Berikut teknik yang paling umum dan tradisional yang digunakan dalam memperbanyak tanaman adalah

Mom's Life

Vauri Audia   |   Haibunda

Senin, 01 Mar 2021 04:01 WIB

caption

Aglaonema atau Chinese evergreen masih termasuk tanaman hias yang banyak dicari. Daya Tarik pada tanaman ini adalah daunnya yang cantik dan memiliki varietas yang banyak pula lho, Bunda.

Varietas yang banyak ini dihasilkan dari berbagai cara. Salah satu yang paling umum adalah melalui perbanyakan masal menggunakan setek mini. Perbanyakan dengan setek mini memungkinkan hasil jenis tanaman hias aglaonema yang banyak, namun dengan waktu lebih singkat.

Tapi selain dengan setek mini, ternyata ada banyak cara ampuh lainnya untuk memperbanyak tanaman hias aglaonema. Mengutip dari buku Galery Euphorbia, cara tersebut bisa melalui pisah anakan, cangkok, setek batang tanpa daun, atau merundukkan batang hingga lewat kulijar. Yuk, Bunda, simak penjelasan lengkapnya.


Cara perbanyakan tanaman hias aglaonema yang paling mudah untuk dilakukan dan yang paling umum adalah dengan pemisahan anakan. Bila anakan aglaonema telah berdaun 3-5 lembar, maka siap dipisahkan dari induk.

Pastikan juga, Bunda, pada umur itu anakan minimal memiliki 5 akar. Karena dengan memiliki banyak akar, dapat dipastikan tanaman hias aglaonema tersebut akan cukup kuat untuk mandiri. Bahkan, apabila medianya cocok dan memiliki nutrisi yang baik, bisa membentuk akar yang banyak pula.

2. Cangkok: perbanyakan paling aman

Cangkok merupakan perbanyakan paling aman buat tanaman hias aglaonema, karena tingkat kematiannya amat rendah. Sebab, dengan cangkok tak ada bagian tanaman hias yang dilukai. Tentunya hal itu mengurangi risiko masuknya hama dan penyakit.

Lalu bagaimana caranya, ya? Nah, Bunda tak perlu khawatir, sebab caranya relatif mudah kok. Batang aglaonema cukup diolesi hormon perangsang tunas, lalu pasang pot kecil melingkari batang untuk menampung media. Hasilnya sekitar 3-4 minggu, akar di batang akan muncul.

Ternyata teknik ini bisa juga lho, diterapkan pada aglaonema muda yang memiliki batang pendek hingga yang sudah tua dan berbatang tinggi. Pada tanaman hias aglaonema yang pendek, prinsipnya sama dengan menanam di pot tinggi, sehingga menyebabkan banyak batang yang dipendam.

Tanaman pendek dicangkok jika memiliki pot yang kecil atau pendek, sehingga batang tidak dapat dipendam. Dengan mencangkok, diharapkan batang dapat terangsang dengan mengeluarkan akar, sehingga bisa dipotong.

Pada 3 minggu kemudian, barulah akar akan mulai terbentuk, Bunda. Pada rentang 2-3 bulan, tunas baru bisa terbentuk dengan jumlah 2-3 lembar daun. Pada saat itu, batang pun dapat dipotong dimulai dari cangkokan paling atas.

Sementara itu, bila cangkokan di bawah sudah berakar dan bertunas, maka saat itu juga Bunda bisa memotongnya. Hal serupa juga berlaku dengan cangkokan paling bawah. Cara memotongnya dengan mengiris batang tepat di  bawah pot.

Untuk cara memperbanyak tanaman hias aglaonema lainnya, klik baca halaman berikutnya ya, Bunda.

Simak juga tanaman hias aglaonema berdaun unik, dalam video di bawah ini:

(kuy/kuy)

 Anny,    25 November 2020 PENGENALAN PERBANYAKAN TANAMAN PISANG DENGAN TEKNIK KULTUR JARINGAN/IN VITRO

(volume 1)

Apa Itu Kultur Jaringan?

Tak kenal maka tak sayang. Sebuah peribahasa yang tepat untuk mengungkap istilah jika suatu hal yang asing akan sulit diketahui jika tidak kenal. Bagi sebagian masyarakat awam tentu masih asing dengan istilah kultur jaringan. Pada kesempatan ini mari kita belajar lebih lanjut tentang kultur jaringan.

Kultur jaringan adalah suatu metode untuk memisahkan/mengisolasi bagian dari tanaman seperti sel, jaringan atau organ (daun, akar, batang, tunas dan sebagainya) serta membudidayakannya dalam lingkungan yang terkendali [secara in vitro] dan aseptik sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri/beregenerasi menjadi tanaman lengkap.

Teknik kultur jaringan berkembang dari adanya teori totipotensi sel oleh Schwann dan Schleiden, tahun 1838 yang menyatakan didalam masing-masing sel tumbuhan mengandung informasi genetik dan sarana fisiologis tertentu yang mampu membentuk tanaman lengkap bila ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai.

Hal ini didukung penemuan zat pengatur tumbuh oleh Skoog dan Miller, tahun 1957, penemuan bahwa regenerasi tunas dan akar secara in vitro dikendalikan secara hormonal oleh zat pengatur tumbuh sitokinin dan auksin.

Keuntungan Dan kelemahan Teknik Kultur Jaringan

Kelebihan kultur jaringan dibandingkan dengan perbanyakan bibit secara konvensional adalah; perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan cepat dan dalam skala banyak, kontinuitas ketersediaan bibit akan terjaga sepanjang waktu, tanpa harus menunggu musim berbuah, bibit yang dihasilkan akan sama dengan induknya, tingkat keseragaman pertumbuhan bibit di lapangan tinggi, hemat biaya pengiriman/transportasi, dan bebas hama penyakit.

Kelemahan kultur jaringan antara lain; Membutuhkan biaya operasional dan fasilitas produksi yang mahal, membutuhkan tenaga kerja yang khusus dan terampil, dan harga bibit kultur jaringan lebih mahal.

Kegunaan Kultur Jaringan

Selain untuk perbanyakan bibit unggul, kegunaan kultur jaringan di bidang lainnya, yaitu:

  1. Dibidang pemuliaan tanaman untuk meningkatkan keragaman genetik, seperti induksi variasi somaklonal, induksi mutasi.
  2. Dibidang bioteknologi tanaman, teknik kultur jaringan sangat diperlukan untuk meregenerasikan sel tanaman yang telah direkayasa genetiknya menjadi tanaman transgenik.  
  3. Dibidang pengendalian penyakit tanaman, kultur jaringan dapat menghasilkan tanaman yang bebas patogen yaitu melalui kultur meristem.
  4. Dibidang konservasi, dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman yang hampir punah, atau untuk penyimpanan plasma nutfah.

Teknik Kultur Jaringan, apa saja?

Secara umum terdapat berbagai teknik kultur jaringan untuk penyediaan bibit tanaman, tetapi teknik yang sering digunakan: 1. Teknik Kultur tunas 2. Teknik Organogenesis 3. Teknik Somatik embryogenesis.

Kultur tunas adalah perbanyakan tanaman dengan cara merangsang pertumbuhan (proliferasi) tunas aksiler atau lateral yang sudah ada pada eksplan. Memiliki keuntungan diantaranya: paling sering digunakan untuk produksi bibit secara komersial, lebih mudah dilakukan pada banyak jenis tanaman, dan lebih menjamin kestabilan genetik pada bibit tanaman yang dihasilkan. Sebagai contoh tanaman pisang, jati, eucalyptus, dan lain sebagainya.

Organogenesis adalah proses pembentukan tunas dari eksplan yang tidak memiliki jaringan meristematik. Tunas yang dihasilkan disebut tunas adventif. Dapat kita terapkan untuk kultur tanaman caladium/keladi, nanas.

Emriogenesis somatik adalah proses pembentukan embrio dari jaringan somatik tanaman. Sel-sel somatik berkembang melalui pembelahan sel dan membentuk embrio yang sama dengan embrio zigotik, yaitu mempunyai struktur bipolar yang terdiri dari jaringan meristem tunas dan meristem akar. Semua sel somatik dalam tanaman mengandung seluruh set informasi genetik yang diperlukan untuk berdiferensiasi menjadi tanaman utuh. Perubahan pola ekspresi gen tersebut bisa diinduksi oleh ZPT auksin. Lazim diterapkan pada tanaman kurma ,rumput laut, kelapa sawit, coklat/kakao.

[bersambung]

Pertanian DINAS PERTANIANDAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA kultur jaringan Tisue culture Kultur Jaringan pisang laboratorium kultur jaringan

Teknik Perbanyakan Vegetatif — Dalam membudidayakan tanaman buah, salah satu aspek terpenting untuk menunjang keberhasilan budidaya tersebut adalah pemilihan bibit tanaman. Kualitas tanaman buah yang dihasilkan ditentukan oleh penggunaan bibit yang ditanam. Tentu saja, jika ingin menghasilkan tanaman yang menghasilkan buah yang berkualitas, sebaiknya menggunakan atau memilih bibit yang berkaulitas unggul pula.

Dalam dunia pertanian, untuk mendapatkan bibit yang berkualitas unggul kita telah mengenal teknik perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Teknik perbanyakan generatif sendiri merupakan salah satu usaha perbanyakan tanaman yang melalui proses perkawinan antara dua tanaman induk melalui organ reproduksi berupa bunga yang kemudian terjadi penyerbukan benang sari pada kepala putik dan menghasilkan buah dengan kandungan biji di dalamnya. Biji inilah yang kemudian menjadi bakal calon tanaman baru yang dapat ditanam kembali untuk menghasilkan tanaman baru yang memungkinkan terjadinya variasi karakter. Adapun tujuan perbanyakan generatif ini adalah untuk medapatkan sifat-sifat yang baik pada tanaman induk, seperti memiliki akar yang kuat, mempunyai daya tahan yang baik terhadap hama dan penyakit.

Namun, perbanyakan secara generatif ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya Tanaman baru yang nantinya dihasilkan belum tentu mempunyai sifat yang sama dengan induknya, akan lahir varietas baru yang belum tentu lebih baik dari induknya, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berbuah dan kualitas tanaman baru baru dapat diketahui setelah tanaman tersebut berbuah.

Jenis Perbanyakan vegetatif

Selain perbanyakan generatif, kita juga telah mengenal perbanyakan vegetatif. Tujuan perbanyakan vegetatif adalah untuk mendapatkan bibit tanaman yang memiliki kualitas yang sama dengan induknya. Ingin tahu lebih dalam tentang apa itu perbanyakan vegetatif dan teknik perbanyakan vegetatif apa saja yang dipakai untuk mendapatkan bibit tanaman yang berkualitas. Berikut ini adalah pemaparannya:

Pengertian Perbanyakan Vegetatif

Perbanyakan secara vegetatif merupakan salah satu proses perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif pada tanaman seperti akar, batang, atau daun untuk menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya. Prinsip dari perbanyakan vegetatif adalah merangsang tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan perkembangbiakan tanaman yang terjadi tanpa melalui proses perkawinan. Bahan tanaman yang berasal dari bagian vegetatif bisa disebut bibit.

Kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara lain :

  • Masa muda tanaman relatif pendek.
  • Tanaman lebih cepat bereproduksi.
  • Dapat diterapkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji.
  • Sifat-sifat yang lebih baik pada induknya dapat diturunkan.
  • Dapat tumbuh pada tanah yang memiliki lapisan tanah dangkal karena memiliki sistem perakaran yang dangkal.

Kelemahan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara lain :

  • Sistem perakaran kurang kuat karena tidak memiliki akar tunggang.
  • Mewarisi sifat jelek induknya di samping sifat baik induknya.
  • Biaya pengadaan bibit mahal.
  • Waktu yang dibutuhkan relatif lama.
  • Sulit memperoleh tanaman dalam jumlah yang besar yang berasal dari satu pohon induk.

Macam-macam Teknik Perbanyakan Vegetatif

Sekarang ini, perbanyakan tanaman dianjurkan adalah perbanyakan secara vegetatif, seperti okulasi, sambungan dan cangkok. hal ini tidak terlepas dari kualitas yang hasilkan calon bibit tersebut yang memiliki sifat yang sama dengan induknya. Biji hanya ditanam sebagai pembentuk populasi dalam perbaikan varietas (pemuliaan) dan sebagai batang pokok dalam perbanyakan vegetatif.

Dalam teknik perbanyakan vegetatif kita telah mengenal beberapa teknik seperti tunas, stek dan cangkok. Selain ketiga teknik tersebut, tenyata dalam perbanyakan vegetatif juga mengenal beberapa teknik dalam pembibitan tanaman yang tidak kalah keren. lalu apa saja sich jenis-jenis perbanyakan vegetatif dan bagaimana kelebihan dan kelemahan masing-masing teknik tersebut. berikut ini adalah penjelasannya :

Berikut ini adalah teknik 5 Perbanyakan Vegetatif Pada Tanaman Buah Untuk Menghasilkan Bibit Yang Berkulaitas Unggul
1. Teknik Stek

Teknik Stek

Stek adalah Perbanyakan tanaman dengan cara menanam atau menumbuhkan salah satu bagian dari tanaman. Bagian yang dapat di tumbuhkan untuk perbanyakan tanaman antara lain batang, akar, dan daun. Stek lebih banyak dipilih oleh petani karena bahan yang dibuat untuk membuatnya hanya sedikit dan dapat diperoleh jumlah bibit dalam jumlah yang banyak. Tanaman yang dihasilkan dalam stek biasanya memiliki persamaan dalam umur, tinggi, dan ketahanan terhadap penyakit. Selain itu kita juga bisa memperoleh tanaman yang sempurna dalam waktu yang relatif singkat.

Teknik Stek banyak dipilih karena prosedur pelaksanaanya yang sangat mudah dan tidak memerlukan teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Adapun Jenis tanaman yang bisa di stek adalah semua tanaman dikotil, hal itu dikarenakan pada tumbuhan dikotil memiliki kambium. Namun keberhasilan dari teknik perbanyakan ini tergantung pada bagaimana cara penyetekan yang dilakukan. Stek dapat dibedakan menjadi stek batang, seperti tanaman kangkung, brotowali, ketela. Stek akar, seperti pohon beringin, serta stek daun, seperti tanaman cocor bebek.

Kelebihan Teknik Stek :

  • Tak terkendala musim/waktu
  • Individu baru mempunyai umur yang sama dengan induknya sehingga cepat berbuahah
  • Individu baru mempunyai sifat yang sama dengan induknya
  • Bisa memperbanyak secara kontinyu

Kelemahan Teknik Stek :

  • Lebih Rumit dibandingkan dengan biji
  • Harus memiliki Pohon Induk
  • Lebih mahal dibandingkan biji
  • Perakaran lebih lemah dibandingkan biji

2. Teknik Cangkok

Teknik Stek

Cangkok merupakan salah satu jenis Perbanyakan tanaman dengan cara menumbuhkan akar sebelum batang di potong dan di tanam. Cara ini untuk meminimalisasi tingkat kegagalan dalam perbanyakan tanaman. Cara ini dipilih untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat persis seperti induknya. Sifat ini seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit, rasa buah, dan keindahan bunga. Hal ini karena seperti hasil cangkok bisa dikatakan hampir 100 % serupa dengan induknya, tetapi jika hasilnya menyimpang dari induknya biasanya disebabkan oleh mutasi gen.

Cara perbanyakan ini memiliki tingkat kegagalannya cukup tinggi. Kegagalan ini dapat dilihat dari bagian tanaman di atas keratan/luka yang kering atau mati. Untuk menghindari kejadian seperti ini perlu diperhatikan bagaimana cara mencangkok dengan benar dan teliti. Cara ini bisa diaplikasikan pada tanaman jenis kayu, pohon mangga, beberapa jenis jeruk, berbagai jenis jambu, delima, dan belimbing.

Kelebihan Teknik Cangkok:

  • Sifat tanaman baru persis dengan induknya
  • Tanaman dari bibit cangkok bisa menghasilkan buah dalam waktu relatif singkat (± 4 tahun
  • Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relatif singkat (1–3 bulan)

Kelemahan Teknik Cangkok :

  • Tidak dapat dilakukan secara besar-besaran
  • Bibit cangkok sulit hidup di daerah yang air tanahnya rendah karena perakarannya pendek
  • Tidak memiliki akar tunggang

3. Teknik Okulasi

Teknik Okulasi

Okulasi merupakan jenis teknik perbanyakan tanaman dengan cara menggabungkan dua tanaman yang sejenis. Ada dua jenis okulasi yaitu dengan cara menempel dan cara menyambung. Okulasi menempel yaitu menempelkan tunas pada batang bawah atau batang induk, sedangkan okulasi menyambung yaitu menyambung dua batang pohon. Okulasi ini biasanya menggunakan batang bawah dan atas dari satu spesies atau satu varietas. Penyambungan tanaman dari satu varietas atau satu spesies memang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan.

Cara perbanyakan okulasi memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan stek dan cangkok. Hasil okulasi memiliki mutu lebih baik dari pada induknya. Itu karena okulasi dilakukan pada tanaman yang misalnya memiliki perakaran yang baik dan tahan terhadap penyakit dan dipadukan dengan tanaman yang memiliki rasa buah lezat, tetapi perakarannya kurang baik.

Kelebihan Teknik Okulasi :

  • Dengan cara okulasi dapat diperoleh tanaman yang dengan produktifitas yang tinggi.
  • Pertumbuhan tanaman yang seragam
  • Penyiapan benih relatif singkat

Kelemahan Teknik Okulasi :

  • Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)
  • Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
  • Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.

4. Teknik Sambung / Teknik Grafting

Teknik sambung

Sambung merupakan salah teknik perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara menggabungkan antara batang bawah dan batang atas dari dua tanaman yang sejenis, sehingga akan tercapai persenyawaan, dimana kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Berbeda dengan teknik okulasi yang hanya menggunakan satu mata tunas sebagai calon batang atasnya, teknik sambung ini menggunakan seluruh bagian pucuk tanaman sepanjang 7,5–10 cm.

Tujuan teknik sambung ini adalah untuk menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang berbeda. seperti halnya untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Tanaman yang bisa disambung adalah tanaman yang berkambium asalkan dalam satu varietas atau satu spesies. Contoh tanamannya adalah mangga, jambu, apel, dll.

Kelebihan Teknik Sambung :

  • Mengekalkan sifat klon yang tidak dilakukan oleh pembiakan vegetatif lainnya.
  • Bisa memperoleh tanaman yang kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang tidak menguntungkan.
  • Memperbaiki jenis tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tidak diinginkan diubah menjadi jenis yang dikehendaki.
  • Dapat mempercepat berbuahnya tanaman.

Kelemahan Teknik Sambung :

  • Bagi tanaman kehutanan, kemungkinan jika pohon sudah besar gampang patah jika ditiup angin kencang
  • Tingkat keberhasilannya rendah jika tidak cocok antara sciondan rootstock

5. Teknik Kultur Jaringan

Teknik Kultur Jaringan

kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan dengan cara in vitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. cara ini memiliki dasar sifat totipotensi sel, yaitu kemampuan untuk membelah diri dengan kondisi lingkungan yang sesuai.

Teknik kultur jaringan telah digunakan dalam membantu produksi tanaman dalam skala besar melalui mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari berbagai jenis tanaman. Jaringan tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat menghasilkan ratusan atau ribuan tanaman secara terus menerus.

Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara untuk memproduksi secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias (anggrek, bunga potong, dll.), tanaman buah-buahan (seperti pisang), tanaman industri dan kehutanan (kopi, jati, dll). Dengan menggunakan metoda kultur jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis yang sama dapat diperoleh hanya dengan berasal dari satu mata tunas.

Kelebihan Teknik Kultur Jaringan :

  • Pengadaan bibit tidak bergantung pada musim
  • Produksi bibit dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif cepat
  • Bersifat seragam
  • Bibit yang dihasilkan bebas penyakit asalkan diambil dari organ yang bebas dari penyakit juga
  • Daya pengangkutan lebih murah dan mudah
  • Proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit dan deraan lingkungan lainnya

Kelemahan Teknik Kultur Jaringan :

  • Kultur jaringan Memerlukan biaya besar karena harus dilakukan di dalam laboratorium dan menggunakan bahan kimia
  • Kultur jaringan Memerlukan keahlian khusus
  • Kultur jaringan Memerlukan aklimatisasi ke lingkungan eksternal karena tanaman hasil kultur biasanya berukuran kecil dan bersifat aseptik serta sudah terbiasa berada di tempat yang mempunyai kelembapan udara tinggi

6. Teknik Tunas

Teknik Tunas

Tunas adalah teknik perbanyakan vegetatif yang dilakukan secara alami yang dimiliki pada tanaman tertentu untuk berkembang biak melalui anakan atau tunasnya. Perbanyakan ini prosesnya tidak bisa dikendalikan manusia sepenuhnya. Tunas yang nantinya akan diambil tumbuh dengan sendirinya dari tanaman atau pohon yang sudah tua. Setelah tunas tumbuh besar, dapat dipindahkan ke tempat lain untuk menghindari kepadatan populasi pada areal tersebut. Salah satu contoh tanaman yang mampu memiliki tunas adalah pisang.

SOURCE :

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA