Berikut bukan termasuk hal-hal di dalam air yang dapat dihilangkan oleh kaporit adalah

Yomi Hanna Selasa, 22 Mei 2018 | 15:15 WIB

Apa fungsi kaporit di air kolam renang? (Pixabay)

Bobo.id – Salah satu olahraga yang menyenangkan dan menyehatkan adalah berenang.

Dengan berenang, seluruh tubuh kita bergerak, membuat daya tahan tubuh menjadi lebih kuat dan meningkatkan fungsi jantung.

Nah, bagi teman-teman yang sering berenang di kolam renang, kita bisa mencium bau yang berbeda dari airnya, bukan?

Yap, air di kolam renang biasanya mengandung kaporit.

Apa itu kaporit? Lalu, apa fungsinya? Yuk, kita cari tahu bersama!

BACA JUGA : Berapa Banyak Air Pipis di Kolam Renang?

Page 2

Page 3

Pixabay

Apa fungsi kaporit di air kolam renang?

Bobo.id – Salah satu olahraga yang menyenangkan dan menyehatkan adalah berenang.

Dengan berenang, seluruh tubuh kita bergerak, membuat daya tahan tubuh menjadi lebih kuat dan meningkatkan fungsi jantung.

Nah, bagi teman-teman yang sering berenang di kolam renang, kita bisa mencium bau yang berbeda dari airnya, bukan?

Yap, air di kolam renang biasanya mengandung kaporit.

Apa itu kaporit? Lalu, apa fungsinya? Yuk, kita cari tahu bersama!

BACA JUGA : Berapa Banyak Air Pipis di Kolam Renang?

Berenang membuat Anda menggerakkan seluruh tubuh dan melawan arus air. Selain itu, berenang juga bagus untuk meningkatkan kerja dan fungsi jantung, membangun daya tahan, sambil tetap menghilangkan beberapa dampak stres dari tubuh Anda. Di sisi lain, air kolam renang mengandung tinggi kaporit. Kaporit bukan hanya dapat membuat kulit serta rambut kering, ada sejumlah bahaya kaporit bagi kesehatan tubuh. Apa saja?

Kalsium hipoklorit atau lebih dikenal sebagai kaporit adalah salah satu jenis desinfektan yang biasa digunakan di air kolam renang. Kaporit umumnya berbentuk bubuk putih yang akan terpecah di dalam air menghasilkan oksigen dan gas klorin yang berbau menyengat.

Fungsi kaporit pada air kolam renang tidak hanya untuk membunuh bakteri-bakteri patogen yang tersebar pada air kolam renang, tetapi juga untuk menjernihkan air kolam renang. Penggunaan kaporit pada kolam renang harus disesuaikan dengan konsentrasi yang dibutuhkan dan batas aman yang telah ditetapkan oleh badan regulasi.

Konsentrasi kaporit yang kurang dapat menyebabkan bakteri patogen yang ada di kolam renang tidak terbabat habis sehingga bisa menyebabkan penyebaran penyakit menular. Sedangkan konsentrasi kaporit yang berlebihan akan menyebabkan bahaya bagi kesehatan karena gas klorin yang tersisa pada air kolam renang.

Apa bahaya kaporit dalam air kolam renang?

Kaporit yang ada dalam air kolam renang dapat masuk ke dalam tubuh seseorang melalui beberapa bentuk dan cara, baik dalam bentuk gas klorin yang masuk melalui pernapasan, kontak langsung air kolam renang berkaporit dengan kulit atau mata, serta saat air kolam renang tidak sengaja tertelan oleh perenang. Gas klorin hasil reaksi kaporit dengan air kolam renang bersifat toksik. Jika tertelan, zat ini akan menyebabkan kerusakan pada jaringan-jaringan di dalam tubuh. Selain itu, gas klorin yang terhirup dalam konsentrasi yang tinggi bisa menyebabkan penyempitan saluran dan pembengkakan pada paru-paru.

1. Iritasi mata

Ketika bereaksi dengan zat-zat organik seperti urin dan keringat para perenang, klorin akan menghasilkan senyawa sejenis nitrogen triklorida. Senyawa nitrogen triklorida dapat menyebabkan iritasi pada membran-membran mucus (lendir), sehingga memicu iritasi mata. Lama kelamaan mata yang sering terkena air kolam renang yang mengandung senyawa hasil reaksi tersebut bisa mengalami masalah penglihatan lainnya seperti kornea yang berawan, iritis, retinitis, hingga terbentuknya katarak.

Kaporit dapat menyebabkan iritasi kulit dan rasa terbakar pada kulit. Kontak dengan air kolam renang yang mengandung klorin berlebih akan menimbulkan ruam merah dan infeksi kulit. Selain itu, klorin yang bereaksi dengan materi organik akan menghasilkan zat-zat toksik yang merusak kulit. Anak-anak jauh lebih rentan mengalami efek buruk akibat toksin dari kaporit pada kolam renang.

3. Gangguan sistem pernapasan

Sistem pernapasan merupakan salah satu sistem organ di dalam tubuh yang paling mudah terpapar oleh klorin dalam berbentuk gas di kolam renang. Fungsi klorin dalam kolam renang dapat menyebabkan beberapa penyakit pada paru-paru seperti bronkitis dan exercise-induced bronchoconstriction (EIB) atau asma yang dipicu oleh olahraga.

Penyakit asma yang dialami seseorang setelah berenang seringkali disebut dengan istilah swimmer’s asthma. Tidak jarang seseorang dengan penyakit asma juga akan mengalami kambuhan ketika berenang. Hal ini dicurigai sebagai akibat dari paparan gas klorin. Selain itu, senyawa klorin dalam kaporit juga dapat menyebabkan penyakit epiglottitis, yaitu pembengkakan dan inflamasi epiglottis yang mengganggu proses pernapasan. Penyakit-penyakit pernapasan akibat berenang cenderung lebih banyak terjadi pada seseorang yang berenang pada kolam renang indoor dengan sirkulasi udara yang buruk karena udara pada kolam renang indoor akan dipenuhi oleh gas klorin.

4. Kerusakan dan perubahan warna gigi

Reaksi kaporit dengan air kolam renang menghasilkan pH air kolam renang yang tinggi. Ketidaksetimbangan pH ini menyebabkan beberapa masalah pada gigi, seperti perubahan warna dan kerusakan gigi. Klorin merupakan salah satu senyawa yang dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi. Kondisi dimana perenang mengalami perubahan warna pada gigi bagian depannya dikenal sebagai swimmer’s calculus. Selain perubahan warna, pH yang tidak setimbang pada kolam renang juga menyebabkan enamel gigi menjadi lunak dan membuat gigi lebih rentan terhadap kerusakan serta membuat gigi lebih sensitif. Dalam jangka panjang, gas klorin dapat menyebabkan korosi pada gigi, sering disebut sebagai swimmer’s erosion.

Saat tertelan, kaporit dapat menyebabkan berbagai gangguan pada sistem pencernaan. Gangguan paling umum yang diderita seseorang sesaat setelah menelan air kolam renang adalah rasa terbakar di tenggorokan. Jika jumlah kaporit yang tertelan cukup banyak, maka bisa terjadi kerusakan pada jaringan-jaringan di dalam tubuh, terutama sepanjang jalur pencernaan. Selain itu, jika konsentrasi kaporit yang terkandung dalam air kolam renang melebihi batas aman, dapat menyebabkan kerusakan pada mulut, esophagus, dan lambung, yang dalam keadaan parah dapat menyebabkan pendarahan.

Fungsi kaporit dalam kolam renang ternyata bisa menyebabkan berbagai masalah pada kesehatan. Bukan hanya pada bagian luar tubuh, tetapi juga gangguan pada organ dalam tubuh. Oleh karena itu, diperlukan beberapa perlindungan saat berenang, seperti menggunakan kacamata renang, sumbat hidung, serta harus berhati-hati dalam membuka mulut ketika berenang agar tidak menelan terlalu banyak air kolam renang.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Kaporit atau Kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia Ca(ClO)2. Kaporit biasanya digunakan sebagai zat disinfektan air. Senyawa ini relatif stabil dan memiliki klorin bebas yang lebih banyak daripada natrium hipoklorit (cairan pemutih).[1]

Kaporit atau Kalsium hipoklorit Nama Nama lain

Garam kalsium dari asam hipoklorit
Serbuk pemutih, Kalsium oksiklorida

Penanda

Nomor CAS

  • 7778-54-3 
    Y

Model 3D (JSmol)

  • Gambar interaktif

3DMet {{{3DMet}}} ChemSpider

  • 22912 
    Y

Nomor EC

PubChem CID

  • 24504

Nomor RTECS {{{value}}} Nomor UN 1748

CompTox Dashboard (EPA)

  • DTXSID1029700

InChI

  • InChI=1S/Ca.2ClO/c;2*1-2/q+2;2*-1 

    Y

    Key: ZKQDCIXGCQPQNV-UHFFFAOYSA-N 

    Y

  • InChI=1/Ca.2ClO/c;2*1-2/q+2;2*-1

    Key: ZKQDCIXGCQPQNV-UHFFFAOYAV

SMILES

  • [Ca+2].[O-]Cl.[O-]Cl

Sifat

Rumus kimia

Ca(ClO)2 Massa molar 142,98 g/mol Penampilan serbuk putih/abu-abu powder Densitas 2,35 g/cm3 (20 °C) Titik lebur 100 °C Titik didih 175 °C terdekomposisi

Kelarutan dalam air

21 g/100 mL, bereaksi Kelarutan bereaksi dalam alkohol Bahaya Lembar data keselamatan ICSC 0638

Klasifikasi UE (DSD) (usang)

O (O)
C (C)
Xn (Xn)
N (N) Frasa-R R8, R22, R31, R34, R50 Frasa-S (S1/2), S26, S36/37/39, S45, S61 Titik nyala Tidak terbakar Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC):

LD50 (dosis median)

850 mg/kg (oral, mencit) Senyawa terkait

Anion lain

Kalsium klorida

Kation lainnya

Natrium hipoklorit

Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada temperatur dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).

Y verifikasi (apa ini 
Y
N ?) Referensi

Kalsium hipoklorit berbentuk padatan putih, meskipun sediaan komersial tampak kuning. Berbau klorin kuat, karena mengalami dekomposisi lambat dalam udara lembap. Sangat sukar larut dalam air dan lebih banyak digunakan dalam air dengan kesadahan rendah hingga sedang. Senyawa ini tersedia dalam dua bentuk, anhidrat dan hidrat.

Kalsium hipoklorit umumnya digunakan untuk sanitasi kolam renang umum dan disinfektan air minum. Umumnya, senyawa komersial dijual dengan kemurnian 68% (dengan zat aditif dan kontaminan bervariasi bergantung pada kebutuan penggunaannya). Sebagai contoh, sebagai bahan kimia kolam renang sering kali dicampur dengan stabilisator asam sianurat (En: cyanuric acid) dan zat anti kerak (untuk mengulangi kehilangan klorin akibat radiasi ultraungu dan mencegah pengerasan kalsium). Kalsium hipoklorit juga digunakan di dapur sebagai disinfektan permukaan dan peralatan dapur.[2] Penggunaan umum lainnya antara lain pembersih kamar mandi, semprotan disinfektan rumah tangga, algasida, herbisida, dan deterjen binatu.

Kimia organik

Kalsium hipoklorit adalah oksidator umum dan oleh karenanya banyak digunakan dalam kimia organik.[3] Misalnya, digunakan untuk membelah glikol, asam α-hidroksi karboksilat dan asam keto untuk menghasilkan fragmen aldehida atau asam karboksilat.[4] Kalsium hipoklorit dapat juga digunakan dalam reaksi haloform dalam produksi kloroform.[5]

  • Di Udara: ketika berada di udara, kalsium hipoklorit akan terdegradasi oleh sinar matahari dan senyawa-senyawa lain yang terdapat di udara
  • Di air dan Tanah: kalsium hipoklorit berpisah menjadi ion kalsium (Ca2+) dan hipoklorit (ClO-). Ion ini dapat bereaksi dengan substansi-substansi lain yang terdapat di air
  • Kalsium hipoklorit tidak terakumulasi di dalam rantai makanan

pada ClO- ada oksigen sebagai pengoksidasi, pada kuman tersusun oleh protein, jadi oksigen pada ClO- akan mengoksidasi protein sehingga kuman-kuman mati.

Jalur pajanan kalsium hipoklorit kepada manusia

Pertama, manusia dapat terpajan kalsium hipoklorit dalam level kecil ketika menggunakan disinfektan seperti pemutih rumah tangga. Kedua, Manusia bisa terpajan ketika ia berenang di kolam yang menggunakan bahan kimia ini untuk membunuh bakteri. Ketiga, meminum air dari suplai air minum publik yang menggunakan bahan kimia ini untuk membunuh bakteri juga bisa menjadi jalur pajanan. Selain itu, para pekerja yang dipekerjakan di pekerjaan di mana senyawa ini digunakan sebagai pemutih kertas dan tekstil dapat menjadi subjek pajanan kalsium hipoklorit dalam level sedikit lebih tinggi.

Efek toksik dari kalsium hipoklorit utamanya bergantung pada sifat korosif hipoklorit. Jika sejumlah kecil dari pemutih (3-6% hipoklorit) tertelan (ingesti), efeknya adalah iritasi pada sistem gastrointestinal. Jika konsentrasi pemutih yang tertelan lebih besar, misalnya hipoklorit 10% atau lebih, efek yang akan dirasakan adalah iritasi korosif hebat pada mulut, tenggorokan, esofagus, dan lambung dengan pendarahan, perforasi (perlubangan), dan pada akhirnya kematian. Jaringan parut permanen dan penyempitan esofagus dapat muncul pada orang-orang yang dapat bertahan hidup setelah mengalami intoksikasi (mabuk hipoklorit) hebat.

Gas klorin yang terlepas dari larutan hipoklorit terhirup (inhalasi), efek yang akan muncul adalah iritasi pada rongga hidung, sakit pada tenggorokan, dan batuk. Kontak dengan larutan hipoklorit kuat dengan kulit akan menyebabkan kulit melepuh, nyeri bakar, dan inflamasi. Kontak mata dengan larutan pemutih konsentrasi rendah menyebabkan iritasi ringan, tetapi tidak permanen. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan luka mata parah. Pajanan hipoklorit dalam level rendah pada jangka waktu lama dapat menyebabkan iritasi kulit. Belum diketahui apakah pajanan klorin memiliki efek pada kemampuan reproduksi. International Agency for research on Cancer (IARC) telah menetapkan bahwa garam hipoklorit tidak diklasifikasikan bersifat karsinogenik terhadap manusia.

Anak-anak mungkin terpajan kalsium hipoklorit dengan jalur yang sama dengan orang dewasa. Tidak diketahui apakah anak-anak berbeda dengan orang dewasa terkait dengan suseptibilitasnya terhadap kalsium hipoklorit. Secara umum, anak-anak dapat lebih berisiko terhadap bahan korosif daripada orang dewasa. Belum diketahui juga apakah kalsium hipoklorit dapat menyebabkan cacat lahir atau efek pada perkembangan tubuh lainnya.

Mengukur pajanan kalsium hipoklorit pada tubuh

Uji spesifik untuk mengukur kehadiran kalsium ataupun klorin pada tubuh dengan menggunakan sampel darah dan urin secara umum dapat dikatakan tidak berguna. Jika terdapat pajanan parah, analisis darah dan urin serta uji lainnya dapat menunjukkan apakah kerusakan telah terjadi pada paru-paru dan traktus gastrointestinal. Beberapa tes dapat dilakukan di klinik. Akan tetapi, ada beberapa uji yang membutuhkan fasilitas rumah sakit.

Pada Makanan, Food and Drug Administration (FDA) menetapkan ambang batas klorin, yang tergambarkan oleh natrium hipoklorit atau kalsium hipoklorit, yaitu tidak boleh melebihi berturut-turut 0,0082 pounds (sama dengan 3,72 gram) dan 0,0036 pounds (sama dengan 1,633 gram) klorin per pounds makanan kering (1 pounds sama dengan 453,59 gram). Dengan kata lain, dalam 100 gram makanan, kadar klorin (yang digambarkan dengan natrium hipoklorit atau kalsium hipoklorit) tidak boleh melebihi berturut-turut 0,82 gram dan 0,36 gram. Seperti diketahui, hal-hal yang memengaruhi efek pajanan suatu bahan kimia terhadap metabolisme tubuh manusia dipengaruhi oleh dosis, lama pajanan, jalur pajanan, ciri khas dan perilaku manusia, serta keberadaan senyawa kimia lainnya . Disini FDA melakukan perhitungan dengan menggunakan statistik manusia secara umum.

Jika menggunakan standar ini untuk manusia di Indonesia, mungkin standar ini masih belum aman. Hal ini disebabkan oleh perbedaan antropometri manusia Indonesia dengan manusia Eropa,Amerika, Afrika, atau manusia dari belahan dunia lainnya. Untuk mendapatkan angka yang lebih dapat melindungi kesehatan manusia di Indonesia, maka diperlukan penelitian lebih lanjut.[6]

  1. ^ Gerald F. Connell. "KEY OPERATING STRATEGIES FOR CHLORINE DISINFECTION OPERATING SYSTEMS" (PDF). Diakses tanggal 19 October 2014. 
  2. ^ Chemical Products Synopsis: Calcium Hypochlorite (Laporan teknis). Asbuiy Park, NJ: Mannsvile Chemical Products. 1987. 
  3. ^ Nwaukwa, Stephen; Keehn, Philip (1982). "The oxidation of aldehydes to acids with calcium hypochlorite [Ca(OCl)2]". Tetrahedron Letters. 23 (31): 3131–3134. doi:10.1016/S0040-4039(00)88577-9. 
  4. ^ Nwaukwa, Stephen; Keehn, Philip (1982). "Oxidative cleavage of α-diols, α-diones, α-hydroxy-ketones and α-hydroxy- and α-keto acids with calcium hypochlorite [Ca(OCl)2]". Tetrahedron Letters. 23 (31): 3135–3138. doi:10.1016/S0040-4039(00)88578-0. 
  5. ^ Cohen, Julius (1900). Practical Organic Chemistry for Advanced Students. Newyork: Macmillan & Co. hlm. 63. 
  6. ^ ATSDR,2002, ‘Calcium Hypochlorite&Sodium Hypochlorite,’ Division of Toxicology ToxFAQs, ATSDR, Atlanta, dirilis April 2002, diunduh 18 Januari 2011 dari //www.atsdr.cdc.gov/toxfaq.html

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kaporit&oldid=19632755"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA