Gerakan separatis kelompok manakah pada awal kemerdekaan yang ingin menggantikan ideologi negara

JAKARTA - Pemberontakan dapat timbul dalam berbagai bentuk, mulai dari pembangkangan sipil (civil disobedience) hingga kekerasan terorganisir yang bertujuan meruntuhkan sebuah pemerintahan yang berkuasa.

Di Indonesia sendiri tercatat sejumlah pemberontakan yang sempat pecah. Berikut daftarnya:

1. Pemberontakan G30S/PKI

Gerakan G30S/PKI sendiri terjadi pada tanggal 30 September 1965, tepatnya saat malam hari. Insiden G30S/PKI masih menjadi perdebatan berbagai kalangan mengenai siapa penggiatnya dan apa motif yang melatar belakanginya.

Akan tetapi kelompok reliji terbesar saat itu dan otoritas militer menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan ulah PKI yang bertujuan untuk mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis.

Hingga pada puncaknya Pada tanggal 30 September 1965, PKI melakukan penculikan terhadap enam orang jenderal TNI AD. Tiga jenderal itu adalah MT Haryono, Ahmad Yani dan DI Panjaitan yang tewas di tempat. Sedangkan Tiga jenderal lainnya seperti Sutoyo Siswomiharjo, Soeprapto dan S. Parman dibawa oleh para pemberontak dalam kondisi hidup.

2. Pemberontakan Permesta

Proklamasi PRRI ternyata mendapat dukungan dari Indonesia bagian Timur. Gerakannya dikenal dengan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). Permesta dideklarasikan oleh pemimpin sipil dan militer Indonesia bagian timur pada 2 Maret 1957 yaitu oleh Letkol Ventje Sumual.

Gerakan ini jelas melawan pemerintah pusat dan menentang tentara sehingga harus ditumpas. Untuk menumpas gerakan Permesta, pemerintah melakuakan operasi militer beberapa kali.

3. Pemberontakan PRRI

Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI tercipta sebagai buah dari protes masyarakat daerah yang merasakan ketidakadilan pemerintah pusat. Daerah kecewa terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan.

Kekecewaan tersebut diwujudkan dengan pembentukan dewan-dewan daerah seperti Dewan Manguni di Sulawesi Utara yang dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual, Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letkol Barlian, Dewan Gajah di Sumatra Utara yang dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolan, Dewan Banteng di Sumatra Barat yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.

4. Pemberontakan PKI di Madiun

Pada tanggal 18 September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet di Indonesia. Tujuannya untuk meruntuhkan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan menggantinya dengan negara komunis. Pada waktu yang bersamaan, gerakan PKI dapat merebut tempat-tempat penting di Madiun.

Kemudian atas perintah Jenderal Sudirman, tentara berhasil menumpas gerakan ini. Sang tokoh utama itu tewas sedangkan beberapa yang lain seperti Dipa Nusantara Aidit (DN. Aidit) berhasil meloloskan diri.

5. Pemberontakan DI/TII

Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia (TII) dibentuk karena banyak pihak yang kecewa dengan kepemimpinan Presiden Soekarno. Tujuan DI TII sendiri ialah mendirikan negara berbasis Islam dengan pimpinan utamanya bernama Kartosuwiryo. Kelompok ini rupanya mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk Aceh dan beberapa daerah lain yang bahkan menyatakan bergabung dengan organisasi tersebut.

Dalam perkembangannya, DI TII menyebar hingga di beberapa wilayah, terutama Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan dan Aceh.

6. Pemberontakan GAM

Gerakan Aceh Merdeka merupakan sebuah organisasi separatis yang memiliki tujuan supaya daerah Aceh lepas dari Republik Indonesia. Konflik antara pemerintah dan GAM yang diakibatkan perbedaan keinginan ini telah berlangsung sejak tahun 1976 dan menyebabkan jatuhnya korban hampir sekitar 15.000 jiwa.

Gerakan ini juga dikenal dengan nama Aceh Sumatra National Liberation Front (ASNLF). GAM dipimpin oleh Hasan di Tiro yang sekarang bermukim di Swedia dan memiliki kewarganegaraan Swedia.

7. Pemberontakan OPM

Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya.

8. Pemberontakan RMS

Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan merdeka pada 25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia masih berupa Republik Indonesia Serikat).

Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS dianggap sebagai pemberontakan dan harus segera ditumpas. Pulau-pulau terbesar yang menjadi basis RMS adalah Pulau Seram, Ambon, dan Buru. Di Ambon RMS dikalahkan oleh militer Indonesia pada November 1950, tetapi konflik di Pulau Seram masih berlanjut sampai Desember 1963.

(ydp)

(amr)

  • #Fakta Pemberontakan
  • #Pemberontakan
  • #G30S PKI

Ada banyak alasan kenapa kita harus bersyukur hidup di era Indonesia yang sekarang ini. Meskipun segalanya lebih susah terutama soal ekonomi, tapi setidaknya saat ini keadaan Indonesia sangat kondusif. Tidak ada kejadian besar yang sampai membuat negara ini jatuh seperti Suriah dan sekitarnya di mana pemerintah dan sipil saling berkonfrontasi.

Kalau kita berkaca kepada Indonesia dulu, negara ini pernah berada di situasi yang sama dengan negara-negara konflik saat ini. Mencekam dan sangat tidak aman, bahkan kejadian seperti ini tak hanya sekali namun berulang kali. Tak hanya menebar teror, banyak dari aksi konfrontasi yang dilakukan oleh para pemberontak ini mengancam kedaulatan Indonesia yang sudah direbut dengan susah payah.

Agar kita tidak terlena dengan keadaan dan selalu siap untuk kondisi apa pun dengan negara ini, mari kita kenang kembali deretan peristiwa pemberontakan yang paling membahayakan sepanjang sejarah negara ini.

1. Pemberontakan PKI Musso 1948

Pemberontakan ini adalah yang pertama setelah Indonesia merdeka. Latar belakangnya sendiri karena ketidaksetujuan beberapa pihak akan ideologi Pancasila dan ingin mengubah negara ini menjadi sosialis komunis. Tokoh penting kejadian ini adalah Musso yang setelah belajar dari Soviet kemudian segera membentuk gerakan separatis guna mewujudkan cita-citanya membentuk negara komunis Indonesia.

Musso pemimpin pemberontakan PKI Madiun tahun 1948 [Image Source]Gerakan yang dipimpin oleh Musso ini berjalan cukup baik awalnya. Ia bahkan sempat menguasai Madiun dan kemudian mendeklarasikan negara komunis buatannya. TNI sebagai aparat pun tak diam saja dengan gerakan membahayakan ini. Kemudian atas perintah Jenderal Sudirman, tentara berhasil menumpas gerakan ini. Sang tokoh utama itu tewas sedangkan beberapa yang lain seperti DN. Aidit berhasil meloloskan diri. Setidaknya 300 orang berhasil diringkus dalam pemberontakan pertama di NKRI ini.

2. Pemberontakan DI/TII

DI/TII dibentuk karena banyak pihak yang kecewa dengan kepemimpinan Presiden Soekarno. Tujuan DI/TII sendiri adalah mendirikan negara berbasis Islam dengan pimpinan utamanya bernama Kartosuwiryo. Kelompok ini rupanya mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk Aceh dan beberapa daerah lain yang bahkan menyatakan bergabung dengan organisasi tersebut.

Kartosuwiryo jelang eksekusi matinya [Image Source]

Pemerintah menganggap jika gerakan ini akan mengganggu stabilitas dan kedaulatan negara. Oleh karenanya, negara pun mengeluarkan perintah untuk menumpas gerakan ini agar tidak makin merajalela. Pada akhirnya organisasi ini berhasil dibubarkan dan terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil yang keberadaannya ilegal. Kartosuwiryo sendiri dihukum mati. Uniknya, sosok satu itu ternyata adalah sahabat dekat Bung Karno selama masih dalam pengasuhan HOS Tjokroaminoto.

3. Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia

Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI tercipta sebagai buah dari protes masyarakat daerah yang merasakan ketidakadilan pemerintah pusat. Terutama dalam hal pembangunan dan penyejahteraan. Protes keras ini pun berujung kepada pemberontakan besar.

Pasukan TNI yang akan menggempur PRRI [Image Source]Pemerintah pusat pun menganggap jika ini sebagai aksi membahayakan karena misi PRRI adalah membentuk semacam pemerintahan tandingan. Belum lagi mereka didukung oleh banyak pihak pula. Akhirnya TNI dikerahkan untuk memberantas gerakan ini dan Indonesia sekali lagi aman dari pergolakan.

4. Gerakan Republik Maluku Selatan

Tak hanya PRRI yang menganggap pemerintah pusat tak adil dalam memberikan jatah pembangunan. Dr Soumokil yang merupakan tokoh penting di Maluku juga beranggapan hal yang sama. Akhirnya dengan didukung oleh rakyat Maluku, ia pun mendirikan Republik Maluku Selatan. Selain faktor ketidakadilan, Soumokil menganggap jika Maluku bisa berdiri sendiri tanpa bantuan pemerintah pusat.

Potret Republik Maluku Selatan [Image Source]Keberadaan RMS ini pun membuat panik pemerintah pusat. Lantaran bisa membahayakan kedaulatan akhirnya aksi militer dilakukan untuk menumpas organisasi ini. Kolonel A.E. Kawilarang saat itu yang ditugaskan untuk melakukan ekspedisi militer ke Maluku dan mendapatkan hasil cemerlang.

5. G30S/PKI

PKI yang sempat ditumpas pada tahun 1948, perlahan kembali tumbuh subur dan makin diterima keberadaannya. Hal ini membuat mereka pun makin jumawa dan akhirnya jadi sebuah organisasi besar. Tujuan mereka pun sama seperti PKI tahun 1948 yakni membangun negara komunis di Indonesia.

Lubang Buaya, tempat para pahlawan revolusi dibuang setelah dibunuh oleh PKI [Image Source]Hingga pada puncaknya, PKI melakukan penculikan kepada para perwira tinggi angkatan darat dan kemudian membunuh mereka pada tanggal 30 September 1965. Rencana kudeta ini berhasil pada awalnya, namun pemerintah tak tinggal diam dan akhirnya melakukan serangan balasan. Aksi yang dipimpin Soeharto ini berhasil dan membuat PKI hanya tinggal sejarah saja.

Bersyukur deretan kejadian di atas bisa segera ditumpas pada masanya. Jika tidak, mungkin keadaan negara ini sekarang benar-benar berbeda. Harapannya, jangan sampai ada lagi hal-hal semacam ini di masa depan. Sudah cukup bangsa ini menderita selama ratusan tahun penjajahan serta deretan pemberontakan.

Bagi kita yang hidup di era sekarang, jangan mudah terpecah dan terkena provokasi yang bertujuan untuk menggoyahkan stabilitas negara. Percayalah jika negara sudah melakukan yang terbaik. Alih-alih protes, mari kita bersama-sama membantu pemerintah untuk membuat negeri ini menjadi lebih baik lagi.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA