Bagaimana peran Anda sebagai generasi muda dalam ikut melestarikan dan memperjuangkan keutuhan bangsa dengan masyarakat yang multikultural?

TN, trustnews.id

Sabtu, 27 April 2019 | 15:44 WIB

Peran Generasi Muda Sebagai Penjaga Keutuhan NKRI ", Menjadi Tema Seminar Dalam Rangka Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.

Musi Rawas, Sabtu(27/4/2019)-Jumlah pemuda di Indonesia dari usia 10-24 tahun mencapai 27% dari jumlah penduduk Indonesia . Itu menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai bibit-bibit unggul yang harus diperhatikan dengan baik. Peran pemuda dalam keutuhan NKRI ini sangatlah besar, sehingga segala yang berhubungan dengan kebangsaan harus diperhatikan oleh pemerintah pusat. Kita juga mengetahui bahwa Masa depan Bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para generasi muda Kaum Muda Indonesia adalah masa depan Bangsa ini. oleh Karena itu, setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan faktor-faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan Bangsa serta keutuhan NKRI. Namun saat ini pula kita perlu sadar, bahwa generasi muda saat ini merupakan generasi Y yang biasa disebut sebagai “generasi milenial”. Generasi milenial adalah mereka yang lahir setelah tahun 1990-an dan hidup dalam dunia teknologi dan informasi yang sangat intensif. Telepon pintar, komputer, tablet, atau smart watch menjadi ciri-ciri dari generasi milenial. Keadaan ini sangat berpengaruh pada gaya-gaya yang relative baru, yang sangat jauh dari generasi-genarasi sebelumnya. Di samping banyak hal positif yang ditunjukkan oleh eksistensi generasi ini, tetapi diakui atau tidak, terdapat pula berbagai macam kekhawatiran terkait sepak terjang generasi ini, dalam hal ini terkait tanggung jawabnya dalam menjaga keutuhan NKRI. Budaya luar dan campur tangan asing yang banyak bersentuhan dengan generasi ini sangat signifikan pengaruhnya terhadap pelemahan nilai-nilai kebangsaan yang seharusnya dijaga sedemikian rupa. Musi Rawas, seperti kota-kota yang lain. merupakan salah satu wilayah yang tak luput dari jangkauan budaya asing yang diakui atau tidak secara pelan-pelan telah memberikan kecenderungan-kecenderungan baru bagi kehidupan masyarakatnya dalam berbangsa dan bernegara. Hal ini sangat dikhawatirkan akan membawa dampak destruktif bagi keutuhan NKRI.  Dalam acara Sosialisasi Empat Pilar kali ini yang diselnggarakan di Dapil Musi Rawas, Sumatera Selatan, Sabtu(27/4/2019), Anggota MPR RI, Edhy Prabowo pertama kali menjelaskan tentang arti dan bagian-bagian dari empat pilar yang diangkat dalam seminar kali ini. Pancasila sebagai dasar dan Ideologi Indonesia, UUD 1945 sebagai konstitusi Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Indonesia, dan NKRI sebagai bentuk dari negara Indonesia, merupakan karya bangsa Indonesia yang wajib dibangun kembali oleh seluruh masyarakat Indonesia untuk mengembalikan kekokohan bangsa Indonesia di mata dunia.  Di dalam acara Seminar kali ini, Edhy Prabowo, Anggota MPR RI mengkaitkan dengan kondisi nasionalisme bangsa Indonesia saat ini yang mulai rapuh. Munculnya konflik penguasaan lahan, hilangnya identitas bangsa, budaya generasi muda menggunakan narkoba, tawuran antar kelompok identitas, hingga degradasi moralitas generasi muda merupakan bukti nyata hilangnya peran Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam jiwa masyarakat Indonesia. Setelah Edhy Prabowo membahas tentang empat pilar, sesi selanjutnya dalam seminar kali ini adalah sesi tanya jawab terkait dengan Sosialisasi Empat Pilar. Dalam sesi tanya jawab tersebut, Edhy Prabowo menjawab beberapa pertanyaan dari masyarakat Lubuk Linggau terkait dengan pentingnya empat pilar terhadap perkembangan generasi muda dalam upaya menangkal serangan budaya asing yang semakin lama mempengaruhi kesadaran nasionalisme bangsa Indonesia, khususnya generasi muda milenial.   " Empat pilar sangat penting dan akan selalu digalakkan demi membangkitkan semangat nasionalisme Indonesia untuk Membangun NKRI saat ini, karena mereka adalah ujung tombak kebangkitan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Jika Indonesia tetap ingin merdeka, maka kesadaran akan pentingnya jiwa nasionalime sepatutnya diteguhkan dan dijalankan mulai dari sekarang oleh seluruh masyarakat Indonesia terutama generasi muda yang menjadi penerus cita-cita bangsa," ungkap Anggota MPR RI, Edhy Prabowo dalam penutupan acara Seminar Sosialisasi Empat Pilar di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, Sabtu(27/4/2019). Sosialisasi Empat Pilar dengan mengangkat Tema: “Peran Generasi Muda Sebagai Penjaga Keutuhan NKRI”, diselenggarakan oleh Anggota MPR RI, Edhy Prabowo mengundang tokoh-tokoh Masyarakat serta anggota-anggota organisasi kepemudaan dan lain sebagainya dari Lubuk Linggau dengan jumlah secara keseluruhan adalah 150 orang. (Red)

Merdeka.com - Generasi muda Indonesia harus dapat selalu menjaga keutuhan bangsa dan mengisi kemerdekaan dengan berbagai macam kegiatan yang positif. Hal ini agar generasi muda sebagai harapan bangsa bisa terus bersatu demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terus bersatu tak terpecah belah.

"anak-anak muda sekarang ini kan sudah menikmati kemerdekaan, karena mereka dulu tidak terlibat langsung dalam masalah pembentukan negara ini. Anak-anak muda sekarang harus lebih konsen kepada keahliannya. Sehingga sekarang inilah bagi generasi muda kita harus mengisi kemerdekaan ini," kata Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, Jumat (3/11).

Dia mengatakan, hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan salah satu cara untuk menciptakan kesadaran bahwa Indonesia itu ada. Menurutnya, karena dijajah oleh penjajah yang sama dan punya kesamaan nasib, para pemuda kemudian berikrar menjadi satu kesatuan meski memiliki perbedaan suku, ras, agama.

"Jadi bersumpahlah para pemuda-pemuda semua itu bagaimana mereka mempersatukan demi tanah yang satu menjadi Tanah Air Indonesia, menjadi bahasa yang satu yakni Bahasa Indonesia dan menjadi bangsa yang satu Bangsa Indonesia dan berikrarlah mereka itu dulu. Itu menjadi dasar mereka untuk membuat Indonesia," katanya.

Koordinator Program Master dan Doktoral Fakultas Psikologi UI ini menjelaskan di era 1950-1960an para founding fathers bersama-sama bersatu untuk membangun bangsa. Kemudian memasuki era 1980an pemuda sudah mulai menikmati pembangunan.

"Nah ketika sudah mulai masuk sekitar tahun 80-an anak-anak ini sudah mulai menikmati pembangunan ini, apalagi tanahnya sudah jadi, Indonesianya sudah jadi. Itu yang harus dimanfaatkan generasi muda kita dengan sebaik mungkin," katanya.

Dia menilai masalah kebangsaan yang dialami saat ini lebih bermuara kepada manajemen. Menurutnya, masalah korupsi yang kini dihadapi bangsa ini juga masuk dalam kesalahan manajemen negara ini.

"Seperti korupsi itu termasuk salah dalam manajemen di negara ini. Karena ada orang rakus malah dibiarin yang akhirnya menjadi budaya dari dulu sampai sekarang dan diikuti oleh yang muda-muda ini," katanya.

Dia juga mengatakan isu-isu SARA jika diungkit-ungkit akan membuat masyarakat dan bangsa Indonesia menjadi terpecah belah. Menurutnya, hal itu biasanya dilakukan oleh politisi atau orang-orang yang punya ideologi yang tidak suka dengan Indonesia.

"Termasuk lah kaum-kaum radikal yang ingin mendirikan negara khilafah dan segala macam. Harusnya persoalan-persoalan bahwa kita ini plural, kita ini beda keagamaan, beda budaya dan sebagainya harusnya sudah selesai," katanya.

Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi karena penyakit anak muda saat ini sangat mudah diiming-imingi oleh kelompok yang ingin mengganti ideologi negara. Meski demikian, ada juga sebagian generasi muda yang menganggap masalah ideologi negara sudah final sehingga mereka menolak isu yang sengaja diembuskan oleh kelompok-kelompok radikal.

"Kalau kita melihat hasil survei 80 persen khususnya anak muda kita ini sudah tidak masalah terhadap NKRI dan Pancasila kita ini, mereka setuju dengan ideologi kita ini. Tapi 20 persen ini yang punya masalah karena mereka menganggap Pancasila ini sudah tidak relevan lagi, ini yang perlu diwaspadai agar generasi muda yang 80 persen ini jangan terbawa arus itu (radikal)," katanya.

Menurutnya harus ditumbuhkan kepada generasi muda bahwa dulu untuk membentuk negara harus berdarah-darah dan memberi pengorbanan yang besar. Karenanya, kata dia, jangan bangsa ini dirusak sehingga dapat terpecah belah.

"Mahal sekali ongkosnya kalau generasi muda ini berpikir mengganti negara dengan khilafah selain ideologi selain Pancasila, mahal sekali itu. Pasti akan ada dis-integrasi. Ini yang harus disadari anak muda kita," katanya.

Secara umum seni diartikan sebagai segala sesuatu yang dibuat oleh manusia yang memiliki unsur keindahan. Seni juga mampu membangkitkan emosi atau perasaan orang lain. Sedangkan budaya adalah cara hidup yang berkembang bersama pada sekelompok orang dengan cara turun-temurun dari generasi ke generasi. Namun jika melihat kondisi generasi bangsa saat ini sangat miris karena mulai menurunnya rasa kecintaan dan keinginan untuk memajukan serta melestarikan seni dan budaya daerah sebagai warisan leluhur.  

Lemahnya peran pemuda dalam menjaga dan melestarikan seni dan budaya daerah masing-masing bisa dilihat dari trend gaya hidup yang banyak budaya modern yang kebarat-baratan. Akibatnya, mereka kurang mengenal budaya daerah negeri sendiri apalagi bisa ikut mempelajari dan melestarikannya. Lalu, bagaimana seharusnya para generasi muda menjalankan perannya dalam mempertahankan seni dan budaya bangsa?.

1. Mengenal seni dan budaya 

Ada peribahasa yang berbunyi, Tak Kenal Maka Tak Sayang yang berarti penting untuk lebih dulu mengenal sebelum menyayangi sesuatu. Hal tersebut juga bisa diterapkan bagi seni dan budaya bangsa. Generasi muda perlu mengenal kesenian dan kebudayaan Indonesia yang sangat banyak ragamnya. Dengan mengenal, akan lebih mudah untuk tertarik dan mempelajarinya. Selanjutnya akan muncul rasa ikut memiliki dan pada akhirnya tumbuh rasa mencintai seni dan budaya sendiri.  Contohnya mengenal dan mempelajari kesenian dan lagu-lagu daerah atau belajar membuat batik tulis.


2. Mencegah agar tak diakui negara lain

Banyaknya ragam kebudayaan di Indonesia, seringkali membuka kemungkinan bagi negara lain untuk mengakuinya, terutama negara tetangga. Untuk itu generasi muda wajib ikut serta dalam usaha menjaga keamanan budaya dengan mempraktekkan dan melaksanakan segala yang berhubungan seperti  cara berbahasa dan sebagainya sehingga budaya tidak akan bisa mudah diambil atau diakui oleh negara lain.

3. Melahirkan kesadaran melestarikan seni dan budaya

Sejatinya kesadaran untuk melestarikan warisan budaya bangsa memang harus dimulai dari para generasi bangsa karena di pundaknya lah ada potensi besar yang dapat memotivasi berbagai pihak. Demi mempertahankan seni dan budaya Indonesia, generasi muda wajib membangun kesadaran untuk melestarikan, menjaga, serta melindungi apa yang sudah menjadi warisan budaya Indonesia agar tetap berkembang.

4. Memiliki rasa bangga

Sebagai generasi penerus, bangsa Indonesia harus mempunyai rasa kebanggaan tersendiri memiliki beragam seni dan budaya yang merupakan aset negara. Maka dari itu generasi muda harus ikut serta melestarikan seni dan budaya dengan menggunakan produk asli buatan Indonesia misal menggunakan batik dalam berbagai acara resmi. 

5. Mengenalkan keragaman budaya pada dunia

Diantara negara-negara di dunia, Indonesia terkenal dengan keragaman seni budaya yang tersebar dari sabang sampai merauke. Memperkenalkan keragaman budaya kepada dunia akan menumbuhkan kebanggaan atas kekayaan budaya yang dimiliki. Jika dunia sudah mengenal seni dan budaya Indonesia, maka akan terjadi harmonisasi hubungan dengan negara-negara lain. Kerjasama dapat terjalin, seperti pertukaran pelajar atau pertukaran misi kebudayaan. Perbedaan yang ada dari keberagaman juga bisa menjadi cara untuk mengusung slogan “Bhinneka Tunggal Ika” (berbeda-beda tetap satu jua). 

Pelatihan Keramik Citra Alam

Generasi muda adalah harapan masa depan bangsa, calon pemimpin masa depan, oleh karena itu di pundak generasi muda lah nasib suatu bangsa dipertaruhkan. Suatu bangsa apabila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan semangat kuat untuk memajukan budaya daerah yang didasari dengan keimanan dan akhlak mulia, maka bangsa itu akan besar. Ayo kobarkan semangat dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Indonesia !.

#batik #generasimuda #kesenianbudaya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA