Bagaimana pengaruh kondisi tersebut terhada populasi rusa mengapa demikia

05 April 2017 / Admin / , , , , / 53263 Kali Dilihat / 0 Komentar

Dampak Perubahan Iklim terhadap Keanekaragaman Hayati

Kenaikan suhu permukaan bumi, melelehnya salju di kutub utara dan kenaikan permukaan air laut merupakan beberapa gambaran yang terjadi sebagai dampak pemanasan global. Namun tidak hanya itu, perubahan iklim akibat dari pemanasan global, yang terjadi dengan perlahan-lahan namun pasti, juga membawa dampak yang sangat besar bagi keanekaragaman hayati, mulai dari tingkatan spesies sampai ekosistem. Pada akhirnya kehidupan manusia-pun akan terkena imbas dari perubahan iklim tersebut.

Beberapa dampak langsung terjadinya perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati, diantaraya

1) Spesies range (cakupan jenis)

Masing-masing spesies memiliki rentang suhu tertentu dimana spesies tersebut mampu beradaptasi dan bertahan hidup. Kenaikan suhu bumi akan membuat beberapa jenis spesies berada diluar batas toleransi suhu maksimumnya sehingga tidak mampu bertahan dan kemudian menjadi rentan terhadap kepunahan. Menurut  International Union for Conservation Nature (IUCN), lautan merupakan bagian planet yang paling banyak menanggung akibat dari pemanasan global. Meskipun sejak 1970-an, perairan di seluruh dunia telah memainkan peranan penting dalam melawan pemanasan global dengan menyerap sekitar 93% karbondioksida yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.

Terumbu Karang merupakan spesies yang memiliki toleransi yang rendah terhadap kenaikan suhu air laut. Kenaikan suhu air laut menyebabkan bleaching pada terumbu karang, atau penurunan pigmen klorofil pada jaringan endodermis karang. Hal ini lama-lama akan menyebabkan alga dalam terumbu karang mati sehingga yang tersisa hanya cangkang karang berwarna putih dari zat kapur. Sebagai contoh, pada awal tahun 2016 saja, lebih dari 90% karang Great Barrier Reef di Australia telah mati akibat bleaching. Terumbu karang merupakan habitat dari sekitar 25% spesies laut, kepunahannya akan berakibat pada punahnya spesies-spesies laut yang lain yang pada akhirnya akan mengganggu keseimbangan rantai ekosistem.

Gambar 1. Terumbu karang

2) Perubahan fenologi

Perubahan iklim menyebabkan pergeseran dalam siklus reproduksi dan pertumbuhan organisme. Pada tumbuhan misalnya, masa perbungaan dipengaruhi oleh suhu tertentu. Pemanasan global dapat membuat tumbuhan-tumbuhan tertentu berbunga lebih cepat, sementara serangga-serangga pembantu penyerbukan belum siap sehingga siklus reproduksinya terganggu.

3) Perubahan interaksi antar spesies

Perubahan iklim dapat mengakibatkan terjadinya perubahan interaksi antar spesies sehingga memiliki konsekuensi yang sangat penting bagi stabilitas dan fungsi ekosistem, dimana ekosistem tidak lagi berfungsi ideal. Pemanasan iklim dengan cepat mengubah waktu dan tingkat bunga pada tumbuhan serta migrasi pada hewan yang akan mengganggu interaksi antar spesies.

4) Laju kepunahan

Perubahan iklim mempercepat laju kepunahan beberapa jenis spesies, misalnya spesies yang berada di ujung rantai makanan seperti karnivora, spesies lokal endemik dan spesies migran.

Penyu Hijau (Chelonia mydas) merupakan spesies yang sangat rentan terhadap perubahan iklim karena karakteristik hidupnya dipengaruhi oleh suhu. Penyu Hijau juga memiliki pertumbuhan yang sangat lamban sehingga rentan terhadap ancaman lingkungan. Menurut IUCN Redlist, Penyu Hijau berstatus Endangered (En) atau terancam punah.

5) Penyusutan keragaman sumber daya genetik

Perubahan iklim dapat menyebabkan kemarau yang berkepanjangan, ataupun sebaliknya curah hujan yang terlalu tinggi. Hal-hal tersebut mempunyai dampak yang besar terhadap lingkungan, misalnya kebakaran hutan atau banjir menjadi lebih sering terjadi.

Bencana alam dapat mengakibatkan berkurangnya populasi dan keragaman spesies, spesies endemik terancam punah dan juga hilangnya habitat satwa liar. Apabila terlanjur terjadi kerusakan habitat, maka akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat recovery atau terjadi suksesi secara alami. Beberapa varian dalam spesies dengan gen tertentu mungkin lebih tahan terhadap perubahan lingkungan oleh perubahan iklim sementara varian dengan gen yang berbeda lebih rentan sehingga lebih rentan punah. Apabila terjadi kepunahan, maka jenis-jenis yang sudah terlanjur punah-pun akan sangat sulit untuk dikembalikan keberadaannya.

Perubahan iklim mempengaruhi pola musim yang berdampak besar terhadap sistem pertanian, termasuk di Indonesia. Penanaman tanaman-tanaman pangan seperti padi, palawija ataupun sayur-mayur masih sangat bergantung pada musim. Kemarau yang terlalu panjang atau hujan yang turun terus menerus sepanjang tahun tentu dapat mengakibatkan gagal panen yang pada akhirnya mempengaruhi ketersediaan dan ketahanan pangan manusia.

Bagaimana kita dapat menghadapi perubahan iklim?

Jawabannya mudah: Pada dasarnya perubahan iklim merupakan suatu keniscayaan, namun kita dapat memperlambat lajunya. Kita perlu menyadari bahwa bumi ini bukan milik generasi kita saja, seperti kata pepatah, "Alam ini bukanlah warisan dari nenek moyang, tetapi pinjaman dari anak cucu kita." Sesuatu yang dipinjam, hendaknya dikembalikan lagi secara utuh, tidak berkurang jumlah atau kualitasnya. Buatlah bahwa bumi yang kita tinggali ini tetap nyaman bagi anak cucu kita nanti; 1) Manfaatkanlah sumberdaya alam termasuk bahan bakar fosil dan sumberdaya air yang ada dengan bijak, seperlunya dan tidak boros; 2) Lakukanlah budidaya yang ramah lingkungan; 3) Cintailah alam dengan merawat dan tidak merusaknya.

Anti-BLH

Post Terkait

Artikel ini menjelaskan tentang pengertian dinamika populasi, faktor penyebabnya, serta kaitannya dengan makhluk hidup dan lingkungannya.

--

In the jungle, the mighty jungle, the lion sleeps tonight

in the jungle, the quiet jungle, the lion sleeps tonight~

awimbawe~ awimbawe~ awimbawe~

Hayoo siapa yang bacanya sambil nyanyi? hehehe. Lagu the lion sleeps tonight ini sempat viral di dunia maya lho, karena video animasinya berisi kuda nil yang sedang bernyanyi dan anjing sedang menari. Lucu kan? hihi.

awimbawe~ awimbawe~ (sumber; makeAGIF.com)

Ngomong-ngomong soal kuda nil nih, kamu tahu nggak kalau kuda nil suka berkelahi? Yup, kuda nil suka berkelahi juga looh.. tapi tenang, kamu nggak usah coba-coba buat melerainya ya. Hal itu memang seleksi alam yang merupakan proses adaptasi hewan dengan keadaan alam.

Kuda nil jantan berkelahi dengan kuda nil jantan lainnya untuk memperebutkan wilayah sungai. Lalu, kuda nil yang menang akan dianggap sebagai kuda nil terkuat di wilayah tersebut, sedangkan kuda nil yang kalah akan terluka parah lalu mati. Perkelahian itu disebut interaksi kompetisi yang mengakibatkan perubahan pada jumlah populasi. Karena kuda nil yang kalah tadi mati, kita jadi kehilangan satu kuda nil dan populasi kuda nil jadi berkurang deh huhuhu.

Baca juga: Apa Saja Interaksi dalam Sebuah Ekosistem?

Nah, perubahan itu biasa disebut dinamika populasi yaitu perubahan jumlah populasi di suatu daerah. Oh iya, perubahan jumlah populasi nggak harus selalu berkurang, tapi bisa juga meningkat tergantung faktor yang mempengaruhinya. Interaksi kompetisi tadi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan adanya dinamika populasi yang menurun.

Selain kompetisi, faktor biotik yang mempengaruhi dinamika populasi yaitu interaksi predasi. Contohnya yaitu meningkatnya populasi tikus sawah akibat perburuan burung elang yang dilakukan oleh manusia. Pada rantai makanan, elang sebagai konsumen II memakan tikus sebagai konsumen I. Nah, jika manusia memburu burung elang, maka burung elang yang akan memakan tikus jumlahnya berkurang, dong. Hal itu akan membuat populasi tikus di sawah menjadi meningkat.

petani shock lihat populasi tikus meningkat (sumber: giphy.com)

Sekarang kita bahas contoh-contoh dari dinamika populasi yang dipengaruhi oleh faktor abiotik, yuk!

Kamu tahu nggak kalau perubahan iklim dapat menyebabkan terjadinya global warming? Yup, global warming! Suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Hal ini bisa mempengaruhi jumlah populasi, lho. Kok bisa?

Global warming dapat membuat suhu permukaan bumi meningkat. Akibatnya, hewan-hewan yang hidup di daerah kutub jadi kehilangan tempat tinggalnya. Seperti beruang kutub, mereka hidup bergantung pada laut yang tertutup es untuk berburu dan berkembang biak. Jika perubahan iklim semakin ekstrim, hal itu bisa membuat jumlah populasi beruang kutub berkurang dan dalam bahaya kepunahan.

perubahan iklim bikin es kutub mencaiiiiir~ (sumber: giphy.com)

Next, siapa di sini yang punya hobi tanam-menanam? Pasti kalian nggak asing lagi dong sama tanah, pupuk, air. Melimpahnya ketersediaan unsur hara di dalam tanah akibat pemberian pupuk juga dapat mempengaruhi jumlah populasi. Unsur hara seperti Nitrogen (N), Phosfor (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai sumber nutrisi dan melakukan fotosintesis. Adanya unsur hara membuat tanaman tumbuh subur sehingga populasi tanaman meningkat.

tanam tanam ubi~ (sumber: giphy.com)

Selain karena faktor-faktor di atas, bencana alam juga dapat mempengaruhi jumlah populasi di suatu daerah, lho. Seperti gunung meletus, tsunami, longsor, kebakaran hutan, gempa bumi dan lain-lain.

si jago merah melahap habis hutan Australia (sumber: giphy.com)

Contohnya kebakaran hutan yang terjadi di Australia pada akhir tahun 2019 kemarin, nih. Kebakaran hutan tersebut merusak sumber makanan dan habitat para hewan. Selain itu udara juga tercemar oleh asap yang ditimbulkan dari hutan yang terbakar, sehingga hewan-hewan kehilangan tempat tinggal mereka, tidak dapat mencari makan dan minum, juga keracunan oleh asap. Akibatnya, populasi hewan menurun.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perubahan jumlah populasi yang terjadi di suatu daerah dipengaruhi oleh adanya faktor biotik dan abiotik. Yup! Selesai deh materi dinamika populasi ini, kalau kamu mau belajar lebih dalam tentang dinamika populasi, kamu bisa bergabung di ruangbelajar, ya! Penjelasannya lengkaaaap banget, belajar jadi lebih mudah karena belajar dengan para Master Teacher terbaik.

Referensi:

Purjiyanta, Eka, Triyono, Agus, Dkk. IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi. Erlangga: Jakarta.

Artikel ini diperbarui pada 30 Desember 2020.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA