Berikut ini yang bukan merupakan dampak positif Indonesia terletak pada 3 lempeng besar bumi adalah

Kamis, 21 Januari 2021 - 21:47 WIB

Tiga Lempeng Tektonik Aktif Pemicu Gempa Bumi di Indonesia

MANADO - Gempa bumi yang terjadi di wilayah Sulawesi secara berturut karena Indonesia merupakan daerah dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

BACA JUGA - Waspada Gempa! NASA Sebut Sesar Sulawesi dan Lempeng Tektonik Terus Bergerak

Lempeng Indo- Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.

Ada kurang lebih 18 lempeng di seluruh dunia dan 4-nya berada di Indonesia. Hanya ada 3 yang aktif, yaitu lempeng Eurasia, Samudera Pasifik, dan Australia. 1 yang lainnya adalah lempeng Filipina, namun tidak aktif.

1. Lempeng Eurasia.

Sebagian besar negara Asia dan Eropa berada di atas lempeng ini. Lempeng ini merupakan salah satu lempeng yang paling ikonik karena ada banyak bekas-bekas geografis di atasnya, dan yang paling menonjol adalah deretan Pegunungan Himalaya. BACA JUGA - BMKG Sebut Gempa Dahsyat Sulut 7,1 SR Akibat Subduksi Lempeng Filipina

2. Lempeng Pasifik.

Lempeng ini adalah lempeng yang paling luas. Samudera Pasifik dan beberapa negara kecil di atasnya berada di lempeng ini. Selain itu, ada beberapa negara yang berbatasan langsung depan lempeng ini, seperti Jepang dan pesisir timur Amerika Serikat.

3. Lempeng Indo-Australia

Lempeng ini terbentuk dari gabungan antara lempeng Australia dengan lempeng India jutaan tahun yang lalu. Beberapa negara lain yang berada di atas lempeng ini adalah Australia, Papua Nugini, Selandia Baru, dan negara-negara kecil di Oseania.

Gempa bumi  dengan kekuatan magnitudo 7,4 yang disusul dengan tsunami mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9) petang. Ahli Geologi UGM, Prof. Dr. Ir. Subagyo Pramumijoyo, DEA, mengatakan Kota Palu dan Donggala merupakan titik pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia.

“Palu dan Donggala  berada di zona benturan tiga lempeng besar dunia sehingga menjadi daerah yang rawan terjadi gempa,” jelasnya saat ditemui di Departemen Geologi Fakultas Teknik UGM, Selasa (2/10).

Pergerakan lempeng-lempeng itu, kata dia, mendorong pergerakan sesar geser Palu Koro yang mengakibatkan gempa pekan lalu. Sesar ini tergolong aktif karena pergerakannya mencapai 45 milimeter per tahun.

“Gempa di Sulawesi ini mekanismenya sesar geser yang tidak menimbulkan perubahan volume air laut atau dengan kata lain tidak memicu tsunami,” katanya.

Subagyo menuturkan terjadinya tsunami di Palu dimungkinkan karena adanya longsoran sedimen di bawah laut yang cukup besar dan muncul akibat pergeseran lempeng. Selain itu, juga lokasi Palu yang berada di ujung teluk yang sempit. Bentuk teluk yang menyempit ke daratan menjadikan gelombang tsunami mengarah ke Kota Palu.

“Dengan bentuk teluk yang menyempit, energi gelombang tsunami akan semakin kuat ke arah yang semakin dangkal,” terangnya.

Gempa bumi yang mengguncang Palu dan Donggala tidak hanya mengakibatkan bencana susulan berupa tsunami, tetapi juga memunculkan fenomena tanah bergerak atau likuifaksi. Likuifaksi diketahui terjadi di daerah Sigi Sulawesi Tengah.

Likuifaksi, disebutkan Subagyo, banyak terjadi pada tanah berpasir. Saat terjadi gempa tanah yang berpasir tercampur dengan air tanah di bawahnya. Melarut dengan air tanah dan menerobos rekahan tanah di permukaan.

Dari penelitian yang dilakukan sejak tahun 2005 silam, Subagyo menyebutkan bahwa di daerah sepanjang Teluk Palu merupakan wilayah yang memiliki tanah dengan kontur yang mudah terjadi likuifaksi. Ketebalan sedimen tersebut mencapai 170 meter sehingga menjadi daerah yang sebenarnya tidak aman untuk dijadikan tempat tinggal karena berpotensi terjadi likuifaksi saat terjadi gempa.

Belajar dari Gempa Palu

Kepala Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM, Dr. Djati Mardiatno, menilai kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah Sulawesi Tengah  dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami masih kurang. Hal ini terlihat dari banyaknya korban jiwa maupun besarnya kerusakan infrastruktur akibat gempa.

Djati menyampaikan daerah Palu dan Donggala sebenarnya telah diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Bahkan, telah dimasukkan dalam zona merah rawan gempa.

 “Mestinya kalau melihat potensi dan ancaman bencana di Palu semestinya masyarakat dan pemerintah sudah siap. Namun, jika dilihat dampak gempa banyak fasilitas umum yang roboh sehingga ini menjadi pertanyaan akan keseriusan pemerintah dalam mengurangi risiko ancaman gempa bumi,” paparnya di PSBA UGM.

Pengalaman gempa yang melanda Aceh, Padang, Yogyakarta, Tasikmalaya, dan wilayah lain di Indonesia seharusnya menjadi pembelajaran bagi semua kalangan dalam menghadapi bencana. Namun, melihat peristiwa bencana gempa di Palu beberapa hari lalu menuntut semua pihak untuk belajar kembali dalam membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana,

“Bagaimana membangun budaya sadar bencana di semua kalangan,” jelasnya.

Upaya mitigasi bencana perlu diperkuat baik mitigasi struktural maupun non struktural. Mitigasi struktural dengan penguatan bangunan publik yang tahan gempa, tsunami, maupun likuifaksi, sedangkan mitigasi non struktural melalui peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintah dalam  menghadapi bencana.

“Mitigasi struktural tidak akan bernilai lebih kalau masyarakat tidak peduli. Yang memegang peran utama adalah kapasitas masyarakat sementara mitigasi struktural itu pendukungnya,” ujarnya.

Djati juga menyebutkan kedepan dalam penataan ruang harus memperhatikan potensi dan ancaman bencana guna meminimalkan risiko akibat bencana.  Konsep tata ruang dan wilayah seharusnya mengindahkan risiko bencana alam dengan tidak mengizinkan pendirian permukiman di daerah rawan bencana.

“Daerah yang terdampak bencana harus dikosongkan, atau tetap dihuni tapi dengan menerapkan upaya mitigasi seperti dengan membangun fasilitas umum atau permukiman yang tahan gempa maupun likuifaksi,”pungkasnya. (Humas UGM/Ika)

Indonesia terletak antara tiga pertemuan lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Pulau Bali dan sekitarnya merupakan bagian dari seismotektonik Indonesia. Daerah ini dilalui jalur pegunungan Mediteranian dan adanya zona subduksi akibat pertemuan antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Batas pertemuan ini berupa palung lautan (Oceanic Trench) disebelah selatan gugusan pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Pergerakan Lempeng Indo-Australia kearah Lempeng Eurasia pertama kali di estimasi melelui penelitian Global Positioning System (GPS) pada tahun 1989 yang mehasilkan bahwa gerakan relative pulau Chrismast yang berada di lempeng Indo-Australia terhadap Jawa Barat yang berada di lempeng Eurasia sebesar 67±7 mm/tahun dengan arah N11°E±4° (Tregoning et al, 1994), hasil ini mendekati hasil yang dihitung secara teoritis dengan menggunakan model NUVEL-1 yaitu sebesar 71 mm/tahun dengan arah lebih ke utara dari N20°E±3° (DeMets et al, 1990). Maka dengan kondisi yang demikian akan mengakibatkan Pulau Bali sebagai salah satu daerah yang mempunyai tingkat kegempaan yang cukup tinggi berkaitan dengan subduksi lempeng dibawah Paparan sunda dan aktifitas tepi benua Australia serta kelanjutan garis Busur Sunda kearah timur yang bertemu dengan Busur Banda. Dampak dari pergerakan lempeng-lempeng ini adalah adanya tipe-tipe tektonik yang merupakan ciri dari sistem sunduksi, yaitu palung laut, zona Benioff, cekungan busur luar, foreland basin, dan jalur pegunungan. Dibawah Pulau Bali terdapat zona gempa bumi berupa slab dengan kedalaman 100 Km dan kemiringannya mencapai 65° dengan jangkauan sampai kedalaman 650 Km dibawah bagian utara Pulau Bali.
Pada Jalur Benioff dijumpai batuan-batuan beku dengan susunan alkalin beserta hasil kegiatan vulkanik (gunung api). Adanya puncak (slope kontinen yang naik) dari Palung Jawa-Bali dan dibentuk oleh imbrikasi sedimen dan mélange dengan sesar naik sebagai cirri-ciri structural utama pada daerah punggung busur luar (outer arc ridge). Cekungan busu luar (outer arc basin) memanjang diantara punggung busur luar dan busur vulkanik.

Gempa bumi yang terjadi beberapa hari ini merupakan salah satu akibat dari pergeseran lempeng tektonik ini. Informasi tentang gempa bumi selama satu bulan terakhir dapat dilihat pada situs berikut : //www.bmkg.go.id/gempabumi/gempabumi-terkini.bmkg. (sumber:BMKG Indonesia)

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Amlapura


 Suhu
:28 °C
 RH
:70 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Bangli


 Suhu:26 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Bedugul


 Suhu:25 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Besakih


 Suhu:25 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Denpasar


 Suhu:29 °C
 RH:70 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Gianyar


 Suhu:28 °C
 RH:70 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Kec. Kintamani


 Suhu:25 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Kuta


 Suhu:29 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Mengwi


 Suhu:27 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Negara


 Suhu:28 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Nusa Dua


 Suhu:29 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Sanur


 Suhu:29 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Semarapura


 Suhu:28 °C
 RH:70 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Singaraja


 Suhu:28 °C
 RH:70 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Tabanan


 Suhu:27 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Pagi Hari


Cerah Berawan


Tanah Lot


 Suhu:29 °C
 RH:70 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Hujan Sedang disertai Petir


Bangli


 Suhu:31 °C
 RH:65 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Hujan Sedang


Bedugul


 Suhu:30 °C
 RH:65 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Hujan Sedang disertai Petir


Besakih


 Suhu:30 °C
 RH:65 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Hujan Ringan


Denpasar


 Suhu:34 °C
 RH:60 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Hujan Ringan


Gianyar


 Suhu:32 °C
 RH:60 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Hujan Sedang


Kec. Kintamani


 Suhu:30 °C
 RH:65 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Berawan


Kuta


 Suhu:33 °C
 RH:60 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Hujan Ringan


Mengwi


 Suhu:32 °C
 RH:65 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Hujan Sedang disertai Petir


Negara


 Suhu:32 °C
 RH:65 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Cerah Berawan


Nusa Dua


 Suhu:33 °C
 RH:60 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Hujan Ringan


Sanur


 Suhu:33 °C
 RH:60 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Hujan Ringan


Semarapura


 Suhu:32 °C
 RH:60 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Hujan Sedang


Singaraja


 Suhu:32 °C
 RH:65 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Hujan Ringan


Tabanan


 Suhu:32 °C
 RH:65 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Sore Hari


Hujan Ringan


Tanah Lot


 Suhu:33 °C
 RH:60 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Hujan Ringan


Bangli


 Suhu:27 °C
 RH:80 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Hujan Ringan


Bedugul


 Suhu:26 °C
 RH:80 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Hujan Ringan


Besakih


 Suhu:26 °C
 RH:80 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Berawan


Denpasar


 Suhu:29 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Berawan


Gianyar


 Suhu:28 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Berawan


Kec. Kintamani


 Suhu:26 °C
 RH:80 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Cerah Berawan


Kuta


 Suhu:29 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Hujan Ringan


Mengwi


 Suhu:28 °C
 RH:80 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Berawan


Negara


 Suhu:28 °C
 RH:80 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Cerah Berawan


Nusa Dua


 Suhu:29 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Berawan


Sanur


 Suhu:29 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Berawan


Semarapura


 Suhu:28 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Cerah Berawan


Singaraja


 Suhu:28 °C
 RH:80 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Hujan Ringan


Tabanan


 Suhu:28 °C
 RH:80 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Malam Hari


Berawan


Tanah Lot


 Suhu:29 °C
 RH:75 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Bangli


 Suhu:25 °C
 RH:90 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Bedugul


 Suhu:24 °C
 RH:90 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Besakih


 Suhu:24 °C
 RH:90 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Denpasar


 Suhu:27 °C
 RH:85 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Gianyar


 Suhu:26 °C
 RH:85 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Kec. Kintamani


 Suhu:24 °C
 RH:90 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Kuta


 Suhu:27 °C
 RH:85 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Mengwi


 Suhu:26 °C
 RH:90 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Negara


 Suhu:26 °C
 RH:90 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Nusa Dua


 Suhu:27 °C
 RH:85 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Sanur


 Suhu:27 °C
 RH:85 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Semarapura


 Suhu:26 °C
 RH:85 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Singaraja


 Suhu:26 °C
 RH:90 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Tabanan


 Suhu:26 °C
 RH:90 %

Tanggal : 16 Maret 2022 - Dini Hari


Cerah Berawan


Tanah Lot


 Suhu:27 °C
 RH:85 %

Info Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA