu asam sulfat. Kecerdasan Al Razi memang sudah terlihat sejak belia.

Al Razi menempuh pendidikan di banyak bidang seperti kedokteran, matematika, filsafat, kimia, hingga musik. Ia menulis sebuah buku terkenal yang kemudian menjadi rujukan masyarakat Eropa berjudul Al Hawi fi al Tibb atau sebuah ensiklopedia medis. Sebelum menulis buku itu, Razi terlebih dahulu melakukan observasi pengobatan di beberapa negara seperti India, Yunani, Arab dan Suriah.

Pengetahuannya yang mendalam tentang dunia kedokteran membuat Razi menulis monogrof pertamanya tentang pediatri. Di dalamnya, ia menjelaskan secara detail tentang campak dan cacar. Razi merupakan dokter yang sangat jenius di masa itu.

Al Zahrawi

Al Zahrawi adalah dokter dan ilmuwan Muslim asal Kordoba, Spanyol. Ia dilahirkan dengan nama lengkap Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas Al Zahrawi pada tahun 936 atau abad ke-10. Ia menelurkan buku kedokteran ternama yang diberi judul Al Tasrif. Isinya adalah kumpulan praktik ilmu kedokteran dan memiliki jilid hingga 30.

Buku karyanya itu dianggap sangat lengkap, sebab memuat ilmu kedokteran gigi hingga kelahiran anak. Di bidang kedokteran, Al Zahrawi dikenal sebagai Bapak Operasi Bedah dan memulai penggunaan bedang jahit bedah guna menjahit organ dalam tubuh seseorang.

*diolah dari berbagai sumber

Ajeng Wirachmi/Litbang MPI

  • #Ibnu Sina
  • #Ilmuwan Muslim
  • #Kedokteran

dibaca normal 4 menit

Penulis: Abdul Hadi
Kamis, 25 November 2021 14:20 WIB

View non-AMP version at tirto.id

Terdapat banyak tokoh pada masa kejayaan Islam beserta hasil karyanya yang tercatat dalam sejarah. Berikut profil 8 tokoh Islam yang sebaiknya Anda tahu.

tirto.id - Daftar tokoh pada masa kejayaan Islam beserta hasil karyanya tercatat dalam sejarah, mulai dari ahli filsafat Al Farabi sampai dengan pakar kedokteran Ibnu Sina.

Dalam sejarah masa kejayaan Islam, sejak era Kekhalifahan Rasyidin hingga Kesultanan Utsmaniyah, muncul tokoh-tokoh muslim yang amat berpengaruh dan menghasilkan karya atau penemuan di masing-masing bidang keilmuannya.

Advertising

Advertising

Berbagai cabang ilmu pengetahuan dari peradaban Yunani Kuno diterjemahkan dengan masif. Selain itu, para ilmuwan muslim juga gencar menulis buku dan karya-karya ilmiah atau berupa penemuan.

Dilansir NU Online, perpustakaan dibangun di mana-mana. Misalnya di masa Dinasti Abbasiyah, perpustakaan dan masjid dijadikan pusat pendidikan umat Islam. Para pelajar dan ilmuwan melakukan kajian dan debat ilmiah di masjid dan perpustakaan-perpustakaan.

Selain perpustakaan, institusi pendidikan juga tumbuh subur. Bahkan, tiga universitas tertua di dunia berdiri di masa kejayaan Islam yang terus langgeng hingga sekarang, yaitu Universitas Al-Karaouine di Maroko, Universitas Al-Azhar di Mesir, dan Universitas Nizamiyya di Bagdad.

Baca juga:

Berkat pendidikan dan situasi keilmuwan di masa kejayaan Islam, lahirlah sejumlah tokoh-tokoh dan ilmuwan muslim yang namanya terus dikenang hingga sekarang.

Infografik Tokoh-tokoh Sejarah Kejayaan Islam. tirto.id/Fuad

8 Tokoh pada masa kejayaan Islam beserta hasil karyanya

Dalam uraian "Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali" yang diterbitkan Universitas Terbuka, dituliskan sejumlah tokoh-tokoh muslim berpengaruh berikut ini:

1. AI-Kindi (188‒260 H)

Al-Kindi bernama lengkap Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah (sekarang salah satu kota di Irak) tahun 188 Hijriah dan wafat di Bagdad pada 260 H. Berkat kontribusinya di bidang filsafat, Al-Kindi tersohor dengan julukan filsuf Arab.

Selama masa hidupnya, Al-Kindi terbilang ilmuwan yang produktif. Ia menulis banyak karya di banyak sejumlah disiplin ilmu, mencakup metafisika, etika, logika, psikologi, farmakologi, matematika, astrologi, optik, dan lain sebagainya.

Di antara buku-buku terkenal karangan Al-Kindi adalah Kitab Al-Kindi ila Al-Mu’tashim Billah Fi Al-Falsafah Al-Ula, Kitab Al-Falsafah Ad-Dakhilat wa Al-Masa’il Al-Manthiqiyyah wa Al-Muqtashah wa Ma Fawqa Al-Thabi’iyyah, Kitab fi An-Nahu La Tanalu Al-Falsafah Illa Bi ‘ilm Al-Riyadhiyyah, dan lain sebagainya.

2. Al-Farabi (258‒339 H)

Al-Farabi bernama lengkap Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di Farab, Transoxiana (Asia Tengah) pada 258 H dan wafat di Damaskus, Suriah, pada tahun 339 H.

Sejak kecil, Al-Farabi dianggap sebagai sosok berbakat istimewa. Ia menguasai banyak bahasa, dengan konsentrasi Arab, Persia, Turki, dan Kurdi.

Di bidang filsafat, kontribusi pentingnya adalah dengan menggabungkan filsafat Yunani dan filsafat Islam. Ia juga amat ahli di bidang matematika, pengobatan, musik, agama, dan lain sebagainya.

Saking ahlinya di bidang filsafat, ia mendapat julukan guru kedua, setelah Aristoteles yang disebut guru pertama. Di antara karya-karya Al-Farabi yang terkenal adalah Al-Musiqi Al-Kabir, Ihsha'u Al-Iqa, Ihsha'u Al-Ulum wa At-Ta'rif bi Aghradhiha, dan lain sebagainya.

3. Ibnu Haitsam (354-430 H)

Ibnu Haitsam bernama asli Abu Ali Muhammad Al-Hasan bin Al-Haitsam lahir di Basrah (Irak) pada 354 H dan meninggal dunia pada 430 H.

Hingga sekarang, Ibnu Haitsam dikenal sebagai Bapak Optik Modern. Di Barat, ia dikenal dengan nama Alhazen. Ibnu Haitsam menjelaskan bagaimana cara kerja optik mata manusia dalam menangkap gambar secara detail. Analisisnya mengenai cara kerja mata dan pengobatannya masih dipelajari hingga saat ini.

Karyanya yang terkenal adalah Kitab al-Manazir (Buku Optik) yang hingga kini diakui sebagai rujukan ilmu optik di banyak universitas di dunia.

4. Ibnu Sina (370-428 H)

Nama lengkapnya adalah Abu Ali Al-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa Afsyana dekat Bukhara, kini termasuk Uzbekistan, pada 370 H dan wafat pada 428 H di Hamazan (kemungkinan berada di wilayah Persia atau Iran).

Ibnu Sina menguasai bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hukum Islam, teologi, dan ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia menjadi amat terkenal dan dipanggil untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur.

Ibnu Sina menulis lebih dari 200 buku dan di antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanūn Fi At-Thibb, yang berisi ensiklopedia tentang ilmu kedokteran. Ibnu Sina berhasil mengkodifikasi pemikiran kedokteran Yunani dan Arab.

Karya-karyanya tentang kedokteran menjadi referensi penting disiplin kedokteran di masa itu, bahkan sempat menjadi rujukan primer kedokteran di Eropa selama lima abad (dari abad ke-12 hingga 17 M).

5. Al-Ghazali (450-505 H)

Al Ghazali lahir di Thus, Iran, pada 450 H dan wafat pada 505 H. Ia bernama asli Abu Hamid al-Ghazali. Al-Ghazali dianggap sebagai filsuf dan teolog terkenal di abad pertengahan. Di Barat, ia dikenal dengan sebutan Algazel.

Al-Ghazali memperoleh pendidikan di Madrasah Imam AI-Juwaeni. Ia belajar mazhab Syafi'i dan mendalami teologi Islam dan tasawuf. Berkat pengetahuannya yang luas dan dalam, ia dipercaya memimpin Universitas Nizamiyya di Bagdad dan sekaligus menjadi guru besarnya.

Bukunya yang berjudul Ihya Ulumuddin, Tahafut Al-Falasifah, dan lain sebagainya terus dipelajari di berbagai belahan dunia hingga sekarang.

6. Ibnu Rusyd (520-595 H)

Ibnu Rusyd bernama lengkap Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Spanyol (Andalusia) pada 520 H dan wafat di Maroko pada tahun 595 H.

Ibnu Rusyd menguasai ilmu fikih, ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat.

Karya-karyanya yang terkenal adalah Kitab Bidayat Al-Mujtahid, Kuliyat Fi At-Tib, Fasl al-Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat, dan lain sebagainya.

Ibnu Rusyd berpendapat antara filsafat dan Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para penduduknya untuk mempelajari ilmu filsafat.

7. Jabir Al-Hayyan (721-815 H)

Jabir Al-Hayyan bernama asli Abu Musa Jabir bin Hayyan. Ia disebut sebagai ilmuwanmuslim pertama yang mengenalkan ilmu kimia. Hingga sekarang, ia diakui sebagai Bapak Kimia Bangsa Arab.

Jabir lahir di Kufah, Irak, pada 721 dan wafat pada 815 H. Ia memperoleh pendidikan dari Khalid bin Yazid bin Muawiyah dan Jakfar Shadiq, serta Barmaki Vizier di Bagdad.

Di antara kontribusi Jabir adalah ia mengembangkan secara ilmiah dua operasi utama kimia, yaitu kalnikasi dan reduksi kimia. Ia juga memperbaiki metode penguapan, sublimasi, peleburan, dan kristalisasi.

Beberapa buku hasil karangannya masih menjadi rujukan hingga sekarang mencakup Kitab At-Tajmi', Az-Zi’baq As-Syarqi, Kitab Ar-Rahmah, dan lain sebagainya.

8. Ibn Khaldun (1332-1406)

Tokoh pada masa kejayaan Islam selanjutnya adalah Ibnu Khaldun, yang adalah ilmuwan Islam yang dikenal sebagai sejarawan dan Bapak Sosiologi.

Selain itu, ia dikenal sebagai Bapak Ekonomi Islam karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis jauh dikemukakan sebelum Adam Smith dan David Ricardo.

Dikutip Nu Online,

Ibn Khaldun terlahir dengan nama 'Abd al-Rahman bin Muhammad bin Muhammad al-Hassan bin Muhammad bin Jabir bin Muhammad bin Ibrahim bin 'Abd al-Rahman bin Khaldun, pada Ramadhan 732 H/1332 M.

Sejak kecil Ibn Khaldun menjadi seorang pembelajar, petualang yang haus ilmu dengan mencari banyak guru. Hingga, pada 748 H terjadi wabah sampar yang merenggut nyawa warga-warga Tunisia dan beberapa gurunya. Apalagi, gurunya al-Abili meninggalkan Tunisia untuk bergabung dengan Abu 'Inan di Fez. Ibn Khaldun berada di puncak kebimbangan, antara tetap sebagai penasihat Raja, atau mengejar ilmu untuk belajar dari Sang Guru.

Karya-karya lain Ibnu Khaldun yang bernilai sangat tinggi di antaranya, at-Ta’riif bi Ibn Khaldun (sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya); Muqaddimah (pendahuluan atas kitabu al-’ibar yang bercorak sosiologis-historis, dan filosofis); Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin (sebuah kitab tentang permasalahan dan pendapat-pendapat teologi, yang merupakan ringkasan dari kitab Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al-Muta’akh-khiriin karya Imam Fakhruddin ar-Razi).

Karya-karya Ibn Khaldun berada di pinggiran (marginal) dalam struktur ilmu sosial modern. Bukan berarti diabaikan, namun belum mendapatkan tempat pada perbincangan karya-karya ilmuan Eropa, semisal Marx, Weber, Durkheim, dan ilmuan sosiologi dan disiplin ilmu sosial lainnya.

Karya-karya Ibn Khaldun juga memiliki kontribusi signifikan untuk ilmu sosial, yakni perkembangan argumen-argumen alternatif untuk aplikasi pada topik-topik lama dalam kajian Islam, (2) Perkembangan sosiologi Khaldunian dalam konteks ilmu sosial modern.

Baca juga:

Baca juga artikel terkait ILMUWAN ISLAM atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/isw)

Penulis: Abdul Hadi Editor: Iswara N Raditya Kontributor: Abdul Hadi

© 2022 tirto.id - All Rights Reserved.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA