Bagaimana cara yang baik dalam menyikapi perkembangan internet sebagai seorang pelajar

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Adanya pandemi COVID-19 ini menjadi dorongan bagi negara Indonesia, terutama pendidikan, untuk berbenah diri dan segera beradaptasi dengan konsep online learning. Selama beberapa bulan terakhir, dampak yang dirasakan oleh para murid, tenaga pengajar, serta orang tua begitu besar. Berikut ini tantangan dari pendidikan digital yang perlu Anda ketahui dan cara menyikapinya untuk dapat mempersiapkan pendidikan terbaik bagi anak Anda.

Peran Literasi Digital dalam Pendidikan
Bagi generasi terdahulu, mungkin masih ada yang berada dalam tahap adaptasi teknologi digital. Terlebih lagi mengingat bagaimana dunia pendidikan di Indonesia belum begitu fokus terhadap kurikulum pembelajaran kemampuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagaimana yang belakangan ini sudah mulai diterapkan.

Berbeda dengan generasi muda, seperti Gen Z dan Alpha yang lahir di era 2000-an, mereka selama ini hidup dikelilingi oleh fitur-fitur canggih teknologi digital. Dalam aktivitas sehari-hari, para generasi muda ini sudah terbiasa menggunakan rangkaian teknologi yang sifatnya ever-evolving. Sehingga, digital disruption bukan lagi ancaman bagi mereka yang sudah memiliki literasi digital yang tinggi. 

Akan tetapi, tingkat literasi digital murid-murid di Indonesia tidak merata, bahkan cenderung berat sebelah, terutama bagi mereka yang tinggal di luar daerah perkotaan. Hal ini menyebabkan penerapan pendidikan digital di Indonesia jadi sedikit terhambat. 

Kebutuhan akan Perangkat Teknologi
Masuknya pendidikan digital di Indonesia menimbulkan pertanyaan baru: bagaimana cara untuk meningkatkan literasi digital? Jawaban sederhananya adalah dengan memenuhi kebutuhan akan perangkat teknologi yang mumpuni. Tidak hanya murid saja, tetapi hal ini juga berlaku bagi tenaga pengajar. Dengan adanya akses perangkat teknologi digital, maka masyarakat bisa belajar lebih jauh cara-cara menggunakannya dan dapat dengan cepat beradaptasi.

Seperti yang kita ketahui, teknologi selalu berkembang. Untuk bisa membeli perangkat teknologi seperti laptop dan ponsel pintar, dibutuhkan biaya yang cukup besar. Belum lagi mempertimbangkan biaya untuk paket internet yang menjadi pilar utama dari penerapan pendidikan digital. Itu saja belum cukup, masih ada lagi aplikasi pembelajaran online yang berbasis subscription, menambah daftar panjang dari kebutuhan teknologi di bidang pendidikan.

Lonjakan Biaya Pendidikan
Indonesia sampai sekarang masih menjadi salah satu negara dengan biaya pendidikan yang mahal di seluruh dunia bila dibandingkan dengan jumlah rata-rata pendapatan masyarakat Indonesia. Dimulai dari jenjang pendidikan terbawah PAUD hingga jenjang perguruan tinggi. Kewajiban untuk bersekolah sampai jenjang SMA bukan lagi standar yang berlaku. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pendidikan perguruan tinggi sangat penting dan berpengaruh terhadap kesuksesan individu.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi uang pangkal pendidikan di Indonesia mencapai 10%-15% per tahunnya. Berdasarkan perhitungan yang dilansir dari CNBC Indonesia, total uang muka yang dibutuhkan mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi mencapai Rp187,5 juta di tahun 2020. Sungguh harga yang fantastis, apalagi bila ditambahkan dengan biaya lain dan SPP per bulannya. 

Solusi Pintar untuk Pendidikan Terbaik
Selain dengan menabung dan berinvestasi, ada satu solusi lainnya yang bisa Anda ambil untuk menambahkan dana pendidikan bagi buah hati tersayang agar dapat masuk ke sekolah atau perguruan tinggi yang diimpikan. PermataKTA hadir memberikan solusi pintar untuk mendukung pendidikan di segala jenjang. 

Cukup dengan mengunduh aplikasi mobile banking PermataMobile X, Anda sudah dapat mengajukan pinjaman secara online tanpa perlu ke kantor cabang. PermataKTA memiliki persyaratan mudah. Anda bisa mendapatkan dana tunai mulai dari Rp5 juta hingga Rp300 juta untuk membiayai pendidikan dan membeli perangkat teknologi yang dibutuhkan untuk proses belajar mengajar. Tidak perlu khawatir, PermataKTA memiliki bunga rendah, mulai dari 0,88%.

Konsep syariah belakangan ini semakin melekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan, salah satu sektor yang mengusung konsep syariah yakni bisnis syariah atau yang biasa disebut Halal industry. Hal tersebut melatarbelakangi Himpunan Mahasiswa Ahwal Al-Syakhshiyyah dan Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyyah UII untuk menggelar Shariah Fest Day. Rangkaian acara diselenggarakan selama tiga hari dengan tema Merespon Dinamika Hukum Islam Melalui Analisis Kritis.

Perkembangan teknologi yang semakin maju pada era industri 4.0 ini sangat disayangkan karna memiliki dampak positif maupun negatif. Secara dampak positif, konsep syariah akan diterima oleh masyarakat contohnya penggunaan smartphone yang dapat diakses oleh masyarakat diseluruh dunia.

Namun, dampak negatif yang dihadapi dari perkembangan teknologi sekarang ini yaitu konsep syariah hanya digunakan untuk kepentingan beberapa golongan saja seperti strategi marketing yang mengusung konsep halal industry tanpa mengetahui lebih dalam konsep syariah yang sebenarnya. Kekhawatiran tersebutlah yang kemudian melatarbelakangi salah satu rangkaian dari acara Shariah Fest Day yaitu Seminar Nasional.

Seminar Nasional yang dilaksanakan pada Selasa, (2/7) berlangsung di Gedung Auditorium Abdulkahar Mudzakkir UII dengan tema seminar “Inovasi Teknologi: Bencana atau Karunia”. Dalam acara tersebut, Dr. Tamyiz Mukharrom, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) meresmikan pembukaan acara secara simbolis dengan pemukulan gong.

Dilanjutkan dengan panel diskusi, menghadirkan pembicara Seminar Nasional CEO Indonesia Medika, dr. Gamal Albinsaid dan Kepala Seksi Aplikasi Layanan Publik Dinas Komunikasi dan Informasi DIY, Dr. Sayuni Egaravanda, S.Kom., M.Eng.
Dalam materinya, Gamal menjelaskan bagaimana seharusnya mahasiswa menyikapi inovasi teknologi diera milenial ini. Data survey bulan januari 2019 menyebutkan bahwa manusia rata-rata menggunaan internet untuk sosial media dihabiskan selama 3 jam 26 menit. “Dalam setahun, dapat dijumlah satu orang dapat menghabiskan lebih dari 1000 jam hanya untuk scroll dan like postingan di sosial media saja,” ungkapnya.

Banyak waktu yang terbuang sia-sia hanya dengan mengakses sosial media. Oleh karena itu, Gamal menyarankan kepada para peserta seminar yang hadir untuk melakukan kegiatan yang positif dengan memanfaatkan perkembangan teknologi sekarang ini seperti melakukan bisnis start-up.

Gamal yang sudah memulai bisnis start-up dalam bidang kesehatan menjelaskan terdapat lima pondasi utama dalam menjalani bisnis yakni Resources, Jaringan, Penelitian & Pengembangan, Marketing & Branding serta memiliki jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan.

Pada sesi selanjutnya, Sayuni menjelaskan tentang penggunaan media sosial berdasarkan syariat Islam dan hukum yang berlaku di Indonesia. “Pesatnya perkembangan teknologi tidak dibarengi dengan budaya kritis melihat persoalan, merasa hebat jadi yang pertama menyebarkan informasi tanpa melihat kebenaran informasi tersebut,” tuturnya.

Sayuni memaparkan bahwa dalam waktu tiga bulan (Juli-September 2018) setidaknya ada 230 hoax yang beredar di masyarakat. Hoax ini didominasi oleh konten politik sebanyak 58,7%. Hoax tersebut sebagian besar gabungan dari narasi dan foto yang berasal dari Facebook 47,83%, Twitter 12,17% serta Whatsapp 11,74%.

Sayuni berharap, masyarakat dapat menggunakan media massa masih dalam perspektif Islam seperti bersikap tabayyun, bebas namun bertanggung jawab, menjunjung objektivitas dan kejujuran, serta penyajian yang benar dan tidak menimbulkan salah penafsiran. (NI/RS)

Perkembangan teknologi memiliki dampak yang beragam bagi individu. Sumber foto: blog.eikontechnology.com

Kini kemajuan teknologi dan informasi tentu banyak memberikan inovasi di dunia. Namun, dalam kemajuan teknologi dan informasi tersebut tentu memiliki dampak positif dan negatif. Di tengah perkembangan teknologi yang pesat kini, mahasiswa tentu harus bijak dalam penggunaannya agar tidak terlena dan lalai dalam nilai keislaman.

Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), pengampu mata kuliah Studi Islam Satu, Cecep Romli M.A. mengatakan, seiring perkembangan teknologi yang pesat mahasiswa harus tanggap dalam memilah informasi yang baik untuk dikonsumsi.

“Pentingnya penumbuhan karakter bagi mahasiswa agar menjadi kaum terpelajar serta menjadi garda terdepan dapat dilakukan dengan perbanyak literasi, sehingga mahasiswa dapat memahami atau well inform di era perkembangan teknologi saat ini,” ungkapnya.

Dirinya menambahkan, antara dosen dan mahasiswa tentu perlu bersinergi untuk memberikan hal positif kepada publik serta memilah informasi yang diterima agar tidak termakan oleh propaganda yang jauh dari nilai keislaman.

Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI), semester empat, Annisa Istiani Ulfa Safira menuturkan, perkembangan teknologi tentu akan berpengaruh dalam perubahan. Hal tersebut dapat dilihat ketika pekerjaan manusia yang tergantikan dengan teknologi sehingga terjadi perubahan adat hingga perilaku manusia.

“Mahasiswa tentu harus cerdas dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini. Manfaatkanlah teknologi tersebut untuk menambah wawasan tentang Islam dengan sumber yang terpercaya,” ungkapnya.

Mahasiswa FDIKOM, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), semester dua, Muhammad Badrudin Noor Difa mengatakan, tidak semua umat muslim nilai keislamanannya tergerus oleh perkembangan teknologi.

“Dalam dalil Islam telah dijelaskan yaitu kita harus dapat memilah mana yang baik dan buruk bagi diri kita, serta memperhatikan nilai keislaman dan nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Dirinya berharap, agar kita tidak menjadi mahasiswa yang individualis karena manusia merupakan makhluk sosial yang suatu saat tentu membutuhkan bantuan. Semoga kita dapat menggunakan teknologi dengan sebaiknya dengan memaksimalkan kegiatan dakwah.

(Sani Mulyaningsih)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA