Bagaimana pengaruh kebudayaan Islam di Indonesia dalam bidang pendidikan?

oleh Nurul Habibah, S.Sos. · Dipublikasikan April 9, 2021 · Di update Januari 25, 2022

Jika bermanfaat, jangan lupa bagikan artikel ini yaa..

Tag: Materi SekolahSejarah 10 SMA

Masjid Agung Menara Kudus. Ini jadwal shalat untuk Semarang dan sekitarnya pada Senin 15 November 2021. /Instagram/ @menarakudus

BERITASOLORAYA.com-Indonesia memiliki posisi yang Strategis, para saudagar muslim, baik dari Arab, Cina, India, Persia, masuk ke Indonesia lewat jalur perdagangan.

Dari situlah dakwah islam dimulai, dan mulai berkembang dan berhasil masuk ke elite penguasa. Islam sangat cepat berkembang di Nusantara, apalagi para adipati, para raja memeluk Islam.

Ulama berkedudukan sebagai penasehat atau hakim dalam pemerintahan. Mereka mencetak kader-kader da'i yang bertugas ke daerah-daerah jauh. Mereka juga giat menulis Buku dan Kitab.

Baca Juga: Tips Redam Amarah yang Harus Kamu Ketahui menurut Islam

Selain itu, beberapa pengaruh lain islam di Nusantara, seperti pengaruhnya dalam bidang arsitektur, seni, adat hingga politik.

1. Bidang Arsitektur

Dalam bidang arsitektur yang sangat jelas ialah bangunan masjid. Wali Sanga banyak yang mendirikan masjid dengan memadukan etnik budaya.

Contohnya ialah masjid Agung Demak, masjid Agung Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten, Menara Kudus, dan Masjid Agung Baiturrahman Aceh. Sentuhan budaya, menjadikan masjid mudah diterima masyarakat. 

Baca Juga: Mau Tahu Rahasia Sukses Steve Jobs Sampai Jadi Orang Terkaya di Dunia? Simak Dari Buku Ini

2. Seni Budaya

Para wali, ulama, mubaligh membangun keharmonisan antara budaya lama dengan ajaran islam. Seperti halnya wayang, yang merupakan tradisi lama.

Wali Sanga mengubah cerita Hindu Mahabarta ke cerita ajaran islam seperti Jimat Kalimasada. Beberapa kesenian asal Arab juga masuk di Indonesia, contohnya adalah Qashidah dan Hadrah. 

3. Adat Istiadat

Adat istiadat atau disebut juga dengan kebiasaan. Kebiasaan masyarakat Indonesia banyak terpengaruh oleh ajaran islam.

Baca Juga: Mengenali 4 Alat Instrumen Rukyat Untuk Melihat Hilal

Seperti menyapa orang lain dengan salam, mengucap basmalah saat melakukan sesuatu. Tak hanya itu budaya senyum dan makan dengan jari adalah ajaran islam, sunnah Rasulullah. 

Menurut islam senyum adalah sedekah terkecil. Rasulullah mengajarkan makan dengan tangan kanan, dan menggunakan tiga jari. Menurut penelitian enzim dalam jari memudahkan juga untuk pencernaan. Wallahua’lam. 

4. Bidang Politik

Ketika kerajaan islam mencapai kejayaan, banyak unsur politik yang berpegang dengan ajaran islam. Misalnya tentang konsep 'Kholifatullah fil ardli dan Dzillullah fi ardli.

Baca Juga: Mom Masih Bingung Pilih Permainan Untuk Anak? Di Buku Ini Berbagi Ide Permainan Untuk Anak

Kedua konsep tersebut diterapkan di kerajaan islam di Aceh  Darussalam dan Islam Mataram.

Konsep pembangunan kota juga berpengaruh, karena kebanyakan memadukan Kraton sebagai tempat pemerintah, masjid tempat ibadah, pasar atau mall pusat perbelanjaan, dan alun-alun untuk berkumpulnya masyarakat.

Biasanya di kota atau kabupaten, antara masjid, mall, pemerintah, alun-alun berjajar.***

Sumber: Buku Sejarah Kebudayaan Islam 9

Pengaruh Penyebaran Islam di Indonesia Dalam Bidang Pendidikan - Era modern bagi dunia islam adalah masa yang dimulai dari tahun 1900 M dampai sekarang. Pada era modern, kondisi dunia islam lebih banyak bersinggungan bahkan dalam tekanan kolonialisme

Ciri yang paling menonjol pada era modern ditandai sejak munculnya kesadaran nation state yang merupakan bangkitnya masyarakat untuk membentuk negara yang merdeka. Penyebaran Islam di  bidang pendidikan antara lain :

masjid tetap digunakan sebagai pendidikan ilmu-ilmu agama seperti pengajian-pengajian, pendidikan Al-Qur’an dan Iain sebagainya. Adanya taman pendidikan AI-Qur’an, kelompok-kelompok pengajian dan majelis ta’lim berpusat di masjid. Metode yang digunakan adalah metode halaqoh. Yaitu kelompok-kelompok kajian yang membahas satu tema tertentu dalam satu waktu.

sumber : wikipedia.org
b. Pesantren atau Surau

Pesantren di Minangkabau dikenal dengan istilah surau dan di Semanjung Malaka dikenal dengan istilah pondok. Pesantren adalah sekolah islam berasrama yang bertujuan sebagai tempat memperdalam al-Quran dan sunah rasul dengan mempelajari bahasa arab dan kaidahnya.


pelajarnya tinggal dalam asrama yang dipimpin oleh seorang kiai atau ustadz. Sejarah pesantren bermula dari adanya seorang kiai di suatu tempat, Ialu datang santri yang ingin belajar agama kepadanya. Karena jumlah santri semakin banyak, maka muncul ide mendirikan asrama untuk menginap para santri. Menurut Pigeaud dan de Graaf, berdasarkan aktivitasnya, pesantren telah ada di Nusantara sejak abad ke-16 M,  dengan dibuktikan adanya tempat belajar agama di lereng Gunung Karang, Banten.

Adapun menurut ahli sejarah, Marten Van Bruinessen, dengan melihat nama Iembaga, pesantren baru ada di lndonesia sejak abad ke-18 M, tepatnya tahun 1742 yaitu merujuk pada berdirinya Pesantren Tegalrejo, Ponorogo, Jawa Timur. Pesantren ini didirikan pada masa pemerintahan Sunan Pakubuwono lll. 

Madrasah adalah sekolah yang mengajarkan pendidikan umum dengan ciri khas Agama lslam. Ada dua jenis madrasah di lndonesia, yakni madrasah yang hanya mengajarkan Pelajaran Agama lslam yang disebut madrasah diniyah dan yang mengajarkan Agama lslam dan pelajaran umum disebut Madrasah.

Pada tingkat pendidikan tinggi, dikembangkan pendidikan tinggi lslam. Berdasarkan pengelolaanya, pendidikan tinggi lslam di lndonesia ada dua jenis, yakni pendidikan tinggi yang dikelola pemerintah dan yang dikelola swasta. Pendidikan tinggi Islam negero, seperti lAlN, UlN, STAIN. Perguruan tinggi lslam swasta, seperti STAlNU, UMM, UAD, Ull, UMY, UHAMKA dan banyak universltas lslam swasta yang lain.

Selain ke-empat poin mengenai penyebaran islam dalam bidang pendidikan, ternyata pengaruh islam dalam bidang sosial dan budaya akibat dari akulturasi juga tidak sedikit, oleh karena itu dengan mengetahui hal ini semoga menambah keingin tahuan pembaca sekalian.

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 12 are not shown in this preview.

Diposkan oleh Unknown di 7:30 PM

Artikel dan Makalah tentang Pengaruh Islam Di Indonesia Dalam Bidang Agama dan Pendidikan di Indonesia - Islam sebagai agama, dalam berbagai hal, memiliki ajaran-ajaran yang fleksibel, terutama menyangkut masalah sosial dan budaya. Al-Quran dan hadist-hadist Nabi cukup banyak memuat pernyataan (firman Tuhan dan ucapan Nabi Muhammad) yang mengajak umatnya untuk berpikir. Maka dari itu, dalam ajaran Islam dikenal dengan metode ijtihad, yaitu langkah dalam menafsirkan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Quran dan hadis yang kedudukan hukumnya belum jelas, secara musyawarah. Dengan demikian, setiap ulama memungkinkan untuk mengambil tafsiran yang berbeda-beda. Apalagi sejarah perkembangan Islam membuktikan adanya empat mahzab yang berbeda, Maliki, Hanafi, Hambali, Syafei.

Masing-masing mahzab memiliki tolak ukur yang berbeda dalam menafsirkan ayat-ayat suci. Dan setelah Islam bersentuhan dengan budaya yang non-Arab, maka ajaran-ajarannya sedikitbanyaknya mengalami pergeseran, bahkan ada yang melenceng jauh dari akidah dan syariah Islam yang memang bersifat absolut dan mutlak. Masyarakat Indonesia sendiri mayoritas menganut mahzab Syafei.

1. Aspek Peribadatan

Aspek peribadatan adalah aspek yang paling kentara pengaruhnya dalam masyarakat Indonesia. Para sejarawan sebagian berpendapat bahwa pengaruh Islam ke Indonesia pertama kali dibawa oleh perantara kaum tasawuf sehingga amalan yang banyak dipraktikkan umat Islam, khususnya di Jawa, adalah ajaran yang

cenderung bersifat esoteris, artinya kebanyakan umat Islam untuk pertama kali lebih banyak menghayati Islam dari aspek kebatinannya saja. Hal ini sangat sesuai dengan cakrawala religius yang dimiliki oleh orang Jawa yang sebelumnya telah terpengaruh secara kuat oleh kebudayaan Hindu Budha. Kitab-kitab yang menggambarkan proses masuknya Islam, seperti hikayat, babad, serat, banyak yang diselubungi oleh cerita-cerita magis dan tidak rasional.

Namun dalam perkembangan selanjutnya, aspek-aspek eksoteris (yang boleh diketahui siapa saja) banyak dilaksanakan oleh kaum muslim seiring dengan dakwah yang bersifat syariah oriented, berkembang dengan pesat. Pada tahap ini salat, zakat, shaum dan haji mulai diperkenalkan. Islam dengan segala ritual peribatannya mulai tumbuh dan berkembang. Walau demikian, proses akulturasi antara kedua kepercayaan tidak bisa dihindari lagi. Ajaran Islam dan ajaran Hindu-Buddha menyatu dan akhirnya membentuk paham dan “aliran” baru. Oleh orang Jawa, aliran ini disebut kejawen.

Bila memperhatikan stratafikasi sosial yang telah diungkapkan oleh Clifford Geertz dalam bukunya Religion of Java, masyarakat Jawa bisa dikategorikan dalam 3 strata sosial. Pertama adalah golongan Islam-priyayi yang mewakili golongan bangsawan dan keturunan kerajaan. Kedua adalah abangan, yaitu golongan yang tidak terlalu mementingkan aspek-aspek keagamaan. Mereka masih terpengaruh dengan alam berpikir pra Islam. Ketiga adalah santri, golongan yang disiplin melaksanakan ajaran-ajaran Islam dengan baik.

Akulturasi dan asimilasi kebudayaan agama Hindu Budha dengan Islam paling banyak dilakukan oleh kaum abangan. Golongan ini kebanyakan melaksanakan ajaran yang sinkretis. Mereka mempraktikkan tradisi-tradisi Hindu seperti mempersembahkan sesaji untuk nenek moyang, memakai kemenyan setiap waktu tertentu, dan praktik ritual lainnya Sementara santri hampir secara keseluruhan menolak aspek-aspek yang terdapat dari tradisi Hindu, apalagi menyangkut permasalahan kepercayaan dan ritual peribadatan. Ritual peribadatan dalam Islam yang sampai hari ini berpengaruh misalnya: perayaan tabut di Sumatera Barat, hari raya Assyura sebagai hari raya kaum Syiah atas kematian Husein bin Abi Thalib di Karbala oleh orang-orang Khawarij. Di Yogyakarta ada upacara sekaten dan grebeg Maulud yang dihitung pada tahun baru Hijriyah.

Di daerah Sunda dan daerah lain ada upacara ekahan atau ”aqiqah”, yakni acara pemotongan rambut pada bayi yang baru berusia 7 hari yang memang merupakan sunat Nabi Muhammad. Perayaan-perayaan keagamaan lainnya yang dilaksanakan umat Islam di Indonesia adalah shalat Idul Fitri, Idul Adha, hara Isra Mikraj, puasa pada bulan Ramadhan, dan lain-lain.

2. Aspek Pendidikan

Para ulama, termasuk wali, berperan besar terhadap penyebaran Islam. Mereka pada mulanya mendirikan pesantren-pesantren di sekitar kota pelabuhan (sebagai tempat transit kapal-kapal dagang) guna menyebarkan dakwah Islamnya. Istilah “pesantren” berasal dari ucapan “pesantrian”, yakni tempat para santri menimba ilmu agama. Di sinilah calon-calon santri yang tadinya non muslim dididik oleh guru-guru mereka untuk membaca Al-Quran, baca tulis huruf Arab, dan segenap aspek Islam lainnya. Materi-materi yang diajarkannya sebagai besar meliputi hukum (syariat) Islam Para Wali di Jawa, contohnya, sebelum berkumpul di Masjid Demak, terlebih dahulu membuka pondok-pondok pesantren di daerah lain. Sunan Ampel menjadi guru spiritual di Ngampel Denta di Giri; Sunan Gresik memiliki pondok pesantren di Gresik; Sunan Kalijaga mengasuh pesantren di Kadilangu, dekat Demak.

Sistem pendidikan Islam tradisonal ini dalam arti belum tersentuh sistem pendidikan ala Barat berlangsung hingga abad ke-18. Setelah pendidikan formal Barat diperkenalkan, materimateri yang diajarkan dipesantren bertambah. Malah banyak di antaranya pesantren tersebut yang menjadi pelopor perlawan terhadap pemerintah kolonial Belanda. Atas nama Tuhan dan semangat jihad melawan kaum penjajah yang kebetulan berbeda keyakinan, pondok-pondok pesantren merupakan pusat perlawanan. Meskipun semangat juang mereka belum didasari semangat nasionalisme dan hanya bersifat kedaerahan, kaum santri yang didukung oleh rakyat setempat dan segelintir kaum bangsawan begitu gigih dan berani mati. Contoh-contoh perlawanan yang bersifat sosial dan lokal, di antaranya, perlawanan rakyat Cilegon, Banten, yang dipimpin oleh Tugabus Ismail pada tahun 1818.

Anda sekarang sudah mengetahui Pengaruh Islam Di Indonesia Dalam Bidang Agama dan Pendidikan. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Suwito, T. 2009. Sejarah : Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 368.

Tags : Sejarah

Related : Pengaruh Islam Di Indonesia Dalam Bidang Agama dan Pendidikan di Indonesia

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA