Bagaimana konsep dan implementasi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara?

Soewardi Surjaningrat atau yang lebih dikenal Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu tokoh penting Indonesia yang berjasa untuk memajukan pendidikan di tanah air. Beliau merupakan tokoh pelopor serta pendiri Taman Siswa dan Menjadi menteri Pendidikan dan Kebudayaan pertama Indonesia. Ada banyak jasa yang telah Ia berikan untuk negeri ini, makanya tak heran jika Ki Hajar Dewantara menjadi pahlawan nasional yang patut dihormati.

Ki Hajar Dewantara juga dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Untuk menghormati jasanya di dunia pendidikan, pemerintah pun menetapkan Hari Pendidikan Nasional atau HARDIKNAS setiap tanggal 2 Mei.

Ki Hajar Dewantara memiliki gagasan penting dalam dunia pendidikan yang diwujudkan dalam taman siswa. Pada tahun 1947 dalam kongresnya beliau mempertegas gagasannya dengan mengemukakan 5 asas yang dikenal Panca Darma yaitu, Asas Kemerdekaan, Asas Kodrat Alam, Asas Kebudayaan, Asas Kebangsaan dan Asas Kemanusiaan.

Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Konsep pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara umumnya mengutamakan cinta serta kasih sayang. Dimana pendidik sama seperti orang tua kepada anaknya sendiri. Adapun berikut ini merupakan 3 konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang perlu diketahui, di antaranya yaitu:

1. Ing Ngarsa Sung Tuladha

Ing Ngarsa Sung Tuladha memiliki arti di depan, maksudnya yaitu seorang pendidik harus dapat memberi teladan atau contoh. Teladan sendiri menjadi kunci keberhasilan dalam kegiatan belajar, di mana ketika seorang pendidik memiliki sikap yang baik maka siswa pun akan mengikuti sikap gurunya. Sehingga saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ,maka guru harus membimbing serta memberikan arahan kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat dipelajari siswa dengan baik.

tanpa disadari, selama proses pembelajaran guru menjadi panutan bagi siswa, baik dari kata ataupun perbuatannya. Oleh sebab itu, selain menguasai materi pelajaran, guru juga harus memiliki pribadi baik yang dapat dicontoh.

2. Ing Madya Mangun Karsa

Ing Madya Mangun Karsa artinya di tengah-tengah atau di antara seseorang yang dapat menciptakan ide atau gagasan, maksudnya guru mempunyai peran penting untuk menciptakan ide dalam proses pembelajaran. Guru dapat memfasilitasi beragam metode serta strategi agar tujuan pembelajaran berhasil dicapai. Selain itu, kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang dengan baik.

3. Tut Wuri Handayani

Tut Wuri Handayani artinya di belakang, maksudnya yaitu seorang pendidik harus berada di belakang siswa untuk memberi dorongan atau arah. Dalam hal ini, seseorang memiliki tanggung jawab dalam pekerjaannya untuk mendorong orang lain dalam mencapai tujuan secara berkelanjutan.

Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru harus memberikan dorongan kepada siswa agar rajin belajar disiplin. Mengingat, guru memiliki peran penting untuk memajukan suatu bangsa dan bangsa yang besar merupakan bangsa yang terdiri dik melalui nilai-nilai luhur. Maka jangan heran jika guru dijadikan sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa", Karena jasanya mengabdi pada negara demi kemajuan Indonesia.

Guru merupakan fasilitator, pengajar, dan teladan yang ucapannya didengar dan perbuatannya ditiru. Guru yang baik merupakan guru yang dapat melahirkan generasi beradab, bermartabat, berguna bermanfaat bagi masyarakat, berwatak luhur, serta bertanggungjawab atas hidupnya sendiri dan orang lain.

Ki Hajar Dewantara juga memprioritaskan pendidikan karakter, beliau mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, berkarakter, cerdas dan percaya diri serta mengajarkan bagaimana cara memerdekakan diri sendiri serta merdeka sebagai rakyat, bangsa dan negara.

Setelah mengetahui konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang membantu mengembangkan kualitas pendidikan Indonesia, Anda juga harus mengetahui proses pembelajaran yang terinspirasi dari konsep beliau. Adapun berikut ini merupakan 6 inspirasi pembelajaran dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara, di antaranya yaitu:

1. Menerapkan Teori TRIKON

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan suatu proses pembudayaan sebagai usaha dalam memberikan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Upaya pendidikan yang dapat dilakukan dengan sikap dikenal dengan teori trikon yaitu kontinu, konsentris dan konvergen.

Kontinu artinya pendidikan di Indonesia mesti dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Konsentris artinya untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan kebudayaan serta nilai luhur bangsa yang ditanam dalam generasi muda. Konvergen artinya mengembangkan mutu pendidikan Indonesia agar setara dengan kualitas pendidikan yang maju di dunia barat.

Teori ini sendiri sudah dilakukan sejak menuntut ilmu di Belanda. Beliau berhasil menyaring ilmu pendidikan ini untuk dimanfaatkan di Indonesia dengan tetap berpijak pada akar budaya tanah air, sehingga konsep mengenai pendidikan nasional berakar pada budaya Nusantara

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan Harus bisa meningkatkan daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif) dan daya karsa (psikomotor). Ketiga daya tersebut harus tumbuh secara bersamaan tanpa ada yang dikesampingkan, karena menitikberatkan salah satu daya dapat menghambat perkembangan manusia.

Dengan menumbuhkan ketiga daya tersebut bersamaan maka proses humanisasi atau memanusiakan manusia dalam pendidikan dapat tercapai. Artinya mendidik manusia untuk mencapai kemanusiaan yang luhur tidak akan mudah goyah, pendidik harus menjadikan dirinya sebagai role model bagi siswa. tanpa adanya teladan yang baik maka proses humanisasi dalam pendidikan tidak akan tercapai.

3. Metode Sistem Among

Ki Hajar Dewantara, mengajarkan metode pendidikan sistem among, yaitu metode pengajaran sesuai dengan asih, asah dan asuh. hal ini sesuai dengan pendidikan yang dilaksanakan langsung dalam berbagai tempat yang diberi nama Tri Sentra Pendidikan, yaitu Alam Keluarga (Pendidikan Informal), Alam Perguruan (Pendidikan Formal) dan Alam Pergerakan Pemuda (Pendidikan Non Formal).

Pasalnya Tri sentra tersebut menjadi inspirasi pendidikan di Indonesia dan ketiganya mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan, kepribadian dan tingkah laku anak. Keluarga, pihak sekolah, pemerintah maupun masyarakat merupakan stakeholder pendidikan yang memiliki peran penting dalam proses pendidikan.

Tujuan pendidikan akan tercapai jika proses pendidikan dilakukan dengan optimal dan stakeholder memposisikan dirinya sebagai teladan baik bagi anak atau peserta didik. Sehingga tercapainya tujuan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama.

4. Membentuk Pribadi yang Mandiri

Inspirasi pembelajaran dari konsep Ki Hajar Dewantara selanjutnya yaitu pendidikan dapat membentuk pribadi yang mandiri dengan tiga indikator yaitu bisa berdiri sendiri, tidak bergantungan dengan orang lain, serta dapat mengatur dirinya sendiri. Dengan begitu, seseorang dapat mengatasi permasalahan hidupnya sendiri tanpa membawa orang lain masuk ke dalam permasalahan.

5. Pendidikan Harus Relevan dengan Kehidupan

Secara umum, konsep pendidikan harus relevan dengan garis hidup guna mencerdaskan rakyat serta mengangkat martabat bangsa. Seseorang yang berpendidikan harus bisa bekerjasama dengan baik untuk memajukan Indonesia di antara negara-negara di dunia. Setiap individu harus bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki. Kecanggihan teknologi dapat dijadikan sarana memperluas Network serta meningkatkan wawasan global.

6. Pengembangan Pendidikan Selaras dengan Nilai Budaya

Pengembangan pendidikan harus selaras dengan nilai budaya untuk memperkuat dinamika pendidikan sebagai penguat bangsa. Ki Hajar Dewantara memandang jika misi pendidikan nilai budaya masyarakat timur lebih cocok digunakan. Maka taman siswa dibuat dengan pendekatan Momong, Among dan Ngemong.

Jika sistem pendidikan sesuai dengan nilai budaya lokal, guru dapat berperan kembali sebagai insan yang membimbing serta memimpin anak didik dengan lembut, untuk mengembangkan bakat, potensi dan karakteristik peserta didik.

Itulah beberapa penjelasan mengenai konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara beserta 6 inspirasi pembelajaran dari konsep beliau.Gagasan Ki Hajar Dewantara menjadi warisan budaya bangsa serta salah satu kekayaan keilmuan milik Indonesia. Beliau menghadirkan konsep pendidikan yang sesuai untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia serta bercirikan kepribadian bangsa Indonesia serta bercirikan kepribadian bangsa Indonesia.

Ki Hajar Dewantara atau dikenal dengan nama asli Soewardi Surjaningrat adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah bangsa Indonesia dalam memajukan pendidikan di tanah air. Beliau adalah tokoh pelopor dan pendiri taman siswa, serta pernah diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pertama setelah Indonesia merdeka.

Ki Hadjar Dewantara juga merupakan pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia. Untuk menghormati jasa-jasanya, pemerintah menetapkan setiap tanggal 2 Mei atau tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional atau HARDIKNAS. Penetapan itu melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani

Ki Hajar Dewantara

Buah pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah warisan budaya bangsa dan menjadi salah satu kekayaan keilmuan milik bangsa Indonesia. Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara pada dasarnya yang paling sesuai untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia Indonesia seutuhnya maupun pembangunan nasional yang bercirikan kepribadian bangsa Indonesia.

Untuk merealisasikan pemikirannya, maka Ki Hajar Dewantara mendirikan taman siswa. Dalam kongres taman siswa pada tahun 1947, beliau mempertegas pemikirannya dengan mengemukakan lima asas yang dikenal dengan panca darma. Kelima asas tersebut adalah Asas Kemerdekaan, Asas Kodrat Alam, Asas Kebudayaan, Asas Kebangsaan, dan Asas Kemanusiaan.

Sekolah yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara adalah National Onderwijs Institut Taman Siswa atau lebih dikenal dengan Taman Siswa. Sekolah ini didirikan pada 3 Juli tahun 1922 di Jogjakarta. Prinsip dasar yang ada dalam sekolah Taman Siswa dikenal sebagai Patrap Triloka. Prinsip ini kemudian digunakan sebagai pedoman bagi para guru.

Salah satu konsep dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah momong, among, dan ngemong yang kemudian dikembangkan menjadi tiga prinsip kepemimpinan di Taman Siswa: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.

Pada dasarnya, konsep-konsep pendidikan itu mengutamakan cinta dan kasih sayang. Mendidik sebagai mana dilakukan orangtua atau Bapak dan Ibu kepada anak-anaknya sendiri.

Ing Ngarsa Sung Tuladha yang artinya di depan. Maksud di depan adalah seseorang harus bisa memberi teladan atau contoh. Teladan menjadi kata kunci kesuksesan dalam pembelajaran, sehingga ketika pembelajaran berlangsung seorang pendidik harus membimbing dan mengarahkan agar tujuan pembelajaran yang dipelajari siswa benar dan tepat.

Selama proses pembelajaran guru tanpa sadar menjadi panutan bagi siswa baik dari kata maupun perbuatan. Oleh karena itu pendidik selain menguasai pengetahuan dia juga harus mempunyai pribadi yang dapat dicontoh.

Ing Madya Mangun Karsa yang artinya ditengah-tengah atau diantara seseorang bisa menciptakan prakarsa dan ide. Guru memiliki peranan penting untuk menstimulus agar terciptanya prakarsa dan ide di dalam proses pembelajaran. Kehadiran guru dapat memfasilitasi dengan beragam metode dan strategi agar tujuan pembelajar dapat tercapai. Selain itu, potensi yang dimilik oleh siswa dapat berkembang dengan baik.

Tut Wuri Handayani yang artinya dari belakang seorang pendidik harus bisa memberikan dorongan dan arahan. Pada pengertian itu seseorang harus dapat mendorong orang yang dalam tangungjawabnya untuk mencapai tujuan secara berkelanjutan dalam pekerjaannya.

Dalam proses pembelajaran, guru harus memberi dorongan kepada siswanya untuk selalu belajar dengan tuntas dan maju berkelanjutan. Sehingga kata kunci sukses dalam pembelajaran adalah belajar tuntas dan berkelanjutan yang memiliki makna pada kehidupan.

Guru, pendidik memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa, sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang terdidik melalui nilai-nilai luhur. Sehingga label guru sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” perlu disematkan kepada setiap guru, karena telah mendedikasikan dan mengabdi kepada negara demi kemajuan sebuah bangsa, yakni bangsa Indonesia.

Selain itu, guru adalah teladan yang perlu di dengar ucapannya dan ditiru perbuatannya, baru kemudian sebagai fasilitator atau pengajar. Sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang beradab, bermartabat, berguna dan berpengaruh di masyarakatnya, yang bertanggungjawab atas hidup sendiri dan orang lain, yang berwatak luhur dan berkepribadian.

Ki Hajar Dewantara juga mengedepankan pendidikan karakter. Beliau mengajarkan bagaimana kita bisa memerdekakan diri kita sendiri dan tentu saja merdeka sebagai rakyat, bangsa, dan negara. Singkatnya, Ki Hajar Dewantara mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang percaya diri baik sebagai individu maupun bagian dari sebuah bangsa.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA