Apakah yang dimaksud masalah sosial di lingkungan sekolah brainly

Masalah sosial di lingkungan sekolah adalah situasi yang harus dihadapi setiap hari oleh pihak sekolah. Maka dari itu, berbagai langkah antisipasi harus disiapkan demi menjamin kelancaran proses belajar dan mengajar. Beberapa contoh masalah sosial yang sering terjadi di sekolah, khususnya di Sekolah Dasar (SD), diantaranya :

Bolos pelajaran atau bahkan tidak masuk tanpa keterangan sangat mungkin terjadi. Masalah sosial di lingkungan sekolah ini kemungkinan terjadi karena peserta didik masih kurang memahami pentingnya belajar bagi kehidupannya kelak. Ia masih belum sadar bahwa mendapatkan materi formal maupun non-formal adalah bekal bagi masa depannya.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, sekolah harus mengambil tindakan berupa teguran, mulai dari paling ringan hingga berat. Bila teguran tidak membuahkan hasil, maka tindakan berikutnya adalah pemberian sanksi. Di sisi lain, tindakan pencegahan seperti bimbingan kepada siswa akan dilakukan demi menjaga minatnya terhadap pelajaran di sekolah.

Anak sulit atau bahkan tak mau bergaul bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Meski demikian, orang tua tetap perlu mengambil tindakan untuk mengatasi hal tersebut agar bisa mengetahui apa yang menyebabkan mereka seperti itu. Menurut psikolog anak, Fabiola Priscilla Setiawan, M.Psi, pada umumnya, keengganan si kecil untuk berbaur/bergaul dengan teman-temannya dapat disebabkan oleh beragam faktor. “Hal pertama yang orang tua harus lakukan adalah memahami faktor penyebab sehingga dapat lebih mudah untuk mengatasinya. Misalnya, karakteristik kepribadian si kecil yang cenderung pemalu, adanya pengalaman yang kurang menyenangkan di masa lalu yang berkaitan dengan hubungan pertemanan, kurangnya waktu dan pengalaman untuk melatih keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi, dan sebagainya,” ujar Fabiola.

Bullying yang saat ini kerap menjadi masalah sosial di lingkungan sekolah. Penyebabnya adalah dua kondisi, ada anak yang merasa lebih hebat dan superior, serta ada anak yang memang tidak banyak melawan sehingga ia tidak berdaya. Alhasil, salah satu anak akan jadi pihak pembuli dan dibuli.

Pada dasarnya, bullying tidak dibenarkan dalam situasi dan kondisi apa pun. Tindakan ini termasuk kekerasan yang bisa berakibat buruk pada kehidupan anak-anak selanjutnya. Oleh karena itu, antisipasi yang dapat dilakukan adalah dengan menanamkan pemahaman bahwa menghakimi, menyakiti, dan menyebarkan desas-desus orang lain adalah bullying. Di sisi lain, setiap anak ditanamkan sifat berdaya, sehingga ia bisa menolong dirinya sendiri ketika dibuli maupun untuk orang lain.

Jangan hanya menuntut agar anak gemilang dalam prestasi, tanpa membantu si anak berproses dalam belajar. Itu bisa jadi bahaya! Anak bisa tumbuh menjadi pribadi instan, bahkan meski ia jadi abai pada kesulitan belajar dan memilih jalan pintas. Seperti, menyontek, membohongi guru, dan lainnya.

Berikan pengertian pada anak. Mintalah anak menerangkan apa yang ia keluhkan, mengapa bisa sulit, dan bantu anak untuk bersama-sama mencari solusi. Dan jangan lupa mengapresiasi anak ketika ia berhasil menyelesaikan kesulitan belajarnya, ya, Moms.

Perselisihan bisa terjadi di mana saja. Di lingkungan kecil seperti antar keluarga pun sangat mungkin perselisihan muncul. Oleh karenanya, tidak heran bila perselisihan ini menjadi masalah sosial di sekolah, baik itu antara peserta didik maupun dengan warga sekolah lain. Kalau ditanya soal penyebab, bisa jadi karena ada salah paham, emosi sesaat, ada yang merasa lebih hebat, dan ada pihak yang merasa dirugikan. Antisipasinya bisa dengan menerapkan sikap ramah dan baik kepada sesama, serta selalu membawa kedamaian untuk semua.

  1. Merusak Fasilitas Sekolah

Biasanya, fasilitas rusak bisa menjadi masalah sosial di lingkungan sekolah yang diakibatkan kecerobohan atau bahkan ketidaksengajaan. Contoh bila hal tersebut disebabkan oleh kecerobohan adalah rusaknya alat praktik karena siswa belum paham cara penggunaannya. Atau bisa juga siswa terburu-buru sehingga tidak sadar menyenggol alat praktik.

Akan tetapi, ada kemungkinan kerusakan fasilitas sekolah didasarkan oleh kesengajaan. Misalnya, meja dan bangku yang digunakan untuk bermain, dicorat-coret, dan lain sebagainya. Maka, tindakan yang akan dilakukan adalah teguran  kepada siswa. Kemudian, tindakan akan dilanjutkan dengan edukasi bahwa fasilitas sekolah adalah milik bersama sehingga harus dijaga dengan baik.

Itulah beberapa contoh permasalahan sosial yang sering terjadi di lingkungan sekolah, terutama di SD.  Untuk itu, warga sekolah khususnya pendidik dan tenaga kependidikan harus selalu berusaha untuk meminimalisir timbulnya masalah dengan melakukan tindakan pencegahan yang sesuai dengan prosedur sekolah atau Lembaga.

Lihat Foto

freepik.com/pch.vector

Ilustrasi lingkungan sekolah

KOMPAS.com - Sekolah adalah tempat untuk siswa-siswi menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Pendidikan menjadi proses yang ditempuh untuk dapat menyesuaikan diri dari pengaruh lingkungan.

Keberhasilan pendidikan akan tercapai jika ada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, fungsi dan tujuan pendidikan yaitu:

  1. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peadaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
  2. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Baca juga: Masalah Sosial di Lingkungan Tempat Tinggal

Dilansir dari buku Bimbingan dan Kosneling di Sekolah (2016) karya Hidayah Quarisy, masalah yang dihadapi setiap manusia bukan hanya masalah yang bersifat pribadi, melainkan juga bersifat sosial.

Hal ini terjadi karena individu berhubungan dengan individu lain ataupun dengan lingkungan sosial budayanya. Beberapa masalah sosial, seperti:

  1. Kesulitan dalam persahabatan
  2. Kesulitan dalam mencari teman
  3. Merasa terasing dalam aktivitas kelompok
  4. Kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam kelompoknya
  5. Kesulitan dalam mewujudkan hubungan yang harmonhis dengan seluruh anggota keluarga
  6. kesulitan dalam menghadapi situasi lingkungan sosial yang baru
  7. Kesulitan dalam melakukan sosialisasi dalam lingkungannya

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berikut beberapa masalah sosial di sekolah:

  • Tidak mau bekerja sama  atau gotong royong

Biasanya anak-anak sekolah yang susah untuk bekerja sama karena mereka memiliki kelompok bermain sendiri atau malas. Hal seperti ini tidak boleh terjadi di sekolah, karena menyebabkan ketimpangan antarsiswa.

Baca juga: Tujuan dan Fungsi Pengendalian Sosial

Saling gotong royong akan membuat sekolah menjadi lebih baik dan tentunya memperlihatkan kekompakan antarsiswanya.

  • Membuang sampah sembarangan

Membuang sampah sembarang ternyata tidak hanya terjadi di lingkungan trmpat tinggal, melainkan juga sekolah.

Siswa yang sering membuan g sampah sembarangan tentu akan mengotori lingkung sekolah dan membahayakan teman sendiri. Jika lingkungan sekolah kotor, maka suasana belajar menjadi tidak nyaman.

  • Photo credit: Pixabay via Pexels

Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan sekolah jadi salah satu tempat di mana masalah sosial kerap terjadi.

Bolos pelajaran atau bahkan tidak masuk tanpa keterangan sangat mungkin terjadi. Masalah sosial di lingkungan sekolah ini kemungkinan terjadi karena peserta didik masih kurang memahami pentingnya belajar bagi kehidupannya kelak. Ia masih belum sadar bahwa mendapatkan materi formal maupun nonformal adalah bekal bagi masa depannya. Untuk mengatasi kondisi tersebut, sekolah akan mengambil tindakan berupa teguran, mulai dari paling ringan hingga berat. Bila teguran tidak membuahkan hasil, maka tindakan berikutnya adalah pemberian sanksi. Di sisi lain, tindakan pencegahan seperti bimbingan kepada siswa akan dilakukan demi menjaga minatnya terhadap pelajaran di sekolah.

Perselisihan

Perselisihan bisa jadi di mana saja. Di lingkungan kecil seperti antar keluarga pun sangat mungkin perselisihan muncul. Oleh karenanya, tidak heran bila perselisihan ini jadi masalah sosial di sekolah, baik itu antara peserta didik maupun dengan warga sekolah lain. Kalau ditanya soal penyebab, bisa jadi karena ada salah paham, emosi sesaat, ada yang merasa lebih hebat, dan ada pihak yang merasa dirugikan. Antisipasinya bisa dengan menerapkan sikap ramah dan baik kepada sesama, serta selalu membawa kedamaian untuk semua.

Merusak fasilitas sekolah

Biasanya, fasilitas rusak bisa jadi masalah sosial di lingkungan sekolah yang diakibatkan kecerobohan atau bahkan ketidaksengajaan. Contoh bila hal tersebut disebabkan oleh kecerobohan adalah rusaknya alat praktik karena siswa belum paham cara penggunaannya. Atau bisa juga siswa terburu-buru sehingga tidak sadar menyenggol alat praktik. Akan tetapi, ada kemungkinan kerusakan fasilitas sekolah didasarkan oleh kesengajaan. Misalnya, meja dan bangku yang digunakan untuk bermain, dicorat-coret, dan lain sebagainya. Maka, tindakan yang akan dilakukan adalah teguran kepada siswa. Kemudian, tindakan akan dilanjutkan dengan edukasi bahwa fasilitas sekolah adalah milik bersama sehingga harus dijaga dengan baik.

Tidak menghormati warga sekolah

Masalah sosial kadang bisa sesederhana tidak menghormati antar warga sekolah. Ada beberapa pihak yang merasa lebih unggul dan menyepelekan pihak lain. Tentu saja, tindakan seperti ini tidak diperbolehkan demi menjaga kedamaian dan kebersamaan. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi senioritas, kesadaran bahwa manusia adalah setara harus selalu ditanamkan. Jadi, tidak peduli jabatan dan posisi, dengan menyadari bahwa manusia adalah sama, maka hal tersebut akan meminimalisir senioritas.

Bullying

Terakhir, ada bullying yang saat ini kerap menjadi masalah sosial di lingkungan sekolah. Penyebabnya adalah dua kondisi; ada anak yang merasa lebih hebat dan superior, serta ada anak yang memang tidak banyak melawan sehingga ia tidak berdaya. Alhasil, salah satu anak akan jadi pihak pem-bully dan yang di-bully.

Pada dasarnya, bullying tidak dibenarkan dalam situasi dan kondisi apa pun. Tindakan ini termasuk kekerasan yang bisa berakibat buruk pada kehidupan anak-anak selanjutnya. Oleh karena itu, antisipasi yang dapat dilakukan adalah dengan menanamkan pemahaman bahwa menghakimi, menyakiti, dan menyebarkan desas-desus orang lain adalah bullying. Di sisi lain, setiap anak ditanamkan sifat berdaya, sehingga ia bisa menolong dirinya sendiri ketika di-bully maupun untuk orang lain.

Masalah sosial di lingkungan sekolah adalah situasi yang harus dihadapi setiap hari oleh pihak sekolah. Maka dari itu, berbagai langkah antisipasi harus disiapkan demi menjamin kelancaran proses belajar dan mengajar. Regina Pacis pun demikian, selalu berusaha untuk meminimalisir timbulnya masalah dengan melakukan tindakan preventif yang sesuai dengan prosedur sekolah maupun lembaga.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA