Bagaimana proses akulturasi kebudayaan India dan Indonesia dalam bidang aksara dan bahasa singkat

Penyebaran pengaruh kebudayaan India di Indonesia telah berlangsung sejak masa prasejarah. Para ahli sejarah Barat biasa memakai istilah Hinduisasi atau Indianisasi untuk menyebut penyebaran kebudayaan di wilayah India dan Asia Tenggara. Pengaruh kebudayaan India di Indonesia semakin menguat ketika muncul kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha pada abad ke-4 hingga abad ke-15 Masehi. Pengaruh kebudayaan India telah mengakar di semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia melalui proses asimilasi dan akulturasi yang nampak dalam beberapa bidang kehidupan yaitu: sistem kepercayaan, bahasa dan aksara, kesusastraan, pemerintahan, struktur sosial, kesenian, sistem penanggalan dll. 

Dengan demikian, maka agama Hindu Budha membawa pengaruh yang telah mengakar di semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia yang nampak dalam beberapa bidang kehidupan yaitu: sistem kepercayaan, bahasa dan aksara, kesusastraan, pemerintahan, struktur sosial, kesenian, sistem penanggalan dll.

Perkembangan budaya biasanya terjadi karena adanya percampuran dua budaya atau lebih, dan menjadi budaya baru. Istilah percampuran budaya ini biasa disebutkan sebagai akulturasi budaya. Lebih lanjut, apa pengertian akulturasi itu sendiri?

Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila terjadi percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi. Dalam akulturasi, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, sebagian berusaha menolak pengaruh itu.

Dalam hal ini terdapat perbedaan antara bagian kebudayaan yang sulit berubah dan terpengaruh oleh unsur-unsur kebudayaan asing (covert culture), dengan bagian kebudayaan yang mudah berubah dan terpengaruh oleh unsur-unsur budaya asing.

Baca Juga

Proses akulturasi tidak menyebabkan hilangnya unsur-unsur kebudayaan dari dua atau lebih kelompok masyarakat tadi. Kebudayaan asli masih bisa dilihat ciri-cirinya, serta dapat dibedakan dan dianalisis jika dibandingkan dengan kebudayaan dari luar.

Proses yang dilalui individu-individu untuk memperoleh aturan-aturan (budaya) dimulai dari masa awal hidupnya hingga akhir hayatnya. Melalui proses sosialisasi dan pendidikan pola-pola budaya ditanamkan ke dalam sistem saraf manusia dan menjadi kepribadian dan perilaku masing-masing indivdu.

Proses belajar ini menjadikan manusia harus berinteraksi dengan manusia yang lain dari anggota budaya lainnya yang juga memiliki pola-pola komunikasi serupa. Proses memperoleh pola-pola demikian oleh individu-individu itu disebut enkulturasi.

Advertising

Advertising

Proses enkulturasi sendiri mempunyai pengertian proses belajar dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap terhadap adat istiadat, sistem, norma, serta semua peraturan yang terdapat dalam kebudayaan seseorang.

Hubungan antara budaya dan individu seperti dalam proses enkulturasi membuat manusia untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan. Secara bertahap seorang individu imigran belajar menciptakan situasi-situasi dan relasi-relasi yang tepat dalam masyarakat pribumi sejalan dengan berbagai transaksi yang ia lakukan dengan orang lain.

Pada saatnya, imigran akan menggunakan cara-cara berperilaku masyarakat pribumi untuk menyesuaikan diri dengan pola-pola yang dianut masyarakat setempat begitu juga sebaliknya. Perubahan pola dari pola lama ke pola yang baru ini disebut akulturasi.

Baca Juga

Proses akulturasi terjadi karena beberapa faktor, baik faktor pendorong maupun penghambatnya.

1. Faktor pendorong Akulturasi

  1. Kontak dengan kebudayaan lain
  2. Sistem pendidikan formal yang maju
  3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
  4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)
  5. Sistem terbuka pada lapisan masyarakat
  6. Adanya penduduk yang heterogen
  7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
  8. Adanya orientasi ke masa depan

2. Faktor penghambat Akulturasi adalah sebagai berikut;

  1. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
  2. Sikap masyarakat yang tradisional
  3. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
  4. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
  5. Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
  6. Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
  7. Adat atau kebiasaan

Contoh Akulturasi Budaya

Contoh akulturasi yang mudah ditemui ialah dalam perbauran kebudayaan Hindu-Buddha dan kebudayaan Islam dengan kebudayaan asli Indonesia.

Berikut beberapa contoh akulturasi budaya yang ada di Indonesia.

1. Seni Bangunan

Bentuk-bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi antara unsur-unsur budaya Hindu-Buddha dengan unsur budaya Indonesia asli. Bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Buddha, serta bagian-bagian candi dan stupa adalah unsur-unsur dari India. Bentuk candi-candi di Indonesia pada hakikatnya adalah punden berundak yang merupakan unsur Indonesia asli. Candi Borobudur merupakan salah satu contoh dari bentuk akulturasi tersebut.

2. Seni Rupa

Masuknya pengaruh India juga membawa perkembangan dalam bidang seni rupa, seni pahat, dan seni ukir. Hal ini dapat dilihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding-dinding candi. Misalnya, relief yang dipahatkan pada dinding-dinding pagar langkan di Candi Borobudur yang berupa pahatan riwayat Sang Buddha. Di sekitarnya terdapat lingkungan alam Indonesia seperti rumah panggung dan burung merpati.

Pada relief kala makara pada candi dibuat sangat indah. Hiasan relief kala makara, dasarnya adalah motif binatang dan tumbuh-tumbuhan. Hal semacam ini sudah dikenal sejak masa sebelum Hindu. Binatang-binatang itu dipandang suci, maka sering diabadikan dengan cara di lukis.

Baca Juga

Pengaruh India membawa perkembangan seni sastra di Indonesia. Seni sastra waktu itu ada yang berbentuk prosa dan ada yang berbentuk tembang (puisi). Berdasarkan isinya, kesusasteraan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tutur (pitutur kitab keagamaan), kitab hukum, dan wiracarita (kepahlawanan).

Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kitab Ramayana dan Mahabarata. Kemudian timbul wiracarita hasil gubahan dari para pujangga Indonesia. Misalnya, Baratayuda yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Juga munculnya cerita-cerita Carangan.

Berkembangnya karya sastra terutama yang bersumber dari Mahabarata dan Ramayana, melahirkan seni pertunjukan wayang kulit (wayang purwa). Pertunjukan wayang kulit di Indonesia, khususnya di Jawa sudah begitu mendarah daging. Isi dan cerita pertunjukan wayang banyak mengandung nilai-nilai yang bersifat edukatif (pendidikan). Cerita dalam pertunjukan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya asli dari Indonesia.Seni pahat dan ragam luas yang ada pada wayang disesuaikan dengan seni di Indonesia.

Di samping bentuk dan ragam hias wayang, muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia. Misalnya tokoh-tokoh Punakawan seperti Semar, Gareng, dan Petruk. Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India. Perkembangan seni sastra yang sangat cepat didukung oleh penggunaan huruf pallawa, misalnya dalam karya-karya sastra Jawa Kuno.

Pada prasasti-prasasti yang ditemukan terdapat unsur India dengan unsur budaya Indonesia.Misalnya, ada prasasti dengan huruf Nagari (India) dan huruf Bali Kuno (Indonesia).

4. Bahasa

Penggunaan bahasa pun sedikit dengan dipengaruhi oleh kebiasaan bahasa asing dan pun termasuk salah satu contonya akulturasi di zaman dahulu. Misalnya pada kerajaan Hindu-Buddha, bahasa Sanskerta begitu umum dipakai di kalangan masyarakat.

Hal ini dapat disaksikan pada sekian banyak prasasti atau batu bertulis peninggalan kerajaan Hindu-Buddha yang masih tidak sedikit menggunakan bahasa Sanskerta. Sementara aksara yang digunakan merupakan huruf Pallawa yang lantas dikembangkan menjadi huruf Jawa Kuno dan aksara Bali.

5. Seni Musik

Dari bidang musik contoh akulturasi ada pada musik etnik, dimana pada musik etnik ini memadukan antara dua jenis musik yaitu musik tradisional dan musik modern sehingga menghasilkan musik yang unik dan harmonis tanpa menghilangkan ciri khas masing-masing dari kedua musik tersebut. Dari musik ini juga kita dapat memperkenalkan musik tradisional dengan cara yang menarik dan kekinian.

/ FORUM / All / News / ... / Sejarah & Xenology

Proses Akulturasi Kebudayaan India ( Hindu dan Buddha) Yang Masuk ke Indonesia

Patung Agama Buddha

Kebudayaan India (Hindu-Buddha) yang masuk ke Indonesia telah mengalami banyak penyesuaian (akulturasi) dengan kebudayaan setempat sehingga didapatkan kebudayaan yang lebih bercorak Indonesia.

Hindu di Bali adalah salah satu contohnya. Pada masa kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha, kehidupan di antara pemeluk agamanya telah berkembang toleransi. Mereka hidup berdampingan, saling menghormati, suka bergotong royong dalam menyelesaikan pembangunan yang menyangkut kepentingan bersama. Sudahkah sikap yang demikian sudah Anda miliki? Mengapa sikap yang demikian itu sekarang ini cenderung mulai menurun?. Masuknya pengaruh kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan yang ada di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya sudah memiliki kebudayaan yang asli, banyak mengadopsi dan mengembangkan budaya India dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Namun, masyarakat tidak dapat begitu saja menerima pengaruh budaya-budaya baru tersebut. Kebudayaan yang datang dari India dapat mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan di Indonesia yang dapat disebut dengan proses akulturasi kebudayaan. 1). Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia Dalam hubungan dengan kebudayaan, telah terjadi akulturasi kebudayaan India dan kebudayaan Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terjadi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di Nusantara. A). Kepercayaan/Agama Sebelum masuknya pengaruh India, kepercayaan yang berkembang di Indonesia masih bersifat animisme dan dinamisme. Masyarakat pada saat itu, melakukan pemujaan pada arwah nenek moyang dan kekuatan-kekuatan benda-benda pusaka tertentu serta kepercayaan pada kekuatan-kekuatan alam. Dengan masuknya pengaruh Hindu-Buddha, kepercayaan asli bangsa Indonesia ini kemudian berakulrutasi dengan agama Hindu-Buddha. B). Pemerintahan/Politik Salah satu contoh yang nyata adalah pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia adalah perubahan sistem pemerintahan. Sebelum pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, struktur asli sosial masyarakat Indonesia adalah berbentuk suku-suku dengan pimpinannya ditunjuk atas prinsip primus inter pares. Setelah pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, sistem pemerintahan ini berubah menjadi sistem kerajaan. Kepemimpinan lalu diturunkan kepada keturunan raja. Raja dan keluarganya kemudian membentuk sebuah kalangan yang disebut dengan Bangsawan. C). Kebudayaan dan KesenianSeni Bangunan (Candi) Unsur-unsur kebudayaan India masuk dan memengaruhi perkembangan kebudayaan Indonesia serta berpadu dengan unsur-unsur kebudayaan Indonesia. Perpaduan itu disebut dengan Akulturasi. Hasilnya adalah kebudayaan Indonesia bercorak Hindu dan Buddha, misalnya sebagai berikut. Kebudayaan Indonesia Bercorak Hindu dan Buddha 1). Seni Bangunan Adanya candi-candi agama Hindu dan candi-candi agama Buddha. 2). Seni Patung Seni patung berupa patung dewa agama Hindu dan patung dewa agama Buddha, yang terbuat dari kayu, batu, atau perunggu. 3). Seni Ukir Ukiran terdapat pada dinding candi yang berwujud relief yang melukiskan cerita tentang Mahabharata, Ramayana, dan riwayat kehidupan Sang Buddha. 4). Bahasa dan Tulisan Bangsa India ke Indonesia membawa pengaruh bahasa yang dimiliki, yaitu bahasa Sanskerta. Tulisan yang dibawa adalah huruf Pallawa (cikal bakal huruf Jawa). 5). Seni Wayang Wayang merupakan perpaduan budaya India dan Indonesia terutama isi cerita yang diambil dari buku induk pewayangan India, yaitu buku Mahabharata dan Ramayana. 6). Seni Sastra Pengaruh sastra India sangat besar karena dengan adanya buku Mahabharata dan Ramayana, bangsa Indonesia telah mampu menghasilkan beberapa karya sastra seperti berikut ini. Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa. Bharatayuda karya Empu Sedah dan Empu Panuluh. Sutasomo karya Empu Tantular. D). Ilmu Pengetahuan Di bidang ilmu pengetahuan masyarakat Indonesia mengenal penanggalan tahun Saka. Perbedaan waktu antara tahun Saka dan Masehi sekitar 78 tahun. E). Pendidikan Pendidikan dapat membawa pengaruh bagi munculnya lembaga-lembaga pendidikan, meskipun lembaga pendidikan tersebut masih sangat sederhana dan mempelajari satu bidang saja, yaitu bidang keagamaan. Indonesia (Sriwijaya) pernah menjadi pusat pendidikan dan pengetahuan agama Buddha yang bertaraf Internasional. Hal tersebut dibuktikan dengan cacatan perjalanan I-Tsing. Selama beberapa bulan di Sriwijaya dia menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha bersama pendeta Buddha yang bernama Satyakirti. 2). Daerah-Daerah yang Dipengaruhi Unsur Hindu-Buddha di Indonesia hingga Abad ke-14 A). Daerah-Daerah di Indonesia yang Dipengaruhi Unsur Hindu Agama dan budaya Hindu masuk dan tersiar di Indonesia kira-kira terjadi pada tahun 400 Masehi. Hal ini dapat di buktikan dengan ditemukannya tujuh buah yupa di Kalimantan Timur. Yupa tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Kutai. Di Jawa Barat juga ditemukan tujuh buah prasasti. Prasasti tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Yupa dan prasasti di kedua kerajaan tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Dengan demikian, diperkirakan kebudayaan Hindu menyebar ke beberapa daerah di Indonesia pada tahap permulaan, berasal dari india Selatan. Agama dan budaya Hindu di Indonesia kemudian berkembang di kerajaan-kerajaan lain, seperti Kerajaan Mataram Lama, Medang, Kediri, Singasasi, Majapahit, Sunda, dan Bali. B). Daerah-Daerah di Indonesia yang Dipengaruhi Unsur Buddha Para Bhiksu Agama Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh bhiksu, salah satunya adalah bhiksu dari Kashmir yang bernama Gunawarman. Kemudian untuk masa-masa berikutnya ternyata dapat pengaruh agama dan budaya Buddha yang dibawa oleh orang-orang di Indonesia sendiri yang pernah belajar di Perguruan Tinggi Nalanda, India. Agama Buddha yang tersiar di Indonesia adalah Agama Buddha beraliran Mahayana. Pengaruh Buddha yang ada di Indonesia juga berkembang di Kerajaan Melayu, Holing, Mataram Lama (Dinasti Syailendra), Kanjuruhan, Medang, Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit. Demikianlah penjelasan singkat mengenai masuknya kebudayaan hindu-buddha di Indonesia, dan bila Anda ada saran dan kritik Anda dapat menuliskannya pada kolom komentar atau mengirim email ke saya pada halaman kontak saya. Terima Kasih.

Sumber : //arishahrukh.blogspot.com/201...indonesia.html

apakah di awal interaksinya antara hindu dan buddha ada clash, baik itu clash ringan atau berat?

di india kenapa gak ada gamelan gak ada wayang gak ada candi ?

leluhurnya masih merasuki jiwa orang2 indonesia,,bertapa di pinggir jalan stres gak berani memberontak karena hidup susah

sumbernya ko diane gabisa diklik ya gan?

bengek hal yang baru ane tau ni, thanks

© 2022 KASKUS, PT Darta Media Indonesia.
All rights reserved.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA