Daulah Bani Umayyah berdiri setelah wafatnya khalifah Siapa?

mrafidelshadaryanp mrafidelshadaryanp

Jawaban:

Masa ke-Khilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai pada masa kekuasaan Muawiyah bin Abu Sufyan, yaitu setelah terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, dan kemudian orang-orang Madinah membaiat Hasan bin Ali namun Hasan bin Ali menyerahkan jabatan kekhalifahan ini kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan dalam rangka mendamaikan kaum muslimin yang pada masa itu sedang dilanda bermacam fitnah yang dimulai sejak terbunuhnya Utsman bin Affan, pertempuran Shiffin, perang Jamal, terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, serta penghianatan dari orang-orang Khawarij[2] dan Syi'ah.

Penjelasan:

maaf kalo salah

Ilustrasi Dinasti Bani Umayyah

Daftar Isi


  • 4. Khalifah-Khalifah Dinasti Bani Umayyah
  • 5. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Peradaban
  • 7. Kemunduran dan Kehancuran

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Dinasti Bani Umayyah adalah kekhalifahan kedua yang didirikan setelah meninggalnya Nabi Muhammad.

Dinasti Bani Umayah berdiri setelah wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib, pemimpin terakhir Kekhalifahan Rasyidin.

Pendiri Bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan atau Muawiyah I, Gubernur Syam pada masa pemerintahan Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan.

Saat didirikan pada 661 masehi, khalifah pertama Bani Umayyah adalah Muawiyah I.

Setelah kematian Muawiyah I pada 680, konflik perebutan kekuasaan mengakibatkan perang saudara.

Kekuasaan akhirnya jatuh ke tangan Marwan I, dari marga yang lain.

Wilayah Suriah tetap menjadi basis kekuatan utama Bani Umayyah setelah itu, dan Damaskus adalah ibu kotanya.

Pemerintahan Bani Umayyah berlangsung selama 365 tahun, yang terbagi atas dua periode, yaitu pemerintahan di Damaskus selama 90 tahun dan pemerintahan di Cordoba (Spanyol) selama 275 tahun. (1)

Masjid Agung Damaskus atau Masjid Umayyah yang berdiri di Kota Tua Damaskus, Suriah. (Encyclopædia Britannica)

Baca: Konstantinopel

Pada masa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dari Kekhalifahan Rasyidin, terjadilah perang saudara antara Ali dan Muawiyah I di Shiffin.

Perang Shiffin ini diakhiri dengan tahkim atau penyelesaian perkara, yang ternyata tidak menyelesaikan masalah bahkan menimbulkan perpecahan menjadi tiga golongan politik, yaitu Muawiyah, Syiah dan Khawarij.

Setelah Ali terbunuh, kepemimpinan sempat dilanjutkan oleh putranya, Hasan.

Namun, setelah beberapa bulan, Hasan mundur dari posisinya demi mendamaikan kaum muslim yang kala itu sedang dilanda beragam fitnah.

Dengan demikian, dimulailah kekuasaan Bani Umayyah.

Oleh karena itu, sering disebut bahwa Dinasti Bani Umayyah itu didirikan dengan kekerasan dan tipu daya.

Bani Umayah juga mengubah pemerintahan yang awalnya demokratis menjadi monarki (sistem pemerintahan berbentuk kerajaan). (2)

Ilustrasi Dinasti Bani Umayyah (umma.id)

Baca: Kekaisaran Mongol

Sistem pemerintahan yang digunakan oleh Dinasti Bani Umayyah ialah sistem monarki absolut (sistem pemerintahan berbentuk kerajaan) yang pemimpin negaranya dipilih berdasarkan keturunan.

Pemimpin negara itu dipilih secara turun temurun tanpa adanya musyawarah ataupun pemungutan suara.

Meski menggunakan sistem itu, pemimpin tertinggi negara Dinasti Bani Umayyah tetap menyebutnya dengan kata "khalifah," dan tidak menyebutnya sebagai "raja". (3)

Ilustrasi Thariq bin Ziyad salah satu panglima perang Dinasti Bani Umayyah (pinterest)

Baca: Damaskus

- Muawiyah I (661-680 M)

- Yazid I (680-683 M)

- Muawiyah II (683-684 M)

- Marwan I (684-685 M)

- Abdul-Malik (685-705 M)

- Al-Walid I (705-715 M)

- Sulaiman (715-717 M)

- Umar II (717-720 M)

- Yazid II (720-724 M)

- Hisyam (724-743 M)

- Al-Walid II (743-744 M)

- Yazid III (744 M)

- Ibrahim (744 M)

- Marwan II (744-750 M) (4)

Baca: Masjid Nabawi

1. Ilmu pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Dinasti Bani Umayyah tidak terlepas dari Al-Farabi.

Al-Farabi adalah salah seorang ilmuwan muslim pada masa Bani Umayyah yang berhasil menuliskan karya-karyanya yang mana karya tersebut masih menjadi rujukan oleh ilmuwan-ilmuwan dari zaman modern.

Selain memelajari ilmu agama, para ilmuwan muslim dari masa Bani Umayyah juga belajar ilmu bahasa, kesenian, filsafat, geografi, sejarah, kimia, fisika, kedokteran, dan astronomi.

2. Arsitektur

Pada masa Bani Umayyah bidang arsitektur maju pesat.

Hal itu terlihat dari bangunan-bangunan artistik serta masjid-masjid yang memenuhi kota.

Kota lama pun dibangun menjadi kota modern.

Mereka memadukan gaya Persia dengan suasana Islam yang kental disetiap bangunannya.

Adapun pada masa Walid dibangun sebuah masjid agung yang terkenal dengan sebutan Masjid Damaskus yang diarsiteki oleh Abu Ubaidah bin Jarrah.

Sedangkan kota baru yang dibangun di zaman ini adalah Kota Kairawan yang didirikan oleh Uqbah bin Nafi ketika dia menjabat sebagai gubernur.

3. . Militer

Pada zaman ini militer dikelompokkan menjadi 3 angkatan, yaitu angkatan darat (al-jund), angkatan laut (al-bahiriyah), dan angkatan kepolisian.

4. Perdagangan

Setelah Bani Umayah berhasil menaklukkan bebagai wilayah, jalur perdangan jadi semakin lancar.

Ibu kota Basrah di Teluk Persia pun menjadi pelabuhan dagang yang ramai dan makmur, begitu pula kota Aden.

5. Kerajinan

Ketika khalifah Abdul Malik menjabat, mulailah dirintis pembuatan tiras (semacam bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian khalifah dan para pembesar pemerintahan. (5)

Baca: Cordoba

Bani Umayyah mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid I atau Al-Walid bin Abdul Malik yang memimpin pada tahun 705-715 Masehi.

Pada masanya, pembangunan tidak hanya difokuskan pada perluasan wilayah, tetapi juga membangun jalan raya, pabrik, gedung, masjid, dan panti asuhan.

Ilmu agama dan pengetahuan juga berkembang pesat.

Pada masa pemerintahan khalifah setelahnya, ekspansi wilayah Bani Umayyah terus berlanjut.

Tidak heran apabila Bani Umayyah memiliki daerah sangat luas, baik di barat maupun timur, yang meliputi Spanyol, Afrika Utara, Suriah, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian wilayah Asia, Persia, Afganistan, Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan. (6)

Baca: Jabal Uhud (Gunung Uhud)

Saat kekuasaan Bani Umayyah berada di tangan Yazid II (720-724 M), masyarakat menyatakan konfrontasi karena merasa kehidupannya kurang diperhatikan.

Kerusuhan pun terus berlanjut hingga masa pemerintahan Hisyam, bahkan muncul gerakan oposisi yang tidak berhasil dipadamkan.

Setelah Hisyam wafat, khalifah-khalifah selanjutnya tidak hanya lemah, tetapi juga bermoral buruk.

Pada akhirnya, kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus runtuh pada bulan Januari 750 Masehi, ketika Khalifah Marwan II dikalahkan oleh pasukan Abbasiyah dalam pertempuran Zab Hulu.

Setelah kalah, Marwan II melarikan diri ke Mesir dan terbunuh pada bulan Agustus tahun yang sama.

Peristiwa itu menjadi tanda berakhirnya pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus.

Setelah pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus runtuh, salah seorang keturunannya bernama Abdurrahman ad-Dakhil berhasil melarikan diri ke Afrika Utara dan menyeberang ke Andalusia (Spanyol).

Abdurrahman kemudian mulai membangun kekuasaan Bani Umayyah di Andalusia dan memusatkan pemerintahannya di Cordoba.

Kekuasaan Bani Umayyah di Cordoba berakhir pada 1031 Masehi. (7)

(TribunnewsWiki.com/Bangkit N)

Nama
Dinasti Bani Umayyah
Runtuh
Januari 750 Masehi
Masa pemerintahan
365 tahun

Editor: Febri Ady Prasetyo

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA