Apakah yang dimaksud dengan revolusi dari food gathering ke food producing?

Food Gathering Adalah Pengumpulan Makanan, Foto: Pixabay

Masyarakat prasejarah mengalami fase food gathering dan food producing. Fase food gathering adalah masa di mana manusia purba bertahan hidup dengan berburu untuk mengumpulkan makanan.

Sementara itu, dilansir dari Ensiklopedia Zaman Prasejarah, Etty Sugiarti, S.Pd. & ‎Alfrida, (2020:35), fase food producing adalah masa di mana manusia purba bertahan hidup dengan memproduksi makanan lewat cara beternak dan bercocok tanam.

Food Gathering adalah Pengumpulan Makanan

Food Gathering Adalah Pengumpulan Makanan, Foto: Pixabay

Food gathering terjadi pada zaman paleolitikum dan mesolitikum. Saat itu, kehidupan manusia purba masih sangat bergantung pada alam sekitar.

Karena hal itulah, manusia purba hidup dengan cara nomaden alias berpindah-pindah, demi mengikuti tempat yang menyediakan cukup banyak air dan bahan makanan.

Mereka umumnya hidup di dekat sungai atau danau, di mana hewan buruan mereka mencari minum. Hewan yang diburu kala itu umumnya adalah kerbau, babi, ikan, banteng, rusa, dan masih banyak lagi.

Perburuan dilakukan oleh sekelompok kecil laki-laki. Kemudian hasilnya akan dibagikan kepada seluruh keluarga mereka.

Hampir semua alat yang digunakan pada masa ini masih berbentuk sangat sederhana. Untuk menangkap hewan buruan, manusia purba menggunakan alat-alat yang berasal dari tulang hewan dan kayu, memasang jebakan, dan menggiring hewan ke jurang yang terjal.

Selain itu, mereka juga mengumpulkan bahan makanan lainnya, seperti: sayur-mayur, biji-bijian, buah-buahan, dan dedaunan.

Setelah berhasil membunuh hewan yang diburu dan mengumpulkan bahan makanan lainnya, mereka akan membawa semua itu pulang untuk diramu oleh perempuan.

Food Producing adalah Produksi Makanan

Semakin cerdas, manusia purba mengalami transisi dari fase food gathering ke food producing.

Perubahan ini terjadi pada zaman neolitikum. Disebut sebagai Revolusi Neolitik, di fase inilah terjadi revolusi besar-besaran di dalam peradaban manusia. Terjadi perubahan yang mendalam dan meluas di dalam kehidupan seluruh manusia.

Pada fase food producing, manusia purba mulai bisa memproduksi makanan sendiri dengan beternak dan bercocok tanam. Maka dari itu, mereka mulai meninggalkan hidup nomaden dan membangun rumah masing-masing untuk menetap di suatu kawasan dalam jangka waktu yang lama.

Awalnya, mereka masih semi nomaden berdasarkan kondisi kesuburan tanah. Jika tanah suatu kawasan dianggap tidak subur lagi, maka mereka akan pindah untuk mencari lahan baru.

Tanaman yang dibiakkan pada masa itu antara lain: sukun, ubi, gandum, padi pisang, kedelai, dan aneka buah-buahan.

Mereka juga mengenal teknik penjinakkan hewan dan pertukaran barang (barter). Adapun hewan yang dijinakkan untuk dipelihara adalah kuda, kerbau, anjing, babi, dan aneka jenis unggas.

Manusia prasejarah sering menukar hasil cocok tanam mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Perbedaan Food Gathering dan Food Producing

Food gathering adalah pengumpulan makanan secara mentah untuk diramu di rumah. Sedangkan food producing adalah kegiatan produksi makanan yang dapat dilakukan di tempat tinggal saja.

Tidak seperti food gathering yang memerlukan pemburuan, food producing membutuhkan teknik produksi dan pemeliharaan yang tepat.

Food producing lebih aman daripada food gathering, karena tidak berisiko bertemu hewan berbahaya.

Jadi, food gathering adalah fase pengumpulan makanan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. (BRP)

Ilustrasi manusia purba pada masa food producing Foto: Pixabay.com

Ketika bertahan hidup, manusia purba mengalami transisi dari masa food gathering ke masa food producing. Masa transisi itu terjadi di Zaman Neolitikum atau yang disebut sebagai Revolusi Neolitik, yakni revolusi secara besar-besaran karena terjadi perubahan besar dalam kehidupan manusia.

Menyadur dari Modul Belajar Mandiri Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Pra-aksara, food producing adalah aktivitas memproduksi makanan dengan cara beternak dan bercocok tanam.

Adapun arti food gathering adalah kegiatan mengumpulkan dan berburu makanan yang dilakukan oleh manusia purba. Agar lebih memahami penjelasan mengenai masa food gathering dan food producing, simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini.

Mengenal Masa Food Gathering

Ilustrasi Goa. Foto: Shutterstock.com

Setiap manusia akan berusaha untuk mempertahankan hidupnya. Salah satu usaha manusia purba untuk bertahan hidup dikenal dengan masa food gathering.

Masa food gathering merupakan upaya mengumpulkan makanan dengan berburu hewan yang ada di hutan, sungai, maupun pantai. Dengan berburu manusia purba dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Ciri utama manusia purba pada masa food gathering adalah hidup nomaden atau berpindah-pindah. Mereka hidup beranjak di sekitar sungai atau danau karena di situlah hewan buruannya mencari minum.

Adapun yang bertugas untuk memburu adalah kelompok kecil yang terdiri dari beberapa laki-laki. Hasil berburu akan dibagikan untuk tiap-tiap keluarga.

Contoh hewan yang diburu pada masa ini antara lain ikan, babi, rusa, banteng, kerbau, dan lainnya. Adapun alat untuk berburu masih amat sederhana, yakni menggunakan tulang, membuat jebakan, memakai kayu, dan melontarkan hewan ke jurang.

Sementara itu, pihak perempuan akan mengumpulkan makanan dan meramu. Makanan yang mereka kumpulkan antara lain keladi, buah-buahan, biji-bijian, dan daun-daunan.

Perempuan dewasa yang bertugas mengumpulkan dan meramu makanan juga ikut membimbing anak-anak dalam melakukan hal tersebut.

Mengenal Masa Food Producing

Setelah masa food gathering, manusia purba berkembang ke masa food producing. Mengutip dari buku IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah) karya Nana Supriatna dkk., pada masa ini manusia purba sudah selangkah lebih maju karena mereka mulai mempelajari cara bercocok tanam. Dengan demikian mereka tidak hanya berburu untuk bertahan hidup, tetapi juga sudah bisa bercocok tanam.

Ciri manusia purba pada masa food producing, yakni mereka mulai belajar hidup menetap dan meninggalkan kebiasaan hidup nomaden. Kehidupan sudah lebih maju, manusia purba pada masa ini dapat memproduksi makanannya sendiri dengan cara beternak dan bercocok tanam.

Akan tetapi awalnya kegiatan bercocok tanam dilakukan dengan sederhana dan masih berpindah-pindah tempat. Hal itu bergantung dengan keadaan tanah di sekitar. Jika tanah mulai tak subur, mereka akan berpindah tempat dan mencari tanah baru yang masih subur.

Contoh tanaman yang mereka tanam adalah gandum, padi, pisang, ubi, jagung, dan lain sebagainya. Seperti yang sudah disebutkan tadi, pada masa ini kehidupan sudah lebih maju. Hal itu ditandai dengan dikenalnya teknik penjinakan hewat dan sistem bertukar barang.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA